Anda di halaman 1dari 15

ENDOFTALMITIS

Adhita Safira (102121062)


Dianty Auliannisa (102122008)

Pembimbing : dr. Obdes Maharni Emputri Sp.M

KEPANITERAAN KLINIK UNIVERSITAS BATAM

STASE ILMU PENYAKIT MATA RSUD RAJA AHMAD TABIB

KEPULAUAN RIAU

TAHUN 2023
ANATOMI BOLA MATA
DEFINISI

o Endoftalmitis adalah peradangan berat


yang mengenai cairan dan jaringan
intraocular, yang umumnya melibatkan
segmen anterior dan posterior mata

o Biasanya dikaitkan dengan inflamasi bola


mata yang melibatkan vitreous dan
segmen depan dan dapat juga melibatkan
koroid maupun retina
KLASIFIKASI
Pasca bedah
katarak
Post-operatif
akut Pasca operasi
Eksogen filtrasi glaukoma

Post-operatif > 4 minggu


kronis pascaoperasi
Endoftalmitis
Post
traumatik
Endogen
Bakteri

Jamur
ETIOLOGI
Eksogen Endogen
Truma tembus Penyebaran bakteri : Staphylococcus,
streptococcus, pneumokokus,
pseudomonas, bacillus species

Infeksi sekunder pada tindakan pembedahan Jamur : Aktinomises, aspergilus,


phitomikosis sporothrix dan kokidioides

Bakteri : Propionibacterium acne, Risiko tinggi pada pasien dengan infeksi


staphylococcus, corynebacterium sp, kronis, diabetes, gagal ginjal kronis
actinomyces dan nocardia
MANIFESTASI KLINIS

BAKTERI JAMUR

• Onset cepat ( < 2 minggu post • Onset lambat (14 hari atau
operatif) lebih) setelah infeksi
• Nyeri, konjungtiva kemotik dan • Nyeri
merah • mata merah
Endoftalmitis Fungal
• Edema palpebra dan spasme
otot palpebra
• Visus yang sangat menurun
• Hipopion
• Kornea dan bilik mata depan
keruh
• Fotopobia

EndoftalmitisEndogen
DIAGNOSIS
Anamnesis Gambaran Klinik
1. Nyeri hebat pada mata 1. Palpebra hiperemis dan edema.
2. Mata merah 2. Konjungtiva kemosis dan tampak kongesti sirkum kornea.
3. Lakrimasi 3. Kornea edema, kabur, dan dapat terbentuk infiltrasi
4. Fotofobia berbentuk cincin.
5. Penglihatan sangat menurun 4. Bilik mata depan terdapat hipopion, yang lambat laun terisi
pus sepenuhnya.
5. Iris edema dan keruh
6. Pupil tampak refleks kuning akibat eksudat purulen dalam
vitreus. Ketika bilik mata depan terisi penuh dengan pus,
detail iris dan pupil sulit dievaluasi.
7. Eksudasi vitreus, dengan eksudat dan pus.
8. Tekanan intraokular meningkat pada stadium awal, namun
pada kasus berat, prosesus siliaris hancur, dan penurunan
tekanan intraokular menyebabkan pengkerutan bola mata.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. PEMERIKSAAN OFTALMOSKOPI
2. USG MATA
3. VITREUS TAP
TATALAKSANA
Terapi antibiotik
1. Injeksi antibiotik intravitreal harus segera dilakukan.
2. Injeksi antibiotik subkonjungtiva
3. Antibiotik topical/tetes mata harus segera diberikan dan digunakan setiap 10 menit atau
tiap 1 jam. Dapat dimulai dengan kombinasi antibiotik untuk gram positif dan gram negatif,
seperti vancomycin (50 mg/ml) atau cefazolin (50 mg/ml) dan amikacin (20 mg/ml) atau
tomramicin (15 mg%).
4. Pemberian antibiotik sistemik memiliki peran yang terbatas dalam penanganan
endoftalmitis:
a. Injeksi ciprofloxacin 200 mg per 12 jam selama 3-4 hari, dilanjutkan
dengan ciprofloxacin oral 500 mg tiap 12 jam selama 6-7 hari, atau
b. Injeksi intravena vancomycin 1 gm per 12 jam dan ceftazidime 2 g per 8 jam,
atau
c. Injeksi itravena cefazoline 1.5 gm per 6 jam dan amikacin 1 gm per 8
jam.
Pembuatan Regimen Antibiotik Intravitreal
TATALAKSANA
Terapi steroid Terapi suportif
Terapi steroid sebaiknya digunakan 24 1. Sikloplegik. Dapat diberikan atropin
hingga 48 jam setelah infeksi terkontrol 1% atau komatropin 2% tetes mata,
dengan pemberian antibiotik. 3 kali dalam sehari
1. Injeksi intravitreal dexametason 0.4 2. Obat antiglaukoma. Dapat diberikan
mg dalam 0.1 ml pada pasien dengan penignkatan
2. Injeksi subkonjungtiva tekanan intraokular, seperti
3. Dexametason 0.1% tetes mata atau acetazolamide oral (250 mg 3 kali
prednisolone asetat 1% tetes mata sehari) dan timolol 0.5% tetes mata
diberikan sesering mungkin dua kali sehari.
4. Steroid oral sebaiknya dimulai 24
jam setelah pemberian antibiotik.
TATALAKSANA
Vitrektomi
Operasi harus dilakukan bila tidak ada perbaikan setelah terapi intensif selama 48
hingga 72 jam, atau bila pasien menunjukkan infeksi berat dengan visus menurun
hingga 1/tak terhingga. Viktrektomi membantu menghilangkan organisme penyebab
infeksi, toksin dan enzim yang ada pada korpus vitreus.
DIAGNOSIS
BANDING
1. Panoftalmitis
2. TASS (toxic anterior segment syndrome)
3. Uveitis
4. Ulkus Kornea
5. Perdarahan Vitreus
Prognosis
Prognosis dari endophthalmitis, umumnya jelek. Secara umum, endophthalmitis
dikenal sebagai penyakit yang sangat berpotensial menyebabkan penurunan visus
bahkan sampai menyebabkan kebutaan pada kebanyakan pasien. Endogenous
endophtalmitis bakteri biasanya mempunyai prognosis visus yang buruk, walaupun
telah didiagnosis sedini mungkin dan mendapatkan terapi awal dengan vitrectomy dan
antibiotik intravitreal.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai