Anda di halaman 1dari 8

1.

Glaukoma primer sudut tertutup akut (Acute PACG)


Definisi :
Glaukoma sudut tertutup akut adalah keadaan darurat okular yang
diakibatkan oleh peningkatan tekanan intraokular yang cepat akibat
obstruksi aliran keluar humor aquos. Beberapa faktor menyebabkan
obstruksi pada glaukoma sudut tertutup akut, tetapi faktor predisposisi
utama adalah anatomi struktural bilik mata depan, yang menyebabkan
sudut yang lebih dangkal antara iris dan kornea.

Patofisiologi :
Serangan akut glaukoma sudut tertutup dipicu oleh dilatasi pupil, yang
menyebabkan peningkatan kontak iris dan lensa sehingga meningkatkan
blok pupil. Peningkatan blok pupil menyebabkan penonjolan iris, secara
akut menutup sudut antara iris dan kornea, sehingga menghalangi
saluran keluar aqueous humor. Tekanan intraokular meningkat secara
akut, menyebabkan gejala.

Gejala Klinis :
- Nyeri pada mata
- Pusing, mual, muntah
- Bayangan Pelangi
- Penglihatan kabur

Tatalaksana :
Medical Therapy :
- Glyserin p.o. 1 ml/kgBB
- Acetazolamide, initial dose 500 mg
- Timolol 0,5% 2x1 tetes
- Pilocarpin 2%, 4-6 x 1 tetes
- Mannitol i.v. 1-2 g/kgBB

Terapi definitive :
- Iridectomy/laser iridotomy
- Trabeculektomy
Pencegahan :
Pasien dengan riwayat glaukoma sudut tertutup akut harus menghindari
cahaya redup. Pupil melebar sebagai respons terhadap cahaya redup,
semakin mempersempit sudut iridokorneal.

Referensi :
- Khazaeni B, Khazaeni L. Acute Closed Angle Glaucoma. [Updated
2021 July 18]. In StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing; 2021 Jan-. Available from :
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430857/
- Bahan ajar kuliah, PPT dr. Neni K. Parimo, Sp.M, oleh dr. Citra Azma
Anggita, M.kes, Sp.M
2. Endofthalmitis
Definisi : Endoftalmitis adalah bentuk peradangan mata akibat infeksi
rongga intraokular yang dapat menyebabkan kehilangan penglihatan
yang ireversibel. Berdasarkan jalur penularan infeksi, endoftalmitis dapat
diklasifikasikan sebagai eksogen atau endogen. Endoftalmitis eksogen
terjadi ketika organisme yang menginfeksi masuk ke dalam mata melalui
inokulasi langsung, sedangkan endoftalmitis endogen terjadi ketika agen
infeksi secara hematogen menyebar ke mata dari fokus infeksi yang jauh.

Patofisiologi :
Keberadaan antigen agen infeksi atau toksin intraocular menyebabkan
aktivasi mediator inflamasi (sitokin, TNF-α , IL-1, IFN-Υ ) yang
menyebabkan agregasi neutrofil pada badan vitreus. Hal ini memicu
proses inflamasi dan nekrosis jaringan.

Gejala klinis :
- Mata merah, nyeri berat, fotofobia, penurunan visus
- Kornea : edema, infiltrate
- Bilik mata depan : pus, edema iris, refleks kuning pada pupil akibat
eksudasi vitreus
- Prningkatan TIO pada tahap awal

Tatalaksana :
- Antibiotic intravitreal, lini pertama : vankomisin dan ceftazidime;
alternatif : amikasin
- Steroid topical untuk menekan inflamasi
- Atropine 1% 3-4 x 1 tetes/hari
- Timolol 0,5% 2x1 tetes/hari
Pencegahan :
Edukasi pasien untuk mengenali tanda awal endoftalmitis misalnya
penglihatan kabur, mata merah, dan nyeri pada mata. Tanda-tanda
tersebut perlu diwaspadai bila disertai dengan riwayat operasi mata atau
trauma. Pasien dianjurkan untuk segera memeriksakan diri dengan dokter
spesialis mata untuk mendapatkan pemeriksaan dan penatalaksanaan
yang sesuai.

Referensi :
Liwang, F., Yuswar, P. W., Wijaya, E., & Sanjaya, N. P. (Desember,
2020). KAPITA SELEKTA (Edisi V, Jilid II ed.). (K. S. Asadinia,
Penyunt.) Jakarta, Indonesia: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
3. Panoftalmitis
Definisi :
Panoftalmitis ialah peradangan pada seluruh bola mata yang juga
termasuk sklera dan kapsul Tenon sehingga bola mata merupakan rongga
abses dan termasuk tahapan setelah terjadi endophtalmitis. Infeksi yang
masuk kedalam bola mata dapat melalui peredaran darah (secara
endogen) atau perforasi dari bola mata (secara eksogen), dan dapat pula
merupakan akibat tukak kornea perforasi.

Patofisiologi :
Bakteri
Bila panoftalmitis yang disebabkan karena bakteri, maka
perjalanan penyakitnya akan cepat dan berat.
a. Pseudomonas
Bakteri batang gram negatif, bergerak, aerob; beberapa
diantaranya menghasilkan pigmen yang larut dalam air. Bakteri ini
merupakan bakteri tipe ganas, merupakan patogen utama bagi manusia.
Bisa menghancurkan semua bagian termasuk kornea; sekret
purulen, berupa nanah biru kehijauan; mempunyai zat proteolitik yang
dapat menghancurkan fibrin; banyak sel-sel yang mati, terutama leukosit,
dan jaringan nekrosis.
b. Staphylococcus
Adalah bakteri gram positif berbentuk bulat, biasanya tersusun dalam
rangkaian tak beraturan separti anggur. Bakteri ini mampu menghasilkan
substansi (eksotoksin, leukosidin, koagulase, dan enterotoksin), substansi
ini meningkatkan kemampuannya untuk berlipat ganda dan menyebar
secara luas ke dalam jaringan dan menghasilakan sekret mucopurulen
(kental berwarna kekuningan, elastis). Permukaan Stafilokok
ditutupi dengan substansi yang dinamakan protein A, yang
menghambat fagositosis. Bakteri stafilokok yang telah difagostosis
masih mampu bertahan dalam jangka waktu lama.
c. Streptococcus
Adalah bakteri gram positif berbentuk bulat yang secara khas membentuk
pasangan atau rantai selama masa pertumbuhan. Sekret pseudo-
membranacea, seolah-olah melekat pada konjungtiva tetapi mudah
diambil dan tidak mengakibatkan pedarahan; infeksi oleh bakteri
ini akan membentuk sekret, terdapatnya sel-sel lepas dan
jaringan.

Parasit
a. Toxoplasma gondii
Lesi okuler mungkin didapat inutero atau muncul sesudah serangan
infeksi sistemik akut. Toksoplasmosis adalah penyebab retinokoroiditis
paling umum pada manusia. Kucing peliharaan dan spesies kucing lain
berfungsi sebagai hospes definitif bagi parasit ini. Wanita peka terkena
penyakit ini selama kehamilan dapat menularkan penyakit ini ke janin.
Sumber infeksi pada manusia adalah ookista di tanah atau lewat udara
ikut
debu, daging kurang matang yang mengandung bradizoit (parasit bentuk
kista), dan takizoit (bentuk proliferatif), yang diteruskan melalui plasenta.

Virus
Manifestasi okuler pada infeksi HIV adalah bintik ”
cotton wool”, peradarahan retina, sarcoma Kaposi pada permukaan mata
dan adneksa, dan kelainan neurooftalmologik pada penyakit intrakranial.
Selain itu sering terkena infeksi oportunistik. Retinopati
sitomegalovirus adalah penyakit yang membutakan dan merupakan
infeksi okuler paling umum.

Jamur
Bila panoftalmitis akibat jamur perjalanan penyakit akan berjalan
perlahan-lahan dan malahan gejala akan terlihat setelah beberapa
minggu setelah terjadinya infeksi. Candida albicans adalah salah
satu jamur oportunis yang terpenting. Lesi candida awal berwujud
retinitis granulomatosa nekrotikans fokal dengan atau tanpa
koroiditis, yang ditandai lesi eksudatif putih berjonjot yang berhubungan
dengan sel-sel dalam badan kaca yang menutupi lesi tersebut. Lesi ini bisa
menyebar dan mengenai saraf optik dan struktur mata lainnya. Jamur ini
juga bisa menyebabkan endoftalmitis, panoftalmitis, bercak Roth,
papilitis, dan ablasi retina. Penyebaran ke badan kaca dapat
mengakibatkan terjadinya abses badan kaca. Juga bisa akan terjadi uveitis
anterior dengan sel-sel dan flare di dalam bilik mata depan, serta
hipopion.
Tatalaksana :
Pada tahap awal, tepi luka, baik itu luka karena operasi atau
kecelakaan, harus di cauterisasi dengan asam carbolic murni. Pengobatan
dengan antibiotik dosis tinggi lokal dan sistemik harus segera dimulai,
seperti Vancomycin dan obat-obat sulfa, misalnya Trimethoprim-
sulfamethoxazole. Deksametason Na fosfat 1 mg, neomisina 3,5 mg,
polimiksina B sulfat 6000 UI (kandungan tiap ml tetes mata atau salep
mata). Jika peradangan terjadi pada segmen anterior bola mata,
pengobatan yang intensif dengan kompres hangat, atropin lokal
dan sulfonamide sistemik serta antibiotik sebaiknya diperiksa
kemajuannya. Jika penyebabnya jamur diberikan amfotererisin B150
mikrogram sub konjungtiva, flusitosin, ketokonazol secara sistemik, dan
vitrektomi. Penyebab parasit (toxoplasma) diberikan pyrimetamine, 25
mg peroral per hari, sulfadiazine, 0,5 g per oral empat kali sehari selama 4
minggu. Selain itu mg kalsium leukovorin per oral dua kali seminggu, dan
urin harus tetap dijaga agar tetap alkalis dengan minum satu sendok the
natrium bikarbonat setiap hari. Alternatif lain clindamicyn, 300 mg per
oral empat kali sehari, dengan trisulfapyrimidine, 0,5-1 g peroral empat
kali sehari. Antibiotik lain spiramycin dan minocycline. Toksokakariasis
okuler pengobatan dengan kortikosteroid secara sistemik atau periokuler
bila ada tanda reaksi radang intra okuler, dipertimbangkan vitrektomi
pada pasien dengan fibrosis vitreus nyata. Sedangkan bila penyebabnya
virus dapat diberikan sulfasetamid dan antivirus (IDU). Apabila mata
sudah tidak dapat diselamatkan lagi harus segera dilakukan eviserasi.
Referensi : Tardi RR. Panophthalmitis Referat. Fakultas kedokteran
Universitas Trisakti. Jakarta 2019. Avaliable from :
https://pdfcoffee.com/referat-panoftalmitis-pdf-free.html

Anda mungkin juga menyukai