1
PENDAHULUAN
2
• Membahas mengenai:
• Definisi PV
• Kriteria diagnosis PV berdasarkan gambaran klinis dan pemeriksaan
penunjang
• Diagnosis banding PV dengan penyakit kulit yang mempunyai gejala
dan tanda yang serupa
• Penatalaksanaan PV
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
4
DEFINISI
Indonesia
Tidak terdapat perbedaan berdasarkan jenis kelamin
menjadi hifa
Dahulu ragi ini digolongkan sebagai genus Pityrosporum (P.
Penyakit ini dapat ditemukan pada semua usia (terutama 20-40 tahun)
ektremitas sisi proksimal. Kadang pada wajah, skalp, aksila, lipat paha,
dan genitalia
Lesi berupa makula berbatas tegas, dapat hipopigmentasi,
hiperpigmentasi dan kadang eritematosa, terdiri atas berbagai ukuran,
dan berskuama halus (pitriasiformis).
Umumnya tidak disertai gejala subyektif, hanya berupa keluhan
Lesi awal berupa makula atau patch berbatas tegas, tertutup skuama
digores dengan ujung kuku sehingga batas lesi akan tampak lebih jelas
(finger nail sign) atau dengan menggunakan kaca objek, scalpel, atau
ujung kuku (coup d’ongle of Besnier)
Pada penyakit yang telah lanjut lesi akan menjadi bercak luas,
A B
Makula hipopigmentasi batas tegas dengan skuama halus di atasnya di lengan atas kiri (A)
Bercak kehitaman (hiperpigmentasi) tersebar di dada, miliar dan lentikular, berskuama halus (B)
DIAGNOSIS DAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
12
Topikal
o Sampo ketokonazol 2% sekali/hari selama 3 hari berturut-turut
o Sampo selenium sulfida 2,5% sekali/hari selama 3 hari dan diulangi
seminggu kemudian. Terapi rumatan sekali setiap 3 bulan
o Sampo zinc pyrithione 1% sekali/hari atau 3-4 kali seminggu
o Khusus untuk daerah wajah dan genital digunakan vehikulum solutio atau
golongan azol topikal (krim mikonazol 2 kali/hari)
o Krim terbinafin 1% 2 kali/hari selama 7 hari
Sistemik
o Ketokonazol 200 mg/hari selama 10 hari
o Itrakonazol 200 mg/hari selama 7 hari atau 100 mg/hari selama 2 minggu
o Fukonazol 400 mg dosis tunggal atau 300 mg/minggu selama 2- 3 minggu
LAPORAN KASUS
16
IDENTITAS PASIEN
Nama : An.
Umur : 15 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Pekerjaan : Pelajar
Status maritas : Belum menikah
Alamat :
Tanggal Pemeriksaan : 14 Januari 2021
ANAMNESA
17
KU: Bercak putih pada bagian wajah, leher, lengan atas dan bawah, punggung,
Januari 2021 dengan keluhan bercak putih di bagian wajah, leher, lengan atas
dan bawah, punggung, dada, serta perut yang muncul ± 1 tahun yang lalu.
Awalnya bercak putih pertama kali muncul di leher bagian belakang dengan
jumlah yang sedikit, lama-kelamaan bertambah banyak dan menyebar ke
bagian wajah, lengan kiri dan kanan, dada, perut serta punggung. Bercak tidak
disertai gatal, nyeri, dan mati rasa. Bila bercak digaruk atau digores akan
muncul sisik halus berwarna putih. Pasien memiliki kebiasaan jarang mandi
dan mengganti baju setelah beraktivitas.
ANAMNESA
18
RPD: Pasien pernah berobat ke PKM dengan keluhan yang sama ± 1 tahun
yang lalu, pasien diduga menderita kusta berdasarkan gambaran klinis, tetapi
tidak dilakukan pemeriksaan apusan kerokan jaringan kulit karena
keterbatasan fasilitas di Puskesmas Sarmi. Pasien diberikan pengobatan multy
drug therapy (MDT) untuk kusta tipe multibasiler selama 1 tahun. Pasien
memulai terapi MDT kusta tipe MB pada awal bulan Januari 2020 dan
menyelesaikan terapinya pada akhir Desember 2020. Tidak ada perbaikan
gejala setelah pengobatan dengan MDT. Riwayat alergi makanan, alergi obat,
hipertensi, dan diabetes mellitus disangkal
RPK: Riwayat keluhan yang sama pada keluarga maupun kerabat disangkal
Kebiasaan: Pasien sering berolahraga sepak bola di sore hari, dan jarang
Status Generalis
Kepala dan Leher
20
a. Thorax
1) Paru Inspeksi : Pergerakan dada simetris,retraksi (-/-).
Palpasi : Ekspansi dada (+) Dextra = Sinistra.
Perkusi : Tidak dilakukan
Auskultasi : Suara napas vesikuler/vesikuler, wheezing (-
/-), rhonki (-/-).
2) Jantung Inspeksi : Tidak tampak pulsasi
Palpasi : Thrill (-).
Perkusi : Tidak dilakukan
Auskultasi : BJ I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
22
a. Thorax
1) Paru Inspeksi : Pergerakan dada simetris,retraksi (-/-).
Palpasi : Ekspansi dada (+) Dextra = Sinistra.
Perkusi : Tidak dilakukan
Auskultasi : Suara napas vesikuler/vesikuler, wheezing
(-/-), rhonki (-/-).
2) Jantung Inspeksi : Tidak tampak pulsasi
Palpasi : Thrill (-).
Perkusi : Tidak dilakukan
Auskultasi : BJ I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
b. Abdomen Inspeksi : Datar, jejas (-).
Auskultasi : Bising usus (+) normal 4-5 x/menit
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), turgor kulit kembali
cepat, pemeriksaan hepar/lien tidak
dilakukan
Perkusi : Tidak dilakukan
Ekstremitas, Genitalis, Vegetatif
23
a. Ekstremitas
Ekstremitas atas : Asimetris. Warna kulit sawo matang, sianosis (-), ikterik
(-),Akral hangat, CRT < 2 detik, Udem (-).
Ekstremitas bawah : Simetris. Warna kulit sawo matang, sianosis (-), ikterik
(-), Akral hangat, CRT < 2 detik, Udem tungkai (-)
24
Status Lokalis
25
DIAGNOSIS KERJA
Pitiriasis versikolor
DIAGNOSIS BANDING
Pitiriasis alba
Vitiligo
Morbus Hansen tipe multibasiler
27
PENATALAKSANAAN
• Non farmakologi
PENEGAKAN DIAGNOSIS PV
pada remaja dan dewasa muda, jarang pada orang tua, dan tidak
perbedaan berdasarkan jenis kelamin
Teori bahwa dominasi M. furfur sebagai salah satu jamur penyebab PV
Menurut Keddie F (1963), fenomena yang khas terjadi pada PV ini dapat
wood lamp dan pengecetan dengan hidroksida potasium (KOH) 10% untuk
membantu mengorfimasi diagnosis PV
DIAGNOSIS BANDING
32
PITIRIASIS ALBA
o Prevalensinya adalah anak dan remaja usia 3-16 tahun
o Pajanan matahari yang berlebihan dan tanpa perlindungan serta
higienitas (mandi yang sering dan mandi dengan air panas)
berhubungan dengan perkembangan PA.
o PA biasanya muncul sebagai patch berwarna merah muda dengan
batas meninggi, yang akan hilang setelah beberapa minggu menjadi
bercak pucat yang ditutupi dengan skuama putih
o Lesi ini akan berkembang menjadi makula hipopigmentasi tak
berskuama, dan keadaan ini bertahan selama bulanan atau tahunan.
o Daerah predileksinya adalah wajah, leher, punggung atas, dan
ekstremitas proksimal
o Pada pemeriksaan lampu Wood, didapatkan lesi hipopigmentasi.
DIAGNOSIS BANDING
33
yang hampir sama dengan PV, yaitu makula hipopigmentasi dan area
di wajah, leher, punggung dan ekstremitas proksimal. Namun pada
kasus in lesi tidak muncul setelah pajanan matahari atau jumlah mandi
yang berlebihan, dan dari pemeriksaan fisik, didapatkan fenomena
Coup d’ongle of Besnier yang tidak ditemukan pada PA
Dari pemeriksaan penunjang, pada pemeriksaan lampu Wood pada PV
VITILIGO
MORBUS HANSEN
Pada kasus ini pasien diberikan kombinasi obat sistemik dan topikal,
TERIMA KASIH