KELOMPOK 25 D
Terminologi
1. macula : suatu perubahan warna yang bias dibedakan dengan
warna kulit.
2. nummular : berukuran sebesar koin / diameter 3-5 cm.
3. pustule :vesicle yang berisi nanah, bila mengendam di bagian
bawah di sebut hipopion.
4. eskoliasi : pengangkatan dari jariangan patologis yang bertujuan
untuk diagnosis.
Rumusan masalah dan Hipotesa
1. mengapa Agnes, 17 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan utama
bercak hitam di sudut bibir kanan sejak satu minggu yang lalu?
jawaban :
Kemungkinan etiologic
A. infeksi
B. sinar matahari > melanin > hiperpigmentasi
C. drug induce (fix drug eruption) > akibat obat-obatan contohnya NSAID,
dimana nanti kana mengaktifkan sitokin T > peningkatan histmain dan
komplemen > terjadi proses inflamasi : macula eritem yang berbentuk bulat >
macula hiperpigmentasi.
Rumusan masalah dan Hipotesa
2. mengapa bercak hitam yang dialami agnes muncul di tempat yang sama dan
mengapa setiap meminum asmef keluhan tersebut muncul?
Jawaban : jika sudah konsumsi obat NSAID yang lama, maka salah satu efek dari
obat akan muncul lesi berupa macula hiperpigmentasi dan akan muncul di
tempat yang sama dan akan semakin menyebar.
Rumusan masalah dan Hipotesa
3. bagaimana hubungan jenis kelamin dan usia dengan keluhan yang di alami
agnes?
Jawaban : biasa terjadi pada usia remaja sampai dewasa awal dan jenis kelamin
perempuan (sering menggunakan asmef sebagai obat untuk penghilang nyeri.
Rumusan masalah dan Hipotesa
4. apa yang menyebabkan bitik-bitnik di kening dan kedua pipinya yang
bertambah banyak saat satu bulan yang lalu terutama pada saat menstruasi dan
kurang istirahat?
Jawaban : kemungkinan bintiik tersebut adalah komedo (tanda acne vulgaris).
Faktor yang menyebabkan timbulnya acne adalah
A. genetic
B. aktifitas yang berlebihan > meningkatkan produksi keringat
C. kurang istirahat > imun turun
D. mentrusasi > pengaruh hormone estrogen dan progesterone
E. tingkat stress
F. pola makan
Rumusan masalah dan Hipotesa
5. apa yang menyebabkan bercak hitam pada kedua pipi seorang ibu yang diliat
agnes di puskesma?
Jawaban : cahaya matahari, kontrasepsi, makanan.
Rumusan masalah dan Hipotesa
6. hubungan usia dan jenis kelamin dengan keluhan si ibu?
Jawaban: sering terjadi pada perempuan pada umur decade ke 4 dan 5.
Rumusan masalah dan Hipotesa
7. apa kemungkinan diagnosis si ibu?
Jawaban : melasma
Rumusan masalah dan Hipotesa
8. apa interpretasi pemeriksaan fisik dan status dermatologikus?
Jawaban :
A. pemfis : keadaan umum baik
B. status dermatologikus : macula hiperpigmentasi di sudut bibir kanan dengan
bentuk bulat, berbatas tegas, berukuran nummular ( FDE)
Komedo putih 28 buah, komedo hitam 12 buah, papul eritem 5 buah, dan
pustule satu buah terlokalisir pada kening dan kedua pipi dengan bentuk bulat,
berbatas tidak tegas, berukuran milier dan lenticular (acne vulgaris sedang)
Rumusan masalah dan Hipotesa
9. dimana saja eskoliasi dilakukan?
Jawaban : hanya beberapa tempat yang mempunyai komedo karna fungsinya
untuk memastikan diagnosis.
Rumusan masalah dan Hipotesa
10. apakah bercak hitam yang dialami agnes akan menjadi tumor, dan menyebar
seperti bercak hitam pada si ibu?
Jawaban : tidak. Karena etiologinya berbeda.
Rumusan masalah dan Hipotesa
11. apa tatalaksana yang dilakukan terhadap agnes?
Jawaban :
Tatalaksana FDE : hentikan pemakaian obat NSAID, bias diberikan kortikosteroid
topical dan anti histamine.
Tatalaksana acne vulgaris : asam retinoat
LO
1. kelainan pigmentasi
2. kelainan kelenjar sebasea dan ekrin
3. reaksi alergi dan alergi obat
4. tumor kulit
MELASMA
Melasma adalah :
Hipermelanosis, umumnya simetris, berupa
makula yang berwarna coklat muda sampai
coklat tua, mengenai daerah yang terpajan
sinar ultraviolet
PREDILEKSI :
Dahi Hidung
Pipi Dagu
Bibir
EPIDEMIOLOGI :
Terbanyak di Asia Tenggara
Wanita > Pria (24 : 1)
ETIOLOGI :
Sinar UV Genetik
Hormon Ras
Obat-obatan Kosmetika
PATOFISIOLOGI :
Spektrum UV merusak gugus sulfhidril di epidermis enzim tirosinase tidak dihambat
melanogenesis
GEJALA KLINIK :
Makula berwarna coklat / abu-abu / kebiruan di wajah, leher,kadang pada puting susu, alat
genital eksterna, telapak tangan
Batas tegas atau tidak tegas
3 Pola klinik : Sentrofasial,malar,mandibular
PEMERIKSAAN PENUNJANG :
Histopatologi
Mikroskop elektron
Sinar biasa
Lampu Wood
DIAGNOSIS :
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pengunaan lampu Wood
DIAGNOSIS BANDING :
Reaksi obat-obatan Reaksi fotosensitifitas
Hiperpigmentasi post Dermatitis atopik
inflamasi
Lupus Eritematosus
Kutaneus
PENATALAKSANAAN :
A. Pencegahan :
- Perlindungan terhadap sinar matahari
- Menghentikan penggunaan kontrasepsi oral,
kosmetik berwarna, dan obat-obat yang dapat
menimbulkan melasma
B.PENGOBATAN :
1.Sistemik :
-Asam askorbat
-Glutation
2.Topikal :
Formula Kligman (Krim pemutih, Retin-A,
steroid topikal potensi ringan
VITILIGO
Vitiligo adalah kelainan pigmentasi yang didapat, ditandai
dengan makula hipopigmentasi yang berbatas kulit dengan
pigmentasi normal atau batas yang hiperpigmentasi
Epidemiologi
Umumnya bermula dari masa kanak-kanak atau dewasa muda, dengan onset tertinggi antara
umur 10-30 tahun.
Kira-kira 50% kasus memiliki onset sebelum umur 20tahun
Prevalensi per negara berkisar antara 0,5-1% pada umumnya
Klasifikasi
Terdapat 6 tipe vitiligo berdasarkan luas dan distribusi dari lesi hipopigmentasinya.
◦ localized atau focal (single or a few macules in one anatomic area, often the trigeminal area, especially
in children);
◦ segmental;
◦ generalized (common, symmetric): commonly affected sites are the face, upper part of the chest, dorsal
aspects of thehands, axillae, and groin.
◦ Universal:
◦ acrofacial; distal fingers and facial orifices
◦ and mucosal.
Gejala Klinis
Makula hipopigmentasi berbatas kulit normal atau batas yang hiperpigmentasi.
Trichrome vitiligo: zona transisi antara kulit normal dengan hipopigmentasi
Rambut pada area vitiligo biasanya menjadi berwarna putih juga
Makula bervariasi dalam ukuran dan konfigurasinya, namun batasnya biasanya tegas dan
melengkung, kecuali pada vitiligo segmental dimana batasnya biasanya lebih irreguler
Lesi vitiligo hipersensitif terhadap sinar UV dan cepat terbakar bila terkena sinar matahari
↑ kejadian kelainan mata pada penderita vitiligo
Diagnosis Banding
Pityriasis alba: fine scale, is slightly papular, and is poorly defined
Tinea versicolor: favors the center back and chest and has a fine scale; terlihat hifa dan spora
pada pemeriksaan KOH.
Tatalaksana
Secara umum terdiri atas dua tindakan: menghentikan progress dan mengembalikan pigmentasi
daerah hipopigmentasi
Sistemik: trimetilpsoralen atau metoksipsoralen dengan gabungan sinar matahari
Topikal: psoralen, kortikosteroid potensi tinggi
Bedah
ACNE VULGARIS
DEFINISI
Berupa peradaga kronis folikel pilosebasea dengan penyebab multifaktor da manifestasi klinis
berupa komedo,papul,pustul,nodus serta kista.
Puncak tingkat keparahan umur 17-21thn.
Terbanyak pada remaja.
ETIOLOGI
Masih belum diketahui,diduga terlibat ;
faktor intrinsik (genetik,ras,hormonal)
faktor ekstrinsik (stress,iklim/suhu/kelembapan,kosmetik,diet dan obat2an)
PATOGENESIS
Produksi sebum yang meningkat
Eksresi sebum dibawah kontrol hormon androgen yang berperan pada perubahan sel-sel sebosit
demikian pula sel keratinosit folikular sehingga menyebabkan terjadi mikrokomedo da komedo
yang akan berkembag menjadi lesi inflamasi.
Jumlah sebum yang diproduksi sngt berhubungan denga keparahan AV
Hiperproliferasi folikel pilosebasea
Komedo terbentuk karena kesalahan deskuamase panjag folikel (abnormal)
Kolonisasi Propionibacterium acnes (PA)
PA merupakan mikroogranisme utama yang ditemuka didaerah infra
infundibulum da PA dapat mencapat permukaan kulit denga mengikuti aliran
sebum.
Proses inflamasi
PA diduga berperan penting menimbulka inflamasi pada AV dengan
menghasilka faktor kemotaktik da enzim lipase yang akan mengubah trigliserida
menjadi asam lemak bebas,serta dapat menstimulasi aktivasi jalur klasik dan
alternatif komplemen.
GEJALA KLINIS
Av mempunyai tempat predileksi diwajah dan leher (99%),punggung (60%),dada (15%),dsb.
Kadang-kadang pasien mengeluh gatal dan nyeri
Effloresensi ; komedo hitam dan putih (lesi noninflamasi),papul,pustul,nodus,kista,jaringa
parut,perubahan pigmentasi (lesi inflamasi).
DIAGNOSIS
ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK.
KLASIFIKASI MENURUT LEHMANN DKK (Ringan,sedang,berat)
DIAGNOSIS BANDING
Erupsi akneiformis
Folikulitis
Dermatitis perioral
DKI
Reaksi peradangan kulit nonimunologik yang disebabkan oleh bahan iritan yang menempel pada
kulit (tidak ada fase sensitisasi)
Dapat diderita semua orang
Etiologi
Bahan yang bersifat iritan seperti:
◦ Bahan pelarut
◦ Deterjen
◦ Minyak pelumas
◦ Asam
◦ Alkali
◦ Serbuk kayu
Faktor risiko
Usia <8 th dan usia lanjut
Ras kulit putih
Wanita
Dermatitis atopik
Patogenesis
Bahan iritan – denaturasi keratin – menyingkirkan lapisan lemak di keratin – perubahan daya ikat
air kulit
Kerusakan membran keratinosit mengaktifkan fosfolipase – melepaskan asam arakidonat (AA) ,
diasilgliserida (DAG), platelet activating factor (PAF), dan inositida (IP3)
AA -> Prostaglandin (PG) dan Leukotrien (LT) – vasodilatasi, aktivasi sel mast untuk melepas
histamin, ↑permeabilitas vaskular
DAG – sstimulasi ekspresi gen dan sintesis protein, seperti IL-1
Klasifikasi
DKI akut
DKI akut lambat
DKI kumulatif
Reaksi iritan
DKI traumatik
DKI noneritematosa
DKI subjektif
DKI Akut
Termasuk luka bakar akibat zat kimia
Kulit terasa pedih, panas, rasa terbakar
Edem eritem, bula, nekrosis
Sirkumskrip, asimetris
DKI akut lambat
Muncul 8-24 jam kemudian
Dermatitis venenata
Eritem, vesikel, bula, nekrosis
DKI kumulatif
DKI kronis
Kontak berulang dengan iritan lemah
Kulit kering, eritem, skuama, hiperkeratosis, likenifikasi, fisur,
Gatal, nyeri
Sering terkait pekerjaan
Reaksi iritan
Subklinis, pekerjaan basah (hairstylist)
Skuama, eritem, vesikel, pustul, erosi
Dapat sembuh sendiri atau berlanjut menjadi DKI kronis
DKI traumatik setelah trauma panas dan laserasi
DKI noneritematosa, subklinis ditandai perubahan f(x) sawar str. Korneum tanda kelainan klinis
DKI subjektif, tanpa kelainan yang tampak tetapi penderita merasa tersengat atau terbakar
setelah kontak dengan zat kimia tertentu
Diagnosis
Berdasarakan hasil anamnesis dan pengamatan gambaran klinis.
Pada DKI kronis sulit dibedakan dengan DKA, uji tempel
Tatalaksana
Hindari pajanan bahan iritan
Pemakaian APD
Pelembab
Kortikosteroid topikal
Obat
◦ Bahan kimia untuk pencegahan dan pengobatan
suatu penyakit atau gejala.
◦ Erupsi obat mengenai organ antara lain paru,
ginjal, hati, dan sumsum tulang reaksi kulit
Distribusi
Metabolisme
Drug toxic
Metabolit toksik
metabolite
Ekskresi
Oksidasi – Reduksi Konjugasi
Absorbsi Fase I Fase II
Sitokrom P450 GST
Preoksidasi jar. NAT
PG sintesa
Distribusi
Ekskresi
Metabolisme
Constricti
on of
smooth
muscle
6
9
Manifestations Diagnosis Klinis
Reessppiirraattoorryy
tt1rra
1 . acUpctt pppeerr““ssiinnuuss
Allergic rhinitis
. hheeaaddaacchhee””
iittcchhiinnggooff eeyyeess
tteeaarriinngg,,ssnneeeezziinngg,,
waatteerryynnaassaall
ddiisscchhaarrggee,, Conjunctivitis
it c hi n g of n o s e,
22. itc h in g o f n o s e ,
. tthhrrooaattiirrrriittaattiioonn
LLuunnggsswhheeeezziinngg,,
dyysspnea,, ddrryyccoouugghh,,
Asthma
ttiigghhttnneessssiinncchheesstt
Gastrointestinal
Glossitis,
cardiospasm
Nausea, vomitting Food allergies
Irritable bowel
Diarrhea, pruritus
ani Atopic dermatitis
Skin
Urticaria, pruritus,
Angioedema, weeping erthematosus vesico- Urticaria
papular lessions
7
0
Kausa
Patofisiol Diagnosis
ogi Klinis
Antige Mekanisme
Release of : Contact
n
Lymphokines dermatitis
Tubercul Sensitize Injury and
Migration Graft vs
in d destruction
inhibition
factor host
Poison
Chemical reacts
Lymphoc of target
Interferon reactions
Ivy
Fungi yte
with organ
Killer cells Viral
Transplant antigen
Transfer infection
ed
factor Autoallergi
orga
ns c disease
Virus
Vesicobullous
disease
Epidermal
Necrolysis
Eritema
Multiforme
Fixed drug
eruption
Berikatan
sel basal
Ekskresi IL 15
ICAM 1
Hapten
Aktif
CD3- TCR Keratinosit
complex rusak
Melawan NK
Aktivasi Aktivasi IFN γ
cell,
sitolitik Non-proliferasi
keratinosit
Gejala sistemik
◦ Demam,
◦ Mual, diare, anorexia, dan disuria.
Wolff , 2008
Histopatologi
◦ Dyskeratosis,
◦ Basal vacuolization,
◦ Superficial perivascular
lymphocytic inflammation