KEHAMILAN
Skenario 2 : Keracunan dalam kehamilan
Ny. Naning, 18 tahun , datang ke praktek bidan mandiri untuk
memeriksakan kehamilannya yang pertama. Usia kehamilan saat ini memasuki
9 bulan. Ny. Naning mengeluh pusing dan nyeri kepala sejak 3 hari ini. Bidan
melakukan pemeriksaan tekanan darah, 160/110 mmhg, djj irregular. Bidan
menjelaskan bahwa ny. Naning menderita keracunan dalam kehamilan dan
harus segera dirujuk ke RSU Cut Mutia untuk mendapatkan perawatan lebih
lanjut. Di IGD Ponek, dokter jaga melakukan assessment awal yaitu
menentukan status kegawatan dan tanda vital. Kemudian dokter jaga melapor
ke dokter spesialis obsgin yang bertugas jaga saat itu. Dokter spesialis obsgin
menjelaskan bahwa pasien tersebut menderita pre eklamsia dan impending
eklamsi, menginstruksikan agar segera diberikan O2 3liter/menit, bolus
MgSO4 20% 4gram iv pelan dan pemeriksaan darah rutin, fungsi ginjal dan
fungsi hepar cito. 30 menit kemudian dokter spesialis obsgin tiba di IGD
ponek dan pemeriksaan lebih lanjut berupa USG untuk menilai kesejahteraan
janin ( fetal wellbeing).
Setelah hasil USG dan hasil lab didapatkan, dokter memberikan
inform consent kepada pasien dan keluarganya. Dari hasil USG didapakan
kesejahteraan janin kurang baik (non reassuring fetal status), dari hasil lab
didapatkan hellp syndrome. Dokter mengatakan akan segera
(cito)dilakukan persalinan secara bedah sesar untuk menyelamatkan ibu
dan bayi, karena persalinan pervaginam tidak memenuhi syarat. Keluaraga
pasien menyetujui.
3jam kemudian operasi bedah sesar selesai dikerjakan dan ibu
dirawat di ruang ICU sementara bayinya dirawat diruang NICU karena
mengalami asfiksia sedang.
Apa yang dialami oleh ny.Naning?, apa faktor resiko yang ada
pada ny. Naning?, apa yang dimaksud preeklamsia, impending
eklamsia, eklamsia, hellp syndrome, bagaimana kriteria
diagnosisnya, bagaimana penanganan awalnya?
JUMP 1 : TERMINOLOGI
Perdaraha
n Ante
Tatalaksan Komplikas partum
Prognosis
a i
JUMP 5 : LEARNING OBJECTIVE
Hipertensi Kronik
Hipertensi Gestasional
Superimposed Preeklampsia
Preeklampsia
Eklampsia
Hipertensi kronik
• TD >140/90 mmHg
• Sudah ada riwayat hipertensi
sebelum hamil, atau diketahui
adanya hipertensi pada usia
kehamilan <20 minggu
• Tidak ada proteinuria (diperiksa
dengan tes celup urin)
• Dapat disertai keterlibatan organ
lain, seperti mata, jantung, dan
ginjal
Hipertensi Gestasional
•Sistolik TD 140 atau diastolik TD
90 mmHg untuk pertama kalinya
selama kehamilan
•Tidak ada proteinuria
•Dapat disertai tanda dan gejala
preeklampsia , seperti nyeri ulu
hati dan trombositopenia
•Diagnosis pasti ditegakkan pasca
persalinan
Superimposed Preeklampsia
Hipertensi
(-)
Kronik
Usia Kehamilan Proteinuri
<20 minggu
Superimposed
(+)
Preeklampsia
Hipertensi
dalam Hipertensi
Kehamilan (-)
Gestasional
(-) Preeklampsia
Usia Kehamilan Ringan
Proteinuri
>20 minggu
Preeklampsia
(+) Kejang Berat
(+) Eklampsia
Diagnosis dan Gejala Klinis Hipertensi dalam
Kehamilan
PER PEB
-Rawat inap
-Istirahat di tempat tidur
-Tirah baring miring ke satu sisi (kiri)
-Diet yang mengandung 2 gram
natrium atau 4-6 gram NaCl (garam -Pengelolaan cairan : RL
dapur) -Pasang foley kateter untuk mengukur
pengeluaran urin. Balance cairan
-Diet yang cukup protein, rendah
karbohidrat, lemak dan garam.
Rawat inap bila :
a) Bila tidak ada perbaikan : tekanan
darah, kadar proteinuria menetap -Berikan obat anti kejang
selama 2 minggu
b) Adanya satu atau lebih gejala dan
tanda2 preeklampsia berat.
2. ANEMIA PADA
KEHAMILAN
• Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb)
dalam darahnya kurang dari 12 gr% .Sedangkan anemia
dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar
haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau
kadar < 10,5 gr% pada trimester II .
ETIOLOGI
• Idealnya pada setiap kelainan presentasi dan posisi dari kepala janin,
tindakan bidan adalah merujuk.
• Kecuali keadaan janin kecil, panggul normal, jarak rumah dan tempat
rujukan yang jauh, maka bidan dapat menolong pasien dengan
melakukan inform concent terlebih dahulu.
• Pada kasus presentasi puncak kepala bidan perlu melakukan observasi
yang lebih ketat kepada ibu, janin dan kemajuan persalinan.
• Apabila dalam batas normal maka bidan bisa memberikan pertolongan
pada ibu dengan keadaan presentasi puncak kepala, tetapi keadaan
panggul ibu normal, janin tidak besar, alat resusitasi harus siap dan
persiapan persalinan yang lainnya.
KOMPLIKASI
• Ibu :
Robekan jalan lahir yang lebih luas
Anak:
Karena partus lama dan molase hebat sehingga mortalitas
anak agak tinggiB.
PRESENTASI DAHI
• Presentasi dahi dengan ukuran panggul dan janin yang normal, tidak akan
dapat lahir spontan pervaginam, sehingga harus dilahirkan secara seksio
sesaria. Pada janin yang kecil dan panggul yang luas pada garis besarnya
sikap dalam menghadapi persalinan presentasi dahi sama dengan sikap
menghadapi persalinan presentasi muka. Bila persalinan menunjukkan
kemajuan, tidak perlu dilakukan tindakan. Demikian pula bila harapan
presentasi dahi dapat berubah menjadi presentasi belakang kepala atau
presentasi muka. Jika pada akhir kala I kepala belum masuk ke dalam rongga
panggul, dapat diusahakan dengan mengubah presentasi dengan perasat
Thorn, tetapi jika tidak berhasil, sebaiknya dilakukan seksio sesaria. Meskipun
kepala telah masuk ke rongga panggul, tetapi bila kala II tidak mengalami
kemajuan sebaiknya juga dilakukan seksio sesaria. Bayi yang lahir dalam
presentasi dahi menunjukkan kaput seksudanium yang besar pada dahi serta
moulage kepala yang hebat.
PRESENTASI MUKA
• Pengertian:
Disebabkan oleh terjadinya ekstensi yang penuh dari kepala
janin. Yang teraba muka bayi = mulut, hidung, dan pipi
ETIOLOGI
• Panggul sempit
– Janin besar
– Kematian intrauterine
– Multiparitas
– Perut gantung
– Janin ansefalus dan tumor di leher bagian depan
Dagu merupakan titik acuan dari posisi kepala, sehingga ada
presentasi muka dagu anterior dan postorior.
– Presentasi muka dagu anterior posisi muka fleksi
– Presentasi muka dagu posterior posisi muka defleksi max
• Diagnosis
1. Tubuh janin dalam keadaan fleksi, sehingga pada
pemeriksaan luar dada akan teraba punggung.
2. bagian kepala menonjol yaitu belakang kepala berada di
sebelah yang berlawanan dengan letak dada.
3. Didaerah itu juga dapat diraba bagian-bagian kecil janin
dan DJJ lebih jelas.
4. Periksa dalam meraba dagu, mulut, hidung, pinggir orbita.
MEKANISME
a. Plasenta Meliputi
1. Show
4. Vulvovaginal varicosities
7. Hematuria