Anda di halaman 1dari 41

Gambaran Status Gizi Di Posyandu Yang Berada Wilayah Kerja

Puskesmas TCR Periode Januari – September Tahun 2019


BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tidak tersedianya lapangan kerja


untuk menampung penduduk usia kerja
yang besar + Rendahnya kualitas
sumber daya manusia (SDM)

SDM  salah satu indicator kemajuan


suatu daerah, TANPA SDM yang baik
dapat dipastikan daerah tersebut akan
mengalami ketertinggalan diberbagai
aspek kehidupan, meski terdapat
sumber daya alam yang berlimpah

kualitas SDM  satunya adalah indeks kualitas hidup, dengan factor penunjang
utama adalah pendidikan, kesehatan dan ekonomi, yang erat kaitannya dengan
status gizi balita, wanita hamil dan ibu menyusui.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang

Status gizi kurus dan sangat kurus


Riskesdas 2013 : 12.1 %
Riskesdas 2018 : 10,2 %  Prov. Papua : 10,4%
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang

Status gizi Gemuk Provinsi Papua


Riskesdas 2013 : 11.8% Riskesdas 2013 : 15%
Riskesdas 2018 : 8 % Riskesdas 2018 : 13,2 %
BAB I PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran status gizi di posyandu-posyandu yang berada wilayah


kerja Puskesmas TCR Periode Oktober Tahun 2019?”

Tujuan

Umum
Untuk mengetahui gambaran status gizi di posyandu - posyandu yang berada
wilayah kerja Puskesmas TCR Periode Oktober Tahun 2019

Khusus
• jumlah balita dengan status gizi normal (BB/TB atau BB/PB).
• jumlah balita dengan status gizi kurus (BB/TB atau BB/PB).
• jumlah balita dengan status gizi sangat kurus (BB/TB atau BB/PB).
• jumlah balita dengan status gizi gemuk (BB/TB atau BB/PB).
• jumlah balita dengan status gizi obesitas (BB/TB atau BB/PB).
BAB I PENDAHULUAN

Manfaat Penelitian

Dinas Kesehatan  Sebagai masukan atau bahan pertimbangan kepada


pengelola progam penanganan balita dengan status gizi sangat kurus, kurus,
gemuk dan obesitas.
Puskesmas TCR  Menjadi bahan acuan bagi Puskesmas TCR dalam
memberikan pelayanan terutama dalam penanganan balita dengan status gizi
sangat kurus.

Bagi Institusi Pendidikan  Untuk menambah literatur atau bahan bacaan di


perpustakaan Fakultas Kedokteran Universitas Cenderawasih.

Bagi Masyarakat  Memberikan informasi bagi masyarakat mengenai status gizi


balita, sehingga masyarakat menjadi lebih tahu tentang status gizi balita dan
dapat melakukan tindakan-tindakan pencegahan kejadian balita dengan status
gizi sangat kurus.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Posyandu

Posyandu  salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat


(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan
angka kematian ibu dan bayi (Kementrian Kesehatan RI, 2011).

Tujuan
• Menunjang percepatan penurunan AKI, AKB & AKABA di Indonesia
• Meningkatnya peran masyarakat dalam penyelenggaraan upaya kesehatan
dasar, peran lintas sector dalam penyelenggaraan posyandu, serta cakupan
dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar terutama yang berkaitan dengan
penurunan AKI, AKB, dan AKABA.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Posyandu

Kegiatan  panca krida posyandu


1. Kesehatan Ibu Dan Anak
2. Keluarga berencana
3. Imunisasi
4. Gizi
5. Perencanaan dan penanggulangan diare

Kunjungan  aktif angka kunjungan ≥ 8 kali per tahun


Faktor yang mempengaruhi angka kunjungan:
• Umur Ibu
• Pendidikan
• Pengetahuan
• Pekerjaan
• Akses terhadap pelayanan kesehatan
• Dukungan kader posyandu
• Dukungan tokoh masyarakat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penilaian status gizi dengan antropometri

Antropometri  Antropometri berasal dari kata Antropos artinya tubuh dan


metros artinya ukuran. antropometri gizi didefinisikan sebagai suatu hubungan
dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari
berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Berbagai ukuran tubuh antara lain: berat
badan, tinggi badan, lingkar lengan atas dan tebal lemak dibawah kulit.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Indeks Antropometri

Parameter ukuran yang digunakan, antara lain: Umur, Berat Badan, Tinggi Badan,
Lingkar Lengan Atas, Lingkar Kepala, Lingkar Dada, Lingkar Pinggul, Dan Tebal
Lemak Dibawah Kulit.

Berat Badan per Umur (BB/U)

Kelebihan
• Lebih mudah dan lebih cepat dimengerti oleh masyarakat umum.
• Baik untuk mengukur status gizi akut atau kronis.
• Berat badan dapat berfluktuasi.
• Sangat sensitive terhadap perubahan-perubahan kecil.
• Dapat mendeteksi kegemukan (over weight).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Indeks Antropometri

Berat Badan per Umur (BB/U)

Kelemahan
• Dapat mengakibatkan interpretasi status gizi yang keliru bila terdapat edema
maupun asites.
• Didaerah pedesaan yang masih terpencil dan tradisional, umur sering sulit
ditaksir secara tepat karena pencatatan umur yang belum baik.
• Memerlukan data umur yang akurat, terutama untuk anak dibawah usia lima
tahun.
• Sering terjadi kesalahan dalam pengukuran, seperti pengaruh pakaian atau
gerakan anak saat penimbangan.
• Secara oprasional sering mengalami hambatan karena masalah sosial budaya
setempat. Dalam hal ini orang tua tidak mau menimbang anaknya, karena
dianggap seperti barang dagangan, dan sebagainya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Indeks Antropometri

Tinggi Badan per Umur (TB/U)

Kelebihan
• Baik untuk menilai status gizi masa lampau
• Ukuran panjang dapat dibuat sendiri, murah dan mudah dibawah

Kelemahan
• Tinggi badan tidak cepat naik, bahkan tidak mungkin turun.
• Pengukuran relative sulit dilakukan karena anak harus berdiri tegak, sehingga
diperlukan dua orang untuk melakukannya.
• Ketepatan umur sulit didapatkan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Indeks Antropometri

Berat Badan per Tinggi Badan (BB/TB)

Kelebihan
• Tidak memerlukan data umur
• Dapat membedakan proporsi badan (gemuk, normal dan kurus)

Kelemahan
• Tidak dapat memberikan gambaran, apakah anak tersebut pendek, cukup
tinggi badan atau kelebihan tinggi badan menurut umurnya, karena faktor
umur tidak dipertimbangkan.
• Dalam praktek sering mengalami kesulitan dalam melakukan pengukuran
panjang/tinggi badan pada kelompok balita.
• Membutuhkan dua macam alat ukur
• Pengukuran relative lebih lama.
• Membutuhkan dua orang untuk melakukannya.
• Sering terjadi kesalahan dalam pembacaan hasil pengukuran, terutama bila
dilakukan oleh kelompok non-profesional.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Status Gizi

Zat gizi (nutrients)  ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan
fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta
mengatur proses-proses kehidupan.

Gizi (nutrition)  suatu proses organisme menggunakan makanan yang


dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,
penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan, untuk
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ,
serta menghasilkan energi.

Status Gizi  keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan
zat-zat gizi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Status Gizi

Gambar. Pohon masalah gizi menurut UNICEF (Ningsi, 2014)


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Status Gizi

Table 2. Penentuan Status Gizi Secara Klinis dan Antropometri (BB/TB).


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

kurva Status Gizi WHO


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Status Gizi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Status Gizi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Status Gizi

Penatalaksanaan yang dilakukan berupa 10


langkah penting yaitu:
1. Atasi/cegah hipoglikemia
2. Atasi/cegah hipotermia
3. Atasi/cegah dehidrasi
4. Koreksi gangguan keseimbangan elektrolit
5. Obati/cegah infeksi
6. Mulai pemberian makanan
7. Fasilitasi tumbuh-kejar (catch up growth)
8. Koreksi defisiensi nutrien mikro
9. Lakukan stimulasi sensorik dan dukungan
emosi/mental
10. Siapkan dan rencanakan tindak lanjut
setelah sembuh
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Status Gizi

Dalam proses pelayanan Gizi buruk terdapat 3 fase yaitu:


1. Fase stabilisasi,
2. Fase transisi, dan
3. Fase rehabilitasi.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan merupakan jenis penelitian deskriptif


retrospektif di bidang gizi masyarakat yang ingin mencari gambaran status gizi di
posyandu-posyandu yang berada di wilayah kerja Puskesmas TCR.

Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja puskesmas TCR Distrik Jayapura Selatan.
Penelitian dilakukan tanggal 2-8 Oktober 2019
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian yaitu :


• Balita dengan status gizi normal.
• Balita dengan status gizi kurus.
• Balita dengan status gizi sangat kurus.
• Balita dengan status gizi gemuk.
• Balita dengan status gizi obesitas.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Definisi Operasional

Pengukuran berat Badan menggunakan timbangan injak bagi yang berumur >2
tahun dan timbangan tidur bagi yang berumur <2 tahun. Untuk Tinggi Badan
menggunakan microtoise untuk yang berumur >2 tahun serta pengukuran
Panjang Badan untuk bayi usia < 2 Tahun. Data diplotting pada kurva WHO
menurut BB/TB atau BB/PB. Interpretasi data, sebagai berikut:

a. status gizi Normal

status gizi normal merupakan suatu kondisi dimana balita

memiliki BB yang proporsional terhadap TB atau BB yang dimilikinya.

Indeks BB/PB atau PB IMT WHO 2006 dengan Kriteria -2 SD hingga

2 SD untuk anak usia < 2 tahun dan IMT dengan kriteria -2 SD sampai

2 SD untuk anak usia 2 - 18 tahun


BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Definisi Operasional

a. Status gizi sangat kurus

Status gizi sangat kurus merupakan suatu kondisi dimana balita

memiliki BB sangat rendah terhadap TB/PB yang dimilikinya. Indeks

BB/TB atau PB IMT WHO 2006 dengan kriteria <-3 SD untuk anak

usia <2 tahun dan IMT dengan kriteria <-3 SD untuk anak usia 2-18

tahun.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Definisi Operasional

a. Status gizi obesitas

Status gizi obesitas merupakan suatu kondisi dimana balita

memiliki BB sangat lebih terhadap TB yang dimilikinya. Indeks BB/TB

atau PB IMT WHO 2006 dengan kriteria >3 SD untuk anak usia <2

tahun dan IMT dengan kriteria >3SD untuk anak usia 2-18 tahun.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Populasi dan Sampel

Populasi  Berjumlah 679 anak.

Sampel  seluruh populasi yang berjumlah 679 anak

Kriteria inklusi & ekslusi


Inklusi  semua balita yang terdaftar dalam buku register posyandu-posyandu yang
berada di lingkup kerja Puskesmas TCR.
Ekslusi  balita yang terdaftar di buku register posyandu-posyandu Puskesmas TCR
yang tidak memiliki kelengkapan data antropometrinya (BB dan TB) pada bulan
Oktober.

Teknik Sampling  Total sampling


BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini data diperoleh dengan mengumpulkan semua informasi


tentang berat badan dan tinggi badan di posyandu-posyandu yang
diselenggarakan Puskesmas TCR dengan melihat arsip posyandu Puskesmas TCR
bulan Oktober 2019.

Teknik Pengolahan Data

Data yang terkumpul diolah dan dianalisa secara deskriptif, dan data untuk
variabel disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Analisa data dalam
penelitian ini menggunakan aplikasi Microsoft Excel 2019, IBM SPSS Statistic 25
dan WHO Antro.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Status Gizi Normal

Balita Yang Status Gizi Normal (-2 SD Sampai


Nama Posyandu Ditimbang Dengan 2 SD) Total
0-23 24-60
Waniambey 62 46 13 59
Kirana 41 40 15 55
Cempaka 110 45 18 36
Kasuari 48 32 20 52
Dahlia 2 107 47 18 65
Jonsuba 58 35 21 56
Permai 30 38 22 60
Mandiri 61 30 16 46
Dahlia 1 37 29 19 48
Mawar 94 35 20 55
Bougenville 31 41 18 58

TOTAL 679 418 200 618 (91,01%)

jumlah balita dengan gizi normal sebanyak 618 balita dengan presentasi
sebanyak 91,01%.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Status Gizi Normal

Bayi Yang Persentase


Bulan Normal
Ditimbang (%)

Januari 564 541 95,92%


Februari 1118 1097 98,12%
Maret 800 778 97,25%
April 783 743 94,89%
Mei 800 765 95,63%
Juni 631 592 93,82%
Juli 732 692 94,53%
Agustus 870 806 92,64%
September 810 765 94,44%

bulan Oktober memiliki angka terkecil bila dibandingkan dengan bulan januari
hingga September
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Status Gizi Kurus

Status Gizi Kurus (-3 SD Sampai Dengan <-2


Balita Yang Ditimbang
Nama Posyandu SD) Total
0-23 24-60
Waniambey 62 1 3 4
Kirana 41 1 2 3
Cempaka 110 2 5 7
Kasuari 48 1 2 3
Dahlia 2 107 0 7 7
Jonsuba 58 1 5 6
Permai 30 2 2 4
Mandiri 61 1 4 5
Dahlia 1 37 1 3 4
Mawar 94 0 4 4
Bougenville 31 3 1 4
TOTAL 679 13 38 51 (7,51%)

status gizi kategori kurus lebih banyak berada pada kelompok usia 24-60 bulan
(2-5 tahun) yaitu sebanyak 38 anak bila dibandingkan dengan kelompok umur
0-23 bulan (<2 tahun) yang berjumlah 13 anak.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Status Gizi Kurus

Bulan Oktober menjadi bulan dengan persentase status gizi kategori kurus
terbanyak yaitu 7,5% di sepanjang bulan Januari hingga bulan Oktober Tahun
2019
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Status Gizi Sangat Kurus


Balita yang Status gizi sangat kurus ( <3 SD)
Nama posyandu ditimbang 0-23 24-60 Total

Waniambey 62 0 0 0
Kirana 41 0 0 0
Cempaka 110 0 0 0
Kasuari 48 0 1 1
Dahlia 2 107 0 0 0
Jonsuba 58 0 0 0
Permai 30 0 1 1
Mandiri 61 0 0 0
Dahlia 1 37 0 0 0
Mawar 94 0 0 0
Bougenville 31 0 0 0
TOTAL 679 0 2 2
Bulan Oktober menjadi bulan dengan persentase status gizi kategori kurus
terbanyak yaitu 7,5% di sepanjang bulan Januari hingga bulan Oktober Tahun
2019
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Status Gizi Sangat Kurus

Status gizi sangat kurus ( <3


Balita yang
Nama SD)
ditimbang Total
posyandu 0-23 24-60

Waniambey 62 0 0 0

Kirana 41 0 0 0

Cempaka 110 0 0 0

Kasuari 48 0 1 1

Dahlia 2 107 0 0 0

Jonsuba 58 0 0 0

Permai 30 0 1 1 Terdapat penuruan yang cukup


Mandiri 61 0 0 0 signifikan bila dibandingkan dengan
Dahlia 1 37 0 0 0 jumlah yang ditemukan pada bulan
Mawar 94 0 0 0
september
Bougenville 31 0 0 0

TOTAL 679 0 2 2
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Status Gizi Sangat Kurus

Table 2. Penentuan Status Gizi Secara Klinis dan Antropometri (BB/TB).

Pemantauan berkesinambungan wajib dilakukan oleh pihak


puskesmas hingga anak tersebut kembali keadaan gizinya menjadi
normal.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Status Gizi Gemuk


Status Gizi Gemuk (
Balita Yang
Nama >2 SD Sampai
Ditimbang Total
Posyandu Dengan 3 SD)
0-23 24-60
Waniambey 62 0 0 0
Kirana 41 0 0 0
Cempaka 110 0 2 2
Kasuari 48 0 1 1
Dahlia 2 107 0 0 0
Jonsuba 58 0 0 0
Permai 30 1 0 1
Mandiri 61 0 0 0
Dahlia 1 37 0 0 0
Mawar 94 0 1 1
Bougenville 31 0 0 0
TOTAL 679 1 4 5 (0,73%)

Dari pengukuran di 11 posyandu pada bulan Oktober diperoleh


balita dengan status gizi kategori gemuk didapati sebanyak 5
anak
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Status Gizi Obesitas

Balita Status gizi obesitas ( >3


Nama SD)
yang Total
posyandu 0-23 24-60
ditimbang
Waniambe 62 0 0 0
y
Kirana 41 0 0 0
Cempaka 110 1 1 2
Kasuari 48 0 0 0
Dahlia 2 107 0 0 0
Jonsuba 58 0 0 0
Permai 30 0 0 0
Mandiri 61 0 0 0
Dahlia 1 37 0 1 1
Mawar 94 0 0 0
Bougenvill 31 0 0 0
e
TOTAL 679 1 2 3 (0,44%)

Pengukuran bulan Oktober diperoleh balita dengan status gizi kategori obesita
didapati sebanyak 3 anak.
BAB V KESIMPULAN

Kesimpulan

1. Dari 679 balita yang melakukan pengukuran di bulan Oktober didapatkan hasil
anak dengan gizi kategori normal menurut indeks pengukuran BB/PB untuk
umur 0-23 bulan (0-2 tahun) didapatkan sebanyak 418 balita dan dengan
pengukuran BB/TB untuk anak umur 24 – 60 bulan (2-5 tahun) didapatkan
sebanyak 200 balita. secara keseluruhan berjumlah 618 balita dengan
presentasi sebanyak 91,01%.

2. Balita dengan status gizi kategori kurus sebanyak 51 anak. dimana pada
kelompok usia 24-60 bulan (2-5 tahun) yaitu sebanyak 38 anak dan kelompok
umur 0-23 bulan (<2 tahun) yang berjumlah 13 anak.
BAB V KESIMPULAN

Kesimpulan

3. Dari hasil pengukuran diperoleh balita dengan status gizi kategori sangat kurus
didapati sebanyak 2 anak, keduanya merupakan anak yang tergolong dalam
kategori usia 24-60 bulan yang berada di posyandu kasuari dan permai

4. Dari hasil pengukuran status gizi kategori gemuk didapati sebanyak 5 anak,
dimana pada kelompok umur 0-23 bulan didapati 1 anak dan pada kelompok
umur 24-60 bulan didapati sebanyak 4 anak.
5. Hasil pengukuran diperoleh balita dengan status gizi kategori obesita didapati
sebanyak 3 anak. ke tiga anak tersebut berada di posyandu cempaka dan
posyandu dahlia1.
BAB V KESIMPULAN

Saran

Dinas Kesehatan  Diharapkan pihak dari dinas kesehatan dapat memonitoring


secara langsung ke lapangan guna mengecek apakah laporan yang diberikan oleh
puskesmas telah sesuai dengan gambaran yang sesungguhnya yang terjadi
dilapangan.

Peuskesmas TCR Petugas posyandu diharapkan lebih aktif lagi dalam


mensosialisasikan manfaat kegiatan posyandu mengingat jumlah angka
kunjungan yang masih rendah. Selain itu juga pemantauan anak yang memiliki gizi
kurus dan sangat kurus harus dilakukan dengan serius. Bila perlu petugas
posyandu mendatangi rumah anak tersebut jika tidak hadir dalam kegiatan
posyandu
BAB V KESIMPULAN

Saran

Bagi Masyarakat Masyarakat diharapkan semaksimal mungkin memanfaatkan


fasilitas yang tersedia di Puskesmas untuk pemeriksaan Gizi balita dan juga
cakupan pelayanan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai