Disusun Oleh: Zaras Yudisthira Saga 2008730133 Darari Genadita 2008730008 Arga Aditya 2008730006
Pembimbing: Dr. Arief Priyadi, Sp.M
Kepaniteraan Klinik Stase Mata Rumah Sakit Umum Kota Sukabumi Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta 2012
Mata merah disebabkan pelebaran pembuluh darah konjungtiva yang terjadi pada peradangan akut.
Juga dapat terjadi akibat pecahnya salah satu dari kedua pembuluh darah di konjungtiva,
Dalam beberapa kasus mungkin merupakan tanda serius dari kemungkinan kondisi yang mengancam penglihatan
MATA MERAH
Patologis
Karena pecahnya pembuluh darah, iritasi, proses inflamasi, infeksi, dan sumbatan pembuluh darah
Visus Menurun Pterigium Pseudopterigium Pinguekula dan Pinguekula Iritans Perdarahan subkonjungtiva Episkleritis dan skleritis Konjungtivitis akut Konjungtivitis kronis Trakoma Defisiensi vitamin A
Visus Tidak menurun Keratitis Ulkus kornea Glaukoma Akut Uveitis Endoftalmitis Panoftalmitis Panuveitis
Keratitis
Keratitis adalah infeksi pada kornea yang biasanya diklasifikasikan menurut lapisan kornea yang terkena; 1. keratitis superfisialis apabila mengenai lapisan epitel atau Bowman 2. keratitis profunda atau keratitis interstisialis (atau disebut juga keratitis parenkimatosa) yang mengenai lapisan stroma).
Menurut etiologi
a. Infektif Keratitis bakterial (pseudomonas, staphylococcus,enterobakteriaecea) Keratitis viral (herpes simpleks virus dan herpes zooster virus) Keratitis jamur Keratitis parasit (acanthomeba spp) Keratitis interstitial
b. Non-infektif
Keratitis pungtata non-viral (obat-obatan, alergi dan lensa kontak) Keratitis alergi (kertokonjungvitis Flikten dan kertokonjungvitis Vernal) Keratitis paparan (gangguan lubrikasi mata dan proteksi palpebra dan kornea)
Fotokeratitis (snowblindness) akibat paparan sinar UV atau lampy dan dapat sembuh setelah beberapa hari. Keratitis Dimmer atau Numularis Keratitis dengan infiltrat bundar berkelompok dengan batas tegas di tepi seperti gambaran Halo dan lazimnya unilateral. Keratitis fasikulasi Pembentukan pitas vaskuler yang berjalan dari limnus ke kornea Keratitis filamentosa Keratitis yang disertai adanya filamen mukoid dan deskuamasi sel epitel pada permukaan kornea.
1. Keratitis Pungtata Keratitis pada kelenjar Bowman dengan adanya inflitrat berbentuk bercak halus pada permukaan kornea. Pasien akan mengeluh: sakit, silau, mata merah, dan merasa kelilipan. Pengobatan yang bisa diberikan adalah air mata buatan, tobramisisn tetes mata, dan siklopegik.
Keratitis Superfisialis Merupakakan keratitis superfisial dengan adanya inflitrat berbentuk bintik-bintik putih pada permukaan kornea. Terjadi pada kornea superfisial, dan hijau saat pewarnaan fluoresen.
2. Keratitis Marginalis Merupakan infiltrat yang tertimbun pada tepi kornea sejajar dengan limbus. Biasanya penderita akan mengeluh sakit seperti kelilipan, keluar banyak air mata, sakit, sengan fotofobia berat. Pengobatan yang dapat diberikan berupa vitamin B dan C dosis tinggi.
3. Keratitis Interstisial Keratitis ini terjadi pada jaringan kornea lebih dalam, merupakan keratitis nonsupuratif profunda yang disertai dengan neovaskularisasi. Pasien biasanya akan mengeluhkan fotofobia, keluar banyak air mata, dan penurunan visus. Kelainan ini biasanya bilateral. Pada kornea keruh, sehingga iris susah dilihat. Terdapat injeksi siliar disertai pembuluh darah ke arah dalam sehingga memberikan gambaran merah pucat salmon patch. Pengobatan yang dapat diberikan berupa tetes mata atropin untuk mencegah sinekia.
4.Keratitis bakterial
Disebabkan oleh: pseudomonas, staphylococcus, enterobakteriaecea) Terapi antibitotik yang diberikan untuk bakteri gram negatif adalah tobramisin 15mg/ml, gentamisin 15mg/ml, polimiksin. Antibiotik untuk gram positif antaralain cefazolin 50mg/ml, vancomycin , dan basitrasin. Selain itu siklopegik diberikan untuk istirahat mata.
5. Keratitis Jamur
Pasien biasanya akan mengeluh sakit mata hebat, berair, dan silau. Gejala yang bisa didapatkan pada pasien adalah infiltrat yang berhifa dan satelit. Pengobatan yang diberikan adalah gentamisin setiap 1-2 jam
Tipe stromal Terjadi reaksi imunologik tubuh terhadap virus yang menyerang reaksi antigen-antibodi yang menarik sel radang ke dalam stroma. Sel radang ini mengeluarkan bahan proteolitik untuk merusak virus tetapi juga akan merusak jaringan stromal di sekitarnya. Pada keadaan ini penderita datang dengan keluhan silau, mata berair, penglihatan kabur dan pada pemeriksaan didapatkan injeksi konjungtiva dan silier, penderita menutup matanya karena silau, dan pada kornea didapatkan infiltrat stroma yang dapat disertai uveitis dan hipopion. Pengobatan : steroid topikal 4x/ hari.
7. Keratitis Herpes Zoster Disebabkan oleh virus varicella-zoster. Virus ini dapat menyerang saraf kranial V, VII, dan VIII secara demartomal. Erupsi dan rasa nyeri ini unilateral dan tidak melewati garis median.. Pengobatan : asiklovir oral maupun topikal tampak menjanjikan, pemberian kortikosteroid topikal, air mata buatan
8. Keratitis Flikten Merupakan reaksi imunologi terhadap patogen biologis. Terdapat hiperemia konjungtiva, dan memberikan kesan kurangnya air mata. Penderita biasanya datang karena ada benjolan putih kemerahan di pinggiran mata yang hitam. Apabila jaringan kornea terkena, maka mata berair, silau, dan dapat disertai rasa sakit dan penglihatan kabur. Gambaran yang khas adalah terbentuknya papula atau pustula pada kornea atau konjungtiva karena itu penyakit ini biasanya disebut kerato konjungtivits flikten. Pada tukak dapat diberikan antibiotik topikal atau oral.
9. Keratitis Sika Keratitis Sika adalah keratitis yang pada dasarnya diakibatkan oleh kurangnya sekresi kelenjar lakrimal dan atau sel globet. Secara objektif, pada tingkat dry-eye, kejernihan permukaan konjungtiva dan kornea hilang, tes schirmer berkurang, tearfilm kornea mudah pecah, tear break-up time berkurang, sukar menggerakan kelopak mata 10.Keratitis lagoftalmus, akibat mata tidak dapat menutup sempurna, sehingga kornea menjadi kering dan mudah terkena trauma. Dapat dikarenakan parese Nervus VII. 11.Keratitis neuroparalitik, akibat kerusakan Nervus V
Ulkus Kornea
Tukak karena Bakteri
Tukak streptokokus Tukak stafilokokus Tukak Pseudomonas
Tukak Bakteri
Tukak Streptokokus
Tukak serpinginous. Tukak berwarna kuning keabu-abuan berbentuk cakram dengan tepi tukak yang menggaung. Tukak cepat menjalar ke dalam dan menyebabkan perforasi kornea, karena eksotoksin yang dihasilkan oleh Streptokokus Pneumonia. Pengobatan :
Sefazolin, Basitrasin tetes / injeksi subkojungtiva / intravena.
Tukak Stafilokokus
faktor pencetus : keratopati bulosa, infeksi herpes simpleks dan lensa kontak yang telah lama digunakan. Tukak berwarna putih kekuningan disertai infiltrat secara adekuat, terjadi abses kornea yang disertai edema stroma dan infiltrasi sel lekosit terdapat hipopion tukak(indolen)
Tukak Pseudomonas
Bakteri bersifat aerob obligat & menghasilkan eksotoksin penghambat sintesis protein jaringan kornea cepat hancur dan mengalami kerusakan.
tukak kecil di bagian sentral kornea dengan infiltrat berwarna keabu-abuan disertai edema epitel dan stroma. cepat melebar & mendalam perforasi kornea.
Pengobatan
Gentamisin, tobramisin, karbensilin lokal subkonjungtiva serta intravena.
Tukak Virus
Dendrit yang diikuiti vesikel-vesikel kecil di lapisan epitel, yang bila pecah akan menimbulkan tukak. Tukak dapat juga terjadi pada bentuk disiform, bila mengalami nekrosis di bagian sentral.
Tukak Jamur
Etiologi Penggunaan antibiotik secara berlebihan dalam waktu yang lama / pemakaian kortikosteroid jangka panjang Fusarium dan sefalosporium menginfeksi kornea setelah suatu trauma yang disertai lecet epitel Infeksi oleh jamur lebih sering didapatkan di daerah yang beriklim tropik
Pengobatan
Pemberian kortikosteroid topikal akan sembuh dalam 3-4 hari, tetapi dapat rekurens. Antibiotika diberikan untuk infeksi stafilokokus atau kuman lainnya. Disensitisasi dengan toksoid stafilokok dapat memberikan penyembuhan yang efektif.
Uveitis Anterior
Gejala Subyektif Iridosiklitis sakit di mata terbatas di daerah periorbita dan mata bertambah sakitnya bila dihadapkan pada cahaya dan tekanan. sakit kepala Fotofobia bervariasi dan dapat demikian hebat sampai kelopak mata tidak bisa dibuka pada waktu pemeriksaan mata Lakrimasi. sebanding dengan derajat fotobia. Pada uveitis anterior supuratif dapat disertai gejala umum seperti panas, gelisah, menggigil, dan sebagainya. Gejala obyektif Iridosiklitis Terdapat injeksi siliar Presipitat keratik, Fler serta sel dalam bilik mata depan Endapan fibrin pada pupil yang dapat menyebabkan sinekia posterior.
Pengobatan Tetes mata sulfas atropin 1 %, prinsipnya untuk membuat pupil selebar-lebarnya dan tetap tinggal lebar selama 2 minggu.
Hal yang harus diingat pada pemberian atropin adalah serangan glaukoma.
Tetes mata steroid 4-6 x sehari tergantung pada beratnya penyakit. Antibiotik diberikan apabila mikro-organisme penyebab diketahui.
Keluhan (anamnesis ): sakit kepala dan terus muntah-muntah, nyeri dirasakan di dalam & di sekitar mata. Penglihantannya kabur sekali.
Pemeriksaan
Kelopak mata bengkak konjungtiva bulbi sangat hiperemik (kongestif), injeksi siliar dan kornea yang suram. Bilik mata depan dangkal. Pupil tampak midriasis Refleks pupil lambat atau tidak ada. Visus menurun sampai hitung jari
Diagnosis
Pengobatan
Masalah pembedahan. Pemberian obat hanya untuk tindakan darurat agar segera dirujuk ke rumah sakit yang memiliki fasilitas pembedahan mata.
Miotik: pilorkain 2-4 % tetes mata, 1 mnt 1tetes selama 5mnt, lalu 1 tts/jam sampai 6 jam Carbonic Anhidrase Inhibitor : Asetazolamid @ 250 mg 2 tablet, lalu 1 tab /4 jam sampai 24 jam Obat hiperosmotik Morfin
Endoftalmitis
Merupakan peradangan berat bola mata, bisanya pasca trauma atau bedah Peradangan supuratifabses di dalam badan kaca
Etiologi
kuman & jamur yg tembus saat trauma atau lewat sistemik. Penyebab yg sering: Bakteri :Stafilokok, streptokok, pneumokok, pseudomonas dan basil sublitis. Jamur yg sering: aktinomises, aspergilus, fitomikosis sportrikum, & kokidoides
Gejala karena Bakteri: sangat nyeri, kelopak merah dan bengkak kelopak sukar dibuka, konjungtiva kemotik & merah, kornea keruh, BMD keruh, kdg hipopion. Abses badan kacareflek pupil berwarna putih HipopionPrognosis buruk
Pengobatan
Terapi: Antibiotik topikal & sistemik ampisilin 2 gr/hari dan kloramfenikol 3 gr/ hari
Bila kuman pneumokok, streptokok dan stafilokok Penisilin G (top, subconj dan IV) Bila stafilokok: basitrasin (top), metisilin (subconj dan IV). Neisseria: penisilin G (top, subconj dan IV) Pseudomonas: Gentamisin, tobramisin dan karbesilin (top, subconj dan iV) Sikloplegik 3x/hari
Penyulit
bila mengenai 3 lapisan mata (Retina, Koroid dan Skelera) dan badan kaca sebabkan panoftalmitis
Endoftalmitis fakoanalitik
Unilateral/ bilateral yg merupakan rx uvea granulomatosa thd lensa yang mengalami ruptur Etiologi: Autoimun Pada badan terbentuk antibodi thd lensa shg terjadi rx antigen-antibodi yg akan menimbulkan gejala endoftalmitis fakoanalitik/ fakoantigenik
Oftalmika simpatika
Peradangan bilateral, penglihatan menurun dengan mata merah Etiologi: trauma tembus, bedah mata okular Bisa terjadi dlm 5 hari -60 tahun, 90% dlm 1 tahun Tanda dini: gangguan binokular akomodasi/ radang rgn uvea anterior maupun posterior Pada mata: sakit, fotofobia
Pada bilik mata terjadi rx intraokular berat berupa mutton fat deposit pd dataran belakang kornea, nodul kecil berpigmen pada lap. Epitel pigmen retina, dan uvea menipis Pd iris nodul infiltrasi, sinekia anterior perifer, neovaskularisasi iris, oklusi pupil, katarak, ablasi retina eksudatif, papilitis
Pengobatan
Terapi: enukleasi mata yg buta (7-14 hari setelah trauma) Steroid topikal, periokular steroid injeksi, steroid sistemik, sikloplegik
Panoftalmitis
Peradangan seluruh bola mata termasuk sklera dan kapsul tenon bola mata merupakan rongga abses Infeksi melalui: peredaran darah, perforasi bola mata dan akibat tukak kornea perforasi Bila e.c bakteri: cepat & berat Bila e.c jamur: perlahan2
Gejala
kemunduran tajam penglihatan, rasa sakit, mata menonjol, edema kelopak, konjungtiva kemotik, kornea keruh, bilik mata hipopion, refleks putih di dalam fundus dan okuli