Anda di halaman 1dari 47

DERMATITIS

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
DERMATITIS

DEFINISI
Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis)

sebagai respons terhadap pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen,

menyebabkan kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema,


papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal.

Tanda polimorfik tidak selalu terjadi bersamaan, bahkan mungkin hanya


satu jenis, misalnya hanya berupa papula.
ETIOLOGI
EKSOGEN ENDOGEN
Gejala klinis
Pada umumnya mengeluh gatal,
Pada stadium akut :Eritema, edema, vesikel atau bula, erosi, dan eksudasi,
sehingga tampak membasah.

Pada subakut :Eritema, dan edema berkurang, eksudat mengering menjadi


krusta.

Pada stadium kronis :Lesi tampak kering, berbentuk skuama, hiperpigmentasi,


papul, dan likenifikasi, meski mungkin juga masih dapat
terdapat erosi atau ekskoriasi karena garukan.
Stadium tersebut tidak selalu berurutan, bisa saja suatu dermatitis sejak awal memberi gambaran klinis berupa
kelainan kulit stadium kronis. Demikian pula jenis efloresensi tidak selalu harus polimorfik, mungkin hanya
oligomorfik.
TATA NAMA (NOMENKLATUR) DAN KLASIFIKASI

Hingga kini belum ada kesepakatan internasional mengenai


tatanama dan klasifikasi dermatitis, tidak hanya karena
penyebabnya multifaktor, tetapi juga karena seseorang dapat
mengalami lebih dari satu jenis dermatitis pada waktu yang
bersamaan.

Contoh :
• Berdasarkan etiologi (dermatitis kontak, dermatitis
medikamentosa, solar dermatitis)
• Berdasasrkan bentuk (dermatitis numularis)
• Berdasarkan lokalisasi (hand dermatitis, dermatitis
intertriginosa)
DERMATITIS

1.Dermatitis Stasis
2.Dermatitis Numularis
3.Dermatitis Kontak
4.Dermatitis Atopik
5.Neurodermatitis Sirkumskripta
DERMATITIS STASIS
DEFINISI
Penyakit peradangan pada kulit tungkai bawah yang
disebabkan insufisiensi dan hipertensi vena yang
bersifat kronis.

EPIDEMIOLOGI
• Umumnya terjadi pada usia di atas 50 tahun,
• Lebih sering dialami perempuan dibandingkan laki-laki,
• Berhubungan dengan peningkatan tekanan vena pada
tungkai bawah yang dialami selama kehamilan.
Etiopatogenesis
1. Hipertensi vena pada insufisiensi
vena
2. Peningkatan tekanan hidrostasis
3. Permeabilitas pembuluh darah
kapiler meningkat, memungkinkan
ekstravasasi makromolekul,
termasuk fibrinogen

4. Penumpukan fibrinogen
menyebabkan terkumpul disekitar
pembuluh darah

5. Pasokan O2 dan nutrisi terhalang


ke dermis

6. Hipoksia dan kerusakan jaringan


kulit
Pemeriksaan Fisik
Lokasi : Umumnya tungkai bawah
Efloresensi :
Makula hiperpigmentasi numular sampai plakat, tidak
berbatas tegas, ditutupi oleh skuama halus.

Kadangkadang tampak varises yang berisi darah


berwarna hitam, atau berupa ulkus varikosus dengan
dasar kotor, berbenjol-benjol.

Pemeriksaan Penunjang

Venografi untuk melihat letak sumbatan


Penatalaksanaan

Umum : Penderita harus istirahat dengan posisi kaki ditinggikan.

• Topikal : Jika basah dikompres dengan larutan KMnO4 1/5000 atau larutan
asam borat 3%. Jika sudah kering diberi salep kortikosteroid seperti
hidrokortison 1-2%.

• Sistemik : Antihistamin H1, sebagai anti gatal dan penenang.


Antibiotik (penisilin atau eritrosin).

• Tindakan pembedahan untuk menghilangkan sumbatan.

Prognosis:
Sering residif. Jika faktor penyumbat dapat dihilangkan, prognosis baik.
DERMATITIS NUMULARIS
Definisi dan Sinonim

Adalah peradangan kulit yang bersifat


kronis, ditandai dengan lesi berbentuk
mata uang (koin), berbatas tegas, dengan
efloresensi berupa papulovesikel.

Dermatitis numular diperkenalkan oleh


Devergie pada tahun 1857. berasal dari
bahasa Latin nummulus yang berarti
seperti koin
Etiopatogensis
Etiopatogenesis dermatitis numularis belum diketahui

Gejala klinis
• Lesi akut berupa plak eritematosa berbentuk koin dengan batas tegas
yang terbantuk dari papul dan papuloveisikel.
• Lambat laun vesikel pecah dan terjadi eksudasi berbentuk pinpoint.
• Selanjutnya eksudat mengering dan menjadi krusta kekuningan.
• Dalam 1-2 minggu lesi memasuki fase kronik berupa plak dengan
skuama dan likenifikasi

Pemeriksaan kulit
Lokalisasi : Punggung kaki, punggung tangan, bagian ekstensor ekstremitas, bokong dan
bahu.

Efloresensi : Makula eritematosa eksudatif, bentuknya numular. Terkadang hiperpigmentasi,


likenifikasi berbatas tegas sebesar uang logam.
Pemeriksaan kulit
Lokalisasi : Punggung kaki, punggung tangan, bagian ekstensor ekstremitas, bokong dan
bahu.

Efloresensi : Makula eritematosa eksudatif, bentuknya numular. Terkadang hiperpigmentasi,


likenifikasi berbatas tegas sebesar uang logam.

Diagnosis
Diagnosis dermatitis numularis ditegakkan berdasarkan gambaran klinis

Penatalaksanaan
• Antihistamin sebagai sedatif dan mengurangi gatal.
• Kortiksoteroid sistemik maupun topikal.
• Antibiotik seperti eritromisin, tetrasiklin 20-40 mg/kg BB selama 7-14hari, atau
amoksilin 4 x 500 mg/hari selama 7-10hari. (jika ditemukan infeksi sekunder)

Prognosis Baik.
3. DERMATITIS KONTAK
Dermatitis kontak adalah dermatitis yang disebabkan
oleh bahan/substansi yang menempel pada kulit

Kontak Iritan Kontak Alergi


Adalah reaksi peradangan Adalah suatu dermatitis yang
kulit non-imunologik, yaitu timbul setelah kontak dengan
kerusakan kulit terjadi alergen melalui proses
langsung tanpa didahului sensitisasi.
proses pengenalan/sensitisasi
DERMATITIS KONTAK
IRITAN
Definisi
Dermatitis kontak iritan merupakan reaksi
peradangan kulit non-imunologik, yaitu
kerusakan kulit terjadi langsung tanpa
didahului proses pengenalan/sensitisasi.

Penyebab dan Epidemiologi


Penyebab : Bahan-bahan yang bersifat iritan.
Jenis kelamin : Frekuensi sama pada pria dan
wanita
Lingkungan : Lingkungan industri akan
memengaruhi insidens penyakit.
Gejala Klinis
Kelainan kulit yang terjadi sangat beragam, tergantung pada sifat iritan. Iritan kuat memberi gejala akut,
sedang iritan lemah memberi gejala kronis.

DKI Akut
Disebabkan : Iritan kuat, misalnya larutan asam sulfat dan asam hidroklorid atau basa kuat, misalnya
natrium dan kalium hidroksida.
Ciri : Sekali kontak langsung bereaksi
Gejala : Pedih, panas, rasa terbakar, eritema edema, bula, mungkin juga nekrosis. Luka bakar
oleh bahan kimia juga termasuk dermatitis kontak iritan akut.

DKI kronik:
Disebabkan : kontak berulang dengan iritan lemah, misalnya deterjen, sabun, pelarut.
Ciri :Kontak terus menerus/akumulatif
Gejala : kulit kering, eritema ,skuama , yang lambat laut menjadi tebal (hiperkeratosis)
dengan likenifikasi lanjut:fisura, contoh: tumit “tukang cuci”
Penatalaksanaan
Umum :Yang terpenting adalah menghindari pajanan bahan iritan yang menjadi penyebab. Bila hal ini dapat
dilaksanakan dengan sempurna, dan tidak terjadi komplikasi, maka DKI akan sembuh tanpa pengobatan
topikal. Mungkin cukup dengan pemberian pelembab untuk memperbaiki sawar kulit.

Topikal : kortikosteroid : - Hidrokortison 0,5 – 2,5%

Prognosis:
Baik.Yang terpenting ialah menghindari kontak dengan bahan-bahan yang dicurigai
menyebabkan kelainan kulit. Hal ini dapat dilakukan dengan memakai alat-alat
pelindung seperti: sarung tangan, kaca mata, pakaian kerja, topi pengaman, sepatu
bot, dan lain-lain.
DERMATITIS KONTAK
ALERGI
Definisi
Dermatitis kontak alergi adalah suatu dermatitis
yang timbul setelah kontak dengan alergen
melalui proses sensitisasi.
Penyebab dan Epidemiologi

Penyebab : Alergen = kontaktan =


sensitizer. Biasanya berupa bahan logam berat,
kosmetik(lipstik, deodoran) , bahan perhiasan
(jam tangan, sendal, anting-antingan) dll .
Umur : Dapat pada semua umur
Jenis kelamin : Frekuensi yang sama pada
pria dan wanita
HIPERSENSITIVITAS TIPE 4
Gejala singkat penyakit
Kemerahan pada daerah kontak, kemudian timbul eritema, papula, vesikel dan erosi.
Penderita selalu mengeluh gatal.

Lokalisasi : Semua bagian tubuh dapat terkena

Gambaran histopatologi : Tidak khas

Pemeriksaan pembantu/laboratorium :
Uji tempel (patch test)

Penatalaksanaan:
Umum : Hindari faktor penyebab

Khusus : Sistemik : Kortikosteroid : Prednison 30 mg/hari jangka pendek.

Topikal : Kompres dengan larutan garam faal, atau


Kortikosteroid : - Hidrokortison 0,5 – 2,5%

Prognosis : Bonam
UJI TEMPEL (PATCH TEST)

Beberapa hal yang perlu


diperhatikan dalam pelaksaaan uji
tempel:

1. Tes dilakukan sekurang-


kurangnya 1 minggu setelah
pemakaian kortikosteroid
sistemik dihentikan.
2. Uji tempel dibuka setelah 48
jam
3. Pasien dilarang melakukan
aktivitas yang menyebabkan uji
+1 = reaksi lemah (non-vesikular) : eritema, infiltrat, papul (+) tempel menjadi longgar/terlepas
+2 = reaksi kuat : edema atau vesikel (++) 4. Pasien dilarang mandi sekurang-
+3 = reaksi sangat kuat (ekstrim) : bula atau ulkus kurangnya dalam waktu 48 jam,
+ = meragukan : hanya makula eritematosa (?) dan menjaga agar punggung
- = reaksi negatif selalu kering
NT = tidak dites (NT= not tested)
DERMATITIS ATOPIK
Definisi
Adalah dermatitis yang timbul pada individu dengan riwayat atopi pada dirinya sendiri ataupun
keluarganya, yaitu riwayat asma bronkial, rinitis alergi dan reaksi alergi terhadap serbuk-serbuk
tanaman.
HIPERSENSITIVITAS
TIPE 1
Penyebab dan Epidemiologi
Penyebab :Yang pasti belum diketahui, tetapi faktor turunan merupakan dasar pertama untuk
timbulnya penyakit.
Umur : Bentuk bayi 2 bulan – 2 tahun
Bentuk anak 3 – 10 tahun
Bentuk dewasa 3 – 30 tahun

Gejala Singkat Penyakit


Dasar penyakit adalah faktor herediter yang oleh faktor luar menimbulkan kelainan
kulit dimulai dengan eritema, papula-papula, vesikel sampai erosi dan likenifikasi.
Penderita tampak gelisah, gatal dan sakit berat.

Pemeriksaan kulit
Lokalisasi : Bentuk bayi : Kedua pipi, kepala, badan, lipat siku, lipat lutut.
Bentuk anak : tengkuk, lipat siku, Iipat 1utut.
Bentuk dewasn : tengkuk, lipat lutut, lipat siku, punggung kaki.

Efloresensi Bentuk bayi : eritema berbatas tegas, papula/vesikel miliar disertai erosi dan eksudasi
serta krusta.
Bentuk anak : papula-papula miliar, likenifikasi, tak eksudatif .
Bentuk dewasa : biasanya hiperpigmentasi, kering dan likenifikasi.
Usia 2 bln - 2 thn Usia 3-10 thn
Muka, leher>> Lutut, Fossa Cubiti-Poplitea
madidans Lesi kering

Tipe Tipe
Infantil Anak

Dermatitis
Atopik

Tipe
Remaja-Dewasa
Usia 13-30 thn
Fossa Cubiti- Poplitea
Frontal periorbita
KRITERIA DIAGNOSTIK
(WILLIAM)

1. Harus ada: Ditambah 3 atau lebih tanda berikut:


• Riwayat perubahan kulit/kering di
Kulit yang gatal (atau fosa kubiti, fosa poplitea, bagian
tanda garukan pada anterior dorsum pedis, atau seputar
anak kecil) leher (termasuk kedua pipi pada anak
<10 tahun)
• Riwayat asma atau hay fever pada
anak (riwayat atopi pada anak < 4 )
• Riwayat kulit kering sepanjang dalam
satu tahun terakhir
• Dermatitis fleksural (pipi, dahi, dan
paha bagian lateral pada anak < 4
tahun)
Penatalaksanaan
• Hindari semua faktor luar yang mungkin menimbulkan manifestasi klinis.
• Menjauhi alergen pencetus.
• Hindari pemakaian bahan yang merangsang seperti sabun keras dan bahan pakaian dari wol.

Sistemik:
• Antihistamin golongan H1, untuk mengurangi gatal dan sebagai penenang.
• Kortikosteroid jika gejala klinis berat dan sering mengalami kekambuhan.

Topikal:
• Pada bentuk bayi diberi kortikosteroid ringan dengan efek samping sedikit, misahya krim hidrokortison 1-
1,5%.
• Pada bentuk anak dan dewasa dengan likenifikasi dapat diberi kortikosteroid kuat seperti betametason
dipropionat 0,05% atau desoksimetason 0,25%. Untuk efek yang lebih kuat, dapat dikombinasi dengan
asam salisilat 1-3% dalam salep.

Prognosis Baik.
NEURODERMATITIS SIRKUMSKRIPTA

Definisi
Peradangan kulit kronis, gatal, sirkumskrip,

Ditandai dengan kulit tebal dan garis kulit


tampak lebih menonjol (likenifikasi) Menyerupai
kulit batang kayu,

akibat garukan atau gosokan berulang-ulang


karena berbagai rangsangan pruritogenik.
ETIOLOGI
1. Penyebab pasti belum diketahui
2. Faktor - faktor yang menyebabkan : gigitan
serangga, kecemasan, dermatitis atopic, dermatitik
kontak alergi, aspek psikologik dengan tekanan
emosi.
3. Diinduksi  gosokan dan garukan yang berulang-
ulang
4. Dilaporkan berhubungan dengan dermatitis atopik.
PATOGENESIS
Pruritus dengan lesi
Pruritus tanpa lesi
Digaruk

Trauma mekanik

Aktivasi Imunoreaktif Likenifikasi


CGRP (Calsitonin Gene-
Related Peptida) dan SP
(Substance Peptida

Aktivasi histamin dan sel mast Neurodermatitis


Rasa gatal bertambah
Sirkumskripta
MANIFESTASI KLINIS

 Gatal, tetapi tidak terus menerus,timbul pada waktu tidak


sibuk.
 Lesi bisa tunggal, pada awalnya berupa plak eritomatosa, sedikit
edematosa
 Lambat laun edema dan eritema hilang  bgn tengah
berskuama dan menebal  likenifikasi dan ekskoriasi 
sekitarnya hiperpigmentasi, batas dengan kulit normal tidak
jelas
DAERAH PREDILEKSI

leher, tungkai bawah, pergelangan kaki dan tangan, di atas kelopak mata,
lubang telinga, punggung, belakang telinga, skrotum, vulva, area anal,
daerah pubis, lipat siku dan fleksor lutut.
eritem dan edema atau kelompok papul

karena garukan berulang, bagian tengah menebal,


kering dan berskuama serta pinggirnya
hiperpigmentasi. Ukuran lesi lentikular sampai
plakat, bentuk umum lonjong atau tidak beraturan
lesi juga dapat berupa plak solid dengan likenifikasi,
seringkali disertai papul kecil di tepi lesi, dan
berskuama tipis.

Kulit yang mengalami likenifikasi teraba menebal,


dengan garis-garis kulit yang tegas dan meninggi,
serta dapat pula disertai eskoriasis

Warna lesi biasanya merah tua, kemudian menjadi


coklat atau hiperpigmentasi hitam. Distribusi lesi
biasanya tunggal
DIAGNOSIS

ANAMNESA

PEMERIKSAAN FISIK

PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan Penunjang
• Histopatologi : Diharapkan Terdapat
proliferasi dari sel schwan dimana dapat
membuat infiltrasi seluler yang cukup besar,
dan juga ditemukan neural hyperplasia.
PENATALAKSANAAN
Farmakologi
Non Farmakologi
Antipruritus / Antihistamin sedatif
kuat • Menjelaskan kepada pasien bahwa garukan akan
• Antihistamin AH1 memperburuk keadaan, oleh karena itu harus
1. Hidroksizin (Piperazin) dihindari. Apabila kebutuhan menggaruk tidak
tertahankan, maka gosok atau garuk area yang
2. Difenhidramin (Etanolamin) bersangkutan dengan telapak tangan.
3. Prometazin (Derivat fenotiazin)
• Mencegah faktor pencetus, seperti pakaian yang
Kortikosteroid kasar, suhu yang terlalu panas, makanan atau
• Deksametason tab 3 x 1 , (sistemik) minuman yang dapat menimbulkan vasodilatasi
(kafein) , dan kecemasan.
• Hidrokortison salep 2 x 1 (topikal)
• Konsultasi Psikiatri
PROGNOSIS

Bergantung pada penyebab pruritus (penyakit


yang mendasari)
Status psikologik penderita

Anda mungkin juga menyukai