Oftalmologi
Mediko made the med-easy!
Kelenjar Pada Mata
Glandula Meibom
Merupakan modifikasi
glandula sebasea, produk
sekresi adalah minyak (oil)
Glandula Zeis
Merupakan modifikasi
glandula sebasea, produk
sekresi adalah minyak (oil)
Glandula Moll
merupakan modifikasi
glandula sudorifera, produk
skekresi adalah air (sweat)
MATA MERAH VISUS NORMAL
BLEFARITIS
ANTERIOR POSTERIOR
Disfungsi glandula
Bacterial Seborrhoeic
(Stafilokokal) meibom
Dry eye
MATA MERAH VISUS NORMAL
Blefaritis seboroik/skuamosa Blefaritis ulseratif/stafilokokal
Krusta kekuningan pada dasar bulu mata,
Penumpukan sisik putih pada bulu mata
bila diusap biasanya meninggalkan keropeng
dengan dasar hiperemis (tanpa ulkus).
atau ulkus yang mudah berdarah.
Tatalaksana Seborroik
• Bersihkan sisik dengan sabun atau salep salisil 1%.
• Kompres hangat.
• Antibiotik topikal (eritromisin, basitrasin atau gentamisin tetes
Seboroik mata)
Blefaritis posterior
Gambaran hipertrofi pada kelenjar
meibom.
Blefaritis anterior
Lebih ke gambaran
seborrhoic/terdapat krusta
kekuningan
HORDEOLUM VS KALAZION
Tatalaksana Kalazion
• Konservatif
Tatalaksana Hordeolum • Injeksi intralesi steroid (triamsinolon
• Kompres hangat 4-6 kali sehari 40 mg/ml sebanyak 0,10-0,20 ml)
selama 15 menit • Ekokleasi kalazion
• Jaga kebersihan kelopak mata
• Antibiotik topical (salep
oxytetrasiklin 3x1; salep
kloramfenikol 3x1; tetes mata
kloramfenikol 0,25%, antibiotik
oral (eritromisin 2x500mg atau
dikloksasilin 4x1 selama 3 hari) • Hordeolum interna : insisi vertical
• Insisi dan drainase abses • Hordeolum eksterna : insisi horizontal
• Chalazion : Ekokleasi kalazion
Parameter Trichiasis Distichiasis Entropion Ektropion
Definisi Tumbuhnya bulu mata ke arah Barisan bulu mata Penggulungan Penggulungan margo
dalam dengan posisi palpebra tambahan pada kelopak margo palpebra palpebra ke arah luar
yang normal mata dan dapat ke arah dalam
menekuk ke arah bola
mata
Trachoma, blefaritis ulseratif, Kongenital, atau riwayat Involusional Degenerasi,
hordeolum eksternum trauma Sikatrik trauma
Etiologi Mekanik
Kongenital
Tanda dan Sensasi benda asing, fotofobia, nyeri, dan lakrimasi
Gejala
Terapi • Epilasi bulu mata Rekonstruksi palpebra
• Krioepilasi
Konjungtivitis : radang pada konjungtiva
REAKSI KONJUNGITIVA
• Reaksi Folikular : dari jaringan limfoid, pada
infeksi virus dan klamidia.
• Reaksi papilar : dari epitel konjungtiva, pada
infeksi bakteri dan vernal
Papilar-
Cobblestone
MEMBRAN PSEUDOMEMBRAN
Eksudat bila dikelupas Eksudat bila dikelupas
BERDARAH tidak berdarah
Neisseria gonorrhea, EKC, konjungitivitis
difteri allergi
Sekret Mata
SEROSA MUKOID
PURULENT
MUKOPURULENT
Misalnya pada infeksi berat
Pada infeksi Chlamidya
dan GONORRHEA
BAKTERIAL
Konjungtivitis Bakterial Akut
Gejala : mata merah, sensasi benda asing, sekret
mukopurulen, reaksi papiler, fotofobia apabila kornea
terlibat.
• Tatalaksana : Salep kloramfenikol 3x1 selama 3 hari, tetes
kloramfenikol 6x1 tetes selama 3 hari.
Konjungtivitis Gonokokal
• Gejala : mata merah, sensasi benda asing, secret purulent
berat, hiperakut (12-24 jam), kemosis berat, pembengkakan
nll preaurikular, pseumembran)
• Tatalaksana : Ceftriaxone 125 mg IM single dose, doksisiklin
100 mg 2x1 selama 7 hari.
Konjungtivitis Adenovirus
• Gejala sistemik : demam tinggi, limfadenopati
preaurikular, terdapat pseudomembran, mata merah,
unilateral.
• Tatalaksana : artificial tear, dan gejala sistemik
Konjungtivitis Herpes
• Simplex : lesi primer herpetik pada wajah dan
palpebrae.
• Zooster : penyebaran lesi secara dermatomal.
Herpes zoster yang
membentuk lesi • Tatalaksana : artificial tear, dan gejala sistemik, antiviral.
dermatomal
Konjungtivitis Neonatal
• Riwayat ibu/ayah keputihan
• Muncul dalam 5 hari
• Ditemukan benda inklusi pada pengecatan giemsa.
• Azitromicin 20 mg/kg/harI ATAU atau eritromisin selama 14
hari.
Chlamidya
GIANT PAPILLARI
Hipertrofi papilla pada palpebra superior, akibat respon
local : pada soal → sering memakai lensa kontak lupa
B
dilepas, nilon, dan prostetis.
VERNAL
• Cobblestone appearance
• Tranta’s dot
FLIKTERNULARIS
• Reaksi tipe IV
• Berasal dari protein TBC, stafilokokus dll.
• Terdapat bintik kekuningan
Tranta’s dot Herber’s Pit
Vernal Konjungtivitis Chlamidia Trachomatis
Tatalaksana
• Hindari allergen → terapi utama
• Vasokonstriktor seperti adrenalin, efedrin dan naphazoline.
• Stabilizer sel mast → Sodium kromoglikat 2% 1/2 tetes mata 4 kali per
hari.
• Anti histamin : loratadine, cetirizine 1 x 10 mg/hari.
• Steroid topical → fluorometholone (0,1 % drops 1-2 x per hari),
prednisone, dexamethasone, bethamethasone.
PTERIGIUM
DERAJAT
1. Sebelum limbus kornea
2. Lewat limbus, <2 mm.
3. Lebih dari derajat 2, tetapi tidak melewati
pupil.
4. Melewati pupil
TATALAKSANA
• Tatalaksana : derajat 1 dan 2
konservatif
• Derajat 3 dan 4 → eksisi pterigium
Akibat Iritasi Kronis, naik
motor, berdebu dll.
PINGUECULA PSEUDOPTERIGIUM
• Kondisi degeneratif kolagen konjungtiva.
• PATCH atau BINTIK KEKUNINGAN
• Menjauhi kornea, dari nasal dulu baru ke temporal.
• Terapi : konservatif, eksisi pinguekula
Seperti tanda
positif Tes sondase (+)
Perdarahan Conjungtiva
Terapi
• Terapi sesuai etiologi
• Reassurance
• Kompres dingin untuk menekan titik perdarahan, kompres hangat untuk
membantu reabsorbsi
Skleritis vs Episkleritis
SKLERITIS
• Berhubungan dengan RA.
• Mata merah gradual, nyeri sedang berat hingga kepala dan wajah yang
seringkali membangunkan pasien di pagi hari, fotofobia, lakrimasi
• Fenil-efrin test (-)
EPISKLERITIS
• Terjadi : berhubungan dengan gout, rosacea dan psoriasis.
• Nyeri dengan penekanan bola mata dan sensasi benda asing.
• Vasokonstriktor topical seperti fenilefrin 2,5% → pembuluh darah akan
mengecil → fenil-efrin test (+)
• Kortikosteroid, kompres dingin.
Tipe-Tipe
A B
A
C D
B
• Endoftalmitis
• Faktor resiko : lensa kontak, Riwayat operasi kornea, trauma, benda asing.
• S. aureus, S. pneumonia → ulkus oval, warna putih batas tegas.
• Pseudomonas → ulkus berbentuk ireguler, eksudat mukopurulen hijau, batas tidak tegas,
dapat terjadi nekrosis liquefaksi.
• Tatalaksana : salep kloramfenikol 1% 3x1, salep eritromisin 0,5% 2-6 x1, salep ciprofloxacin 0.3% 3x1.
Pseudomonas
Pseudomonas khas
pada orang yang
memakai lensa
kontak
S.pneumonia
KERATITIS HERPES
Herpes Simplex
• Dendrit dengan terminal bulbs pada
simplex, sering ulkus.
• Zooster : pain, ptekial hemorrhage,
ulkus jarang.
Herpes Zooster
A B
A. Keratitis Fungal :
terdapat gambaran
lesi satelit.
B. Wesseley ring :
cincin kekuningan
steril
UVEITIS TIPE LOKASI
Anterior Anterior Chamber
Intermediate Vitreous
Posterior Retina or Choroid
Panuveitis Semua kena
Halo +/- - +
Anterior chamber Jernih Tidak jernih akibat keratic Tidak Jernih akibat edema
presipitat
Open Angle
Lebih ke gejala kronis
Closed Angle
Lebih ke gejala akut
Haab Striae
Buphtalmos
Primary Open Angle Glaucoma
TANDA DAN GEJALA KHAS
• Penurunan lapangan pandang progresif.
• PF : sudut terbuka, cupping, bayonetting sign.
• Defek lapangan pandang : hemianopsia
bitemporal.
Pemeriksaan Penunjang
• Tonometri mengukur IOP
• Gonioskopi → melihat sudut iridokornealis Cup to disk ratio >0,5 pada pasien
• Perimetri → melihat defek lapang pandang glaucoma sudut terbuka yang
nantinya ber manifestasi sebagai
hemianopsia bitemporal
TATALAKSANA POAG
Kelas Obat Regimen Mekanisme Aksi
Menurunkan sekresi aqueous humour melalui stimulasi
• Timolol maleate 0.25%-0.5%; reseptor beta di prosesus siliaris
Beta Blocker
1- 2 kali/hari
• Betaxolol 0,25%; 2 kali/hari
Parasympathomimetic • Pilocarpine 1, 2, 4% 3-4 kali/hari Meningkatkan outflow aqueous humour melalui kontraksi
Drugs musculus longitudinalis corpus ciliaris yang membuka
trabecular meshwork.
Prostaglandins • Latanoprost 0.005%; 1 kali/hari Meningkatkan uveoscleral outflow
(first drug of choice)
Carbonic Anhidrase • Acetazolamide 250mg; 3-4 Menurunkan produksi melalui inhibisi enzim karbonik
Inhibitor kali/hari anhidrase
• Epinephrine 0.5, 1, 2%; 2 Meningkatkan outflow Menurunkan sekresi aqueous
Sympathomimetic Drugs kali/hari humour.
Primary Closed Angle Glaucoma (sudut tertutup)
Mixed Injection
Pupil mid-dilatasi
Oedema Kornea
Tatalaksana
• GLAUKOMA AKUT : menurunkan TIO secepatnya dengan memberikan obat-
obatan yang terdiri dari :
1. Acetazolamid HCl 500 mg, dilanjutkan 4x250 mg/hari.
2. KCl 0,5 gr 3x/hari
3. Timolol 0,5% 2x1 tetes/hari
4. Tetes mata kombinasi kortikosteroid + antibiotic 4-6 x 1 tetes sehari.
5. Terapi simptomatik
Rujuk segera ke dokter spesialis mata/pelayanan Kesehatan tingkat
sekunder/tersier setelah diberikan pertolongan tersebut.
Glaukoma Sekunder
NAMA ETIOLOGI KETERANGAN
Glaukoma fakolitik Krn ada material lensa yg keluar dr lensa Nyeri unilateral, visus LP atau NLP,
(katarak hipermatur) → menyumbat trabekula fotofobia, nyrocos, katarak
→ TIO↑ matur/hipermatur, edema kornea,
Lens particle Akibat adanya material lensa yang cell and flare pd COA.
glaukoma menyebabkan obstruksi → pada trauma
Glaukoma fakomorfik Katarak intumesen → menutup sudut →
pupillary block
Steroid induced Riwayat penggunaan steroid lama (terutama TIO meningkat, tanda-tanda POAG.
topikal, periokular, intravitreal) → TIO
meningkat krn aliran kurang lancar
Endoftalmitis
• Peradangan pada uvea dan retina yang diikuti dengan
terbentuknya eksudat di dalam aqueous dan vitreous humor.
• Tanda
• Palpebra → edema dan hiperemis
• Konjungtiva → kemosis dan kongesti sirkumkornea
• Iris → edema dan berkabut
• Pupil → berwarna kekuningan akibat eksudasi pada
vitreous
• Vitreous → eksudasi, tampak massa keputihan dibalik
pupil yang terdilatasi (amaurotic cat’s-eye reflex)
• Gerakan bola mata → masih dapat digerakkan (Kata Amaurotic cat eye
Kunci) reflex
TATALAKSANA
TATALAKSANA
•Antibiotik
•Kortikosteroid
•Eviscerasi
HIFEMA • Trauma
• Spontan : contoh
rubeosis iridis.
TRAUMA BASA
• Contoh : NaOH, CaOH, sabun, shampoo, pembersih
rumah tangga.
• Terjadi LIQUEFAKSI PROTEIN
• Penghancuran jaringan protein kornea, lebih parah,
dapat sebabkan kebutaan.
Pemeriksaan Penunjang
• Kertas lakmus → cek pH berkala
• Slit lamp → cek bagian anterior mata dan lokasi luka
• Tonometri → cek IOP
• Funduskopi direk dan indirek
Soal No. 7
Datang seorang perempuan18 tahun dengan keluhan utama mata kanan merah.
Merah dirasakan sejak 2 hari yang lalu setelah pemakaian soft lens. Pasien juga
merasakan pandangannya kabur, foreign body sensation, nyeri dan berair. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan VOD 6/30 pinhole tidak maju, blepharospasme,
hiperemi, injeksi siliar. Untuk menegakkan diagnosis pemeriksaan apa yang
perlu dilakukan ?
a. Konfrontasi, konvergensi, sensibilitas
b. Placido, refleks pupil, konfrontasi
c. Konfrotasi, placido, sensibilitas
d. Fluoresein, placido, sensibilitas
e. Sensiilitas, flouresein, sonde Soal Rekap Quiz 2 Skoring Unissula
Soal No. 8
Seorang laki-laki berusia 19 tanun datang ke rumah sakit dengan keluhan penglihatan mata
kanan terasa kabur. Keluhan disertai dengan rasa nyeri pada mata kanan. Satu hari yang lalu
pasien mengalami kecelakaan motor sehingga kepala terbentur dan mendapat jahitan di
pelipis kanan. Hasil pemeriksaan visus didapatkan OD 6/60, OS 6/6. Hasil pemeriksaan mata
kanan didapatkan jahitan di supraorbitalis, injeksi konjungtiva (+), oedem kornea (+), COA
dangkal, pupil OD/OS 4mm/3mm, reflex cahaya (+ melambat/+). Apakah penyebab yang
paling mungkin dari kondisi tersebut?
a. Posterior vitreous detachment
b. Retinal hemorrhage
c. Ectopia lentis
d. Hyphema
e. Retinal detachment
Soal Rekap Quiz 9 Skoring Unissula
Soal No. 9
Seorang wanita umur 45 tahun datang ke poli mata RSUD dr. Moewardi dengan
keluhan mata kanan merah, kabur dan cekot-cekot yang sudah berlangsung selama 2
hari. Sudah minum obat sakit kepala, tetapi keluhan tidak berkurang. Penderita belum
pernah periksa ke dokter spesialis mata. Pada pemeriksaan didapatkan VOD 3/60, uji
pinhole tidak maju. Palpebra spasme, konjungtiva hiperemi, kornea keruh, dan lensa
keruh. Apakah pemeriksaan yang pertama kali harus dilakukan?
a. Funduskopi
b. Genioskopi
c. Perimetri
d. Tonometri
e. Slitlamp
Soal Rekap Quiz 3 Skoring Unissula
Soal No. 10
Perempuan usia 40 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan mata nyeri,
berair, dan merah sejak satu hari yang lalu. Pasien adalah pemakai kontak lens.
Pada pemeriksaan didapatkan injeksi konjungtiva (+), injeksi silier (+), infiltrat (+)
dan ulserasi di sentral bentuk ireguler dengan batas tidak tegas. Apakah etiologi
yang mungkin yang menyebabkan keluhan pasien tersebut?
a. Staphylococcus aureus
b. Pneumococcus
c. Pseudomonas
d. Streptococcus pneumonia
e. Klabsiella
Soal Rekap Quiz 4 Skoring Unissula
Soal No. 11
Seorang pasien laki-laki berusia 50 tahun datang dengan keluhan mata mengganjal,
merah dan nyeri pada kedua matanya sejak 5 hari yang lalu. Keluhan disertai mata berair
dan silau serta sulit membuka mata. Pasien merupakan penderita glaukoma kronis dan
telah diterapi menggunakan tetes mata beta bloker sejak 5 tahun yang lalu. Efek samping
yang dapat ditimbulkan oleh penggunaan obat tersebut secara jangka panjang adalah?
a. Keratitis Filamentosa
b. Keratitis Numularis
c. Keratitis Punctata
d. Keratitis Dendritik
e. Keratitis Steroid Induced
Soal Rekap Quiz 2 Skoring Unissula
Soal No. 12
Seorang pasien Laki-laki berusia 50 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan mata
kanan berdarah, nyeri, dan kabur sejak 1 jam yang lalu. Keluhan dirasakan setelah
mata kanannya terkena kawat duri. Pada pemeriksaan oftamologi didapatkan visus
1/60,mix injeksi, sch (+), TIO n-1/p. Pemeriksaan lanjutan untuk memastikan diagnosa
adalah?
a. Epinefrin Test
b. Fluorosense Test
c. Rose Bengal Test
d. Schirmer Test
e. Seidel Test
Soal Rekap Quiz 1 Skoring Unissula
MATA TENANG VISUS TURUN MENDADAK
Masalah Lensa Masalah Vitreous
• Subluksasi • Perdarahan
• Dislokasi vitreous
EKSUDATIF
• Etiologi : Hipertensi, koroiditis.
• Manifestasi Klinis : Penurunan visus atau lapang
pandang tanpa floater dan fotopsia, area yg detached
berubah sesuai posisi (shifting fluid).
Neuritis optik
• Radang saraf optic
• Etiologi : idiopatik, infeksi, multiple sclerosis
• Manifestasi klinis : Mata tenang penurunan visus mendadak!, nyeri, unilateral
Gangguan penglihatan, buta warna
Relative afferent pupillary defect (Marcus Gunn pupil)
Reaksi pupil asimetris ketika dilakukan
pemeriksaan light swing antara kedua mata
• Jenis
Papillitis : peradangan papil saraf optik
Neuritis retrobulbar : radaang saraf optic dibelakang bola mata
Wilhelm, H., & Schabet, M. (2015). The Diagnosis and Treatment of Optic Neuritis. Deutsches Arzteblatt international, 112(37), 616–626.
Mata Tenang Visus Turun Perlahan
GANGGUAN LENSA
REFRAKSI • Katarak
• Myopia
• Hypermetropia RETINA
• Astigmatisma • Retinopati diabetika
GLAUKOMA • Retinopati hipertensif
• Primary open • Retinitis pigmentosa
angle glaukoma • Age related macular
degeneration.
Mata Tenang Visus Turun Perlahan
• Katarak • Neovaskularisasi : DM
• Jauh : miopi
• Silver/copper wire :
• Dekat : hipermetropi
hipertensi
• Bergelombang :
astigmatisma
• >40 tahun : presbiopia
Gangguan Refraksi
Emetropia adalah kondisi mata normal, dimana kekuatan refraksi mata adalag
+60D, +44 dari total didapat dari kornea dan +16D didapat dari lensa Kristalina.
Gangguan Refraksi KLASIFIKASI
• Miopia simplex : mulai 7-9 tahun,
berhenti usia 20 tahun.
• Miopia progresif : bertambah secara
cepat (±4.0D/tahun)
Bayangan di depan retina.
• Fuch Spot
• Lacquer crack
• Myopic crescent
• Tigroid fundus
Tanpa Dengan
sikloplegik sikloplegik
Bayangan di
belakang retina.
Keratoplana
• Axial
• Kurvatura • Fakultatif hypermetropia : masih dapat dikoreksi dengan akomodasi
• Index • Absolute hypermetropia : tidak dapat dikoreksi oleh akomodasi
ASTIGMATISMA (jatuh >1 titik)
Klassifikasi etiologi
• Korneal
• Lentikular
• Total
CARA MUDAH
• Apabila S dan C memiliki tanda yang sama (kompositus) namun C>S, maka menjadi mictus.
• Apabila S dan C berlawanan tanda (mictus) namun S>C maka menjadi astigmatisma kompositus
X (X adalah komponen awal sferis, cth : apabila awal S+3 → hypermetropi)
AMBLIOPIA
Tidak mencapai optimal sesuai usia dan intelegensinya walaupun sudah
dikoreksi kelainan refraksinya.
KHAS
Mata yang apabila
dikoreksi lensa tidak
mencapai 6/6.
ETIOLOGI
• Anisometropia → suatu kondisi dimana terdapat perbedaan refraksi pada kedua
mata
• Miopia : Selisih >3D
• Hipermetropia → Selisih >2D
• Astigmatisma → Selisih >2D
Maka untuk koreksi kacamata beda dioptric harus disesuaikan agar tidak terjadi
amblyopia.
PRESBIOPIA
Berkurangnya akomodasi mata sesuai dengan meningkatnya umur. Akibat perubahan
keseimbangan antara elastisitas matriks lensa dan kapsul sehingga lensa menjadi cembung.
5 0,5
Katarak Senilis (Mata Berkabut) Shadow Test
TATALAKSANA
RETINOPATI DIABETIKA
Rule of NPDR
4
Microaneurisma 4
kuadran
2
Venous Beading 2
kuadran
1
IRMA di minimal 1
kuadran
Diabetic Retinopathy
Retinopati Hipertensi
Temuan funduskopi
• Akut → hard exudate, retinal edema, cotton wool, flame shaped, papilledema
• Kronik → AV-nicking, copper/silver wire/ghost vessel, macro aneurism, macular star.
Silver/copper wire
Macular star
AGE RELATED MACULAR DEGENERATION (diatas 59 tahun)
Cover-Uncover Test
GANGGUAN AIR MATA
DAKRIOADENITIS DAKRIOSISTITIS
• Radang pada glandula lakrimalis •Infeksi pada saluran air mata
• Sering pada anak sebagai komplikasi penyakit •Manifestasi → epifora, eksudat, uji
sistemik seperti morbili, pada dewasa oleh
regurgitasi (+), merah, nyeri tekan
karena trauma
• Manifestasi klinis → nyeri dan •Etio → S. aureus, s. pneumonia, H.
bengkak di orbita bag temporal influenza
ANEL TEST
• Uji patensi saluran lakrimalis dengan cara memasukkan jarum tumpul ke punctum
lakrimal ke dalam sakus lakrimal, kemudian larutan garam fisiologis disemprotkan.
• Tes Anel + bila ada rasa asin di tenggorokan dan Tes Anel – bila tidak ada asing
(ada gangguan patensi).
XEROPTHALMIA (Gangguan Vitamin A)
Waterfall Phenomenome
Soal No. 13
Seorang ibu mengantar anaknya yang berusia 4 tahun ke poliklinik mata. Ibu
tersebut ingin berkonsultasi mengenai kondisi mata anaknya. Kadang kadang kedua
mata anaknya tersebut tidak sejajar terutama saat melamun. Pada pemeriksaan
Hirschberg, tampak pantulan cahaya pada tengah kornea. Pada pemeriksaan cover
uncover test terlihat gerakan bola mata kanan dari nasal ke temporal, pada mata
kiri tidak terlihat gerakan bola mata. Apakah diagnosis kasus tersebut?
a. OD esophoria, kelemahan N. III
b. OD eksophoria , kelemahan N. III
c. OD eksotropia, kelemahan N. III
d. OD esophoria, kelemahan N. VI
e. OD esotropia, kelemahan N. VI
Soal Rekap Quiz 7 Skoring Unissula
Soal No. 14
Seorang mahasiswa usia 20 tahun datang ke poliklinik mengeluh kabur untuk
melihat jauh dan dekat, serta sering merasakan sakit sekitar dimata (eye strain)
dan lelah setelah membaca. Saat pemeriksaan didapatkan VOD dan VOS 6/15,
dengan koreksi S+1.50 D visus menjadi 6/6. Dengan koreksi S+2.00 D visus tetap
menjadi 6/6. Apakah kelainan yang dapat ditemukan akibat komplikasi dari
kelainan refraksi pasien tersebut?
a. Iris terdorong ke belakang
b. Ambliopia
c. Retina terlepas dari jaringan penyokongnya
d. Pupil mid dilatasi
e. Iris atropi
Soal Rekap Quiz 3 Skoring Unissula
Soal No. 15
Pasien laki-laki berusia 15 tahun datang bersama orang tuanya dengan keluhan
penglihatan kabur di kedua mata jika melihat tulisan di papan tulis. Keluhan
tersebut dirasakan selama dua bulan terakhir dan membuat pasien harus duduk
di depan saat belajar di sekolah. Pada pemeriksaan ditemukan: VODS 5/20, OD
setelah dikoreksi dengan lensa C-3.50 D menjadi 5/5, OS setelah dikoreksi
dengan lensa S-1,00 D; C-3,00 D; Axis 70o menjadi 5/5. Manakah penyebab
kelainan pada mata kanan pasien?
a. Satu bayangan jatuh di depan retina, satunya di belakang retina
b. Kedua bayangan berada di belakang retina
c. Kedua bayangan berada didepan retina
d. Bayangan satu jatuh didepan retina, satunya tepat di retina
e. Bayangan satu jatuh di belakang retina, satunya tepat di retina
Soal Rekap Quiz 6 Skoring Unissula