Anda di halaman 1dari 61

REFRESHING

Mata Merah
dengan
Visus Menurun

Tito Syahjihad
201373114
Pembimbing: dr. Retna D. Iskandar, Sp.M
Lapisan Kornea

Secara histologis : 5
Epitel
Membran / lapisanBowman
Stroma
Membran Descemet
Endotel
Epitel kornea banyak
ujung saraf sensorik ( N V 1).
Penglihatan Normal
Keratitis
Keratitis adalah radang pada kornea yang ditandai
:
Infiltrasi sel radang
yang akan mengakibatkan kornea menjadi
keruh sehingga tajam penglihatan menurun.
Etiologi
Virus
Bakteri
Jamur
Paparan sinar ultraviolet
Iritasi (penggunaan lensa kontak)
Mata kering
Sensasi benda asing
Efek samping obat-obatan
Klasifikasi
Berdasarkan lapisan yang terkena :
Keratitis Pungtata
Keratitis Marginal
Keratitis Interstisial
Berdasarkan bentuk klinisnya :
Keratitis Numuralis
Keratitis Filamentosa
Keratitis Lagoftalmus
Keratitis Neuroparalitik
Keratitis Sika
Keratitis Sklerotikan
Klasifikasi
Berdasarkan penyebabnya :
Keratitis Bakteri
Keratitis Jamur
Keratitis Virus
Keratitis Herpetik
Keratitis Infeksi Herpes Zoster
Keratitis Infeksi Herpes Simplek :
Keratitis Dendritik dan Keratitis Disiformis
Keratitis Alergi
Keratokonjungtivitis flikten
Tukak atau ulkus fliktenular
Keratitis fasikularis
Keratokonjungtivitis vernal
Berdasarkan lapisan yang terkena :
Keratitis Pungtata
Keratitis yang terkumpul di daerah Bowman, dengan infiltrat berbentuk
bercak-bercak halus.
Keratitis pungtata superfisial infiltrat halus bertitik-titik pada permukaan
kornea.

Keratitis Marginal
Merupakan infiltrat yang tertimbun pada tepi kornea sejajar dengan limbus.
Penyakit infeksi lokal konjungtiva dapat menyebabkan keratitis kataral atau
keratitis marginal ini.

Keratitis Interstitial
Keratitis interstitial adalah kondisi serius dimana masuknya pembuluh
darah ke dalam kornea dan dapat menyebabkan hilangnya transparansi
kornea. Keratitis interstitial dapat berlanjut menjadi kebutaan.
Keratitis Bakteri
Etiologi Faktor Resiko
Staphylococcus Pemakaian kontak lens
Steptococcus
Trauma
Pseudomonas
Enterobacteriaceae
Kontaminasi obat tetes
Riwayat keratitis bakteri sebelumnya
Riwayat operasi mata sebelumnya
Gejala dan Tanda Klinis
Anamanesis Pemeriksaan fisik
Kelopak mata lengket pada saat Infiltrat kornea
bangun pagi Lakrimasi
Mata sakit, silau, merah dan Edema kornea
berair
Mata kotor
Pengelihatan berkurang
Kelopak mata bengkak
Riw. Penamakaian kontak lensa
Flare pada bilik mata depan
yang lama
Kornea keruh
Riw. Penggunaan kometika yang
terkontaminasi
Riw. Trauma
Riw. Penggunaan obat tetes
yang terkontaminasi
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan kultur bakteri

Biopsy kornea
Penatalaksanaan
Keratitis Fungi (Jamur)

Jamur bersepta
ETIOLOGI Jamur ragi
Jamur difasik.

Hifa stroma secara paralel ke lamella kornea


nekrosis koagulatif stroma kornea , edema
serat kolagen dan keratosit.,
PATOLOGI Abses cincin steril mungkin ada yang terpisah
pusat ulkus
Hifa berpotensi masuk ke membran descemet
yang intak dan menyebar ke kamera okuli anterior
Gejala dan tanda klinis

Anamnesis Pemeriksaan fisik

Sakit mata yang hebat Infiltrat kelabu


Berair Lesi hipopion
Pengelihatan menurun Lesi satelit
Silau Cincin endotel dengan plaque
Riwayat trauma karena
tumbuhan
Pemeriksaan kerokan kornea
Penunjang Biopsi jaringan kornea

natamycin 5%, nistatin, dan amfoterisin B 0,15%


- 0,30%.
Penatalaksanaan ketoconazole, (200-600 mg/hari). Dan
sikloplegik.
Keratoplasti
Keratitis Virus

Etiologi
Herpes Simpleks Virus (HSV) merupakan salah
satu infeksi virus tersering pada kornea.
Patofisiologi
Pada epitelial :
kerusakan terjadi akibat pembiakan virus intraepitelial
mengakibatkan kerusakan sel epitel dan membentuk keratitis
superfisial (dendritik).
Pada stromal :
terjadi reaksi imunologik tubuh terhadap virus yang menyerang
yaitu reaksi antigen-antibodi yang menarik sel radang ke dalam
stroma. Sel radang ini mengeluarkan bahan proteolitik untuk
merusak virus tetapi juga akan merusak stroma di sekitarnya.
keratitis profunda superfisial (disiformis)
Gejala dan tanda klinis

Anamnesis Pemeriksaan fisik

Pengelihatan Terbentuknya
berkurang pembuluh darah halus
Nyeri pada mata
Silau Jaringan parut
Mata berair dan merah Lesi dendritik
Riwayat konjungtivitis
Usapan epitel dengan Giemsa
multinuklear noda dapat menunjukkan
Pemeriksaan sel-sel raksasa, yang dihasilkan dari
penunjang perpaduan dari sel-sel epitel kornea
yang terinfeksi dan virus intranuclear
inklusi
Penatalaksanaan
Debridement
Terapi Obat
IDU (Idoxuridine) analog pirimidin (terdapat dalam larutan 1% dan diberikan
setiap jam, salep 0,5% diberikan setiap 4 jam)
Vibrabin: sama dengan IDU tetapi hanya terdapat dalam bentuk salep
Trifluorotimetidin (TFT): sama dengan IDU, diberikan 1% setiap 4 jam
Asiklovir (salep 3%), diberikan setiap 4 jam.
Asiklovir oral dapat bermanfaat untuk herpes mata berat, khususnya pada
orang atopi yang rentan terhadap penyakit herpes mata dan kulit agresif.
Herpes Zoster
Virus Herpes Zoster Ganglionin
Etiologi Semilunar saraf Trigeminus (N.V) cabang
Oftalmika hipestesia

Anamnesis: sakit pada mata yang terkena,


badan terasa hangat, pengelihatan berkurang
dan merah
Tanda dan Gejala Pemeriksaan fisik: Kelopak vesikel, Kornea
infiltrat, jaringan parut, gejala muncul
tidak akan melewati garis median kepala

Simtomatik
Pengobatan Asiklovir dan steroid
Keratokonjungtivitis Epidemi
Reaksi peradangan kornea dan
konjungtiva yang disebabkan oleh reaksi
Definisi dan Etiologi alergi terhadap:
adenovirus tipe 8, 19 atau 37

Anamnesis: Demam, gangguan saluran nafas,


pengelihatan menurun, merasa seperti ada
benda asing, berair, dan nyeri
Gejala Klinis Pemeriksaan fisik: edema kelopak mata, folikel
konjungtiva, pseudomembran pada konjungtiva
tarsal jaringan parut, kelenjar periaurikuler
membesar
akut kompres dingin dan cairan air
mata
Pengobatan penurunan visus steroid tetes mata
3 X /hari
Keratitis Alergi
Etiologi
Reaksi hipersensitivitas tipe I yang mengenai
kedua mata, biasanya penderita sering
menunjukkan gejala alergi terhadap tepung
sari rumput-rumputan
Gejala dan Tanda Klinis

Anamnesis Pemeriksaan fisik

Gatal Bentuk palpebra:


Silau Cobble stone
Sensasi benda asing (pertumbuhan papil
membesar)
Mata berair
Sekret mukoid
Merah dan
pengelihatan menurun Bentuk limbus: trantas
dot (penonjolan
berwarna abu-abu
seperti lilin)
Penatalaksanaan
Biasanya sembuh sendiri tanpa diobati
Steroid topikal dan sistemik
Kompres dingin
Pembedahan kecil (eksisi).
Antihistamin umumnya tidak efektif
Kontraindikasi untuk pemasangan lensa kontak
KERATITIS
Gangguan refraksi
Jaringan parut permanent
KOMPLIKASI Ulkus kornea
Perforasi kornea
Glaukoma sekunder

Virulensi organisme
Luas dan lokasi
PROGNOSIS vaskularisasi dan atau deposisi
kolagen
Keluhan Keratitis Keratitis Keratitis Keratitis Keratokonj Keratitis
bakteri jamur herpes herpes ungtivitis alergi
simpleks zoster epidemi
Mata merah + + + + + +
Visus + + + + + +
menurun
Mata nyeri + + (hebat) + + + +
berair + + + - + +
fotofobia + + +, pd - - +
ringan (-)
Kelopak mata + - - - - -
lengket

Demam - - + + + -
Gatal - - - - - +
Riw. + - - - - -
Penggunaan
kontak lens
lama
Riw. Trauma - + - - - -
tumbuhan
Ulkus Kornea
Hilangnya sebagian permukaan kornea akibat
kematian jaringan kornea, yang ditandai dengan
adanya infiltrat supuratif disertai defek kornea,
dan diskontinuitas jaringan kornea yang dapat
terjadi dari epitel sampai stroma.
Etiologi
Infeksi
Infeksi Bakteri
Infeksi Jamur
Infeksi virus
Acanthamoeba Acanthamoeba adalah protozoa hidup bebas yang
terdapat didalam air yang tercemar.
Noninfeksi Bahan kimia dan defisiensi vitamin A
Obat-obatan
Sistem Imun (Reaksi Hipersensitivitas)
Klasifikasi
Ulkus kornea Ulkus kornea
sentral perifer
Ulkus kornea bakterialis
Ulkus marginal

Ulkus kornea fungi


Ulkus mooren (ulkus
serpinginosa kronik/ulkus
roden)
Ulkus kornea virus

Ulkus cincin (ring ulcer)


Ulkus kornea acanthamoeba
Ulkus Kornea Bakterialis
Ulkus Streptokokus
Ulkus menjalar dari tepi ke tengah kornea
kuning keabu-abuan, berbentuk cakram, tepi menggaung.

Ulkus Stafilokokus
putih kekuningan disertai infiltrat berbatas tegas tepat
dibawah defek epitel.
Ulkus Pseudomonas
abu-abu dengan sekret berwarna kehijauan.
bentuk cincin.
COA hipopion
Ulkus Pneumokokus
Ulkus Serpen (tepi ulkus menyebar). berwarna kekuning-
kuningan.
Ulkus Kornea Fungi
Pada permukaan lesi terdapat bercak putih berwarna
keabu-abuan
terdapat satelit-satelit
infeksi kandida Ulkus lonjong.
neovaskularisasi
injeksi siliar disertai hipopion.
Ulkus Kornea Virus
Ulkus Kornea Herpes Zoster
Diawali rasa sakit pada kulit dengan perasaan lesu, timbul 1-3 hari sebelum
timbul gejala kulit
Pada mata ditemukan vesikel kulit dan edem palpebra, konjungtiva
hiperemis, kornea keruh
Dendrit herpes zoster berwarna abu-abu kotor

Ulkus Kornea Herpes simplex


Biasanya gejala dini dimulai dengan tanda injeksi siliar yang kuat disertai
terdapatnya suatu dataran sel di permukaan epitel kornea disusul dengan
bentuk dendrit atau bintang infiltrasi.

Ulkus Kornea Acanthamoeba


Awal dirasakan sakit yang tidak sebanding dengan temuan kliniknya,
Kemerahan dan fotofobia.
Tanda klinik khas adalah ulkus kornea indolen, cincin stroma, dan infiltrat
perineural.
Ulkus Kornea Perifer
Ulkus Marginal
Bentuk ulkus dapat simpel atau cincin.
Bentuk simpel ulkus superfisial yang berwarna abu-abu dan terdapat pada infeksi
stafilococcus, toksit/alergi, dan gangg sistemik
Yang berbentuk cincin atau multiple dan biasanya lateral. Ditemukan pada penderita
leukemia akut, SLE dll

Ulkus Mooren
Ulkus yang berjalan progresif dari perifer kornea kearah sentral.
Terutama terdapat pada usia lanjut.
Penyebabnya belum diketahui.

Ring Ulcer
Di kornea terdapat ulkus yang berbentuk melingkar dipinggir kornea, di
dalam limbus, bisa dangkal atau dalam,
kadang-kadang timbul perforasi
Gejala dan Tanda Klinis

Anamnesis Pemeriksaan fisik

Pandangan kabur Injeksi siliar


Mata berair Hilangnya sebagian jaringan kornea, dan
Silau adanya infiltrat
Nyeri Hipopion
Merasa ada benda asing di mata Eritema pada kelopak mata dan konjungtiva
Riwayat trauma, benda asing, abrasi Sekret mikopurulen
Adanya riwayat penyakit kornea keratitis Kornea edema
e.c herpes simpleks (sering kambuh) Hilangnya jaringan kornea
Riw pemakaian obat kortikosteroid
predisposisi bagi bakteri, fungi, virus
terutama herpes simpleks
Riw penyakit sistemik (DM, AIDS, dll)
terjadi imunosupresi
PEMEMERIKSAAN Pewarnaan kornea dengan zat fluoresensi.
PENUNJANG Goresan ulkus analisa/kultur (pulasan
gram, giemsa, dan KOH)

Kebutaan
Kornea perforasi endoptalmitis dan
panopthalmitis
KOMPLIKASI Prolaps iris
Sikatrik kornea
Katarak
Glaukoma sekunder
Penatalaksanaan

PENGOBATAN
PENGOBATAN LOKAL
KONSTITUSI
makanan yang bergizi Sulfas atropine
Skopolamin.
udara yang baik Analgetik
lingkungan yang sehat Antibiotik
Anti jamur
roboransia Anti Viral
Iris membran yang
berwarna, berbentuk sirkular
yang ditengahnya terdapat
lubang pupil. Iris merupakan
pemisah antara bilik mata
depan dengan bilik mata
belakang

Badan siliar susunan otot


melingkar dan mempunyai
sistem eksresi dibelakang
limbus

Koroid bagian posterior dari


uvea yang terletak antara
retina dan sklera
Uveitis

sebagai peradangan dari uveal


tract, mata yang terdiri dari iris,
korpus siliar, dan khoroid.

Definisi Inflamasi dari struktur ini


biasanya diikuti oleh inflamasi
jaringan sekitarnya, termasuk
kornea, sklera, vitreous, retina,
dan nervus optikus.
KLASIFIKASI
Tipe Fokus inflamasi Meliputi
Uveitis anterior COA Iritis
Iridosiklitis
Siklitis anterior
Uveitis intermediat Vitreus Pars planitis
Siklitis posterior
Hialitis
Uveitis posterior Retina dan koroid Koroid fokal, multifokal atau difus
Korioretinitis
Retinokoroiditis
Retinitis
Neuroretinitis
Pan uveitis COA, vitreus, retina dan koroid
Klasifikasi klinis
Uveitis akut
Uveitis kronik
Klasifikasi etiologis
Uveitis eksogen
Uveitis endogen
Klasifikasi patologis
Uveitis non-granulomatosa
Uveitis granulomatosa
Gejala

Anamnesis Pemeriksaan fisik

Injeksi siliar, kornea


Mata sakit, merah, fotofobia, udem, hipopion,
lakrimasi, visus menurun keratic precipitate
Flouresence Angiografi
PEMERIKSAAN PENUNJANG USG
Biopsi Korioretinal

Mydriatic dan Cycloplegic


PENATALAKSANAAN
Kortikosteroid
Imunomodulator
Analgetika
Glaucoma
Katarak
Neovaskularisasi
KOMPLIKASI Ablasio retina
Kerusakan N.optikus
Atropi bola mata
Edem Kisoid Makulae
GLAUCOMA AKUT
Terjadi apabila terbentuk iris bombe
sumbatan sudut kamera anterior oleh iris
perifer, menyumbat aliran aquous
humor dan tekanan intraokular
meningkat dengan cepat nyeri hebat, Glaukoma Akut merupakan
kemerahan dan kekaburan penglihatan. kedaruratan okuler karena dapat
terjadi bilateral dan dapat
menyebabkan kebutaan bila tidak
segera ditangani dalam 24 48 jam.
Diagnosis

Anamnesis Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang

Tajam penglihatan Edema kornea Tonometri tekanan


kurang (kabur Bilik mata depan intraokular meningkat
mendadak) dangkal
mata berair Pupil sedikit melebar,
melihat pelangi di RCL (-)
sekitar objek diskus optikus terlihat
(fenomena halo) merah dan bengkak
nyeri hebat periorbita visus sangat menurun
pusing mata merah
mual-muntah. injeksi pericorneal
Iris oedem dan
berwarna abu abu
Pengobatan :
Pilokarpin 2 % pupil mengecil sehingga iris tertarik dan membuka saluran yang
tersumbat.
inhibitor karbonik anhidrase: Asetazolamin 500 mg iv 250 mg tablet /4jam)
Untuk mengontrol tekanan intraokuler bisa diberikan tetes mata beta bloker
(Timolol 0.5% atau betaxolol 0.5%, 2x1 tetes/hari)
kortikosteroid topikal dengan atau tanpa antibiotik untuk mengurangi inflamasi dan
kerusakan saraf optik
Manitol 1.5 2 mg/kg bb dlm larutan 20% atau urea IV mg/kg (kasus berat)
Pembedahan
Pencegahan Prognosis

Pada orang berusia 20 tahun Jika tekanan intraokular tetap


dilakukan pemeriksaan tekanan bola terkontrol setelah terapi akut
mata berkala setiap 3 tahun, bila glaukoma sudut tertutup, maka kecil
terdapat riwayat adanya glaukoma kemungkinannya terjadi kerusakan
pada keluarga maka lakukan penglihatan progresif.
pemeriksaan setiap tahun. Tetapi bila terlambat ditangani dapat
Dilakukan pemeriksaan lapang mengakibatkan buta permanen.
pandangan dan tekanan mata pada
orang yang dicurigai akan timbulnya
glaukoma.
Sebaiknya diperiksakan tekanan mata,
bila mata menjadi merah dengan sakit
kepala yang berat, serta keluarga
yang pernah mengidap glaukoma.
ENDOFTALMITIS
radang purulen pada seluruh
jaringan intraokuler, disertai
Etiologi:
dengan terbentuknya abses di
Endogen akibat sepsis,
dalam badan kaca.
selulitis orbita, dan
penyakit sistemik lainnya
Eksogen, yang sering
terjadi akibat trauma
tembus, tukak perforasi,
dan penyulit infeksi pada
pembedahan.
Diagnosis
Anamnesis Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang

Nyeri Mata merah


Lakrimasi Penurunan visus Laboratorium
Penurunan terganggu Kelopak mata bengkak dan Endoftalmitis eksogen:
Silau eritema sampel vitreous untuk diteliti
Konjungtiva tampak chemosis mikroorganisme penyebab
Kornea edema, keruh, tampak dari endoftalmitis.
infiltrate Endoftalmitis endogen: darah
Hypopion (lapisan sel-sel lengkap dan kimia darah
inflamasi dan eksudat di ruang
anterior) Studi Imaging
Iris odem dan keruh B-scan (USG): tentukan
Pupil tampak yellow reflek apakah ada keterlibatan
Eksudat pada vitreus peradangan vitreous.
TIO meningkat atau menurun Chest x-ray - Mengevaluasi
untuk sumber infeksi
USG Jantung - Mengevaluasi
untuk endokarditis sebagai
sumber infeksi
Jenis Endoftalmitis
Endoftalmitis akut pasca bedah Endoftamitis pseudoafaki kronik
bentuk yang paling sering dari endoftalmitis, eksudat serosa dan fibrinous dari berbagai
dan hampir selalu disebabkan oleh infeksi derajat dapat diamati, dihubungkan dengan
bakteri adanya hipopion dan tanda-tanda moderat dari
kekeruhan dan opacity dalam vitreous body.

Endoftalmitis pasca trauma Endoftalmitis endogen


adanya benda asing intraokular. Dengan adanya septicaemia, pasien dengan imunitas
temuan klinis berupa luka perforasi, infeksi lemah, penggunaan catethers dan Kanula
berkembang sangat cepat intravena kronis.

Fungal endoftalmitis
berkembang melalui mekanisme endogen
setelah beberapa trauma
Terapi
Farmakologi
Non 1. Antibiotik
Intravitreal antibiotik
Pilihan pertama : Vancomicin 1 mg dalam 0.1 ml + ceftazidine 2.25 mg
farmakologi dalam 0.1ml
Pilihan kedua : Vancomicin 1 mg dalam 0.1ml + amikacin 0.4 mg dalam 0.1
ml
Pilihan ketiga: Vancomicin 1 mg dalam 0.1ml + gentamicin 0.2 mg dalam
Menjelaskan penyakit 0.1 ml
yang diderita memiliki
prognosa yang buruk Antibiotik topikal
Vancomicin (50 mg/ml) atau cefazolin (50 mg/ml), dan
Amikacin (20 mg/ml) atau tobramycin (15mg%)

Menjelaskan bahwa 2. Terapi steroid


penyakit tersebut dapat Dexamethasone intravitreal 0.4 mg dalam 0.1 ml
mengenai mata satunya,
sehingga perlu dilakukan
pengawasan yang ketat 3. Terapi suportif
Siklopegik. Disarankan tetes mata atropin 1% atau bisa juga
hematropine 2% 2 3 hari sekali.
Obat-obat antiglaucoma disarankan untuk pasien dengan peningkatan
Perlunya menjaga
kebersihan gigi mulut, tekanan intraokular. Acetazolamide (3 x 250 mg) atau Timolol (0.5 %)
sistem saluran kencing 2 kali sehari
yang memungkinkan
menjadi fokal infeksi dari 4. operatif
endoftalmitis endogen.
PANOFTALMITIS
peradangan seluruh bola mata termasuk
Definisi skelra dan kapsul tenon sehingga bola mata
merupakan rongga abses.

disebabkan oleh masuknya organisme piogenik


kedalam mata melalui luka pada kornea yang
terjadi secara kebetulan atau akibat operasi
Penyebab atau mengikuti perforasi suatu ulkus kornea.
Sebagian kecil, kemungkinan akibat metastasis
alamiah dan terjadi dalam kondisi seperti
pyaemia, meningitis atau septikaemia purpural.
Pada umumnya pasien datang dengan keluhan demam,
Anamnesis sakit kepala dan kadangkadang muntah, rasa nyeri ,
mata merah, kelopak mata bengkak atau edem.

Congesti conjungtiva dengan injeksi ciliar


Chemosis conjungtiva dan kornea tampak keruh.
Pemeriksaan Kamera oculi anterior hypopion.
fisik

Pupil mengecil dan menetap.
Eksudasi purulen dalam vitreus humor.
Peningkatan intra okuler.
Gerakan bola mata terbatas

kausanya atau penyebabnya ditegakkan berdasarkan


Pemeriksaan pemeriksaan mikroskpik dan kultur.
Diagnosis laboratorium secara integral berkaitan
penunjang dengan terapinya. Biasanya cairan badan kaca (corpus
vitreum) diambil untuk contoh
Penatalaksanaan

Pada tahap awal, tepi luka, baik itu luka karena operasi atau kecelakaan
cauterisasi dengan asam carbolic murni.
Pengobatan dengan antibiotik dosis tinggi lokal dan sistemik harus segera
dimulai, seperti Vancomycin dan obat-obat sulfa, misalnya Trimethoprim-
sulfamethoxazole.
Peradangan segmen anterior pengobatan yang intensif kompres hangat,
atropin lokal dan sulfonamide sistemik serta antibiotik sebaiknya diperiksa
kemajuannya.
Jika penyebabnya jamur diberikan amfotererisin B150
Penyebab parasit (toxoplasma) diberikan pyrimetamine, 25 mg peroral per hari,
sulfadiazine, 0,5 g per oral empat kali sehari selama 4 minggu
Sedangkan bila penyebabnya virus dapat diberikan sulfasetamid dan antivirus
Terima kasih
Wassalamualaikum Wr. Wb

Anda mungkin juga menyukai