Anda di halaman 1dari 77

MODUL 2 : PATOLOGI

KEHAMILAN
Skenario 2 : Keracunan dalam kehamilan
Ny. Naning, 18 tahun , datang ke praktek bidan mandiri untuk
memeriksakan kehamilannya yang pertama. Usia kehamilan saat ini memasuki
9 bulan. Ny. Naning mengeluh pusing dan nyeri kepala sejak 3 hari ini. Bidan
melakukan pemeriksaan tekanan darah, 160/110 mmhg, djj irregular. Bidan
menjelaskan bahwa ny. Naning menderita keracunan dalam kehamilan dan
harus segera dirujuk ke RSU Cut Mutia untuk mendapatkan perawatan lebih
lanjut. Di IGD Ponek, dokter jaga melakukan assessment awal yaitu
menentukan status kegawatan dan tanda vital. Kemudian dokter jaga melapor
ke dokter spesialis obsgin yang bertugas jaga saat itu. Dokter spesialis obsgin
menjelaskan bahwa pasien tersebut menderita pre eklamsia dan impending
eklamsi, menginstruksikan agar segera diberikan O2 3liter/menit, bolus
MgSO4 20% 4gram iv pelan dan pemeriksaan darah rutin, fungsi ginjal dan
fungsi hepar cito. 30 menit kemudian dokter spesialis obsgin tiba di IGD
ponek dan pemeriksaan lebih lanjut berupa USG untuk menilai kesejahteraan
janin ( fetal wellbeing).
Setelah hasil USG dan hasil lab didapatkan, dokter memberikan
inform consent kepada pasien dan keluarganya. Dari hasil USG didapakan
kesejahteraan janin kurang baik (non reassuring fetal status), dari hasil lab
didapatkan hellp syndrome. Dokter mengatakan akan segera
(cito)dilakukan persalinan secara bedah sesar untuk menyelamatkan ibu
dan bayi, karena persalinan pervaginam tidak memenuhi syarat. Keluaraga
pasien menyetujui.
3jam kemudian operasi bedah sesar selesai dikerjakan dan ibu
dirawat di ruang ICU sementara bayinya dirawat diruang NICU karena
mengalami asfiksia sedang.

Apa yang dialami oleh ny.Naning?, apa faktor resiko yang ada
pada ny. Naning?, apa yang dimaksud preeklamsia, impending
eklamsia, eklamsia, hellp syndrome, bagaimana kriteria
diagnosisnya, bagaimana penanganan awalnya?
JUMP 1 : TERMINOLOGI

1. Pre Eklampsia : kondisi dimana ibu hamil mengalami


peningkatan tekanan darah ≥140/90 mmHg sesudah usia
kehamilan 20 minggu disertai proteinuria.
2. Impending Eklampsia : Pre eklampsia dengan gejala-gejala
impending diantaranya nyeri kepala, gangguan visus, mual
muntah nyeri epigastrium dan nyeri abdomen kuadran atas.
3. Fetal Well being : upaya untuk menilai keadaan janin
dikaitkan dengan aktivitas janin, kesehatan ibu, keadaan
plasenta, cairan amnion dan kontraksi uterus.
4. HELLP Syndrome : H (Hemolysis), EL (Elevated Liver Enzyme),
LP (Low Platelets Count) yaitu pre eklampsia-eklampsia
disertai timbulnya hemolysis, peningkatan enzim hepar,
disfungsi hepar dan trombositopenia.
5. Bedah sesar : proses persalinan melalui pembedahan, dimana
insisi dilakukan dibagian perut dan rahim untuk mengeluarkan
bayi.
6. Persalinan Pervaginam : persalinan secara alamiah melalui
jalan lahir bayi yaitu vagina.
7. Denyut jantung irreguler : denyut jantung janin yang tidak
normal/tidak beraturan.
8. Assesment awal : penilaian awal untuk menentukanstatus
kegawatdaruratan dan tanda vital.
JUMP 2 & 3
RUMUSAN MASALAH
DAN HIPOTESA
1. Mengapa Ny. Naning mengeluh pusing sejak 3 hari yang lalu ?
➝ karena tekanan darahnya meningkat maka terjadi vasokontraksi
diotak dan juga pendarahan diotak.

2. Apakah ada hubungan usia kehamilan ibu dengan keluahan yang


dialaminya ?
➝ ada , usia dibawah 21 thn rentang mengalami preeklamsia
Terlebih lagi Ny. naning primigravida sehingga rentan terjadi
preeklamsia.
3. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan Ny.naming ?
➝ TD : Preeklamsi berat
Hipertensi preeklamsi ringan : ≥ 140/90 mmHg
Hipertensi preeklamsia berat : ≥ 160/110 mmHg
Denyut jantung janin tidak teratur ➝ Aritmia

4. Mengapa bidan menjelaskan Ny.naning mengalami keracunan ssat kehamilan ?


➝ karena plasentanya tidak berkembang dengan baik sehingga terjadi gangguan
pada plasenta.

5. Apa saja tanda-tanda dari keracunan kehamilan ?


➝ - gangguan penglihatan
- rasa nyeri dibawah rusuk
- sakit kepala, nyeri perut , sesak napas
- terdapat cairan didalm paru-paru dan terjadi gangguan fungsi hati
6. Apa penyebab preeklamsi dan factor resikonya ?
➝ untuk penyebabnya belum diketahui secara pasti namun beberapa ahli
mengatakan bahwa preeklamsi diawali dengan adanya ganggun pada
plasenta.
- sedangkan untuk factor resikonya itu :
・kehamilan yang pertama
・pernah mengalami preeeklamsi sebelumnya
・mengandung lebih dari 1 janin
・menderita beberapa penyakit tertentu
・kukurangan nutrisi dan mempunyai riwayat keluarga
7. Apa saja yang di nilai dari kesejahteraan janin ?
➝ - gerakan napas - gerakan tubuh
- tonus otot. - volume air ketuban

8. Komplikasi apa saja yang dapat terjadi pada Ny. Naning ?


➝ - Terjadi perubahan kardiovaskular, endokrin, dan hematokrin
- Hellp syndrome
- Strok hemoragik dan eklamsia
9. Apasaja yang didapatkan dari pemeriaan lab dari Hellp
syndrome dan apa syarat persalinan pervaginam ?
➝ H : Hemolisis ➝ kenaikan LDH
EL : Elevated lived enzim ➝ peningkatan produksi enzim hati
akibat gangguan pada sel hati
LP : Law platelet cwnts ➝ jumlah platelet / penurunan trombosit
sehingga pembentukan darah terganggu.

➝ syaratnya : pembukaannya lengkap , pecah ketuban /dipecahkan


, janinnya turun , UPD normal.
10. Apa yang harus dilakukan jika bayi mengalami afiksia
sedang ?
➝ pemberian pernapasan buatan / tindakan VTP
➝ 02 untuk membantu bayi memulai pernapasan.
JUMP 4
SKEMA
Ibu
hamil Pemeriksaan
Fisik
Pemeriksan Pemeriksa -TD ↑
penunjang an
- nyeri kepala
- pusing
Patologi
Kehamilan

Hipertensi Anemia Kelainan Kelainan Kelainan


Presentasi Plasenta berdasarka
dalam dalam dan jumlah dan cairan n umur
kehamilan kehamilan janin amnion kehamilan

Perdaraha
n Ante
Tatalaksan Komplikas partum
Prognosis
a i
JUMP 5 : LEARNING OBJECTIVE

1. Hipertensi dalam kehamilan


2. Anemia dalam kehamilan
3. Kelainan presentasi dan jumlah janin
4. Kelainan plasenta dan cairan amnion
5. Perdarahan Ante partum
JUMP 7
SHARING INFORMATION
Definisi hipertensi
kehamilan
Definisi dan Klasifikasi
Hipertensi dalam Kehamilan

Hipertensi Kronik

Hipertensi Gestasional

Superimposed Preeklampsia

Preeklampsia

Eklampsia
Hipertensi kronik
• TD >140/90 mmHg
• Sudah ada riwayat hipertensi
sebelum hamil, atau diketahui
adanya hipertensi pada usia
kehamilan <20 minggu
• Tidak ada proteinuria (diperiksa
dengan tes celup urin)
• Dapat disertai keterlibatan organ
lain, seperti mata, jantung, dan
ginjal
Hipertensi Gestasional
•Sistolik TD 140 atau diastolik TD
90 mmHg untuk pertama kalinya
selama kehamilan
•Tidak ada proteinuria
•Dapat disertai tanda dan gejala
preeklampsia , seperti nyeri ulu
hati dan trombositopenia
•Diagnosis pasti ditegakkan pasca
persalinan
Superimposed Preeklampsia

• Proteinuria 300 mg / 24 jam pada


wanita hipertensi tetapi tidak ada
proteinuria sebelum kehamilan 20
minggu
• Peningkatan mendadak proteinuria
atau tekanan darah atau trombosit
<100.000 /µL pada wanita dengan
hipertensi dan proteinuria sebelum
kehamilan 20 minggu
Preeklampsia
Preeklampsia Ringan Preeklampsia Berat
•TD ≥ 140/90 mm​​Hg pada usia •Tekanan darah ≥ 160/110 mmHg
kehamilan > 20 minggu pada usia kehamilan >20 minggu
•Tes celup urin menunjukkan •Tes celup urin menunjukkan
proteinuria >1+ atau pemeriksaan proteinuria >2+ atau pemeriksaan
protein kuantitatif menunjukkan hasil protein kuantitatif menunjukkan hasil
>300mg/24 jam >5g/24 jam
•Atau disertai keterlibatan organ lain:
-trombositopenia, hemolisis
mikroangiopati
-peningkatan SGOT/SGPT, nyeri ulu
hati
-sakit kepala, penglihatan kabur
-pertumbuhan janin terhambat,
oligohidramnion
-edema paru dan atau gagal jantung
kongestif
-oligouria
Eklampsia

Eklampsia adalah preeklampsi


yang disertai dengan kejang dan
atau koma
Eklampsia
•Preeklampsia disertai kejang dan atau
koma
•Tidak ada kemungkinan penyebab
lain (misalnya: epilepsi, perdarahan
subarakhnoid, dan meningitis)
KLASIFIKASI

Hipertensi
(-)
Kronik
Usia Kehamilan Proteinuri
<20 minggu
Superimposed
(+)
Preeklampsia
Hipertensi
dalam Hipertensi
Kehamilan (-)
Gestasional

(-) Preeklampsia
Usia Kehamilan Ringan
Proteinuri
>20 minggu
Preeklampsia
(+) Kejang Berat

(+) Eklampsia
Diagnosis dan Gejala Klinis Hipertensi dalam
Kehamilan

Tekanan darah sebaiknya diukur pada posisi duduk dengan


posisi cuff setinggi jantung. Adanya penekanan vena kava
inferior oleh uterus gravid pada posisi berbaring dapat
mengganggu pengukuran sehingga terjadi pengukuran
yang lebih rendah. Sebelum pengukuran, wanita hamil
dianjurkan untuk duduk tenang 5-10 menit

Hipertensi didiagnosa apabila tekanan darah pada waktu


beristirahat 140/90 mmHg atau lebih besar. Diukur sebanyak
2 kali dengan selang waktu 4 jam.
Penatalaksanaan

PER PEB
-Rawat inap
-Istirahat di tempat tidur
-Tirah baring miring ke satu sisi (kiri)
-Diet yang mengandung 2 gram
natrium atau 4-6 gram NaCl (garam -Pengelolaan cairan : RL
dapur) -Pasang foley kateter untuk mengukur
pengeluaran urin. Balance cairan
-Diet yang cukup protein, rendah
karbohidrat, lemak dan garam.
Rawat inap bila :
a) Bila tidak ada perbaikan : tekanan
darah, kadar proteinuria menetap -Berikan obat anti kejang
selama 2 minggu
b) Adanya satu atau lebih gejala dan
tanda2 preeklampsia berat.
2. ANEMIA PADA
KEHAMILAN
• Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb)
dalam darahnya kurang dari 12 gr% .Sedangkan anemia
dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar
haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau
kadar < 10,5 gr% pada trimester II .
ETIOLOGI

• Diketahui penyebab anemia pada umumnya adalah sebagai


berikut :
1. Kurang gizi / malnutrisi
2. Kurang zat besi dalam diit
3. Malabsopsi
4. Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu,haid dan
lain-lain
5. Penyakit-penyakit kronik seperti: TBC, paru,cacing usus, malaria
dan lain-lain
GEJALA ANEMIA

Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah


,sering pusing,mata berkunang- kunang,malaise, lidah luka,
nafsu makan turun (anoreksia),konsentrasi hilang, nafas pendek
(pada anemia parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat pada
hamil muda
KLASIFIKASI ANEMIA PADA
KEHAMILAN
• Anemia defisiensi besi
Adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam
darah.pengobatannya yaitu, keperluan zat besi untuk wanita
hamil,tidak hamil dan dalam laktasi yang dianjurkan adalah
pemberian tablet besi.
Pengobatan adalah dengan memberikan preparat besi yaitu fero
sulfat, fero glukonat atau Na-fero bisirat. Pemberian preparat
60mg/hari dapat menaikkan kadar Hb sebanyak 1 gr%/bulan.saat
ini program nasional menganjurkan kombinasi 60mg besi dan 50
nanogram asam folat untuk profilaksis anemia.
• Anemia Megaloblastik
Adalah anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan asam
folik, jarang sekali karena kekurangan vitamin B 12.
Pengobatannya:
• Asam folik ? 15 -30 mg /hari
• Vitamin B12 ? 3×1 tablet/hari
• Sulfas ferosus ? 3×1 tablet/hari
Pada kasus berat dan pengobatan peroral hasilnya lamban sehingga
dapat diberikan tranfusi darah.
• Anemia Hipoplastik
Adalah anemia yang disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang
untuk membentuk sel darah merah baru. Untuk diagnosis
diperlukan pemeriksaan- pemeriksaan diantaranya adalah
darah tepi lengkap, pemeriksaan pungsi ekternal dan
pemeriksaan retikulosi.
• Anemia Hemolitik
Adalah anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel
darah merah yang lebih cepat dari pembuatannya.
Gejala utamanya berupa dengan kelainan – kelainan gambaran
darah, kelemahan, serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada
organ vital.
Pengobatannya tergantung pada jenis anemia hemolitik serta
penyebabnya. Bila disebabkan oleh infeksi maka infeksinya
diberantas dan diberikan obat-obat penambah darah. Namun pada
beberapa jenis obat-obatan,hal ini tidak member hasil.Sehingga
tranfusi darah berulang dapat membantu penderita ini.
3. KONSEP DASAR
KELAINAN PRESENTASI
DAN POSISI
PENDAHULUAN

• Kelainan posisi merupakan posisi abnormal ubun-ubun kecil


sebagai penanda terhadap panggul ibu.
• Kelainan presentasi adalah semua presentasi lain dari janin
selain presentasi belakan kepala.
• Janin dalam keadaan malpresentasi dan malposisi sering
menyebabkan partus lama/partus macet.
ETIOLOGI

• Faktor maternal dan faktor uterus


• Panggul sempit
• Perut ibu yang pendulans
• Neoplasma
• Kelainan uterus
• Kelainan letak dan besarnya placenta
FAKTOR JANIN

• Bayi yang besar


• Kesalahan dalam polaritas janin
• Putaran paksi dalam yang abnormal
• Sikap janin: tidak fleksi tetapi extensi
• Kehamilan ganda
• Kelainan janin
• Hydramnion
MACAM-MACAM KELAINAN
PRESENTASI DAN POSISI
• Presentasi Puncak kepala
• Presentasi puncak kepala ialah dimana bagian terbawah
adalah puncak kepala, teraba UUB yang paling rendah pada
pemeriksaan dalam dan UUB sudah berputar ke depan.
• Presentasi puncak kepala disebut juga preesentasi sinsiput
ETIOLOGI

• Presentasi puncak kepala atau disebut juga presentasi sinsiput


terjadi karena derajat defleksinya ringan, sehingga ubun-ubun
besar merupakan bagian terendah. Ini biasanya disebabkan
karena kelainan panggul, kepala bentuknya bundar, anak kecil
atau mati dan kerusakan dasar panggul. Pada umumnya
presentasi puncak kepala ini merupakan kedudukan
sementara, yang kemudian dapat berubah menjadi presentasi
belakang kepala.
MEKANISME PERSALINAN

• Dalam persalinan dijumpai UUB selalu di depan dan glabella


akan berada di bawah simphysis sebagai hypomoklion.
Lingkaran kepala yang melewati panggul adalah
sirkumferensia frontooksipitalis, karenanya partus akan
berlangsung lebih lama.
DIAGNOSIS:

• Pada pemeriksaan dalam didapati UUB paling rendah dan


berputar ke depan atau sesudah anak lahir terdapat caput di
daerah UUB.
• Dalam memimpin partus, penolong harus sabar menunggu sambil
mengobservasi karena 75% dapat lahir spontan. Untuk menolong
perputaran, ibu tidur miring kearah punggung anak.
• Bila ada indikasi, dapat ditolong dengan ekstraksi forcep atau
vakum. Pada ibu dapat terjadi komplikasi, yaitu terjadinya partus
lama atau robekan jalan lahir yang lebih luas. Selain itu karena
partus lama dan moulage hebat, maka mortalitas anak agak tinggi
(9%)
ETIOLOGI :

• Presentasi puncak kepala atau disebut juga presentasi sinsiput


terjadi karena derajat defleksinya ringan, sehingga ubun-ubun
besar merupakan bagian terendah.
• Ini biasanya disebabkan karena kelainan panggul, kepala
bentuknya bundar, anak kecil atau mati dan kerusakan dasar
panggul. Pada umumnya presentasi puncak kepala ini
merupakan kedudukan sementara, yang kemudian dapat
berubah menjadi presentasi belakang kepala.
PENANGANAN

• Idealnya pada setiap kelainan presentasi dan posisi dari kepala janin,
tindakan bidan adalah merujuk.
• Kecuali keadaan janin kecil, panggul normal, jarak rumah dan tempat
rujukan yang jauh, maka bidan dapat menolong pasien dengan
melakukan inform concent terlebih dahulu.
• Pada kasus presentasi puncak kepala bidan perlu melakukan observasi
yang lebih ketat kepada ibu, janin dan kemajuan persalinan.
• Apabila dalam batas normal maka bidan bisa memberikan pertolongan
pada ibu dengan keadaan presentasi puncak kepala, tetapi keadaan
panggul ibu normal, janin tidak besar, alat resusitasi harus siap dan
persiapan persalinan yang lainnya.
KOMPLIKASI

• Ibu :
Robekan jalan lahir yang lebih luas
Anak:
Karena partus lama dan molase hebat sehingga mortalitas
anak agak tinggiB.
PRESENTASI DAHI

• Presentasi dahi adalah keadaan dimana kedudukan kepala


berada diantara fleksi maksimal dan defleksi maksimal,
sehingga dahi merupakan bagian yang terendah. Pada
umumnya presentasi dahi ini merupakan kedudukan yang
bersifat sementara, dan sebagian besar akan berubah menjadi
presentasi muka atau presentasi belakang kepala. Angka
kejadian presentasi dahi kurang lebih satu diantara 400
persalinan.
• Posisi ini biasanya akan berubah menjadi letak muka/letak
belakang kepala.Kepala memasuki panggul dengan dahi
melintang/miring pada waktu putar paksi dalam, dahi
memutar kedepan depan dan berada di bawah arkus pubis,
kemudian terjadi flexi sehingga belakang kepala terlahir
melewati perinerum lalu terjadi deflexi sehingga lahirlah
dagu.
DIAGNOSIS:

• Pemeriksaan luar seperti pada presentasi muka , tapi bagian


belakang kepala tidak seberapa menonjol.
2. DJJ terdengar dibagian dada, disebelah yang sama dengan
bagian-bagian kecil janin.
• Pada persalinan : kepala janin tidak turun ke dalam rongga
panggul bila pada persalinan sebelumnya normal.
4. Periksa dalam : meraba sutura frontalis, ujung satu teraba
UUB dan ujung lain teraba pangkal hidung dan lingkaran
orbita., mulut dan dagu tidak teraba.
ETIOLOGI :

• Sebab terjadinya presentasi dahi pada dasarnya sama dengan sebab


terjadinya presentasi muka yaitu keadaan-keadaan yang memaksa terjadinya
defleksi kepala atau keadaan-keadaan yang memaksa terjadinya fleksi kepala.
Semua presentasi muka biasanya melewati fase presentasi dahi lebih dahulu.
• Beberapa keadaan yang dimaksud di atas ialah seperti :
• 1. Panggul sempit
• 2. Janin Besar
• 3. Multiparitas
• 4. Kelainan janin seperti anansefalus
• 5. Kematian janin dalam rahim
DIAGNOSIS

• Pada permulaan persalinan diagnosis presentasi dahi sulit


ditegakkan. Pemeriksaan luar memberikan hasil seperti pada
presentasi muka, tetapi bagian belakang kepala tidak
seberapa menonjol. Denyut jantung janin jauh lebih jelas
terdengar di bagian dada, yaitu bagian yang sama dengan
bagian-bagian kecil.
• Kelainan presentasi ini harus dicurigai apabila pada persalian
kepala janin tidak dapat turun kedalam rongga panggul pada
wanita yang pada persalinan-persalinan sebelumnya tidak
pernah mengalami kesulitan. Pada pemeriksaan dalam dapat
diraba sutura frontalis, yang bila diikuti pada ujung yang satu
diraba ubun-ubun besar dan pada ujung lain teraba pangkal
hidung dan lingkar orbita. Pada presentasi dahi ini mulut dan
dagu tidak dapat diraba.
MEKANISME PERSALINAN

• Kepala masuk melalui pintu atas panggul dengan sirkumferensia


maksiloparietalis serta sutura frontalis melintang atau miring.
Setelah terjadi moulage, dan ukuran terbesar kepala telah melalui
pintu atas panggul,dagu memutar ke depan. Sesudah dagu
berada didepan, dengan fosa kanina sebagai hipomoklion, terjadi
fleksi sehingga ubun-ubun besar dan belakang kepala lahir
melewati perineum. Kemudian terjadi defleksi, sehingga mulut
dan dagu lahir dibawah simfisis. Yang menghalangi presentasi
dahi berubah menjadi presentasi muka biasanya karena terjadi
moulage dn kaput seksudanium yang besar pada dahi waktu
kepla memasuki panggul, sehingga sulit terjadi penambahan
defleksi.
• Karena besarnya ukuran ini, kepala baru dapat masuk kedalam
rongga panggul setelah terjasi molage untuk menyesuaikan
diri pada besar dan bentuk pintu atas panggul. Persalinan
membutuhkan waktu lama dan hanya 15% berlangsung
spontan. Angka kematian perinatal lebih dari 20%, sedangkan
persalinan pervaginam berakibat perlukaan luas pada
perineum dan jalan lahir lainnya. Pada janin kecil atau panggul
luas persalinan pervaginam biasanya berlangsung dengan
mudah.
• Pada janin aterm dengan ukuran normal, persalinan pervaginam sulit
berlangsung oleh karena engagemen tidak dapat terjadi sampai adanya
molase hebat yang memperpendek diameter occipitomentalis atau sampai
terjadinya fleksi sempurna atau ekstensi menjadi presentasi muka.
• Persalinan pervaginam pada presentasi dahi yang persisten hanya dapat
berlangsung bila terdapat molase berlebihan sehingga bentuk kepala
berubah. Molase berlebihan akan menyebabkan caput didaerah dahi
sehingga palpasi dahi menjadi sulit.
• Pada presentasi dahi yang bersifat sementara (penempatan dahi) , progonosis
tergantung pada presentasi akhir. Bila presentasi dahi sudah bersifat menetap,
prognosis persalinan pervaginam sangat buruk kecuali bila janin kecil atau
jalan lahir sangat luas.
PENANGANAN

• Presentasi dahi dengan ukuran panggul dan janin yang normal, tidak akan
dapat lahir spontan pervaginam, sehingga harus dilahirkan secara seksio
sesaria. Pada janin yang kecil dan panggul yang luas pada garis besarnya
sikap dalam menghadapi persalinan presentasi dahi sama dengan sikap
menghadapi persalinan presentasi muka. Bila persalinan menunjukkan
kemajuan, tidak perlu dilakukan tindakan. Demikian pula bila harapan
presentasi dahi dapat berubah menjadi presentasi belakang kepala atau
presentasi muka. Jika pada akhir kala I kepala belum masuk ke dalam rongga
panggul, dapat diusahakan dengan mengubah presentasi dengan perasat
Thorn, tetapi jika tidak berhasil, sebaiknya dilakukan seksio sesaria. Meskipun
kepala telah masuk ke rongga panggul, tetapi bila kala II tidak mengalami
kemajuan sebaiknya juga dilakukan seksio sesaria. Bayi yang lahir dalam
presentasi dahi menunjukkan kaput seksudanium yang besar pada dahi serta
moulage kepala yang hebat.
PRESENTASI MUKA

• Pengertian:
Disebabkan oleh terjadinya ekstensi yang penuh dari kepala
janin. Yang teraba muka bayi = mulut, hidung, dan pipi
ETIOLOGI

• Panggul sempit
– Janin besar
– Kematian intrauterine
– Multiparitas
– Perut gantung
– Janin ansefalus dan tumor di leher bagian depan
Dagu merupakan titik acuan dari posisi kepala, sehingga ada
presentasi muka dagu anterior dan postorior.
– Presentasi muka dagu anterior posisi muka fleksi
– Presentasi muka dagu posterior posisi muka defleksi max
• Diagnosis
1. Tubuh janin dalam keadaan fleksi, sehingga pada
pemeriksaan luar dada akan teraba punggung.
2. bagian kepala menonjol yaitu belakang kepala berada di
sebelah yang berlawanan dengan letak dada.
3. Didaerah itu juga dapat diraba bagian-bagian kecil janin
dan DJJ lebih jelas.
4. Periksa dalam meraba dagu, mulut, hidung, pinggir orbita.
MEKANISME

• Presentasi muka jarang ditemukan di atas pintu atas panggul. Pada


umumnya presentasi dahi dapat berubah menjadi presentasi muka
setelah terjadi ekstensi kepala lebih lanjut pada saat kepala turun
melewati panggul.
• Mekanisme persalinan pada kasus ini terdiri dari beberapa gerakan
utama, yaitu : penurunan kepala, putar paksi dalam, fleksi, serta gerakan
tambahan seperti ekstensi dan putar paksi luar. Penurunan disebabkan
oleh faktor-faktor yang sama seperti presentasi verteks. Ekstensi terjadi
akibat hubungan badan bayi dengan defleksi kepala, yang berubah
menjadi poros dua lengan dimana lengan yang lebih panjang menjulur
dari kondilus oksipitalis ke oksiput. Bila dijumpai ada hambatan, oksiput
harus didorong ke arah punggung bayi sementara dagu turun.
• Tujuan putar paksi dalam pada presentasi muka adalah membuat dagu
berada di bawah symphisis pubis. Persalinan normal tak dapat
diselesaikan dengan cara lain kecuali bila kepala bayi kecil. Hanya
dengan cara ini, leher cenderung berada di permukaan posterior
symphisis pubis. Jika dagu langsung memutar ke arah posterior, leher
yang relatif pendek tak dapat terentang pada permukaan anterior sakrum
yang panjangnya sekitar 12 cm. Oleh sebab itu, kelahiran kepala jelas
tidak mungkin terjadi, kecuali bila bahu telah masuk panggul pada saat
yang sama, yaitu suatu kejadian yang baru bisa terjadi kalau bayi sangat
kecil atau sudah mengalami maserasi. Putar paksi dalam pada presentasi
muka merupakan akibat faktor-faktor yang saam seperti pada presentasi
verteks.
4. KELAINAN PLASENTA DAN
CAIRAN AMNION
1. Hidramnion
- Didapatkan pada 1% kehamilan
a. Etiologi
- Sering dikaitkan dengan malformasi janin, terutama SSP dan saluran cerna
- Seperti anencephali atau atresia esophagus
- Lainnya diabetes insipidus nefrogenik janin dan penyalahgunaan obat oleh ibu
b. Patogenesis
- Diawal kehamilan rongga amnion terisi cairan yang komposisinya mirip dengan cairan ekstraseluler.
- Trimester II janin mulai menelan, berkemih dan menghirup cairan amnion sehingga menjadi modulasi
pengaturan volume cairan.
- Pada atresia esophagus janin tidak bisa menelan
- Pada anencephali janin terjadi peningkatan transudasi cairan dari meningen ke rongga amnion.
c. Manifestasi Klinis
- Peningkatan volume amnion  peningkatan tekanan uterus  dispneu berat
- Edema akibat kompresi vena besar uterus yang membesar
- Oliguri obstruksi ureter saat peningkatan besar uterus
d. Diagnosis
- Pembesaran uterus sulit palpasi dan mendengar DJJ janin
- Perbedaan hidramnion, ascites dan kista dapat ditentukan dengan sonografi
e. Tatalaksana
- Hidramnion sedang jarang memerlukan terapi, jika dipsneu, nyeri perut maka memerlukan perawatan
tirah baring, diuretic dan restriksi air dan garam.
- Amniosentesis, mengambil cairan amnion dengan memasukkan kateter plastik yg menutup rapat jarum
18 dg dinding abdomen yg dianastesi local lalu diatur dg klem sekrup tabung shg keluar 500 ml/hari
- Terapi indometasin, dosis ibu 1,5-3 mg/kg/hari
2. Oligohidramnion
a. Etiologi
- Kelainan plasenta
- Anomali kongenital
- HT, preeklamsia ibu, diabetes
- Idiopatik
b. Patogenesis
- Obstruksi sal kemih atau agenesis renal janin, sedikitnya cairan amnion karena anuria
- Terdapat kebocoran kronis pada membrane fetus
- Paparan terhadap agen ACE inhibitor dan ARB
c. Tatalaksana
- Karena meningkatkan morbiditas dan mortalitas maka terminasi tatalaksana terpilih
1. Plasenta previa
Klasifikasi
- Totalitas, menutupi ostium uretri internum
- Parsial, menutupi sebagian ostium uretri internum
- Marginalis, tepi plasenta berada dipinggir ostium uteri internum
- Letak rendah, berada di segmen bawah Rahim 2 cm dari ostium uteri internum
a. Etiologi
- Riwayat operasi uterus sebelumnya
- Abortus ≥2x
- Kehamilan usia tua ≥40 tahun
b. Diagnosis
- Perdarahan warna merah segar tanpa rasa nyeri
- Awalnya sedikit lalu berhenti lalu berulang kembali
- Umumnya keadaan janin baik hingga terjadi pendarahan banyak
- Plasenta previa sulit didiagnosis hingga minggu 28 dimana segmen bawah mulai terbentuk,
USG untuk memastikan diagnosis
c. Tatalaksana
- Tegakkan diagnosis, pastikan hemodinamik stabil dan segera rujuk ke rs
d. Komplikasi
- Perndarahan banyak dapat menyebabkan anemia dan syok
- Kelainan letak janin
- Kelahiran premature dan gawat janin
- Pendarahan post partum
5. PERDARAHAN
ANTEPARTUM
PERDARAHAN ANTEPARTUM

Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi setelah


minggu ke 28 masa kehamilan.
Karena perdarahan antepartum terjadi pada umur kehamilan di
atas 28 minggu maka sering disebut atau digolongkan
perdarahan pada trimester ketiga.
Perdarahan antepartum dikelompokkan sebagai berikut :
a. Perdarahan yang ada hubungannya dengan kehamilan :
1) Plasenta previa
2) Solutio plasenta
3) Pecahnya sinus marginalis
4) Pecahnya vasa previa
b. Perdarahan yang tidak ada hubungannya dengan kehamilan :
1) Pecahnya varises vagina
2) Perdarahan polipus servikalis
3) Perdarahan perlukaan serviks
4) Perdarahan karena keganasan serviks.
Perdarahan antepartum dapat berasal dari

a. Plasenta Meliputi

plasenta previa, solusio plasenta dan ruptura sinus marginal.

b. Lokal pada saluran genitali

1. Show

2. Serviks : servisitis, polip, erosi serviks dan keganasan

3. Trauma : trauma saat hubungan seksual

4. Vulvovaginal varicosities

5. Tumor saluran genital

6. Infeksi saluran genital

7. Hematuria

c. Insersi tali pusat

Meliputi vasa previa .

Plasenta previa merupakan penyebab utama perdarahan antepartum.


Terdapat beberapa definisi yang dapat digunakan untuk
menggambarkan perdarahan antepartum:
a. Spotting – terdapat bercak darah pada pakaian dalam
b. Perdarahan minor – kehilangan darah < 50 mL
c. Perdarahan mayor – kehilangan darah 50–1000 mL tanpa
tanda klinis syok
d. Perdarahan masif – kehilangan darah > 1000 mL
dengan/tanpa tanda klinis syok

Anda mungkin juga menyukai