Anda di halaman 1dari 22

REFERAT

ENDOFTALMITIS
Disusun Oleh:
ANGGY RAYENDRA, S.Ked
FAB 117 047

PEMBIMBING:
dr. YUDIKA IWAN KAHARAP TOEMON, Sp. M

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN/SMF ILMU KESEHATAN MATA


RSUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2018
PENDAHULUAN

 Endoftalmitis merupakan peradangan berat dalam


bola mata, akibat infeksi setelah trauma atau bedah
(eksogen), atau endogen akibat sepsis. Berbentuk
radang supuratif di dalam rongga mata dan struktur
di sekitarnya.
 Penyebab  bakteri & jamur
 Endoftalmitis merupakan kejadian yang jarang,
namun merupakan komplikasi yang
membahayakan
 Tidak segera diberikan pertolongan  prognosisnya
buruk  menyebabkan kebutaan
“ TINJAUAN
PUSTAKA

ANATOMI
DEFINISI ENDOFTALMITIS

 Endoftalmitis merupakan radang purulen


pada seluruh jaringan intraokuler, disertai
dengan terbentuknya abses di dalam
badan kaca. Bila terjadi peradangan lanjut
yang mengenai ketiga dinding bola mata,
maka keadaan ini disebut panoftalmitis.
EPIDEMIOLOGI

 Endoftalmitis eksogen sekitar 60% setelah


operasi intraokular.
 Endoftalmitis endogen jarang terjadi,
hanya 2-15% dari semua kasus
endoftalmitis.
 Post traumatic endoftalmitis sekitar 4-13%
 Endoftalmitis disebabkan oleh benda
asing 7-31%.
KLASIFIKASI

pasca
Post operatif bedah
akut katarak

Post operatif Pasca operasi


EKSOGEN antiglaukoma
kronis

Endoftalmitis Pseudofaki
ENDOFTALMITIS pasca trauma kronik

Bakteri
ENDOGEN

Jamur
PATOFISIOLOGI

Kerusakan okular barrier

Mikroorganisme menembus sawar


darah mata

Proliferasi bakteri

Memicu sel inflamasi

Pengeluaran hasil metabolik dan


toksin

Kerusakan Jaringan
TANDA & GEJALA

Gejala Tanda
Savere ocular pain Kelopak mata bengkak dan eritema

Mata merah Konjungtiva tampak chemosis

Lakrimasi Kornea edema, keruh, tampak infiltrate

Penurunan visus hypopion

Fotofobia Iris odem dan keruh

Pupil tampak yellow reflek

Eksudat pada vitreus

TIO meningkat atau menurun


JENIS-JENIS ENDOFTALMITIS
Endoftalmitis Endoftalmitis Endoftalmitis Endoftalmitis Endoftalmitis Endoftalmitis
Akut Pasca Pseudofaki pasca operasi Pasca Endogen Fungal
Bedah Katarak Kronik filtrasi Trauma
glaukoma

Penybab Bakteri  Bakteri  Bakteri Luka Penyakit Trauma atau


staphylococcu Propionibact streptococcus. perporasi  sistemik  prosedur
s epidermidis, erium acnes S. aureus, H. infeksi bakteri septikemia, bedah 
S. Aureus, dan Influenza  bacillus pasien dengan infeksi fungal
Streptococcus corynebacter dan imunitas lemah
ium spesies staphylococc Bakteri 
us streptococcus,
staphylococcus
aureus, N.
meningitsi

Waktu < 2 minggu > 4 minggu 4 minggu Berkembang


pasca operasi pasca pasca operasi cepat
operasi

Tanda • injeksi silier •Mata merah •kumpulan pus •Nyeri pada •Nyeri
dan •Hilangnya •Penurunan ditempat mata •penurunan
Gejala reflek fundus ketajaman akumulasi •Hiperemis tajam
•Hipopion visus cairan siliar pengelihatan
•Edema •Fotofobia •Kerusakan •Gambaran •Hipopion
kelopak mata •Eksudat nekrotik dari hipopion dan •Vitretis
•Fotofobia serosa dan sclera kekeruhan
•Penurunan fibrinous pada vitreus
visus dan •Hipopion body
kekeruhan •Kekeruhan
viterus pada vitreus
body
Endoftalmitis Akut Pasca Bedah Katarak Endoftalmitis Pseudofaki Kronik

Endoftalmitis Endogen Fungal endoftalmitis


DIAGNOSIS

PEMERIKSAAN
ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK
PENUNJANG
•Didapatkan riwayat •Kelopak mata •laboratorium
penyakit bengkak & eritema •Radiologi
•Gejala subjektif : •Konjungtiva •Evaluasi
•Fotofobia chemosis opthalmologi
•Nyeri pada bolamata •Kornea edema,
•Penurunan tajam keruh, tampak
penglihatan infiltrat
•Nyerikepala •Hipopion
•Mata terasabengkak •Iris edema & keruh
•Pupil  yellow reflex
•Eksudat pada vitreus
humor
•TIO meningkat pada
fase awal
•Tepi luka nekrosis
•Demam
DIAGNOSIS BANDING
TASS (TOXIC ANTERIOR
SEGMEN SYNDROME)
 TASS  suatu reaksi akut inflamasi segmen anterior
yang biasanya terjadi setelah tindakan operasi
segmen anterior.
 Disebabkan oleh pengenalan substansi zat beracun
selama operasi yang umumnya disebabkan oleh
instrumen, cairan, atau lensa intraokuler.
 Awitan dimulai pada 12-24 jam post operasi
 Pengelihatan kabur, edema kornea, peningkatan TIO
 Kultur bakteri (-)
DIAGNOSIS BANDING
KARAAKTERISTIK TASS ENDOFTALMITIS
onset 1-3 hari pasca 3-7 hari pasca
operasi operasi
Gejala Kabur Kabur disertai
nyeri
Kornea Edema +1 Edema +2
Segmen anterior Cell + 1-3, fibrin + Cell +3, fibrin
1-3, Hipopion +1 bervariasi,
hipopion +3
Vitreus Jernih Vitritis
Tekanan Kenaikan ringan TIO tidak
intraokular TIO terpengaruh
Respon terhadap positif positif
steroid
TASS = Toxic Anterior Segmen Syndrome
TATALAKSANA

Farmakologi

Non-
operatif
Farmakologi
Non Farmakologi

Menjelaskan tentang penyakit pasien

Pengontrolan faktor resiko lainnya

Edukasi tentang kebersihan


FARMAKOLOGI
OPERATIF
 Vitrectomy adalah tindakan bedah dalam terapi
endoftalmitis.
 Vitrectomi pentikng dalam pengelolaan endoftalmitis
yang tidak responsif terhadap terapi medikamentosa

OPERATIF Vitrectomy
PROGNOSIS

Prognosis dari endoftalmitis sendiri bergantung Durasi


dari endoftalmitis, jangka waktu infeksi sampai
penatalaksanaan, Virulensi bakteri dan Keparahan
dari trauma. Diagnosa yang tepat dalam waktu
cepat dengan tatalaksana yang tepat mampu
meningkatkan angka kesembuhan endoftalmitis.
KESIMPULAN

 Endophthalmitis adalah adanya peradangan


hebat intraokular, terjadi yang diakibatkan dari
bakteri, jamur atau keduanya.
 Endoftalmitis berdasarkan etiologinya dibagi
menjadi dua, endogen dan eksogen
 Prognosis dari endoftalmitis sendiri bergantung
durasi dari endoftalmitis, jangka waktu infeksi
sampai penatalaksanaan, virulensi bakteri dan
keparahan dari trauma
 Diagnosa yang tepat dalam waktu cepat dengan
tatalaksana yang tepat mampu meningkatkan
angka kesembuhan endoftalmitis.
DAFTAR PUSTAKA

 Ilyas, S.H. Mata merah dengan penglihatan turun mendadak..Dalam: Ilmu Penyakit
Mata. Edisi Ketiga. Jakarta, Balai Penerbit FKUI, 2009. hal 3, 9, 175-8.

 Kalamalarajah S, Silvestri G, Sharma N. Surveillance of endophthalmitis following


cataract surgery in the UK. Eye 2004; 18:6: 580-7.

 Hanscom TA. Postoperative edophthalmitis. Clin Infect Dis 2004; 38:4:542-6.

 Vaughan, D.G. Oftalmologi Umum. Edisi 14. Jakarta, Widya Medika, 2002. hal. 72.

 Bobrow JC, dkk, 2008. Intraocular Inflammation and Uveitis. Dalam: American
Academy of Ophtalmology. San Francisco,2011. hal 269-273, 355-360

 Hatch WV, Cernat G, Wong D, Devenyi R, Bell CM. Risk factors for acute endophthalmitis
after cataract surgery: a population-based study. Ophthalmology 2009;116(3):425-30.

 Miller JJ,Scott IU, Flynn HW. Endophthalmitis caused by Streptococcus pneumoniae. Am


J Ophtalmol 2004; 138:2:231-6.

 Vaughan, D.G. Oftalmologi Umum. Edisi 14. Jakarta, Widya Medika, 2002. hal. 72.

 Ilyas, S.H., Mailangkay, T.H. Ilmu Penyakit Mata untuk Dokter dan Mahasiswa
Kedokteran. Edisi ke-2, Jakarta, CV. Sagung Seto, 2002. hal. 98-101
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai