Anda di halaman 1dari 14

EFFECTIVENESS OF A NIGHT POSITIONING PROGRAMME

ON ANKLE RANGE OF MOTION IN PATIENTS AFTER


HEMIPARESIS : A PROSPECTIVE RANDOMIZED
CONTROLLED PILOT STUDY

Oleh:
Banki Sirampun

Pembimbing:
dr. Rini Lestari . A Sp.KFR
dr. Octaviany Hidemi M. Sp.KFR
INTRODUCTION
• Strok dan cidera otak menjadi penyebab penurunan mobilisasi, seorang yang kurang
bergerak dan lebih banyak dari waktunya dihabiskan dalam posisi istirahan akan cenderung
mengakibatkan terjadinya pemendekan otot → berdampak pada pemuluhan fungsi

• Study terdahulu melaporkan adanya penurunan yang signifikan dalam rentang gerak
dorsofleksi (DF) angkel setelah CVA dan prevalensi yang tinggi dari ketegangan otot di
daerah pergelangan kaki setelah cedera otak. Kehilangan gerakan dorsofleksi pada engkel
→ pemulihan kembali, mobilisasi, deformitas, kekakuan, nyeri dan beresiko menyebabkan
luka akibat tekanan. Terapi fisik dapat mengatasi defisit ini → peregangan (stretching),
program berdiri, serial casting , splinting dan modalitas

• Para peneliti melaporkan → durasi peregangan (stretch) yang diperlukan agar lebih efektif,
yaitu lebih besar daripada durasi yang biasanya diterapkan dalam sesi terapi (khusus 6 jam
untuk otot soleus). Penelitian lainnya telah membandingkan pengaturan peregangan
dengan posisi pergelangan kaki normal pada malam hari → tidak memberikan hasil yang
signifikan. Tinjauan sistematis menyimpulkan bahwa peregangan memiliki efek minimal
pada mobilitas sendi.
INTRODUCTION
Program berdiri digunakan untuk meningkatkan durasi penumpuan berat badan ketika
menangani tightness dan daya tahan kardiovaskular. Para peneliti tidak menemukan perbedaan
yang signifikan antara kelompok program berdiri dan kelompok night splint (bidai)

Serial casting adalah intervensi untuk mengurangi kontraktur di mana gips berurutan
diterapkan untuk memberikan beban rendah, peregangan berkepanjangan bertujuan untuk
meningkatkan ROM. Penelitian telah melaporkan peningkatan gerakan dorso fleksi dari engkel
dengan casting serial dan casting dengan peregangan pada seseorang setelah mengalami
trauma BI.

pembebatan dapat digunakan terus menerus atau bersifat prefabrikasi, statis atau dinamis,
dengan berbagai jadwal pemakaian. Para peneliti telah menguji orthosis pada engkel yang
dapat disesuaikan untuk durasi tertentu, dengan atau tanpa blok saraf dan melaporkan adanya
peningkatan ROM pada gerakan dorsofleksi ankle.
INTRODUCTION
Program pemosisian pada malam dengan menggunakan gips, pemosisian tempat tidur, atau
pengurangan tekanan pada ankle dengan ortosis (PRAFO) dapat memberikan peregangan lebih
lama dibandingkan degan terapi manual. Gips menyediakan rangka kaku, sebaliknya orthosis
(PRAFO) bersifat generik dan berfungsi menyelaraskan ekstremitas bawah sambil mengimbangi
tumit.

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menilai potensi positioning malam untuk
meningkatkan ROM pergelangan kaki pada pasien dengan hemiparesis.

Dihipotesiskan bahwa kelompok gips bivalve akan memiliki manfaat terbesar karena kerangka yang
kaku dan PRAFO akan memiliki keuntungan yang lebih besar daripada kelompok kontrol dengan
mencegah plantarflexion berlebihan pada jam malam
MATERIAL AND METODE
Jenis penelitian bersifat prospektif → desain penelitian rondomized control

Waktu penelitian → januari 2012 – juli 2013

sampel → 46 pasien (pasien rehabilitasi yang di awat inap dirumah sakit dengan lama perawatan 9-
55 hari)
Kriteria sampel → memenuhi 1 dari 3 kriteria sebagai berikut : gibs bevalve, PRAFO, dan terkontrol,
selain itu semua sampel menerima terapi fisik 60-90 menit/hari selama 5-7 hari / minggu

Kriteria inklusi → pasient yang terdiagnosis CVA atau BI dengan kelemahan satu atau kedua sisi
tubuh
Kriteria exklusi → sebelumnya stroke atau cedera ankle akibat pergerakan dari sendi ankle dan
agitasi
MATERIAL AND METODE
MATERIAL AND METODE
Intervensi
Grup bivalve, gips fiberglass buatan dibuat memanjang dari distal caput fibular ke sendi
interphalangeal distal. Subjek duduk dengan pergelangan kaki dipegang atau dikondisikan pada
posisi sendi subtalar netral dan submaksimal DF.

Grup PRAFO dilengkapi dengan Healwell Soft Ease Multi Ankle Foot Orthosis yang semifleksibel
pada posisi pergelangan kaki netral.

Hasil yang dinilai


Primary outcome ( hasil utama) → pergelangan kaki DF pasif dengan perubahan ROM 5 °
secara klinis.
Secondary outcome → penilaian dengan functional independence measure (FIM) dan
modified ashworth scale (MAS)
MATERIAL AND METODE
MATERIAL AND METODE

Analisis data
Data dilaporkan dalam hitungan, frekuensi, rata-rata, dan standar deviasi (SD). Data kemudian
dianalisis menggunakan SAS 9.1
Data kategorikal → dianalisis menggunakan uji a χ2 test of independence atau Fisher’s exact
test.
Data numerik → dianalisis dengan Kruskal-Wallis
nilai p kurang dari 0,05 dianggap signifikan dan semua tes yang berlaku 2-tailed

Nilai p ≤ 0,05 dianggap signifikan dan dianggap memiliki hubungan


HASIL

Dari 46 sampel terdiri dari kelompok kontrol 19 pasien (41,3%), 14 pasien (30,4%) untuk
kelompok PRAFO, dan 13 pasien (28,3%) untuk kelompok bivalve
HASIL
HASIL
HASIL

Hasil studi ini tidak dapat menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam ROM pergelangan
kaki antara 3 kelompok pada ukuran sampel saat ini. Meskipun intervensi siang hari tidak
dilakukan atau dipergunakan, peningkatan DF ROM pada kelompok kontrol dan PRAFO mungkin
sebagian karena 3 jam terapi fisik dan okupasi gabungan yang diberikan dengan durasi variabel
yang bervariasi dari waktu yang dipergunakan untuk melatih pergelangan kaki dalam menahan
beban.

Tidak ada perbedaan signifikan yang ditemukan antara kelompok untuk semua hasil ukuran
pada ukuran sampel percontohan (p> 0,05). Kelompok kontrol dan penghilang tekanan
pergelangan kaki dengan orthosis (PRAFO) menunjukkan perbaikan pada dorsofleksi
pergelangan kaki, dan kelompok cast bivalve menunjukkan kecenderungan penurunan
kelenturan. Rentang minimal ukuran sampel dengan analisis daya retrospektif menentukan
bahwa jumlah sampel 234 diperlukan untuk keakuratan 80% dalam menetapkan signifikansi
KESIMPULAN

Penelitian selanjutnya diperlukan untuk memberikan intervensi berbasis bukti yang dapat
bermanfaat bagi pasien dengan hemiparesis.

Pemendekan otot, kelenturan, dan penurunan mobilitas adalah gangguan utama yang
mempengaruhi hasil dan kualitas hidup orang setelah BI atau CVA.

Penelitian lebih lanjut tentang penentuan posisi malam diperlukan untuk menentukan
intervensi yang paling efektif untuk mengatasi keterbatasan ini dan memaksimalkan perawatan
terapi pada siang hari

Anda mungkin juga menyukai