MORBUS HANSEN
PEMERIKSAAN BAKTERIOSKOPIK
PADA MORBUS HANSEN
Sediaan dibuat dari kerokan jaringan kulit atau usapan dan kerokan
Gejala Klinis - Bercak kulit yang mati rasa - Lesi kulit yang terasa gatal
- Penebalan/pembesaran saraf perifer yang dapat/tidak - Reaksi inflamasi pada lesi
disertai nyeri
Bentuk lesi - Dapat berupa makula hipopigmentasi, plakat - Efloresensi kulit bermacam-macam (polimorfi)
eritematosa, nodus, ulkus - Lesi khas: central healing (bagian tengah lesi
- Lesi khas: punched out lesion (lesi bentuk donat) tampak sehat, tepi lesi aktif)
MH tipe PB MH tipe MB
Lesi kulit (macula datar, - 1-5 lesi - >5 lesi
ppapul yang meninggi,
- Hipopigmentasi/eritema - Distribusi lebih simetris
plakat eritmatosus, nodus)
- Distribusi asimetris - Hilang sensasi kurang jelas
- Hilang sensasi jelas
Kerusakan saraf perifer - Hanya satu cabang saraf - Banyak cabang saraf
(menyebabkan hilangnya
sensasi/kelemahan otot
yang dipersarafi oleh saraf
yang terkena)
Hanya beberapa saraf superfisial yang dapat dan perlu diperiksa, yaitu:
Rifampisin 300 mg/bulan 450 mg/bulan 600 mg/bulan Diminum di depan petugas
Rifampisin 300 mg/bulan 450 mg/bulan 600 mg/bulan Diminum di depan petugas
Clofazimine 100 mg/bulan 150 mg/bulan 300 mg/bulan Diminum di depan petugas
Reaksi reversal hanya dapat terjadi pada pasien yang berada dalam
spektrum borderline (BL, BB, BT)
Gejala klinis: aktifnya sebagian atau seluruh lesi yang sudah ada,
disertai munculnya lesi baru dalam waktu yang singkat
Reaksi tipe 2 (reaksi ENL)