Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebutuhan masyarakat akan pelayanan kedokteran yang bermutu dan manusiawi
tidak dapat ditunda lagi. Hal ini mengingat bahwa pelayanan kedokteran meskipun
berkembang pesat, tetapi semakin terkotak-kotak dengan munculnya berbagai spesialisasi
dan subspesialisasi. Ditambah lagi semakin berkembangnya komersialisasi pelayanan-
pelayanan kesehatan dan kedokteran, menurunnya etos profesionalisme serta banyak
ditemukan berbagai pelanggaran norma dan etika kedokteran. Pelayanan kuratif yang
dianggap lebih menguntungkan justru berkembang pesat.
Pendekatan yang dianut lebih ke arah pendekatan individu, salah satunya adalah
Dokter keluarga adalah dokter yang terutama bertanggung jawab untuk menyediakan
pelayanan kesehatan yang komprehensif kepada setiap individu yang membutuhkan
pelayanan kesehatan dan bekerja sama dengan tenaga kesehatan lainnya untuk
memberikan pelayanan kesehatan jika diperlukan. Dokter keluarga merawat individu
dalam konteks di keluarga, dan keluarga dalam konteks di masyarakat, tanpa memandang
ras, kultur, atau kelas sosial. Dokter keluarga secara klinis berkompeten untuk
menyediakan pelayanan yang lebih, dengan mempertimbangkan latar belakang budaya,
sosial ekonomi dan psikologis. Sebagai tambahan, dokter keluarga secara personal
bertanggung jawab untuk pelayanan yang komprehensif dan kontinyu kepada pasiennya.
Dokter keluarga menjalankan profesionalitasnya dengan menyediakan perawatan kepada
pasien atau melalui pelayanan yang lain sesuai kebutuhan kesehatan dan sumber yang
tersedia.
Kedokteran keluarga dapat melakukan pencegahan dan pemberantasan penyakit
yang ada di lingkungan keluarga, misalnya penyakit TBC yang sering terjadi di keluarga
dengan penyebaran melalui udara, TBC dapat menyerang siapa saja. Dari organ
pernafasan, penderita dapat menularkan melalui bersin, batuk, atau hembusan udara yang
melalui hidung ataupun mulut. Kuman yang bertebaran di udara akan terhisap oleh orang
yang ada disekitar melalui pernafasan dan masuk kedalam paru-paru, kemudian masuk ke
saluran limfe paru. Dari limfe inilah menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui langkah-langkah mendiagnosis penyakit yang terdapat di
lingkungan keluarga.
2. Membahas penularan yang terjadi di sekitar keluarga.
3. Untuk melatih kemampuan mahasiswa dalam melakukan wawancara seputar penyakit
yang ada di lingkungan keluarga.
4. Untuk mengaplikasikan teori yang didapat dari kuliah mengenai penyakit yang
terdapat di keluarga.
5. Untuk memenuhi tugas pada sistem ilmu kedokteran komunitas.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sekilas Tuberkulosis (TBC)

Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah penyakit infeksi pada saluran pernafasan yang
disebabkan oleh bakteri. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga
memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ
paru-paru (90%) dibandingkan bagian lain tubuh manusia.

Tuberculosis (TBC) merupakan penyakit menular yang masih menjadi perhatian dunia.
Hingga saat ini, belum ada satu negara pun yang bebas TBC. Angka kematian dan kesakitan
akibat kuman mycobacterium tuberculosis ini pun tinggi.

Penyakit TBC Menular Lewat Udara. Tingkat prevalensi penderita TBC di Indonesia
diperkirakan sebesar 289 per 100 ribu penduduk dan insidensi sebesar 189 per 100 ribu
penduduk. Bahkan 27 dari 1.000 penduduk terancam meninggal seperti yang dilaporkan
Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia yang dihimpun sepanjang 2011 mengenai tuberkulosis (TBC)
di Indonesia.

Laporan tersebut juga meliris bahwa angka penjaringan penderita baru TBC meningkat 8,46
persen dari 744 penderita TBC di 2010 menjadi 807 per 100.000 penduduk di 2011. Namun,
kabar baiknya angka kesembuhan pada 2011 mencapai target sebesar 83,7 persen dan angka
keberhasilan pengobatan pada 2011 mencapai target sebesar 90,3 persen.

Gejala utama TBC

Batuk terus-menerus dan berdahak selama tiga pekan atau lebih.


2.2 Status Kesehatan Pasien

( DIAGNOSIS PENYAKIT KELUARGA)

I. Identitas Penderita.
Nama : Bapa Nana
Umur : 56 Tahun

Kedudukan dalamKeluarga : Kepala rumah tangga

Jenis Kelamin : laki-laki


Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMP
Pekerjaan : buruh pabrik
Status perkawinan : menikah
Tanggal Kunjungan : 8 Mei 2016

II. Riwayat Penyakit

Tanggal : Minggu, 08 Mei 2016

1. Keluhan Utama : Batuk- batuk berdahak sejak 6 bulan yang lalu


2. Riwayat perjalanan penyakit sekarang : pusing, lemas, demam saat malem hari, sesak.
3. Riwayat penyakit terdahulu : pernah di diagnosis TBC oleh dokter 3 tahun lalu,
sembuh dengan pengobatan tuntas, namun 6 bulan terakhir sekarang, batuk-batuk
berdahak kambuh kembali dan belum di obati lagi.
4. Riwayat penyakit dalam keluarga :
 Anak bungsu bapak Nana yang berusia 12 tahun yang lalu meninggal dunia
karena di diagnosis terkena TBC, dengan gejala kejang, demam tinggi, batuk
berdahak tidak sembuh-sembuh dan mengalami penurunan berat badan yang
derastis.
III. Penularaan Penyakit TB dalam Keluarga

IV. Riwayat Psikososial dalam hubungan keluarga dengan perjalan penyakit

1. Setruktur keluarga dan fungsi keluarga


 Bapak Nana adalah laki-laki berusia 56 tahun, adalah seorang kepala keluarga,
yang mempunyai 7 orang anak dari seorang istri yang bernama ibu Anis.
Bapak Nana seorang kepala keluarga yang harus mengnafkahin 3 orang anak
yang belum menikah. Selama 16 tahun bapak Nana bekerja di pabrik X.,
namun tiga tahun terakhir setelah belaiau di diagnosis terkena penyakit
Tubercolosis beliau berhenti kerja, sehingga untuk menafkahi ke tiga anak nya
dan seorang istrinya beliau hanya mengandalkan memelihara ayam kampong
yang hanya beberapa ekor untuk kebutuhan sehari-harinya.
 Ibu Anis adalah perempuan berusia 52 tahun, adalah seorang ibu rumah tangga
yang mempunyai 7 orang anak dari seorang suami yang bernama bapak Nana
yang di diagnosis penyakit tuberculosis.
 Ibu Dedeh adalah anak sulung bapak Nana dan ibu Anis yang sudah menikah
dan sudah pisah rumah dengan bapak Nana dan ibu Anis, usia bu Dedeh
berusia 38 tahun.
 Ibu Sarni adalah anak ke dua bapa Nana dan ibu Anis. Yang suadah menikah
dan sudah pisah rumh dari kedua orang tua nya. Ibu sani ber usia 33 tahun.
 Bapak Aan adalah anak ketiga, sudah menikah dan sudah pisah rumah dengan
kedua orang tuanya. Bapa Aan berusia 29 tahun.
 Bapak Asep adalah anak ke emapat, sudah menikah dan sudah pisah rumah
dengan kedua orang tuanya. Berusia 25 tahun.
 Nani adalah anak ke lima, belum menikah dan terpaksa harus kerja di luar kota
setelah bapak Nana berhenti dari perkerjaan nya.Nani sekrang Berusia 19
tahun.
 Hadi adalah anak ke enam, belum menikah dan terpaksa harus berhenti
sekolah serta berkerja serabutan, karena kedua orang tuanya yang tidak
mampu membiyayain Hadi sekolah. Dia berusia 17 tahun.
 Novianti adalah anak bungsu, suadah meninggal 1 tahun yang lalu karena di
diagnosis penyakit tubercolosis. Dia meninggal pada usia 12 tahun.
2. Kesehatan lingkungan rumah dan pemukiman
Hubungan Apsek perumahaan dengan penularan penyakit TB .
KRITERIA RUMAH SEHAT KURANG TERPENUHI
1. Memiliki Luas Rumah Yang Cukup

Rumah yang di huni beliau memeiliki ukuran yang cukup, dengan penghuni oleh 3
orang, mempunyai 2 tempat tidur, dapur, dan ruang keluarga. Luas rumah untuk
penghuni 3 orang sudah cukup, namun di rumah terlalu banyak barang sehingga
pengap.
2. Memiliki Sirkulasi Udara Yang Kurang
Sirkulasi udara di rumah ini sangat kurang, yang mana jendela hanya ada 2 itupun
berada di dekat dapur serta hanya ada satu pintu untuk menuju luar rumah.

3. Kurang Cukup Cahaya Matahari Yang Masuk Rumah


Kurang nya pencahayaan matahari ke ruangan rumah karna kurangnya jendela dan
pintu keluar, serta jendela yang selalu tertutup tirai.
4. Kelembaban dan Suhu kurang

Pencahayaan dan sirkulasi udara yang tidak lancar menyebabkan rasa pengap atau
sumpek dan menimbulkan tingkat kelembaban tinggi. Serta perabotan yang cukup
penuh, serta hewan- hewan pilaharaan seperti ayam yang berkeliaraan di sekitaraan
rumah.

5. Sanitasi Kamar Mandi dan Dapur Tidak Tertata

3. Asupan gizi
Asupan gizi untuk pak Nana, Bu Anis dan Hadi kurang terpenuhi. Di karnkan pak
Nana sebagai kepala keluarga yang menafkahi mereka tidak bias lagi bekerja,
sehingga mereka untuk memenuhi ke biyayan hidup sehari-harinya hanya
mengandalkan uang yang di beri anak sulung nya bu Dedeh yang setiap minggunya
hanya di beri 50.000,.. jangan kan untuk memenuhi biyaya hidup mereka bertiga,
untuk membiyayain uang jajan anaknya Hadi aja tidak cukup, menurut penuturan ibu
Anis.
Menurut penuturan ibu Anis, mereka makan sehari-sehari keseringan dengan nasi,
daun singkong rebus yang di tanam di depan rumah nya, serta sambal.
Faktor Gaya Hidup:
Alkohol (-)
Rokok (+), perokok aktif
NARKOBA (-)
Tidur : tidak teratur < 8 jam
Makan : teratur
Olahraga : tidak pernah hanya menarik becak sebagai olahraga sehari-hari
4. Bahaya potensial penularan dalam keluarga.

 Seperti terlihat bapak Nana penderita TB tidak menggunakan masker,


sedangkan penularan TB paling mudah melalui udara, sehingga sangat di
wajibkan untuk penderita TB menggunakan masker, karna jika tidak
menggunakan masker berpotensial menular pada anggota keluarga lain.
 Seperti terlihat di gambar pula, jendela dan pintu rumah ini sangat terbatas,
dan sebagian jendela masih ada yang tertutup tirai, sehingga pencahyaan dan
sirkulasi udara sangat terbatas sehingga potensi penularan pada anggota
keluarga lain sangat berpotensi terjadi penularaan.
IV. Pemeriksaan :

a. Pemeriksaan Fisik Sederhana

1. Keadaan umum : bapak Nana Nampak sakit

2. Tanda vital : - Tekanan darah : 120/90 mmHg

- Frekuensi nadi : 70 kali/menit

- Frekuensi nafas :20 kali/menit

‐Suhu :37 0 C

3. Keadaan Gizi : - Berat badan : 45 kg

- Tinggi badan : 170 cm

- BMI : 15.5 kg/m2

-Kesan : Under wegiht


b. Pemeriksaan Klinis

1. Kelenjar limfe : membesar

2. Mata : kulit Nampak kering

3. Kulit : mukosa kulit kering

4. Hidung :

- mukosa : iritasi

- penciuman : berkurang

5. Gigi / Gusi : norma

6. Tenggorokan : sakit

7. BAK dan BAB lancar

8. Hemoroid: tidak ada

9. Ekstremitas & Muscular System :

Tangan dan kaki : sinistra dan dekstra ;

- Otot : atrofi
- Tulang : tidak ada kelainan

10. Reflex Fisiologis : normal

11. Resume Kelainan yang didapat :


Pasien sudah tiga tahun batuk terus menerus dan di sertai dahak serta darah, namun
setelah satu tahun pengobatan, pihak rumah sakit mengatakan sembuh, enam bulan
sesudah di katakana sembuh pasien kembali kambuh, lalu pasien berobat ke puskes dan
menjalani pengobatan 6 bulan, namun sekarang sudah 6 bualn batuk-batuk pasien
kambuh kembali, dan pasien belum berobat karna beralasaan sudah lelah dengan
pengobatan yang tak kunjung kelar.

V. Pemeriksaan Laboratorium

1. Laboratorium rutin : tidak dilakukan

2. Laboratorium Khusus : tidak dilakukan

3. Pemeriksaan Radiologis : telah di lakukan di rumah sakit dan di klinik dokter umum
namun pasien enggan membeikan photo radiologi paru nya ke pada kami, karna alas
an telah di buang.

4. Pemeriksaan Non-Lab : tidak dilakukan

VI. Menegakkan diagnosa Penyakit

1. Diagnosis Kerja : TBC


2. Diagnosis Diferensial : Pneumonia
CHF

VII. Kategori Kesehatan

Pasien tampak sakit

VIII. Prognosa

IX. Permasalahan pasien & Rencana Penatalaksanaannya

1. Memiliki Luasan Yang Cukup

Kebutuhan ruang untuk setiap orang dihitung berdasarkan aktivitas dasar manusia di dalam
rumah. Aktivitas itu meliputi tidur, makan, kerja, duduk, mandi, kakus,c uci dan masak serta
ruang gerak lainya. Dari hasil kajian, kebutuhan ruang perorang adalah 9 m2 dengan
ketinggian rata rata langit langit adalah 2,8 m.

2. Kurang Memiliki Sirkulasi Udara Yang Baik

Sirkulasi udara menjadi sangat penting karena udara merupakan kebutuhan pokok manusia
untuk bernapas. Sirkulasi udara akan baik apabila terjadi pengaliran atau pergantian udara
secara kontinu melalui ruangan-ruangan dalam rumah. Hal ini menentukan kenyamanan yang
memberikan kesegaran terhadap penghuni. Dengan suplai oksigen yang cukup maka tubuh
akan tetap sehat.

Agar memperoleh sirkulasi udara yang baik dapat dilakukan dengan membuat ventilasi silang
dengan syarat lubang ventilasi minimal 5% dari luas lantai pada ruangan. Udara yang masuk
sama dengan jumlah udara yang keluar tetapi udara yang masuk tidak berasal dari dapur atau
kamar mandi.

Khusus untuk wc/kamar mandi gunakanlah blower atau exhaust fan untuk membuang udara
keluar rumah.

Tanamlah jenis tanaman pagar sebagai penyaring udara yang akan masuk kedalam rumah
yang membawa debu kotor.

3. Kurang Cukup Cahaya Matahari Yang Masuk

Cahaya matahari dibutuhkan oleh setiap manusia dalam berbagai hal. Salah satunya adalah
membantu pembentukan vitamin D dalam tubuh. Selain itu cahaya matahari juga membantu
pengaturan jam biologis tubuh (circadian rytme). Penglihatan kita akan cenderung baik
karena pupil mata terlatih untuk berkontraksi menebal dan menipis saat terjadi perubahan
cahaya.
Untuk menjamin masuknya cahaya matahari yang cukup, buatlah lubang cahaya minimal
sepersepuluh dari luas lantai pada satu ruangan. Pastikan distribusi cahaya merata ke seluruh
ruangan agar setiap kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan dalam rumah tidak perlu
menggunakan lampu. Perhatikan juga tingkat cahaya yang masuk, jangan sampai terlampau
redup atau malah terlalu terang.Sinar matahari yang masuk ke dalam ruangan minimal
sekitar satu jam untuk setiap harinya, sedangkan cahaya paling efektif didapatka pada pukul
08 sampai pukul 16.

4. Kelembaban dan Suhu Kurang Baik

Sebuah rumah yang sehat ditandai dengan tingkat suhu udara dan kelembaban udara pada
ruangan di dalamnya sesuai dengan suhu tubuh pada manusia normal. Kelembaban dan suhu
pada rumah sebenarnya berkaitan dengan seberapa besar jumlah pencahayan dan sirkulasi
udara.

Pencahayaan dan sirkulasi udara yang tidak lancar menyebabkan rasa pengap atau sumpek
dan menimbulkan tingkat kelembaban tinggi. Untuk mengatasinya maka seimbangkanlah
tingkat pencahayaan dan sirkulasi udara, selain itu hindarilah perabotan yang menutupi
sebagian besar lantai ruangan.

5. Sanitasi Kamar Mandi dan Dapur Kurang Tertata Baik

Dapur dan kamar mandi menempati posisi teratas sebagai tempat berkembangnya kuman dan
bakteri yang bisa menimbulkan berbagai penyakit dan ganguan kesehatan. Untuk mengatasi
hal ini dapat dilakukan beberapa hal seperti :

Untuk Kamar mandi

 Perhatikanlah penempatan kamar mandi, sebisa mungkin hindari penempatan kamar


mandi pada jalur hilir mudik orang. Dan aliran sirkulasi jangan berarah dari kamar
mandi ke ruangan lain. Buat agak memojok sehingga pemasangan exhaust fan bisa
langsung mengarah keluar rumah.
 Perhatikan kemiringan lantai kamar mandi agar
pembuangan air kotor ke lubang pembuangan lancar dan tidak menggenang.
 Pakailah penutup lubang pembuangan agar tidak mudah masuk kuman dan bakteri,
bau tidak sedap atau sumber penyakit lain yang datang dari luar rumah.
 Gunakan saluran pembuangan tertutup yang bisa dibersihkan sewaktu-waktu.
 Kemiringan saluran wc harus cukup agar penyiraman cepat dan mudah.
 Jauhkan sumber air bersih dari lokasi septic tank.

Untuk Dapur

 Pilihlah lokasi dapur yang sesuai, usahakan banyak lubang ventilasi dari luar tetapi
tetap tertutup ke ruangan lain (aliran udara tidak dari dapur ke ruangan lain).
 Perhatikanlah pola pemipaan air bersih dan air kotor, skema kemiringan saluran
pembuangan.

6. Menjaga kebersihan di lingkungan rumah


Hewaan peliharaan seperti ayam, tidak di biarkan berkeliaraan di sekitaraan rumah dan di
berkan kandang agar kotoran ayam tidak berserakaan di sekitaraan rumah.
7. Menggunakan masker untuk penderita
Penggunaan masker pada penderita sanggat bagus untuk mencegah penularaan kepada
anggota keluarga lain.
8. Mengunakan pengobatan gratis TBC yang telah di sediakan oleh pemerintah yang
di sediakan di puskesmas dan rumah sakit.
BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Bapak Nana di diagnosis penyakit Tuberculosis sejak 3 tahun lalu dengan keluhan batuk
terus menerus, berdahak bahkan berdarah serta demam pada saat malem hari , pusing dan
penuruan berat badan yang derastis. Bapak Nana sudah menjalani pengobatan selama
satu tahun dan di nyatakan tuntas, namun tidak lama setelah 6 bulan pengobotan di
hentikan pak Nana di nyatakan positif kembali TBC, dan setelah dua tahun di nyatakan
TBC oleh dokter, anak bapa Nana yang nama Novianti yang pada saat itu berusia 12
tahun dinyatakan meninggal dunia karna TBC. Dari hasil analisis kunjungan kami ke
rumah bapa Nana, keadaan rumah pak Nana sangat berpotensi untuk penyebaraan
penyakit TBC ke anggota keluarga lain., karna dari sirkulasi udara, pencahyaan, dan
keadaan kebersihan rumah yang sangat kurang. Sehingga perlu penataan lingkungan
rumah pada rumah bapak Nana.
1.2 Saran

Klien diharapkan dapat :

1. Melakukan latihan ringan sebelum melakukan kegiatan menarik becak 


mengurangi low back pain dan mialgia
2. Rutin mengkonsumsi obat anti hipertensi yang telah di anjurkan
3. Memperhatikan “Input = Output”. Saran gizi agar seimbang dengan kerja berat
yang dilakukan.
4. Menaati penggunaan APD (masker, sarung tangan, sandal/sepatu, pelindung
kepala, dan kacamata) dan alat keselamatan (becak diberikan kaca spion) yang
sudah disarankan.
5. Menjalankan gaya hidup sehat seperti tidur cukup
6. Menjaga daya tahan tubuh.
7. Menjaga keharmonisan keluarga dan hindari stress di lingkungan tempat kerja.

Anda mungkin juga menyukai