Latar Belakang
kualitas SDM satunya adalah indeks kualitas hidup, dengan factor penunjang
utama adalah pendidikan, kesehatan dan ekonomi, yang erat kaitannya dengan
status gizi balita, wanita hamil dan ibu menyusui.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan
Umum
Untuk mengetahui gambaran status gizi di posyandu - posyandu yang berada
wilayah kerja Puskesmas TCR Periode Oktober Tahun 2019
Khusus
• jumlah balita dengan status gizi normal (BB/TB atau BB/PB).
• jumlah balita dengan status gizi kurus (BB/TB atau BB/PB).
• jumlah balita dengan status gizi sangat kurus (BB/TB atau BB/PB).
• jumlah balita dengan status gizi gemuk (BB/TB atau BB/PB).
• jumlah balita dengan status gizi obesitas (BB/TB atau BB/PB).
BAB I PENDAHULUAN
Manfaat Penelitian
Posyandu
Tujuan
• Menunjang percepatan penurunan AKI, AKB & AKABA di Indonesia
• Meningkatnya peran masyarakat dalam penyelenggaraan upaya kesehatan
dasar, peran lintas sector dalam penyelenggaraan posyandu, serta cakupan
dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar terutama yang berkaitan dengan
penurunan AKI, AKB, dan AKABA.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Posyandu
Indeks Antropometri
Parameter ukuran yang digunakan, antara lain: Umur, Berat Badan, Tinggi Badan,
Lingkar Lengan Atas, Lingkar Kepala, Lingkar Dada, Lingkar Pinggul, Dan Tebal
Lemak Dibawah Kulit.
Kelebihan
• Lebih mudah dan lebih cepat dimengerti oleh masyarakat umum.
• Baik untuk mengukur status gizi akut atau kronis.
• Berat badan dapat berfluktuasi.
• Sangat sensitive terhadap perubahan-perubahan kecil.
• Dapat mendeteksi kegemukan (over weight).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Indeks Antropometri
Kelemahan
• Dapat mengakibatkan interpretasi status gizi yang keliru bila terdapat edema
maupun asites.
• Didaerah pedesaan yang masih terpencil dan tradisional, umur sering sulit
ditaksir secara tepat karena pencatatan umur yang belum baik.
• Memerlukan data umur yang akurat, terutama untuk anak dibawah usia lima
tahun.
• Sering terjadi kesalahan dalam pengukuran, seperti pengaruh pakaian atau
gerakan anak saat penimbangan.
• Secara oprasional sering mengalami hambatan karena masalah sosial budaya
setempat. Dalam hal ini orang tua tidak mau menimbang anaknya, karena
dianggap seperti barang dagangan, dan sebagainya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Indeks Antropometri
Kelebihan
• Baik untuk menilai status gizi masa lampau
• Ukuran panjang dapat dibuat sendiri, murah dan mudah dibawah
Kelemahan
• Tinggi badan tidak cepat naik, bahkan tidak mungkin turun.
• Pengukuran relative sulit dilakukan karena anak harus berdiri tegak, sehingga
diperlukan dua orang untuk melakukannya.
• Ketepatan umur sulit didapatkan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Indeks Antropometri
Kelebihan
• Tidak memerlukan data umur
• Dapat membedakan proporsi badan (gemuk, normal dan kurus)
Kelemahan
• Tidak dapat memberikan gambaran, apakah anak tersebut pendek, cukup
tinggi badan atau kelebihan tinggi badan menurut umurnya, karena faktor
umur tidak dipertimbangkan.
• Dalam praktek sering mengalami kesulitan dalam melakukan pengukuran
panjang/tinggi badan pada kelompok balita.
• Membutuhkan dua macam alat ukur
• Pengukuran relative lebih lama.
• Membutuhkan dua orang untuk melakukannya.
• Sering terjadi kesalahan dalam pembacaan hasil pengukuran, terutama bila
dilakukan oleh kelompok non-profesional.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Status Gizi
Zat gizi (nutrients) ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan
fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta
mengatur proses-proses kehidupan.
Status Gizi keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan
zat-zat gizi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Status Gizi
Status Gizi
Status Gizi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Status Gizi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Status Gizi
Status Gizi
Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja puskesmas TCR Distrik Jayapura Selatan.
Penelitian dilakukan tanggal 2-8 Oktober 2019
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Variabel Penelitian
Definisi Operasional
Pengukuran berat Badan menggunakan timbangan injak bagi yang berumur >2
tahun dan timbangan tidur bagi yang berumur <2 tahun. Untuk Tinggi Badan
menggunakan microtoise untuk yang berumur >2 tahun serta pengukuran
Panjang Badan untuk bayi usia < 2 Tahun. Data diplotting pada kurva WHO
menurut BB/TB atau BB/PB. Interpretasi data, sebagai berikut:
2 SD untuk anak usia < 2 tahun dan IMT dengan kriteria -2 SD sampai
Definisi Operasional
BB/TB atau PB IMT WHO 2006 dengan kriteria <-3 SD untuk anak
usia <2 tahun dan IMT dengan kriteria <-3 SD untuk anak usia 2-18
tahun.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Definisi Operasional
atau PB IMT WHO 2006 dengan kriteria >3 SD untuk anak usia <2
tahun dan IMT dengan kriteria >3SD untuk anak usia 2-18 tahun.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Data yang terkumpul diolah dan dianalisa secara deskriptif, dan data untuk
variabel disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Analisa data dalam
penelitian ini menggunakan aplikasi Microsoft Excel 2019, IBM SPSS Statistic 25
dan WHO Antro.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
jumlah balita dengan gizi normal sebanyak 618 balita dengan presentasi
sebanyak 91,01%.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
bulan Oktober memiliki angka terkecil bila dibandingkan dengan bulan januari
hingga September
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
status gizi kategori kurus lebih banyak berada pada kelompok usia 24-60 bulan
(2-5 tahun) yaitu sebanyak 38 anak bila dibandingkan dengan kelompok umur
0-23 bulan (<2 tahun) yang berjumlah 13 anak.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bulan Oktober menjadi bulan dengan persentase status gizi kategori kurus
terbanyak yaitu 7,5% di sepanjang bulan Januari hingga bulan Oktober Tahun
2019
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Waniambey 62 0 0 0
Kirana 41 0 0 0
Cempaka 110 0 0 0
Kasuari 48 0 1 1
Dahlia 2 107 0 0 0
Jonsuba 58 0 0 0
Permai 30 0 1 1
Mandiri 61 0 0 0
Dahlia 1 37 0 0 0
Mawar 94 0 0 0
Bougenville 31 0 0 0
TOTAL 679 0 2 2
Bulan Oktober menjadi bulan dengan persentase status gizi kategori kurus
terbanyak yaitu 7,5% di sepanjang bulan Januari hingga bulan Oktober Tahun
2019
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Waniambey 62 0 0 0
Kirana 41 0 0 0
Cempaka 110 0 0 0
Kasuari 48 0 1 1
Dahlia 2 107 0 0 0
Jonsuba 58 0 0 0
TOTAL 679 0 2 2
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengukuran bulan Oktober diperoleh balita dengan status gizi kategori obesita
didapati sebanyak 3 anak.
BAB V KESIMPULAN
Kesimpulan
1. Dari 679 balita yang melakukan pengukuran di bulan Oktober didapatkan hasil
anak dengan gizi kategori normal menurut indeks pengukuran BB/PB untuk
umur 0-23 bulan (0-2 tahun) didapatkan sebanyak 418 balita dan dengan
pengukuran BB/TB untuk anak umur 24 – 60 bulan (2-5 tahun) didapatkan
sebanyak 200 balita. secara keseluruhan berjumlah 618 balita dengan
presentasi sebanyak 91,01%.
2. Balita dengan status gizi kategori kurus sebanyak 51 anak. dimana pada
kelompok usia 24-60 bulan (2-5 tahun) yaitu sebanyak 38 anak dan kelompok
umur 0-23 bulan (<2 tahun) yang berjumlah 13 anak.
BAB V KESIMPULAN
Kesimpulan
3. Dari hasil pengukuran diperoleh balita dengan status gizi kategori sangat kurus
didapati sebanyak 2 anak, keduanya merupakan anak yang tergolong dalam
kategori usia 24-60 bulan yang berada di posyandu kasuari dan permai
4. Dari hasil pengukuran status gizi kategori gemuk didapati sebanyak 5 anak,
dimana pada kelompok umur 0-23 bulan didapati 1 anak dan pada kelompok
umur 24-60 bulan didapati sebanyak 4 anak.
5. Hasil pengukuran diperoleh balita dengan status gizi kategori obesita didapati
sebanyak 3 anak. ke tiga anak tersebut berada di posyandu cempaka dan
posyandu dahlia1.
BAB V KESIMPULAN
Saran
Saran