Anda di halaman 1dari 38

Laporan Kasus

KETUBAN PECAH DINI

Oleh:
Nuraeni
2015730103

Pembimbing:
Dr. Edy Purwanta, Sp.OG

Stase Obstetri dan Ginekologi RSIJ Cempaka Putih


Identitas Pasien
Nama : Ny. N
Umur : 30 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jl. Marunda baru 10/14 jakarta pusat
Status Pernikahan : Menikah
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tgl. MRS : 11/07/2019
Anamnesis

Keluhan Utama : Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien hamil datang dengan keluhan Pasien datang ke UGD dengan keluhan keluar
air-air dari jalan lahir sejak 1 jam SMRS. Pasien
keluar air-air dari jalan lahir sejak 1
juga mengeluhkan keluarnya air-air dari jalan
jam SMRS lahir berwarna jernih, encer, dan tidak berbau.
Mulas sudah dirasakan oleh pasien. Pasien
menyangkal sebelumnya berhubungan tubuh
dengan suami dan riwayat jatuh disangkal.
Keluar lendir atau darah (-). Gerakan janin
masih dirasakan aktif oleh ibu. Pasien tidak
pernah keguguran sebelumnya
Anamnesis

Riwayat penyakit dahulu/Operasi


Pasien pernah menjalani operasi SC 5 tahun yang lalu, karena indikasi CPD
Riw Hiprtensi, DM, Asma, Penyakit Jantung, Kelainan darah, myopia disangkal.

Riwayat penyakit dalam keluarga


Pasien menyangkal adanya riwayat penyakit hipertensi, diabetes melitus, asma dan
penyakit menahun lainnya di keluarga.

Riwayat Psikososial
Pola makan 3x/hari. Kebiasaan konsumsi minuman beralkohol, merokok disangkal. Pasien
jarang berolahraga. Sehari-hari mengonsumsi nasi putih, sayuran, lauk pauk, buah-buahan
dengan kuantitas dan kualitas baik.
Anamnesis

Riwayat Alergi Obat


Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi obat sebelumnya.

Riwayat pengobatan
Pasien mengonsumsi asam folat yang diberikan dokter.

Riwayat Menstruasi
Pasien menarche umur 12 tahun. Pasien mengatakan haid selalu teratur setiap bulannya dan terkadang
mengalami rasa nyeri ketika haid namun tidak sampai mengganggu aktivitas. Lama haid sekitar 7-8 hari
dengan siklus haid 28 hari.

Riwayat Pernikahan
Pernikahan pertama sejak 9 tahun yll.
Anamnesis

Riwayat Obstetrik
1. HPHT : 2 Oktober 2018
2. Taksiran Persalinan : 9 Juli 2019
3. Gravida : G4P3A0
4. Usia Kehamilan : 40 minggu
Pemeriksaan Fisik

Tanda Vital
• Keadaan Umum : Sakit ringan
• Kesadaran : Compos Mentis
• GCS : E4M6V5
• Tekanan Darah : 125/90 mmHg
• Frekuensi Nadi : 94 x/menit
• Pernapasan : 20x /menit
• Suhu : 36,6 C
• BB : 73 Kg
• TB : 155 cm
Pemeriksaan Fisik
• Kepala : Normocephal
• Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil Isokor, refleks cahaya (+/+).
• Mulut : Mukosa bibir lembab
• Leher : KGB tidak teraba membesar, massa (-)

• Inspeksi : iktus kordis (-)


• Palpasi : iktus kordis teraba heave (-), lift (-), thrill (-), nyeri tekan (-)
• Perkusi : Batas jantung normal (batas jantung atas ics 2 para sternal kiri, batas jantung
kanan ics 4 parasternal kanan, batas jantung kiri ics 4
midclavicula kiri)
• Auskultasi : suara jantung normal, murmur (-), gallop (-)
Pemeriksaan Fisik
- Inspeksi : thorax mengembang baik simetris statis maupun dinamis, nafas
tertinggal (-), bekas luka (-), hiper atau hipopigmentasi (-)
- Palpasi : massa (-), nyeri tekan (-),
- Perkusi : sonor di kedua lapang paru.
- Auskultasi : suara napas vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)

Abdomen : Supel, nyeri tekan Extremitas : Akral

perut bagian bawah (+) hangat (+), edema (-),


CRT < 2 detik.
Pemeriksaan Obstetri

Inspeksi : Cembung (+), Linea nigra (+), Striae gravidarum (+), bekas operasi (+), mammae simetris
Palpasi : TFU 35 cm
 Leopold I : Teraba bagian lunak bulat, tidak melenting ( bokong )
 Leopold II : Teraba bagian keras memanjang di sebelah kanan ( Puka ), teraba bagian kecil janin di
sebelah kiri
 Leopold III : Teraba bagian bulat keras melenting ( kepala )
 Leopold IV : Kepala sudah masuk PAP, divergen
DJJ : 141 x/menit, teratur, punctum maximum tungal pada abdomen kuadran kanan bawah.
Taksiran berat janin : 3600 gram
His : 2x10’ 30”
Pemeriksaan Obstetri

PD : portio tebal kaku, pembukaan seujung jari, ketuban (+) encer jernih, lakmus (+)

Genetalia Externa
V/v: terdapat cairan yang keluar
Massa (-) laserasi (-) ulkus (-)
Pemeriksaan Labolatorium

Pemeriksaan hematologi rutin tanggal 10/07/2019


Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan

HEMATOLOGI RUTIN
Hemoglobin 11.4 g/dL 11.7-15.5
Jumlah leukosit 7.65 103/µL 3.60-11.00
Hematokrit 33 % 25-47
Jumlah trombosit 239 103/µL 150-440
Eritrosit 4.17 106/µL 3.80-5.20
MCV/VER 80 fL 80-100
MCH/HER 27 pg 26-34
MCHC/KHER 34 g/dL 32-36

HBsAg (-)Negatif (-) Negatif


Resume
• Perempuan Ny.N 30 tahun G4P3A0 hamil 40 minggu datang dengan keluhan keluar air-air sejak ± 1jam
SMRS. Pasien juga mengeluhkan keluarnya air-air dari jalan lahir berwarna jernih, encer, dan tidak berbau.
Mulas sudah dirasakan oleh pasien. Keluar lendir atau darah (-). Gerakan janin masih dirasakan aktif oleh
ibu.
• PF: TD: 125/90 mmHg
Frekuensi Nadi : 94 x/menit
Pernapasan : 20x /menit
Suhu : 36,6 C
BB : 73 Kg
TB : 155 cm
• Portio tebak kaku, pembukaan seujung jari, ketuban (+) mengalir, warna jernih encer, tidak berbau,
lendIr (-), darah (-), lakmus (+)
• Pada pemeriksaan fisik ditemukan TFU 35 cm, situs memanjang. Puka, presentasi kepala, divergen.
Pembukaan seujung jari, HIS 2x10’ 30”, DJJ 141 x/menit
• Pada pemeriksaan lab Hb akhir 11.4 g/dL.
Diagnosis Masuk

Ibu : G4P3A0, hamil 40 minggu kala 1 fase laten dengan ketuban

pecah dini dan BSC 1x

Bayi : Janin tunggal hidup intrauterine presentasi kepala


Rencana Tindakan
a. Observasi ibu dan janin

o Pantau tanda vital, dan DJJ untuk evaluasi.

o CTG

b. Pro SC
Laporan Persalinan

• Jam 08.20: operasi SC dimulai


• Jam 08.35: bayi lahir langsung menangis, jenis
kelamin perempuan, AS 9/10, BB 3500 gram, PB 50
cm.
• Jam 08.40: plasenta lahir lengkap
Follow Up
Tanggal Perjalanan Penyakit Planing
11/07/2019 S : OS mengatakan dengan keluhan keluar air-air dari jalan lahir sejak 1 jam SMRS
O : KU baik, kesadaran CM
TD : 125/90 mmHg
RR : 94x/menit
HR : 20x /menit
Suhu : 36,6 C
Palpasi : TFU 35 cm, situs memanjang. Puka, presentasi kepala, divergen. Pembukaan
seujung jari, HIS 2x10’ 30”, DJJ 141 x/menit
Pemeriksaan Dalam : portio tebal kaku, pembukaan seujung jari, ketuban (+) encer jernih,
lakmus (+)
A : G4P3A0, hamil 40 minggu kala 1 fase laten dengan ketuban pecah dini dan BSC 1x, Janin
tunggal hidup intrauterine presentasi kepala

11/07/2019 jam 08.20 Telah dilakukan tindakan sc dengan Teknik seksio sesarea transperitoneal profunda pada Monitor TTV dan perdarahan
pukul 08.20 Uraian Pembedahan : Perlengketan (-), perkiraan perdarahan 500cc Cek ulang hb
Bayi lahir jenis kelamin perempuan, AS 9/10, BB 3800 gram, PB 50 cm. vitamin A
Follow Up
11/07/2019 S: Nyeri luka operasi • Vit A
Jam 17.00 O: KU: Baik, Kesadaran: CM • Ketorolac inj
TD:130/80 mmHg • Kalnex 500mg
N: 88 x/m • Infus RL 2000cc/24jam
P: 18 x/m • Ceftriaxon inj. 2x1
S: 36, 7ºC
Hb : 11,3
A: Post SC hari ke 1
12/07/2019 S: nyeri luka operasi, kepala terasa pusing karena tidak bisa tidur Ceftiaxon inj. 2 x 1
Jam 06.00 O: KU: Baik, Kesadaran: CM Ketorolac inj.
Perdarahan normal Rencana pulang
TD : 120/80
Nadi : 93 kali/menit
Pernafasan : 20 kali/menit
Suhu : 36,7 ºC
A: nifas hari ke-2 post sc
Follow Up
13/07/2019 S: nyeri luka operasi (+) Pulang
O: KU: Baik, Kesadaran: CM
Hb : 11,5 g/dr
TD : 120/80
Nadi : 89 kali/menit
Penafasan : 20 kali/menit
Suhu : 36,6 ºC
A: nifas hari ke-3 post sc
Diagnosis Akhir Prognosis

Ibu: P4A0 partus SC dengan ketuban


Ibu : Dubia ad bonam
pecah dini

Anak: bayi perempuan, AS 9/10, BB 3800


gram, PB 50 cm. cairan ketuban jernih,
cacat (-). Anak : Dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi

• Ketuban Pecah Dini / Premature Ruptur Of Membran (PROM) /


Amniorrhexis
• [amnio = amnion & rhēxis, rupture]
• Robeknya selaput korioamnion dalam kehamilan ( sebelum onset
persalinan berlangsung)

Premature rupture of Ketuban pecah saat usia kehamilan ≥


membranes (PROM) 37 minggu

Preterm premature rupture of Bila terjadi pada kehamilan < 37


membranes (PPROM) minggu
Epidemiologi

• Insidensi 8 – 10 % dari semua kehamilan


• Pada kehamilan yang cukup bulan sekitar 95 %, pada kehamilan preterm
sekitar 34 % semua kelahiran prematur.
• KPD merupakan komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan kurang
bulan
• Berkontribusi pada angka kematian perinatal pada bayi yang kurang bulan.
• Pengelolaan KPD pada kehamilan < 34 minggu bertujuan untuk
menghilangkan kemungkinan terjadinya prematuritas dan Respiratory Distress
Syndrom (RDS).
Etiologi
1. Inkompetensi Serviks
2. Peningkatan tekanan intra uterin

Tekanan intra uterin yang meninggi atau


meningkat secara berlebihan dapat
menyebabkan terjadinya ketuban pecah dini.
Misalnya :
a. Trauma : hubungan seksual, pemeriksaan
dalam, amniosintesis
b. Gemelli
3. Infeksi
4. Makrosomia
Makrosomia adalah berat badan
neonatus >4000 gram kehamilan
dengan makrosomia
menimbulkan distensi uterus yang
meningkat atau over distensi dan
menyebabkan tekanan pada intra
uterin bertambah
5. Hidroamnion 6. Kelainan letak

Kelainan letak misalnya lintang, sehingga


Hidramnion atau polihidramnion tidak ada bagian terendah yang
adalah jumlah cairan amnion >2000 menutupi pintu atas panggul (PAP) yang
mL. uterus dapat mengandung cairan dapat menghalangi tekanan terhadap
dalam jumlah yang sangat banyak. membran bagian bawah.
Diagnosis
• Umur kehamilan > 20 minggu
• Keluar cairan ketuban dari vagina
• Cairan berbau khas
• His belum ada atau belum teratur Kasus :
Anamnesis
• Belum ada pengeluaran lendir dan darah Anamnesis : UK 40 minggu,
keluar cairan ketuban jernih,
encer, tidak berbau, His :
• Periksa tanda-tanda vital ; lihat ada tidak nya kemungkinan2x10’
terjadi30”,
infeksi
PF PF : TTV dbn, demam (-),
leukosit 7.65x10³/µL (n)
Inspeksi : tampak cairan keluar
vagina
• Tampak keluar cairan dari vagina
Inspeksi
Diagnosis

• Pemeriksaan pertama bila curiga KPD


• Keluar cairan dari OUE
Inspekulo
Kasus :
PD : cairan ketuban jernih
• Cairan di vagina
• Ketuban (-)
encer keluar dari vagina
PDV Penunjang
• Pada kehamilan kurang bulan, belum inpartu sebaiknya : lab tes lakmus +
tidak dilakukan
USG : tidak dilakukan

• Laboratorium (tes nitrazin/lakmus, tes mikroskopik/pakis)


• USG ; untuk melihat jumlah cairan amnion dalam kavum uteri, usia kehamilan, berat janin,
letak janin, letak janin, kesejahteraan janin dan letak plasenta. Dengan pemeriksaan USG
Penunjang ketuban pecah dini dapat dikonfirkasikan dengan adanya oligohidroamnion.
Tatalaksana

Konservatif
Pengelolaan konservatif dilakukan bila tidak ada penyulit (baik pada ibu maupun janin), pada umur
kehamilan 28-34 minggu, dirawat selama 2 hari
Selama perawatan dilakukan
1. Observasi kemungkinan adanya amnionitis/tanda-tanda infeksi
1. Ibu : suhu > 38, takikardi ibu, lekositosis, tanda-tanda infeksi intra uterine, rasa nyeri pada
Rahim, secret vagina purulent
2. Pengawasan timbulnya tanda persalinan
3. Pemberian antibiotic p.o (sefadroksil 2x500mg, eritromisin 4x500mg) selama 3-5hari atau
antibiotic spektrum luas
4. Ultrasonografi untuk melihat kesejahteraan janin
5. Bila ada indikasi untuk melahirkan, dilakukan pematangan paru, dan proteksi otak janin
UK < 32 minggu Dirawat selama air ketuban masih keluar atau sampai air ketuban tidak keluar lagi

UK 32-34 minggu Inpartu Infeksi

- - Beri deksametason, observasi


tanda-tanda infeksi, nilai
kesejahteraan janin. Terminasi
pada UK 37minggu
+ - Beri tokolitik, deksametason,
induksi setelah 24jam
- + Beri antibiotik dan lakukan
induksi. Nilai tanda-tanda
infeksi

Pada UK 32-37 minggu berikan steroid untuk memacu kematangan paru janin Dosis betametason 12mg sehari dosis
tunggal selama 2 hari, deksametason IM 5mg setiap 6 jam sebanyak 4 kali
Tatalaksana

Aktif

1. Pengelolaan aktif pada KPD dengan umur kehamilan > 37 minggu, induksi dengan oksitoksin.
Bila gagal seksio sesarea.
2. Dapat pula diberikan misoprostol 25 µg- 50 µg intravaginal tiap 6 jam maksimal 4 kali.
3. Bila ada tanda-tanda infeksi : antibiotic dosis tinggi dan persalinan diakhiri
4. Timbulnya tanda persalinan
5. Gawat janin
6. Bila skor pelvik <5, lakukan pematangan serviks, kemudian induksi. Jika tidak berhasil, akhiri
persalinan dengan seksio sesarea
7. Bila skor pelvik > 5, induksi persalinan, partum pervaginam
Komplikasi
• Persalinan premature • Infeksi
Endometritis

Sepsis
IBU
Syok septic

Aktivitas meometrium

Asfiksia janin
JANIN
Sepsis perinatal
Komplikasi
• Sindroma deformitas janin

Ketuban Pecah Dini yang


terjadi terlalu dini
menyebabkan pertumbuhan
janin terhambat, kelainan
disebabkan oleh kompresi
muka dan anggota badan janin
serta hipoplasi pulmonary
Prognosis

Tergantung pada :
• Usia kehamilan
• Adanya infeksi / sepsis
• Factor resiko / penyebab
• Ketepatan Diagnosis awal dan penatalaksanaan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai