Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN KASUS

BRONKOPNEUMONIA
Pembimbing : Dr. Prastowo Sidi P, Sp.A
Oleh : Nadia Indah Alvita - 2015730096

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak


Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih
Universitas Muhammadiyah Jakarta
201
IDENTITAS
‐ Nama : An. HHS
‐ Ruang Perawatan : Pav. Badar kamar 05
‐ TTL : Jakarta, 11 April 2018
‐ Usia : 1 tahun1 bulan
‐ Jenis Kelamin : Laki-laki
‐ Alamat : Jakarta Pusat
‐ Tanggal MRS : 9 mei 2019

2
ANAMNESIS

KELUHAN UTAMA

Demam 1 hari SMRS

KELUHAN TAMBAHAN

Sesak, batuk, pilek, sulit makan, bengkak di kaki dan kedua kelopak mata
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Demam sejak 1 hari SMRS


Orangtua Os mengatakan
(hari rabu sore 8 mei 2019),
Keluhan batuk berdahak, terdapat bengkak di bagian
keluhan demam dirasakan
dahak sulit di keluarkan dan tungkai bawah sampai kaki
terus menerus pada saat
pilek dengan lendir kiri dan kanan, bengkak juga
5 mei 2019 demam oran tua pasien
berwarna putih dan 8sesak,
mei 2019 9 mei 2019 terdapat di kelopak mata kiri
mengeluh ada cairan keluar
Nafsu makan berkurang, dan kanan, bengkak mulai
dari kedua telinga. Sudah
dirasakan 4 hari SMRS. terlihat sejak kamis pagi (9
minum obat tetapi demam
mei 2019)
naik kembali
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
• Pasien tidak memiliki riwayat asma maupun riwayat TB
• Riwayat kejang demam bulan Januari 2019

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


• TB -
• Asma -

RIWAYAT PENGOBATAN
• Pasien tidak dalam pengobatan jangka Panjang
• Pasien di beri Paracetamol SMRS
RIWAYAT ALERGI

Tidak ada alergi obat, makanan, cuaca, debu, ataupun lainnya.

RIWAYAT PSIKOSOSIAL

Pasien tinggal di rumah bersama kedua orang tua


RIWAYAT KEHAMILAN IBU

Ibu pasien rutin ANC ke dokter, selama hamil tidak pernah terkena
infeksi dan sakit

RIWAYAT PERSALINAN IBU

• An. Lahir secara


• BB lahir = 3200 gr
• PB lahir = 49 cm
• Riwayat kuning (-)
POLA MAKAN

Os minum ASI

RIWAYAT PERKEMBANGAN

Tengkurap = 8 bulan
Tumbuh gigi = - bulan
Bicara = - bulan
Duduk = 10 bulan
Berdiri = - bulan
Berjalan = - bulan

KESAN : Perkembangan tidak sesuai usia


RIWAYAT IMUNISASI
Imunisasi Hepatitis B = + Imunisasi DPT =+
Imunisasi Polio = + Imunisasi Campak = +
Imunisasi BCG = +

Kesan : Imunisasi dasar lengkap


PEMERIKSAAN FISIK
KEADAAN UMUM

Tampak sakit sedang

KESADARAN

Compos mentis

TANDA VITAL

• Nadi : 116 x/mnt, regular, kuat angkat


• Pernapasan : 40 x/mnt
• Suhu : 38,7 oC
STATUS ANTROPOMETRI

• BB sebelum sakit :-
• BB setelah sakit : 6,5 kg
• PB : 73 cm

STATUS GIZI

Menurut kurva WHO


BB/U = < - 3 SD  berat badan sangat kurang
TB/U = 0 sampai - 2 SD  perawakan normal
BB/TB = < - 3 SD  gizi buruk

Kesan : gizi buruk


STATUS GENERALIS

Kepala : Normochepal, Ubun-ubun sudah tertutup, tidak cekung


Rambut : Hitam, Rontok (-), Mudah dicabut (-)
Wajah : Simetris, Edema (-), Luka (-), Pucat (-)
Mata : Mata tidak cekung, Konjungtiva Anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-), Edema
palpebral (+/+), Refleks cahaya (+/+)
Hidung : Normonasi, Pernapasan cuping hidung (-/-), Sekret (+/+) bening, Epistaksis (-/-)
Telinga : Normotia, Sekret (-/-)
Mulut : Mukosa bibir lembab, Stomatitis (-), Pendarahan gusi (-), Caries Gigi (-), Lidah
kotor (-), Lidah tremor (-)
Tenggorok: Faring hiperemis (+), Tonsil (T1/T1), permukaan rata
Leher : Pembesaran KGB(-), Pembesaran Tiroid (-)
Paru-Paru
Inspeksi : simetris kanan kiri, retraksi dinding dada (-)
Palpasi :Vokal fremitus simetris kanan kiri
Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi :Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS 4 midclavicula sinistra
Perkusi : Batas atas : ICS 2 parasternal dextra
Batas kanan : ICS 4 parasternal dextra
Batas kiri : ICS 5 midklavikula sinistra
Auskultasi : BJ I & II reguler murni, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Sedikit cembung, distensi (-)
Auskultasi : BU (+) normal
Palpasi : NT (-),tidak ada pembesaran hepar dan lien, turgor kembali cepat
Perkusi : Timpani seluruh lapang abdomen
Ekstremitas : atas bawah
Akral : hangat hangat
Edema : -/- +/+
Sianosis : -/- -/-
RCT : <2 detik <2 detik

Kelenjar inguinal : Tidak ada pembesaran KGB

Kulit
Warna : Pucat (-), sianosis (-)
Turgor : Kembali dengan cepat
Scar BCG : (-)
Peteki/Ekimosis : (-)
Efloresensi : (-)
Status Neurologis

R. Fisiologis : Bisep (+/+) Patella (+/+)


Trisep (+/+) Achilles (+/+)

R. Patologis : Kaku kuduk (-/-)


Lasegue (-)
Kernig (-)
Brudzinki 1 (-)
Brudzinki 2 (-)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

09 Mei 2019 Nilai Nilai Normal Satuan

Hemoglobin 9.2 (10.7 – 13.1) gr/dL

Hematokrit 27 (31 - 43) %

Leukosit 11.710 (6.00 - 17.50) 103/µL

Trombosit 337 (217 - 491) 103/µL

Eritrosit 4.53 (3.60 – 5.20) 103/µL

MCV / VER 75 (74 - 102) fl

MCH / HER 26 (23 - 31) Pg

MCHC / KHER 35 (28 - 32) g/dL


09-05-2019 Nilai Nilai Normal Satuan

pH 7.510 7.370-7.450

pCO2 16.2 33-34 mmHg

pO2 202.5 71-104 mmHg

Saturasi O2 99.50 94.00-98.00 %

HCO3 (act) 13.1 21-28 mmol/L

Base Excess (efc) -10.2 -2.00 - +3.00 mmol/L

Base Excess (B) -7.1 -2.4 - + 2.3 mmol/L

Total CO2 13.60 23.00 – 27.00 mmol/L


DIAGNOSA KERJA

Diagnosa Klinis : Bronkopneumonia


Diagnosa Gizi : Gizi buruk
Diagnosa Imunisasi : Imunisasi dasar lengkap
Diagnosa Tumbang : Perkembangan tidak sesuai usia
TERAPI

Bangsal :
IGD : • IVFD RL 20 tpm
• Nebu combivent 1 • Paracetamol syr 3 x ½ cdo
amp + NaCl 2 cc • Ceftriaxone 1 X 500 mg
• O2 nasak 2-3 Lpm • Inhalasi Combivent 3X1 hari
• Antrain 70 mg • Dexametasone IV 3x1 mg
• Antrain IV 100 mg
• O2 2 lpm
FOLLOW UP
Hari/ Subjektif Objektif Assesment Planning
tanggal
10/05/2019 • Sesak (+)  Ku : Tampak sakit Bronkopneumonia • Terapi lanjut
berkurang sedang • IVFD KAEN 3A 28tpm
• Demam (-)  Kes : CM • Foto thoraks AP
• Batuk (+) Pilek  S : 36,5ᵒC
(+)  HR: 110x/mnt
• Nafsu makan  RR : 34x/mnt
masih berkurang
• Bengkak dikaki PF :
(+)  Pulmo : ronkhi (+/+)

11/05/2019 • Batuk (+)  Ku : Tampak sakit bronkopeumo • Terapi lanjut


• Sesak (+) lebih sedang nia
membaik  Kes : CM
• Demam (+) naik  S : 37.0ᵒC
turun  HR: 112x/mnt
• Bengkak kaki (+)  RR : 34x/mnt
PF :
 Pulmo : ronkhi (+/+)
12/05/2019 • Demam mulai turun (+)  Ku : Tampak sakit ringan Bronkopneumonia • Lanjutkan terapi
• Sesak mulai membaik  Kes : CM susp. CHF e.c • IVFD KEN 3B 28 tpm
• Batuk kadang kadang  S : 36,8 oC Penyakit Jantung (mikro)’
Bawaan • Furosemid IV 2 X 7,5
• Bengkak (+)  HR: 102x/mnt
mg
 RR : 30x/mnt
Hasil RO thoraks :
• Bronkopneumonia
dupleks dan kardiomegali
13/05/2019 • Demam (-)  Kes : CM Bronkopneumonia • Terapi lanjutan
• Sesak (-)  Ku : Tampak sakit ringan susp. CHF e.c
• Batuk (+)  S : 36,6oC Penyakit Jantung
Bawaan perbaikan
• Bengkak (+)  HR : 98x/mnt
 RR : 30x/mnt

14/05/2019 • Demam (-)  Kes : CM Bronkopneumonia • pulang


• Sesak (-)  Ku : Tampak sakit ringan susp. CHF e.c
• Batuk (-)  S : 36,6oC Penyakit Jantung
klinis membaik
• Bengkak (-)  HR : 100x/mnt
 RR : 30x/mnt
onsil (T2/T2)
Rontgen thoraks

Kesan :
• Pulmo : Hilli normal, coracan
vaskuler ramai, tampak infiltrat
di paracardial kanan dan
retrocardial kiri
• Cor : CRT 64%
TINJAUAN PUSTAKA
BRONKOPNEUMONIA
DEFINISI
Bronkopneumonia merupakan radang dari saluran pernapasan
yang terjadi pada bronkus sampai dengan alveolus paru. Saluran
pernapasan tersebut tersumbat oleh eksudat yang mukopurulen,
yang membentuk bercak-bercak konsolidasi di lobulus yang
berdekatan.
ETIOLOGI
Umur Bakteri Patogen
Neonatus E. Coli, Streptococcus group B, Listeria monocytogenes

Klebsiella sp, Enterobacteriaceae

1-3 bulan Chlamydia trachomatis

Usia prasekolah Chlamydia pneumoniae, Mycoplasma pneumoniae

Haemophillus influenzae B, Streptococcus pneumoniae

Staphylococcus aureus

Usia sekolah Chlamydia pneumoniae, Mycoplasma pneumoniae

Streptococcus pneumoniae
FAKTOR RISIKO

1. Pneumonia yang terjadi pada masa bayi


2. Berat badan lahir rendah (BBLR)
3. Tidak mendapat imunisasi
4. Tidak mendapat ASI yang adekuat
5. Malnutrisi
6. Defisiensi vitamin A
7. Tingginya prevalens kolonisasi bakteri patogen
di nasofaring
8. Tingginya pajanan terhadap polusi udara
(polusi industri atau asap rokok)
PATOFISIOLOGI

stadium hepatisasi merah


(< 48 jam)
Edema sehingga
Mikroorganisme penyebab Konsolidasi (terjadi
mempermudah proliferasi
terhisap ke paru bagian serbukan sel PMN, fibrin,
dan penyebaran kuman ke
perifer eritrosit, cairan edema, dan
jaringan
ditemukannya kuman di
alveoli )

stadium resolusi (7 – 11
hari) stadium hepatisasi kelabu
jumlah makrofag (3 – 8 hari)
meningkat di alveoli, sel Terdapat fibrin dan
akan mengalami leukosit PMN di alveoli,
degenerasi, fibrin menipis, dan terjadi proses
kuman dan debris fagositosis yang cepat
menghilang
MANIFESTASI KLINIS

Pada balita dan anak yang lebih


besar :
Pada neonatus dan bayi kecil :
• Demam
• Apnea
• Menggigil
• Sianosis
• Batuk
• Merintih
• Sakit kepala
• Napas cuping hidung, takipnea
• Muntah dan diare
• Letargi
• Takipnea
• Muntah
• retraksi subkosta (chest indrawing)
• tidak mau minum
• napas cuping hidung
• Takikardi atau bradikardi
• Ronki
• retraksi subkosta
• Sianosis
• Demam
• Sering ditemukan bersamaan dengan
• Hipotermi (pada bayi BBLR)
konjungtivitis, otitis media, faringitis,
dan laringitis
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pada pemeriksaan darah umumnya didapatkan :

• Lekositosis hingga > 15.000/mm3 seringkali dijumpai


dengan dominasi netrofil pada hitung jenis
• Lekosit > 30.000/mm3 dengan dominasi netrofil
mengarah ke pneumonia streptokokus
• Trombositosis > 500.000 khas untuk pneumonia
bakterial
Pemeriksaan Radiologi

Foto toraks PA pada pneumonia lobaris: tampak bercak-


bercak infiltrat pada satu atau beberapa lobus
PENATALAKSANAAN

• Pemberian oksigen 2-4 L/menit melalui kateter hidung


atau nasofaring
• Pemberian cairan : campuran glukose 5% dan NaCl 0,9%
dalam perbandingan 3:1 ditambah larutan KCl 10
mEq/500 ml botol infus
• Penisilin diberikan 50.000 U/kgbb/hari dan ditambah
dengan kloramfenikol 50-75 mg/kgbb/hari sampai anak
bebas panas selama 4-5 hari
• Antipiretik dan analgesik
• Nebulisasi dengan β2 agonis dan/atau NaCl
Usia Rawat jalan Rawat Inap Bakteri Patogen
0-2 minggu 1.Ampisillin + - E. Coli
Gentamisin - Streptococcus B
2.Ampisillin + - Nosokomial
Cefotaksim enterobacteria

>2-4 minggu 1.Ampisillin + - E. Coli


Cefotaksim atau - Nosokomial
Ceftriaxon Enterobacteria
2. Eritromisin - Streptococcus B
- Klebsiella
- Enterobacter
- C. trachomatis
Usia Rawat jalan Rawat Inap Bakteri Patogen
>1-2 bulan 1.Ampisillin + - E. Coli and other
Gentamisin Enterobacteria
2. Cefotaksim atau - H. influenza
Ceftriaxon - S. pneumonia
- C. trachomatis
>2-5 bulan 1.Ampisillin 1.Ampisillin - H. influenza
2. Sefuroksim 2.Ampisillin + - S. pneumonia
sefiksim Kloramfenikol
Sefuroksim
Ceftriaxon
>5 tahun 1. Penisillin A 1. Penisillin G - S. pneumonia
2.Amoksisilin 2. Sefuroksim - Mycoplasma 9
Eritromisin Seftriakson
Vankomisin
KOMPLIKASI

Komplikasi biasanya sebagai hasil langsung dari penyebaran


bakteri dalam rongga thorax (seperti efusi pleura, empiema
dan perikarditis) atau penyebaran bakteremia dan
hematologi. Meningitis, artritis supuratif, dan osteomielitis
adalah komplikasi yang jarang dari penyebaran infeksi
hematologi.
PROGNOSIS

Dengan pemberian antibiotik yang tepat dan adekuat,


mortalitas dapat diturunkan sampai kurang dari 1%, anak
dalam keadaan malnutrisi energi protein dan yang datang
terlambat menunjukkan mortalitas yang lebih tinggi.
PENCEGAHAN

Pneumonia dapat dicegah dengan pemberian imunisasi/vaksinasi.


Berikut vaksin yang sudah tersedia di Indonesia dan dapat
mencegah pneumonia :

1. vaksin PCV untuk mencegah infeksi pneumokokkus


2. vaksin Hib untuk mencegah infeksi Haemophilus Influenzae
tipe b
3. vaksin DPT untuk mencegah infeksi difteria dan pertussis
4. vaksin campak dan MMR untuk mencegah campak
5. vaksin influenza untuk mencegah influenza
TINJAUAN PUSTAKA
PENYAKIT JANTUNG
BAWAAN
DEFINISI
Penyakit jantung bawaan (PJB) adalah penyakit dengan
kelainan pada struktur jantung atau fungsi sirkulasi jantung
yang dibawa dari lahir yang terjadi akibat adanya gangguan
atau kegagalan perkembangan struktur jantung pada fase
awal perkembangan janin. Ada 2 golongan besar PJB, yaitu
non sianotik (tidak biru) dan sianotik (biru) yang masing-
masing memberikan gejala dan memerlukan
penatalaksanaan yang berbeda.
ETIOLOGI DAN EPIDEMIOLOGI
Etiologi
• Sebagian besar kasus PJB bersifat muktifaktorial, beberapa lesi berhubungan
dengan kelainan kromosom, defek gen tunggal, teratogen, atau kelainan
metabolik maternalobat obatan ( fentolin, alcohol, lithium), syndrome (down,
noonan, turner).
Epidemiologi
• Penyakit jantung bawaan (PJB) terjadi pada 8 dari 1000 kelahiran hidup.
Spektrum luas bervarisi dari asimtomatik hingga kelainan yang bersifat fatal.
Di negara maju hampir semua jenis PJB telah dideteksi dalam masa bayi
bahkan pada usia kurang dari 1 bulan, sedangkan di negara berkembang
banyak yang baru terdeteksi setelah anak lebih besar, sehingga pada beberapa
jenis PJB yang berat mungkin telah meninggal sebelum terdeteksi.
KLASIFIKASI

PJB

Asianotik Sianotik

VDS ASD PDA AS COA SP


VENTRICULAR SEPTAL DEFECT
VSD merupakan PJB yang paling sering ditemukan, mencakup 25% dari seluruh kelainan
jantung kongenital.

VSD merupakan kelainan berupa lubang atau celah pada septum di antara rongga
ventrikal akibat kegagalan fusi atau penyambungan sekat interventrikel.

Berdasarkan letak defek,VSD dibagi menjadi 3 bagian, yaitu defek septum ventrikel
perimembran, defek septum ventrikel muskuler, defek subarterial.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai