Anda di halaman 1dari 34

REFRESHING

MATA MERAH DENGAN VISUS


MENURUN
KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MATA
RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
PERIODE 20 Januari – 24 Februari 2019
Injeksi konjungtiva Injeksi siliar Injeksi episklera

a.konjungtiva
Asal a.siliar a.siliar longus
posterior

Kornea segmen
Memperdarahi Konjungtiva bulbi Intraocular
anterior

Lokalisasi Konjungtiva Dasar konjungtiva Episklera


Warna Merah Ungu Merah gelap
Arah aliran/lebar Ke perifer Ke sentral Ke sentral

Konjungtiva
Ikut bergerak Tidak bergerak Tidak bergerak
digerakkan

Dg epinefrin 1:1000 Menciut Tidak menciut Tidak menciut

Glaukoma,
Kornea, iris,
Penyakit Konjungtiva endoftalmitis,
glaukoma
panoftalmitis

Sekret + - -
Penglihatan Nomal Menurun Sangat menurun
KERATITIS

radang pada kornea

yang ditandai :

Infiltrasi sel radang


yang akan mengakibatkan kornea
menjadi keruh sehingga tajam
penglihatan menurun.
Etiologi

Infeksi
Paparan sinar ultraviolet
Iritasi (penggunaan lensa kontak)
Sensasi benda asing (Trauma)
Efek samping obat-obatan
Klasifikasi KERATITIS
Berdasarkan lapisan yang terkena
Keratitis Pungtata
• Keratitis yang terkumpul di daerah Bowman, dengan infiltrat berbentuk bercak-bercak halus.
• Keratitis pungtata superfisial  infiltrat halus bertitik-titik pada permukaan kornea.
• Keratitis pungtata superfisial thygeson kelompok butir-butir yang terletak menonjol di tengah korea
• Keratitis pungtata subepitel yang terkumpul di daerah membran Bowman

Keratitis Marginal
• Merupakan infiltrat yang tertimbun pada tepi kornea sejajar dengan limbus.
• Penyakit infeksi lokal konjungtiva dapat menyebabkan keratitis kataral atau keratitis marginal ini

Keratitis Interstitial
• Keratitis interstitial adalah kondisi serius dimana masuknya pembuluh darah ke dalam kornea dan
dapat menyebabkan hilangnya transparansi kornea.
KERATITIS BAKTERI DAN
JAMUR
BAKTERI JAMUR

Staphylococcus, Streptococcus, Pseudomonas


candida, fusarium, aspergillus, dan
ETIOLOGI dan Enterobactericea
curvularia.

Nyeri hebat, berair, silau. Pada mata terlihat


mata merah, berair, nyeri, silau, sekret dan : infiltrate kelabu, hipopion, ulserasi
MANIFESTASI KLINIS
penglihatan kabur. superfisial dan satelit bila terletak di dalam
stroma.
BAKTERI JAMUR

PENUNJANG Pewarnaan Gram (Giemsa) KOH 10% terhadap kerokan kornea

 natamisin 5% (keratitis jamur


 Gram (-) rods : tobramisin, ceftazidime,
filamentosa, fusarium species),
fluoroquinolon.
 amphoterisin B 0,15%-0.30% (keratitis
 Gram (-) coccus : ceftriaxone,
PENATALAKSANAAN yeast, aspergillus species).
ceftazidime, moxifloxacin/gatifloxacin
 Diberikan pengobatan sistemik
 Gram (+) rods : cefazoline,
ketoconazole (200-600 mg/hari)
vancomycin, moxifloxacin/gatifloxacin
dan sikloplegik.
KERATITIS VIRUS
KERATITIS HERPETIK KERATITIS DENDRITIK
VIRUS

ETIOLOGI herpes simpleks dan herpes zoster. oleh virus herpes simpleks

GEJALA DAN TANDA Nyeri, fotofobia, penglihatan kabur, fotofobia, kelilipan, tajam
KLINIS mata berair, mata merah, tajam penglihatan menurun, konjungtiva
penglihatan turun terutama jika hiperemia disertai dengan
bagian pusat terkena sensibilitas kornea yang hipestesia
KERATITIS HERPETIK KERATITIS DENDRITIK
VIRUS

PATOFISIOLOGI Epitelial : pembelahan virus di pengrusakan aktif sel


dalam sel epitel -kerusakan sel – epitel kornea oleh virus
terbentuk keratitis dendritik herpes simpleks disertai
superfisial. dengan terlepasnya sel
diatas kelainan.
Stromal : reaksi imunologik tubuh
pasien sendiri terhadap virus
yang menyerang. - keratitis
profunda superfisial (disiformis)
PENATALAKSANAAN • Idoxuridine Salep 0,5% Antivirus seperti IDU 0,1%
diberikan setiap 4 jam diberikan setiap 1 jam
• Trifluorotimidin 1% setiap 4 atau asiklovir
jam.
• acyclovir salep 3% setiap
4jam bersifat selektif terhadap
sintesis DNA virus.
KERATITIS ALERGI

Etiologi :
Reaksi hipersensitivitas tipe I yang mengenai kedua
mata.

Manifestasi Klinis :
Bentuk palpebra: cobble stone, diliputi sekret
mukoid.
Bentuk limbus: tantras dot (penonjolan berwarna
abu-abu, seperti lilin)
Gatal, Fotofobia, Sensasi benda asing, Mata berair,
blefarospasme, visus menurun
KERATITIS ALERGI

TATALAKSANA
Biasanya sembuh sendiri tanpa diobati
Steroid topikal dan sistemik
Kompres dingin
Pembedahan kecil (eksisi).
Antihistamin umumnya tidak efektif
Kontraindikasi untuk pemasangan lensa kontak

KOMPLIKASI
Gangguan refraksi, Jaringan parut permanent, Ulkus
kornea, Glaukoma sekunder
Keluhan Keratitis bakteri Keratitis Keratitis herpes Keratitis herpes Keratitis alergi
jamur simpleks zoster

Mata merah + + + + +
Visus menurun + + + + +
Mata nyeri + + (hebat) + + +
berair + + + - +
fotofobia + + +, pd ringan (-) - +
Kelopak mata + - - - -
lengket

Demam - - + + -
Gatal - - - - +
Riw. Penggunaan + - - - -
kontak lens lama

Riw. Trauma - + - - -
tumbuhan
ULKUS KORNEA

Hilangnya sebagian permukaan kornea


akibat kematian jaringan kornea atau
diskontinuitas jaringan kornea yang dapat
terjadi dari epitel sampai stroma.

ETIOLOGI GEJALA KLINIS


 Infeksi  Mata merah
 Infeksi Bakteri  Fotopobia
 Infeksi Jamur  Penglihatan mata menurun
 Infeksi virus
 Acanthamoeba  Acanthamoeba adalah protozoa
hidup bebas yang terdapat didalam air yang tercemar.
 Noninfeksi  Bahan kimia dan defisiensi vitamin A
Klasifikasi
• Ulkus marginal atau perifer  Peradangan kornea bagian perifer berbentuk
khas yang biasanya terdapat daerah jernih antara
limbus kornea dengan tempat kelainannya.
• Ulkus sentral  lokasi ulkus sentral atau di tengah kornea

Bentuk lainnya
• Ulkus mooren  Ulkus yang berjalan progresif dari perifer kornea
kearah sentral.
• Ulkus neuroparalitik  Ditemukan pada Herpes zoster, akibat gangguan
saraf ke V atau ganglion Gaseri
• Ulkus pseudomonas aerugosa  Abu-abu dengan sekret berwarna kehijauan.
bentuk cincin. COA  hipopion
• Ulkus jamur  Pada permukaan lesi terdapat bercak putih
berwarna keabu-abuan dikelilingi infiltrat halus
(fenomena satelit)
• Ulkus virus  Terlihat reaksi hipersensitivitas disekitarnya
Gejala dan Tanda Klinis

Anamnesis Pemeriksaan fisik

• Pandangan kabur • Injeksi siliar


• Mata berair • Hilangnya sebagian jaringan
• Silau kornea, dan adanya infiltrat
• Nyeri • Hipopion
• Merasa ada benda asing di mata • Eritema pada kelopak mata dan
• Riwayat trauma, benda asing, konjungtiva
abrasi • Sekret mikopurulen
• Adanya riwayat penyakit kornea  • Kornea edema
keratitis e.c herpes simpleks (sering • Hilangnya jaringan kornea
kambuh)
• Riw pemakaian obat kortikosteroid
 predisposisi bagi bakteri, fungi,
virus terutama herpes simpleks
• Riw penyakit sistemik (DM, AIDS, dll)
 terjadi imunosupresi
PEMEMERIKSAAN • Pewarnaan kornea dengan zat
fluoresensi.
PENUNJANG • Goresan ulkus  analisa/kultur (pulasan
gram, giemsa, dan KOH)

• Kebutaan
• Kornea perforasi → endoptalmitis dan
KOMPLIKASI panopthalmitis
• Glaukoma sekunder
TATALAKSANA
Steroid
Antibiotik
Tidak boleh dibebat
Debridement
Pembersihan mata
UVEA
• Iris  membran yang berwarna,
berbentuk sirkular yang ditengahnya
terdapat lubang pupil. Iris merupakan
pemisah antara bilik mata depan
dengan bilik mata belakang

• Badan siliar  susunan otot melingkar


dan mempunyai sistem eksresi
dibelakang limbus

• Koroid  bagian posterior dari uvea


yang terletak antara retina dan sklera
UVEITIS

Peradangan yang terjadi pada jaringan


atau lapisan uvea

Tipe Fokus inflamasi Meliputi


Uveitis anterior COA Iritis
Iridosiklitis
Siklitis anterior
Uveitis intermediat Vitreus Siklitis posterior
Hialitis
Uveitis posterior Retina dan koroid Koroiditis
Berdasarkan Anatomi UVEITIS
Non granulomatosa ANTERIOR
• Akut
• Keluhan : Mata merah, Nyeri, Fotofobia, Epifora, Penglihatan menurun,
keratik presipitat kecil, cendurung sinekia (jar. Fibrin)
• Etiologi : Herpes, trauma, adenovirus, klamidia

• Kronis
• Keluhan : Muddy eyes
• Etiologi : Artritis reumatoid

• Keluhan : Tidak nyeri, fotopobia ringan, keratik presipitat


besar, benjolan koeppe, benjolan busacca
Granulomatosa • Etiologi : Virus, jamur, parasit
UVEITIS UVEITIS
INTERMEDIATE POSTERIOR

Keluhan : Melihat bintik hitam kecil


melayang saat digerakkan, penglihatan
kabur, mata merah, nyeri, fotofobia

• Kronis
• Keluhan : Penglihatan turun, tidak ada
nyeri, floaters (body vitreus keruh), mata
menjadi merah
• Etiologi : trauma, virus, herpes
TATALAKSANA
Kortikosteroid tetes
Kortikosteroid salep
Steroid sistemik
•Glaucoma
•Katarak
KOMPLIKASI •Ablasio retina
•Kerusakan N.optikus
•Atropi bola mata
GLAUKOMA AKUT

Peningkatan TIO yang sangat tinggi dan mendadak


terjadi pada usia >40th dengan sudut bilik mata sempit

Terjadi apabila terbentuk iris bombe 


sumbatan sudut kamera anterior oleh iris
perifer,  menyumbat aliran aquous humor
dan tekanan intraokular meningkat
dengan cepat  nyeri hebat, kemerahan
dan kekaburan penglihatan.
Pemeriksaan
Anamnesis Pemeriksaan fisik
penunjang
• Tajam penglihatan • Edema kornea • Tonometri 
kurang (kabur • Bilik mata depan tekanan intraokular
mendadak) dangkal meningkat
• mata berair • Pupil sedikit
• melihat pelangi di melebar,
sekitar objek • diskus optikus terlihat
(fenomena halo) merah dan bengkak
• nyeri hebat • visus sangat
periorbita menurun
• pusing • mata merah
• mual-muntah. • Iris oedem dan
berwarna abu – abu
Tatalaksana

 Pilokarpin 2 %  pupil mengecil sehingga iris tertarik


dan membuka saluran yang tersumbat.
 inhibitor karbonik anhidrase: Asetazolamid 500 mg iv
 250 mg tablet /4jam)
 Manitol 1.5 – 2 mg/kg bb dlm larutan 20% atau urea
IV mg/kg (kasus berat)
 Xilokain 2% untuk anestesi retrobular menurunkan
aquos humor dan menurunkan rasa sakit (morfin 50
mg subkutis)
 Pembedahan (iridektomi)
Pencegahan Prognosis

• Pada orang berusia 20 tahun • Jika tekanan intraokular


dilakukan pemeriksaan tekanan tetap terkontrol setelah
bola mata berkala setiap 3 tahun, terapi akut glaukoma sudut
bila terdapat riwayat adanya tertutup, maka kecil
glaukoma pada keluarga maka kemungkinannya terjadi
lakukan pemeriksaan setiap tahun. kerusakan penglihatan
progresif.
• Dilakukan pemeriksaan lapang • Tetapi bila terlambat
pandangan dan tekanan mata ditangani dapat
pada orang yang dicurigai akan mengakibatkan buta
timbulnya glaucoma permanen.

• Sebaiknya diperiksakan tekanan


mata, bila mata menjadi merah
dengan sakit kepala yang berat,
serta keluarga yang pernah
mengidap glaukoma.
ENDOFTALMITIS

radang purulen pada seluruh jaringan


intraokuler, disertai dengan terbentuknya
abses di dalam badan kaca.

ETIOLOGI
 Endogen akibat sepsis, dan penyakit sistemik lainnya
 Eksogen, yang sering terjadi akibat trauma tembus,
tukak perforasi, dan penyulit infeksi pada
pembedahan.
GEJALA
 Penglihatan menurun
 Nyeri
 Lakrimasi
 fotopobia
Klasifikasi

Endoftalmitis akut pasca Endoftamitis pseudoafaki


bedah kronik
•bentuk yang paling sering dari •eksudat serosa dan fibrinous dari
endoftalmitis, dan hampir selalu berbagai derajat dapat diamati,
disebabkan oleh infeksi bakteri dihubungkan dengan adanya
hipopion dan tanda-tanda
moderat dari kekeruhan dan
opacity dalam vitreous body.

Endoftalmitis pasca trauma Endoftalmitis endogen


•adanya benda asing intraokular. •pasien dengan imunitas lemah,
Dengan temuan klinis berupa penggunaan catethers dan
luka perforasi, infeksi Kanula intravena kronis.
berkembang sangat cepat

Fungal endoftalmitis
•berkembang melalui mekanisme
endogen setelah beberapa
trauma
Tatalaksana

 Antibiotik tipikal dan sistemik (Ampicilin 2gr/hari


dan kloramfenikol 3 gr/hari
 Sikloplegi 3x sehari tetes
 Tindakan operasi (Eviserasi)
PANOFTALMITIS

peradangan seluruh bola mata termasuk


sklera dan kapsul tenon sehingga bola mata
merupakan rongga abses

ETIOLOGI
 Endogen  Ulkus
 Eksogen  Perforasi bola mata
GEJALA
 Penurunan tajam penglihatan
 Nyeri hebat
 Edema kelopak
TATALAKSANA
Antibiotik dosis tinggi
Bila sangat berat  eviserasi

Anda mungkin juga menyukai