TANGERANG SELATAN
B. PERMASALAHAN PENELITIAN
1. Batasan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang diperoleh oleh penulis maka adapun batasan dalam
penelitian ini lebih menitik beratkan kepapada pengaruh vlog young lex dalam youtube terhadap
perilaku remaja ciputat Tangerang selatan. Peneliti lebih membahasa mengenai:
1. Konten vlog young lex dalam youtube.
2. Perilaku remaja ciputat Tangerang selatan setelah menonton vlog young lex dalam youtbe.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diperoleh dan batasan masalah yang telah ditentukan
oleh penulis, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskna permalsahan sebagai berikut:
1. Bagaimana konten vlog young lex dalam youtube
2. Bagaimana pengaruh vlog young lex dalam youtube terhadap perilaku remaja ciputat
tangerang selatan
Objek Penelitian
Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini, maka dapat dirumuskan hipotesis
penelitian ini sebagai berikut:
1 Suharsim Arikunto, 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi), Jakarta:
Rineka Cipta, Hal: 173
2 Suharsim Arikunto, 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi), Jakarta:
rXY =
E. KAJIAN PUSTAKA
1. Deskripsi Teori
Menurut Rakhmat (2011), definisi yang paling sederhana tentang komunikasi massa
dirumuskan Bittner (1980:10) yaitu, “Mass communication is messages communicated through a
mass medium to a large number of people ” (Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan
melalui media massa pada sejumlah besar orang). Berdasarkan definisi tersebut, dapat diartikan
bahwa komunikasi massa merujuk pada pesan. menurut Wiryanto (2000) “komunikasi massa
merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human communication) yang lahir bersamaan dengan
mulai digunakannya alat-alat mekanik, yang mampu melipatgandakan pesan-pesan komunikasi”.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa adalah sebuah bentuk komunikasi
yang memanfaatkan media massa untuk menyebarkan pesan kepada khalayak luas pada saat yang
bersamaan.
model-model proses komunikasi massa :
1. Model teori peluru ( bullet theory model )
Teori peluru, yang juga dikenal sebagai teori “Hypodermic Needle” atau teori “Stimulus-
Response” yang mekanistis merupakan suatu pandangan yang menyatakan, komunikasi massa
memiliki kekuatan yang besar atas mass audience . Media massa dianggap memiliki pengaruh yang
sangat besar, layaknya jarum suntik yang dimasukkan dalam tubuh pasien, audiens menerimanya
secara langsung dan pengaruhnya spontan dirasakan. Hal ini menyebabkan adanya perubahan
pemikiran khalayak, maupun perubahan sikap dan perilakunya secara spontan.
2. Model Efek Terbatas (limited effects model )
Model ini muncul sekitar tahun 1940, ketika para ilmuwan sosial menjadi tertarik oleh efek-
efek langsung dan kuat yang ditimbulkan oleh media massa atas individu-individu. Sejak saatitu,
mulai dilakukan penelitian-penelitian ilmiah, yang semuanya menunjukkan kesimpulan yang sama :
pengaruh komunikasi massa adalah terbatas, tidak all-powerfull, malahan sama sekalitidak efektif
manakala tujuannya untuk menimbulkan sikap dan/ atau perilaku nyata. Model efek terbatas ini
memperoleh dukungan yang kuat dari model alir komunikasi dua tahap ( two step flow ) yang
menyatakan, pesan-pesan media tidak seluruhnya mencapai mass audience secara langsung;
sebagian besar malahan berlangsung secara bertahap. Tahap pertama dari media massa kepada
para pemuka masyarakat ( opinion leaders ). Tahap kedua dari pemuka masyarakat kepada khalayak
ramai ( mass audience atau followers ). Menurut model ini, komunikasi massa hanya akan efektif,
khususnya dalam mengubah sikap dan perilaku ( behaviour change ), apabila ia dikombinasikan
penggunaannya dengan komunikasi antarpribadi ( interpersonal communication ).
3. Model Efek Moderat (moderate effects model )
Model ini merupakan hasil studi atau riset tentang efek yang dilakukan pada periode 1960-
1970an. Studi pada periode itu berangkat dari posisi audiens (bukan dari posisi komunikator) dan
lebih memusatkan perhatiannya pada pola-pola komunikasi mereka, khususnya dalam
hubungannya dengan pesan-pesan media. Model ini meliputi pendekatan-pendekatan sebagai
berikut:
a). The Information-Seeking Paradigm
kecenderungan audiens untuk secara aktif mencari informasi dan tidak semata-mata pasif
menerima informasi.
b). The Uses and Gratifications Approach
Pendekatan tentang kebutuhan individu terhadap pesan-pesan media berdasarkan asas
manfaat dan kepuasan.
c). The Agenda-Setting Function
Model lain yang termasuk model efek moderat adalah pendekatan agenda setting yang
dikembangkan oleh Maxwell E. McComb dan Donald L. Shaw. Model ini menunjuk pada kemampuan
media massa untuk bertindak selaku agenda (catatan harian) komunikan-komunikannya.
d). The Cultural Norms Theory
Menurut teori ini komunikasi massa memiliki efek yang tidak langsung atas perilaku melalui
kemampuannya dalam membentuk norma-norma baru. Norma-norma ini berpengaruh terhadap
pola sikap untuk pada akhirnya akan mempengaruhi pola-pola perilakunya.
4. Model efek kuat
Model efek kuat ini baru merupakan suatu indikasi, pada suatu saat orang akan benar-benar
mendapati, komunikasi massa memiliki efek yang besar, all-powerfull dalam versi yang baru.
Sejumlah studi agaknya sependapat, komunikasi massa dapat mewujudkan powerfull effect apabila
ia digunakan dalam program-program atau kampanye-kampanye yang dipersiapkan lebih dulu
secara cermat sesuai dengan prinsip-prinsip komunikasi yang ada. prinsip-prinsip itu antara lain
sebagai berikut :
a). Prinsip mengulang-ulang (redundancy), yaitu mengulang-ulang suatu pesan selama
periode waktu tertentu. Dengan cara ini ternyata banyak membawa hasil dibanding dengan hanya
menyajikan pesan tunggal dalam memperoleh efek yang diinginkan.
b). Mengidentifikasikan dan memfokuskan pada suatu audiens tertentu yang ditargetkan
(segmentasi khalayak), kemudia tujuan dari komunikasi atau kampanye itu dirumuskan secara
khusus dalam arti pesan-pesannya benar-benar terkait dan terarah kepada pencapaian tujuan.
Dengan cara ini audiens merasa, pesan-pesan itu ditujukan kepadanya dan tidak kepada setiap
orang.
c). Ide atau gagasan dari teori-teori komunikasi juga dapat digunakan dalam pengembangan
tema tema komunikasi, pesan-pesan yang akan diciptakan dan media yang digunakan.
d). Sejumlah prinsip-prinsip yang lain.
2. Penelitian Terdahulu
F. DAFTRA PUSTAKA