Anda di halaman 1dari 4

MODUL 1

MATA MERAH
Skenario 1 :
Ada Apa Dengan Mataku?!
Pagi hari saat bangun tidur Intan terkejut saat megucek matanya banyak sekali
kotoran bewarna kekuningan, lalu ia bercermin dan melihat matanya merah. Kemudian Intan
membersihkan matanya, mandi dan berangkat sekolah. Sepulang sekolah keluhannya
semakin memberat, matanya gatal dan terasa seperti berpasir. Ibu Intan langsung membawa
Intan ke Rumah Sakit, oleh dokter mata Intan diperiksa lalu memberikan salap topikal,
menurut dokter penyakit ini mudah menular.
Saat mereka sedang menunggu di apotek Intan melihat Andi teman sekelasnya
dengan mata kanan merah dan nyeri sejk 2 jam yang lalu. Sebelumnya mata kanan Andi
terkena bola saat bermain futsal. Ketika dilakukan pemeriksaan dokter menemukan
perdarahan di sklera disertai edema ringan. Kemudian dokter merujuk ke poli mata agar
diperiksa lebih lanjut menggunakan slit lamp untuk memastikan apakah terjadi gangguan
pada media refrakta.

Bagaimana Anda menjelaskan kasus di atas?

Jump 1: Terminologi
1. Salap topikal:
2. slit lamp: pemeriksaan yang menggunakan mikroskop berdaya rendah dikombinasikan
dengan sumber cahaya intensitas tinggi yang dapat difokuskan untuk bersinar dalam sinar
tipis. Pemeriksaan dilakukan untuk menilai, terutama kelopak mata, kornea, konjungtiva,
sklera, dan iris
3. media refrakta:
Jump 23: Rumusan masalah dan hipotesa
1. penyebab kotoran berwarna kekuningan pada mata dan mata yang memerah?
konjungtiva bulbi dan palpebra hiperemi Konjungtiva bulbi dan palpebra yang hiperemi
dapat disebabkan karena bendungan atau vasodilatasi pembuluh darah karena telah terjadi
infeksi oleh bakteri ataupun virus.
Hiperemia konjungtiva terjadi akibat bertambahnya asupan pembuluh darah ataupun
berkurangnya pengeluaran darah seperti pada pembendungan pembuluh darah. Bila terjadi
pelebaran pembuluh darah konjungtiva atau episklera atau perdarahan antara konjungtiva dan
sklera maka akan terlihat warna merah pada mata yang sebelumnya berwarna putih. Mata
merah akibat melebarnya pembuluh darah konjungtiva yang terjadi pada peradangan mata
akut, misalnya: konjungtivitis, keratitis, atau iridosiklitis. Pada konjungtiva terdapat
pembuluh darah:
1. Arteri konjungtiva posterior yang memperdarahi konjungtiva
2. Arteri siliar anterior atau episklera
3. Arteri perikornea
Bila terjadi pelebaran pembuluh-pembuluh darah di atas maka akan terjadi mata merah.
Selain melebarnya pembuluh darah, mata merah dapat juga terjadi akibat pecahnya salah satu
dari kedua pembuluh darah di atas dan darah tertimbun di bawah jaringan konjungtiva.
Keadaan ini disebut perdarahan subkonjungtiva.
Apabila ada keluhan mata merah, dicurigai adanya paparan benda asing yang terkena mata,
sehingga menimbulkan reaksi inflamasi berupa dilatasi pembuluh darah, reaksi inflamasi
diikuti dengan peningkatan massa jaringan akibat edem, inilah yang menimbulkan bengkak
pada palpebra. Akibat paparan alergi ataupun benda asing yang terkena mata, menimbulkan
injeksi konjungtiva, yang memicu pengeluaran sekret peradangan. Sekret peradangan terdiri
dari sel plasma (eosinofil, neutrofil dan basofil) bertemu dengan sel goblet serta fibrin
sehingga pembentukan sekret mata menjadi berlebih. Jumlah sekret meningkat pada waktu
mata menutup. Suhu mata sama dg suhu badan, bila suhu mata sama dengan suhu badan
maka bakteri berkembang dengan baik di lokasi mata pasien. Pada keadaan tidur, mata
menutup semakin lama, semakin banyak pula sekret yang dihasilkan karena perkembangan
bakteri sangat baik. Sehingga ketika bangun tidur pagi hari tidak dapat membuka mata atau
mata terasa lengket.
Sekret merupakan produk kelenjar yang dikeluarkan oleh sel goblet pada konjungtiva bulbi
maupun konjungtiva palpebrae akibat kegagalan mekanisme pertahanan primer dan/atau
sekunder yang berupa perdarahan konjungtiva, lisozim, maupun imunoglobulin pada lapisan
air mata. Sekret konjungtiva bulbi pada konjungtivitis dapat bersifat:
Serosa oleh adenovirus Mukoid oleh alergi/vernal.  Hiperpurulen disebabkan oleh
gonococcus/meningococcus.  Purulen, disebabkan oleh bakteri/Chlamydia.  Air,
disebabkan infeksi virus/alergi.
2. penyebab keluhan semakin memberat, gatal dan terasa seperti berpasir?
Mata gatal yang terjadi pada pasien dikarenakan reaksi imunitas yang disebabkan oleh zat
asing bisa berupa bakteri, virus atau zat kimia. Karena keadaan itulah maka tubuh merespon
dengan menggeluarkan air mata yang mengandung lisozim untuk menetralisir zat asing
tersebut. Apabila zat asing tersebut tidak dapat diatasi oleh air mata tersebut maka zat asing
tersebut akan tetap menetap dan mata akan mengeluarkan air terus-menerus
3. tujuan pemeberian salap topikal?
4. mengapa dokter mengatakan hal yang dialami intan merupakan penyakit mudah menular?
5. dx dan DD utuk intan?
Dx: konjungtivitis bakteri
DD: konjungtivitis
6. TL lanjutan?
Terapi spesifik konjungtivitis bakteri tergantung pada temuan agen mikrobiologiknya. Sambil
menunggu hasil laboratorium, dokter dapat memulai terapi dengan antimikroba topikal
spektrum luas seperti polymyxin-trimethoprim. Pada setiap konjungtivitis purulen dengan
diploccus gram negatif (sugestif neisseria), harus segera diberikan terapi topikal dan sistemik.
Jika kornea tidak terkena, maka ceftriaxone 1 g yang diberikan melalui dosis tunggal per
intramuskular biasanya merupakan terapi sistemik yang adekuat. Jika kornea terkena, maka
dibutuhkan ceftriaxone parenteral, 1-2 g per hari selama 5 hari. Pada konjungtivitis akut dan
hiperakut, saccus conjungtivalis harus dibilas dengan larutan saline agar menghilangkan
sekret (Garcia-Ferrer,2008). Beberapa antibiotik topikal lain yang biasa digunakan adalah
bacitracin, chloramphenicol, ciprofloxacin, gatifloxacin, gentaicin, levofloxacin,
moxifloxacin, neomycin dan lainnya. Selain itu, lensa kontak juga tidak disarankan untuk
dipakai sampai infeksi disembuhkan.
7. Px penunjang yang dibutuhkan?
Px visus, slit lamp, mikrobiologi.
8. prognosis dan komplikasi?
Konjungtivitis bakteri sangat baik selama tidak ada gejala sisa dan kornea tidak terkena.
Komplikasi berkembang pada pathogen seperti, Chlamydia trachomatis atau N gonorrhoeae.
Komplikasi berlanjut bias terjadi: sepsis dan meningitis dikarenakan N gonorrhoeae. Infeksi
Chlamidia pada bayi barulahir bias mengarah ke pneumonia dan atau otitis media.
9. penyebab mata kanan andi memerah dan nyeri sejak 2 jam yang lalu?
Nyeri dan mata merah : karena adanya iritasi pada mata dan peningkatan tekanan intraokuler
mata
10. hub keluhan dengan matanya yang terkena bola futsal?
Ada karena Os mengalami trauma sehingga menyebabkan kerusakan jaringan-jaringan pada
mata maupun sekitar mata .
11. interpretasi pemeriksaan dan px penunjang lainnya?
Perdarahan: karena rupturnya akar pembuluh darah iris atau iris robek dari insersinya pada
korpus siliar (dialisis iris) sehingga menyebabkan pupil yang terbentuk D
1. Pemeriksaan fisik & ophtalmologi: Dilakukan secara menyeluruh, meliputi pemeriksaan
visus, lapang pandang, gerakan bola mata, mata bagian anterior dan posterior,serta TIO.
2. Pemeriksaan penunjang: CT Scan mata dan USG mata untuk melihat tumor intraokuler,
MRI.
12. tujuan, indikasi dan kontra indikasi px slit lamp?
13. dx dan DD pada andi?
Dx: hifema etc trauma tumpul
DD: hematoma konjuntiva
14. TL ?
Farmakologi
1. Pemberian steroid tetes harus segera dimulai.
2. Beberapa penelitian mengisyaratkan penggunaan asam aminokaproat oral(100 mg/kg per 4
jam sampai maksimum 30 gr/hr selama 5 hari.
3. Tatalaksana glaukoma terapi topikal penyekat beta( mis: timolol 0,25% malam hari),
dorzolamide 2% dua atau tiga kali sehari. Terapi oral dengan acetazolamide 250 mg per oral
empat kali sehari.
Hifema, pengobatan dilakukan dengan parasentesis atau mengeluarkan darah dari bilik mata
depan dilakukan pada pasien dengan hifema bila terlihat tanda-tanda imbibisi kornea,
glaukoma sekunder, hifema penuh dan berwarna hitam atau bila 5 hari tidak terlihat tanda-
tanda hifema akan berkurang
15. prognosis dan komplikasi
Komplikasi • Perdarahan sekunder (10 – 40%) : 3 – 6 hari setelah perdarahan primer terjadi
karena iritasi pada iris akibat trauma atau karena lanjutan perdarahn primer. • Glukoma
sekunder (20%) : karena tersumbatnya trabecular meshwork oleh butiran – butiran/ gumpalan
darah). • Hemosiderosis kornea (1 -10%) : timbul bila ada perdarahan/ perdarahan sekunder
disertai kenaikan tekanan intraokuler
Bergantung pada jumlah darah di COA: Grade 1 & 2 : hilang dan jernih dengan sempurna
Grade 3 : prognosis buruk yang akan disertai dengan beberapa penyulit Grade 4 : prognosis
lebih buruk dibandingkan dengan hifema sebagian
Berdasarkan jumlah darah pada bilik mata depan (menurut Edward Layden) , hifema dibagi
menjadi : • Grade I : darah mengisi kurang dari 1/3 COA (58%) • Grade II : darah mengisi
1/3 – ½ COA (20%) • Grade III : darah mengisi hampir total COA (14%) • Grade IV : darah
memenuhi seluruh COA (8%)

Anda mungkin juga menyukai