Anda di halaman 1dari 32

‫ْم‬

ِ ‫حي‬ َّ ‫ن‬
ِ ‫الر‬ ِ ‫حمَا‬ َّ ‫ّللا‬
ْ ‫الر‬ ِ ‫م ه‬ ْ ِ‫ب‬
ِ ‫س‬

R E F E R AT

R ET I N O PAT H Y

Dokter Pembimbing :
dr. Dion Oscar Iskandar, Sp.M

Dwinur Syafitri Choirunisa


2014730022
ANATOMI RETINA
VASKULARISASI

Nutrisi Retina

Pembuluh Darah Retina Keduanya berasal dari Arteri Oftalmikus yang


merupakan cabang pertama dari Arteri Karotis
Interna
Pembuluh Darah Koroid
DEFINISI
“Kelainan pada retina akibat penyebab selain infeksi. Retinopati dapat dihubungkan berbagai
mekanisme penyebab, diantaranya Diabetes Melitus, Hipertensi, Obat-obatan, dan abnormalitas
dalam darah (anemia, leukemia, trombositopenia).

RETINOPATI DIABETIK
RETINOPATI KONGENITAL

RETINOPATI HIPERTENSIF

RETINOPATI TOKSIK
RETINOPATI AKIBAT
KEL AINAN DARAH
RETINA DIABETIK

• Telah diteliti bahwa penderita diabetes memiliki potensi kebutaan sebesar 20-30 kali daripada orang non-
diabetes.
• Merupakan mikroangiopati progresif yang ditandai oleh kerusakan dan sumbatan pembuluh darah kecil,
meliputi arteriol prekapiler retina dan kapiler-kapiler vena.

• 90% kelainan visus pada pasien diabetes disebabkan oleh retinopati.


• Penderita DM tipe 1 dan 2 memiliki resiko mendapatkan retinopati, semakin lama menderita DM semakin
bertambah pula resikonya
Retinopati diabetik dapat dibagi menjadi 2 tipe:

Retinopati • Kelainan pada retinopati nonproliferatif terletak pada retina bagian

Nonproliferatif sensoris

Retinopati • Retinopati proliferatif mencakup neovaskularisasi dan proses sekuelnya;

Proliferatif perubahan-perubahan ini muncul baik internal hingga permukaan retina.


Diabetik retinopati berjalan dalam 4 tingkat
• Retinopati nonpoliferatif (mikroaneurisma)
• Retinopati nonpoliferatif sedang (penyumbatan pada pembuluh darah)
• Retinopati nonpoliferatif berat (banyak pembuluh darah yang tersumbat)
• Retinopati poliferatif (stadium lanjut), 50% pasien biasanya buta sesudah 5 tahun
RETINOPATI DIABETIK Retinopati Non Proliferatif

Menghasilkan↑ Permeabilitas Kapiler

Mikroaneurisma

Hemoragi Intraretinal,

Eksudat Keras (deposit lipid) & Eksudat Halus (cotton-wool spot)

Edema makular  Menyebabkan visus menghilang bila tidak mendapat penanganan


Patofisiologi

Terjadi akibat perubahan histopatologi pada kapiler retina, berupa penebalan membrane basal, hilangnya sel perisit, poliferasi endothel

Hilangnya sel perisit Terbentuknya sacular pada mikroaneurisma


Terganggunya fungsi barrier, kelemahan
dinding pembuluh darah
dinding kapiler, meningktanya tekanan
intraluminer kapiler

Terganggunya fungsi ↑ permeabilitas Kebocoran dan Terbentuk zona eksudat berwarna kekuning-
barier vaskular deposisi protein kuningan = hard exudate

Kebocoran darah dan plasma ke dalam Edema retina


retina
Patofisiologi

Perubahan mikrovaskular Oklusi mikrovaskular Hipoksia pada retina

Area non perfusi yang luas dan kebocoran darah


Cotton wool patches
atau plasma melalui endotel yang rusak

Produksi angiogenik berupa vascular


Membentuk pembuluh
Pada iskemik retina endothelial growth factor dan insulin like
darah baru
growth factor-1

neovaskularisasi
Tanda dan Gejala

• Gejala visus jarang timbul pada masa awal penyakit.

• Vaskularisasi retina, termasuk kapiler, normalnya membentuk barier untuk metabolit.

• Barier darah-retina ini rusak pada penyakit diabetes, menyebabkan kebocoran molekul yang lebih besar, yang
bermanifestasi sebagai eksudat keras dan udem retina.

• Tanda awal yang timbul yaitu dilatasi vena dan titik merah kecil (mikroaneurisma kapiler) terlihat di kutub posterior.

• Tanda yang lebih lanjut yaitu titik dan bintik perdarahan retinal, eksudat keras, dan cotton-wool eksudat (eksudat halus).
RETINOPATI DIABETIK Retinopati Proliferatif

Tanda dan Gejala

• Visus menurun dan titik hitam atau kilatan cahaya di lapangan pandang penderita
• Vitreus dapat perdarahan atau retina dapat terlepas, mengakibatkan visus menghilang secara mendadak.
• Retinopati proliferatif didiagnosis saat kapiler preretina terlihat baik di nervus optik atau permukaan retina,
perdarahan retina terjadi hingga ke vitreus bila kapiler tersebut terganggu, pelepasan dan kontraktur cairan
vitreus dapat terjadi
TATALAKSANA
• Mengontrol DM dengan diet dan obat-obatan antidiabetes
• Injeksi kortikosteroid intravitreal atau periokuli  menangani edema makular yang berat dan memperbaiki visus.
• Nonproliferatif retinopati Laser fotokoagulasi -> dilakukan pada edema macula
• Panrenital fotokoagulasi -> untuk mengurangi daerah iskemia
• Triamcinolon -> steroid long acting yang berguna mengurangkan edema macula
• Virektomi dilakukan bila terdapat perdarahan pada badan kaca

Prognosis buruk pada retinopati proliferatif jika telah terjadi iskemia retina berat,

PROGNOSIS neovaskularisasi luas, atau pembentukan jaringan fibrotik preretina yang luas.
Tanpa perdarahan vitreus dan pelepasan retina, visus dapat membaik kembali, dan
intervensi terapeutik dlakukan untuk mencegah kehilangan yang lebih parah.
RETINOPATI HIPERTENSIF

• Kelainan-kelainan retina dan pembuluh darah retina akibat tekanan darah tinggi
• Penyempitan pembuluh darah tampak sebagai:
1. Arteriol retina yang berwarna lebih pucat
2. Kaliber pembuluh darah menjadi lebih kecil atau irregular
3. Percabangan arteriol yang tajam
• Bila kelainan berupa sclerosis dapat tampak sebagai:
• Refleks copper wire, silver wire, sheating, lumen pembuluh darah yang irregular, eksudat retina, memberikan gambaran seperti bintang
Menurut Joint National Committee 7, tekanan darah diklasifikasikan menjadi :

Normal : <120/80 mmHg

Prehipertensi : 120-139/80-89 mmHg

Hipertensi

• Derajat 1 : 140-159 mmHg (sistole) atau 90-99 mmHg (diastole)

• Derajat 2 : ≥ 160 mmHg (sistole) ≥ 100 mmHg (diastole)

Hipertensi atau tekanan darah tinggi memberikan kelainan pada retina berupa retinopati hipertensi,
dengan arteri yang besarnya tidak teratur, eksudat pada retina, edema dan perdarahan retina.
• Derajat awal, funduskopi memperlihatkan vasokonstriksi arteriol, dengan pengecilan kaliber arteriol (2:3
terhadap vena).

• Jika serangan akut cukup berat, perdarahan superfisial flame-shape dan iskemia retina (cotton-wool spot)
mulai berkembang

• Eksudat keras berwarna kuning akibat deposit lipid di retina lapisan dalam dan bocor keluar pembuluh
darah dapat timbul, dan membentuk lesi bintang di makula.

• Pada hipertensi berat, diskus optikus mengalami kongesti dan edem. Hipertensi kronis menyebabkan
penyempitan arteri permanen, Gunn’s crossing sign (arteriovenosa, dan arteriosklerosis dengan perubahan
pembuluh darah yang sifatnya sedang (copper wiring) hingga hyperplasia dinding pembuluh darah
Stadium Karakteristik

Stadium I Penyempitan ringan, sklerosis dan tortuosity arterioles retina; hipertensi ringan, asimptomatis

Stadium II Penyempitan definitif, konstriksi fokal, sklerosis, dan nicking arteriovenous; ekanan darah semakin

meninggi, timbul beberapa gejala dari hipertensi

Stadium III Retinopati (cotton-wool spot, arteriosclerosis, hemoragik); tekanan darah terus meningkat dan

bertahan, muncul gejala sakit kepala, vertigo, kesemutan, kerusakan ringan organ jantung, otak dan

fungsi ginjal

Stadium IV Edema neuroretinal termasuk papiledema, garis Siegrist, Elschig spot; peningkatan tekanan darah

secara persisten, gejala sakit kepala, asthenia, penurunan berat badan, dyspnea, gangguan penglihatan,

kerusakan organ jantung, otak dan fungsi ginjal

WHO membagikan stadium I dan II dari Keith dkk sebagai retinopati hipertensi dan stadium III dan IV
sebagai malignant hipertensi
Table Klasifikasi Retinopati Hipertensi
tergantung dari berat ringan nya tanda - tanda yang kelihatan pada retina.

WHO membedakan antara retinopati hipertensi (Derajat I & II) dan


retinopati hipertensi maligna (Derajat III & IV).
Derajat perubahan vaskuler akibat arteriosklerosis :
• Derajat I : Pelebaran arteriol
• Derajat II : Tanda Arteriovenous Crossing
• Derajat III : Arteri Copper-wire (warna seperti tembaga)
• Derajat IV : Arteri Silver-wire (warna seperti perak)
Retinopati Deskripsi Asosiasisistemik
Mild Satu atau lebih dari tanda berikut :Penyempitan Asosiasi ringan dengan penyakit stroke, penyakit
arterioler menyeluruh atau fokal, AV nicking, jantung koroner dan mortalitas kardiovaskuler
dinding arterioler lebih padat (silver-wire)
Moderate Retinopati mild dengan satu atau lebih tanda Asosiasi berat dengan penyakit stroke, gagal jantung,
berikut : disfungsi renal dan mortalitas kardiovaskuler
Perdarahan retina (blot, dot atau flame-shape),
microaneurysme, cotton-wool, hard exudates
Accelerated Tanda-tanda retinopati moderate dengan edema Asosiasi berat dengan mortalitas dan gagal ginjal
papil : dapat disertai dengan kebutaan
• Gambar Mild Hypertensive Retinopathy.
• Nicking AV (panah putih) dan penyempitan focal arterioler (panah hitam)
(A).
• Terlihat AV nickhing (panah hitam) dan gambaran copper wiring pada
arterioles (panah putih) (B).

• Moderate Hypertensive Retinopathy.


• AV nicking (panah putih) dan cotton wool spot (panahhitam)
(A).
• Perdarahan retina (panah hitam) dan gambaran cotton wool
spot (panah putih) (B)

Multipel cotton wool spot (panah putih) dan


perdarahan retina (panah hitam) dan papiledema.
• Retinopati hipertensif ditangani dengan mengontrol tekanan darah.

• Tekanan darah harus diturunkan di bawah 140/90 mmHg.

• Perubahan fundus akibat arteriosklerosis tidak dapat diperbaiki.


RETINOPATI
AKIBAT KELAINAN DARAH

Anemia Polisitemia

Disfungsi
Leukimia
Platelet
Anemia
RETINOPATI
AKIBAT KELAINAN DARAH

•Dapat terlihat perubahan perdarahan dalam dan superfisial, termasuk edema papil.
•Gejala pada retina diakibatkan anoksia berat (anemia) dan akan mengakibatkan infark retina sehingga
ditemukan bercak eksudat kapas
Polisistemia
RETINOPATI
AKIBAT KELAINAN DARAH
• Polisitemia vera merupakan penyakit kronis dengan kelainan myeloproliferatif, yang ditandai dengan
peningkatan jumlah eritrosit di dalam tubuh dan biasanya disertai dengan leukositosis, trombositosis, dan
splenomegaly. Gejala dapat dihubungakan akibat peningkatan volume darah total dan peningkatan viskositas
darah.
• Penyebab sekunder meliputi penurunan transpor oksigen ke jaringan. Dalam kelainan ini, jaringan mengalami
hipoksia, menyebabkan produksi eritropoietin ginjal, yang memicu peningkatan jumlah produksi eritrosit di
sumsum tulang. Gejala okuli biasanya memperlihatkan sindrom hiperviskositas, dilatasi vena retina, dan
perdarahan intraretina.
Leukimia
RETINOPATI
AKIBAT KELAINAN DARAH

Manifestasi fundus okuli meliputi perdarahan intraretina, mikroaneurisma, eksudat keras, edema retina, stasis vena,
papiledema, infiltrasi diskuk optik, neovaskularisasi retina dan diskus optik, inflamasi vitreus, infiltrat retina dan
koroid, dan ablasio retina
Disfungsi Platelet
RETINOPATI
AKIBAT KELAINAN DARAH

Pada TTP, manifestasi meliputi perdarahan retina, ablasio retina serosa, edema diskus optik, neovaskularisasi diskus
optik, perdarahan vitreus, atrofi optik. Sedangkan pada DIC, manifestasi meliputi ablasio retina serosa, perdarahan
retina dan koroid, dan perdarahan vitreus.
RETINOPATI KONGENITAL
• Retinopati prematuritas adalah suatu retinopati vasoproliferatif yang mengenai bayi prematur dan bayi berat lahir rendah
• Retina merupakan jaringan yang unik karena vaskularisasi baru terbentuk pada usia empat bulan setelah gestasi.

Avaskular retina akan memproduksi VEGF (Vascular Endothel Growth


Factor) yang in utero merupakan stimulus bagi migrasi pembuluh
darah pada pembentukan retina. Pada kelahiran prematur, produksi
VEGF akan ditekan oleh hiperoksia dan migrasi pembuluh darah
terhenti. Selanjutnya peningkatan kebutuhan metabolik pada mata
yang tumbuh menyebabkan produksi VEGF yang berlebihan yang
mengakibatkan komplikasi neovaskular dari retinopati prematuritas
RETINOPATI TOKSIK
Klorokuin dan Hidroklorokuin
• Toksisitas terhadap retina tergantung kepada besar dosis.
• Makulopati toksik merupakan manfestasi awal.
• Bila obat ini menyebabkan kelainan pada kulit, palpebra, kornea, atau rambut, merupakan indikator adanya
retinopati obat.
• Skotoma parasentral merupakan kelainan akibat kercunan klorokuin.

Isoretinoin
• Pasien mengeluh matanya kering, dan penglihatan kabur.
• Namun, ada beberapa pasien yang mengeluh tidak jelas melihat pada malam hari setelah minum obat ini
selama 1-2 tahun.
• Disfungsi retina diduga akibat adanya persaingan reseptor antara asam retinoid dengan retinol (vitamin A).
Sildenafil
• Sildenafil sitrat merupakan obat disfungsi ereksi, salah satu obat terlaris di dunia.
• Efek samping :
• warna biru pada lapangan pandangan,
• hipersensitivitas terhadap cahaya,
• visus kabur.
• Kelainan ini dapat timbul selama beberapa jam tergantung besaran dosis.

Vigabatrin
• Vigabatrin merupakan obat yang digunakan untuk mengobati epilepsi refraktori.
• Efek samping utama adalah konstriksi lapangan pandang baik simtomatik maupun asimtomatik.
• Mekanisme penyebab defek visual berhubungan dengan asam amino butirat gamma di sel amakrin retina.
Tamoxifen
• Obat antiestrigen ini biasa digunakan untuk ca.
mammae, ca. ovarium, ca. pankreas, dan melanoma
maligna.
• Gejala retina timbul bila mengkonsumsi lebih dari
180 mg perhari.
• Pada saat akut:
Phenotiazine
– Pandangan hilang, edema retina, perdarahan retina, dan
pembengkakan saraf optik. • Obat ini digunakan untuk depresi, involusi, senil,
psikosis organik, dan skizofrenia.
• Setiap phenotiazine berpotensi menyebabkan efek
Penanganan samping pada retina.
Hentikan penggunaan obat-obatan dengan segera. • Efek samping yang sering terjadi antara lain visus
menurun, akibat gangguan antikolinergi.
ALHAMDULILLAH 

Anda mungkin juga menyukai