Anda di halaman 1dari 10

Oleh:

Tri Gerani Pretalia


G 501 08 046




DIAGNOSIS DAN
PENATALAKSANAAN
KONJUNGTIVITIS PURULENTA

Konjungtivitis purulen merupakan radang
konjungtiva akut dan hebat yang disertai dengan
sekret purulen.

Epidemiologi
Konjungtivitis purulen adalah infeksi yang paling
umum terjadi pada bulan pertama kehidupan yang
mempengaruhi 2% - 8% bayi yang lahir.


Etiologi
Infeksi dari bakteri Neisseria gonorrhoeae .
Pada bayi terjadi oleh karena infeksi melalui jalan
lahir dari ibu yang menderita uretritis gonore.
Pada orang dewasa, infeksi terjadi akibat "self
inoculation" secara aksidental (tidak disengaja) dari
infeksi genital dan juga dapat terjadi karena
penularan alat-alat yang terkontaminasi.

Klasifikasi
1. Oftalmia neonatorum : pada bayu berusia 1-3 hari
2. Konjungtivitis gonore infantum : pada usia lebih
dari 10 hari
3. Konjungtivitis gonore adultorum : pada orang
dewasa
Patofisiologi
Konjungtiva adalah lapisan mukosa yang
membentuk lapisan terluar mata. Iritasi apapun pada
mata dapat menyebabkan pembuluh darah
dikonjungtiva berdilatasi. Iritasi yang terjadi ketika
mata terinfeksi menyebabkan mata memproduksi
lebih banyak air mata. Sel darah putih dan mukus
yang tampak di konjungtiva ini terlihat sebagai
discharge yang tebal kuning kehijauan.

Manifestasi klinis
Pada bayi dan anak
Ditemukan kelainan bilateral dengan sekret
kuning kental, sekret dapat bersifat serous tetapi
kemudian menjadi kuning kental dan purulen.
Kelopak mata membengkak, sukar dibuka dan
terdapat pseudomembran pada konjungtiva
tarsal. Konjungtiva bulbi merah, kemotik dan
tebal.



Pada orang dewasa
Gambaran klinik meskipun mirip dengan oftalmia
nenatorum tetapi mempunyai beberapa perbedaan, yaitu
sekret purulen yang tidak begitu kental. Selaput
konjungtiva terkena lebih berat dan menjadi lebih
menonjol, tampak berupa hipertrofi papiler yang besar.
Terdapat juga rasa nyeri pada mata dan dapat disertai
dengan tanda-tanda infeksi umum. Biasanya terdapat
pada satu mata. Lebih sering terdapat pada laki-laki dan
biasanya mengenai mata kanan. Pada orang dewasa
infeksi ini dapat berlangsung berminggu-minggu.
Klinis dibagi 3 stadium:
1. Stadium Infiltrasi
2. Stadium Sekresi Purulen
3. Stadium Penyembuhan / Pembengkakan bentuk
papel

Pemeriksaan Penunjang
1. Sediaan langsung dengan Gram : ditemukan
bakteri diplokokus gram negatif intra dan
ekstraseluler
2. Kultur
3. Tes oksidasi dan fermentasi
4. Tes beta laktamase

Diagnosis banding
- Konjungtivitis inklusi : memberikan gambaran
konjungtivitis purulen sedang dengan masa
inkubasi 5-10 hari
Penatalaksanaan
Isolasi penderita
Irigasi mata tiap jam dengan :
- Lar. KMnO4 1/10.000 atau
- Lar. Sublimat 1/600 atau
- Lar. NaCl Fisiologis
Sulfasetamid tetes mata tiap kali setelah irigasi
Pada neonatus
Antibiotik eyedrops
- Penisillin tetes mata dapat diberikan dalam bentuk larutan
penisillin (caranya : 10.000 20.000 unit/ml) setiap 1 menit dalam
30 menit, lalu setiap 5 menit dalam 30 menit, lalu per jam sampai
membaik
Antibiotik sistemik
- Penisilin prokain 50.000 U/kgBB intramuskuler selama 5 hari.
- Jika resisten terhadap penisilin diberikan cefotaksim 100 mg/kg
BB intramuskuler
Antibiotik topikal
Tetrasiklin 1% per saat penyakit masih berat, lalu 3 kali sehari
selama 14 hari



Pada dewasa
Antibiotik sistemik:
- Penisilin prokain G intramuskuler 4,8 juta unit dibagi
dalam 2 dosis (2,4 juta unit per dosis) dan diinjeksi
pada lokasi berbeda dalam satu kunjungan. Sebelum
injeksi penisilin diberikan 1 gram probenesid per oral.
- Ampisilin 3,5 gram dosis tunggal per oral ditambah
probenesid 1 gram per oral
- Spectinomisin 3 gram dosis tunggal intramuskuler
- Jika resisten dengan penisilin dan spectinomisin
diberikan tetrasiklin 1,5 gram per oral, dilanjutkan 3
kali 500 mg selama 4 hari
Antibiotik topikal
- Tetrasiklin setiap 2 jam untuk 2 hari pertama lalu 5
kali sehari sampai membaik


Pencegahan
untuk mengatasi oftalmia neonatorum, yaitu
1. mencegah timbulnya penyakit melalui perawatan
antenatal pada orangtua yang terinfeksi
2. tindakan profilaksis sewaktu bayi lahir (Metode
Crede)
3. pengobatan terhadap bayi yang telah lahir.

Komplikasi
Ulkus kornea yang dapat cepat menimbulkan perforasi,
endofthalmitis, panofthalmitis dan dapat berakhir
dengan ptisis bulbi.

Prognosis
Tergantung cepat lambatnya pengobatan.

Anda mungkin juga menyukai