Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik bisa ditemukan splenomegali dan
hepatomegali, ruddy cyanosis (pembengkakan mukosa dan
kulit disertai sianosis), conjunctival plethora, dan skin
plethora (penumpukan cairan dan darah di konjungtiva
dan mukosa).
Diagnosis
Diagnosis
Diagnosis
Diagnosis
* Diagnosis polisitemia vera dapat ditegakkan kriteria
diagnosis neoplasma myeloproliferatif WHO tahun
2016
* Diagnosis polisitemia vera membutuhkan 3 kriteria
mayor, atau 2 kriteria mayor pertama ditambah dengan
kriteria minor.
* Biopsi sumsum tulang tidak diperlukan apabila terus
menerus terjadi eritrositosis absolut: Hb >18,5 g/dL pada
pria (hematokrit 55,5%) atau >16,5 g/dL pada wanita
(hematokrit 49,5%) dan jika terdapat kriteria mutasi
nomor 3 ditambah kriteria minor
Diagnosis
Diagnosis Banding
Polisitemia Relatif
- Biasanya tidak disertai dengan penambahan jumlah
leukosit dan trombosit
- pada pemeriksaan saturasi oksigen dalam eritrosit
menurun
- biasanya didapatkan kelainan dasar penyakit seperti
kelainan jantung bawaan, arterio venous shunt, penyakit
paru obstruktif menahun
Chronic Myeloid Leukemia
Petunjuk yang mengarah ke diagnosis CML adalah
jumlah leukosit > 20.000 sel/mcL dengan peningkatan
basofil dan eosinofil, temuan sel mieloid awal (misalnya
myeloblast, mielosit, metamielosit, nucleated red blood
cells), mutasi BCR/ABL positif, kromosom philadelphia
(Ph) positif, dan hiperselularitas pada pemeriksaan
sumsum tulang
Mielofibrosis Primer
akan ditemukan anemia, leukoeritroblastosis
dengan teardrop poikilositosis, fragmented megakariosit pada
apusan darah tepi, dry tap pada aspirasi sumsum tulang,
serta patchy hematopoietic cellularity dan fibrosis retikular
pada biopsi sumsum tulang
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
Flebotomi
Indikasi flebotomi :
- Polisitemia vera fase polisitemia
- Polisitemia sekunder fisiologis hanya dilakukan jika
Ht > 55% (target Ht ≤ 55%)
- Polisitemia sekunder non fisiologis bergantung pada
derajat penatalaksanaan terbatas gawat darurat
sindrom paraneoplastik.
Tujuan flebotomi :
- Mempertahankan Ht ≤ 42 % pada wanita dan ≤
47 % pada pria.
- Mencegah timbulnya hiperviskositas dan
penurunan shear rate.
Kemoterapi Sitostatika
Indikasi kemoterapi sitostatika :
- Hanya untuk polisitemia vera.
- Flebotomi sebagai pemeliharaan dibutuhkan > 2
kali sebulan.
- Trombositosis yang terbukti menimbulkan
trombosis.
- Urtikaria berat yang tidak dapat diatasi dengan
antitistamin.
- Splenomegali simtomatik atau mengancam ruptur
limpa.
Prosedur pemberian kemoterapi sitostatik :
- Hidroksiurea atau disebut juga hidroksikarbamid
adalah obat antineoplastik non-alkilasi yang telah
lama digunakan di bidang hematologi dan onkologi.
Sebagai lini pertama terapi PV, hidroksiurea dapat
menurunkan insidens trombosis dibandingkan terapi
plebotomi saja. Obat ini tidak dapat digunakan pada
kehamilan karena pada hewan menembus plasenta
dan teratogenik
- Indikasi interferon alfa adalah reaksi alergi atau
resistensi terhadap hidroksiurea. IFN-α memiliki efek
antiproliferatif, proapoptosis, antiangogenik, dan
imunomodulator; juga menurunkan aktivitas
telomerase sel hematopoietik maligna dan non-
maligna. Keuntungan lain adalah ukuran limpa
mengecil dan hilangnya pruritus
Pengobatan Suportif
- Hiperurisemia diobati dengan alopurinol 100-699
mg/hari oral pada pasien dengan penyakit yang aktif
dengan memperlihatkan fungsi ginjal.
- Pruritus dan urtikaria dapat diberikan antitistamin,
jika diperlukan dapat diberikan Psoralen dengan
penyinaran ultraviolet range A (PUVA).
- Gastritis atau Ulkus peptikum dapat diberikan
penghambat reseptor H2.
- Antiagregasi trombosit analgrelide turunan dari
quinazolin disebutkan juga dapat menekan
trombopoesis.
Prognosis
Komplikasi
Komplikasi
1. Trombosis
Terjadi disebabkan oleh karena hiperviskositas,
arteriosklerosis dan trombositosis.
2. Perdarahan
Disebabkan karena regangan pembuluh darah akibat
adanya hipervolemia dan gangguan fungsi trombosit.
3. Gagal jantung
Disebabkan karena beban jantung terlalu berat akibat
dari hipervolemia, hiperviskositas, hiperfusi dan
kemungkinan infrak miokard akibat trombosis.
Respons Assesment
KESIMPULAN
- Polisitemia vera merupakan suatu keganasan derajat
rendah sel-sel induk hematopoetik dengan karakteristik
peningkatan jumlah eritrosit absolut dan volume darah
total yang biasanya disertai dengan leukositosis,
trombositosis serta splenomegali.
- Polisitemia vera dapat mengenai semua umur, sering
pada pasien berumur 40-60 tahun. Polisitemia adalah
penyakit kronis dengan survival median pasien sesudah
terdiagnosa tanpa diobati 1,5-3 tahun sedangkan yang
dengan pengobatan lebih dari 10 tahun.
- Pengobatan terhadap polisitemia vera ditujukan untuk
mengurangi resiko kesakitan dan juga kematian akibat
komplikasi yang ditimbulkan.
TERIMAKASIH