Anda di halaman 1dari 16

POLYCYTHEMIA

VERA
DEFINISI
Polisitemia vera (PV) : poly (banyak), cyt (sel) dan
hemia (darah); vera (sejati).
PV : Peningkatan jumlah dan volume sel darah merah
(eritrosit) secara bermakna mencapai 6 – 10 juta/ml
diatas ambang batas nilai normal dalam sirkulasi
darah, tanpa mempedulikan jumlah leukosit ataupun
trombosit
EPIDEMIOLOGI
Polisitemia vera pasien umur 40 - 60 tahun,
± 5% pada mereka yang berusia lebih muda.
PV jenis gangguan myeloproliferative kronis yang
paling sering ditemukan, terjadi pada 2 : 100.000
orang di seluruh dunia.
Terjadi pada semua ras/bangsa
Pria : wanita  2 : 1
ETIOLOGI
Politisemia vera disebabkan oleh mutasi pada
gen JAK2. Gen JAK2 berperan dalam mengontrol
produksi protein yang membantu pembentukan
sel darah. Meski mutasi ini bisa terjadi akibat
faktor keturunan, namun pada sebagian besar
kasus, PV terjadi tanpa adanya faktor keturunan
KLASIFIKASI PV
1. Polisitemia relatif : terjadi penurunan volume plasma
namun massa sel darah merah tidak mengalami
perubahan.
2. Polisitemia primer : proliferasi berlebihan pada sel
benih hematopoietik tanpa rangsangan dari
eritropoietin atau kadar  eritropoietin rendah.
3. Polisitemia sekunder : proliferasi eritrosit disertai
peningkatan kadar eritropoietin, co: hipoksia.
PATOFISIOLOGI
Mekanisme terjadinya PV dikarenakan kelainan sifat
sel tunas (stem cells) pada sumsum tulang  Mutasi
gen Janus kinase-2 (JAK2)
JAK : tirosin kinase yang berfungsi sebagai perantara
reseptor membran dengan molekul sinyal intraselular.
JAK berperan penting dalam proses inisiasi transduksi
sinyal dari reseptor hematopoietic growth factor.
Patogenesis
Proses
Mutasi JAK2 eritropoesis
↑ jumlah total ↑viskositas
eritrosit darah
terganggu

↓kecepatan
aliran darah

Trombosis dan
O2 ke jaringan ↓laju transport
Iskemi infark di otak,
terganggu O2
telinga, jantung, dan
eksdtremitas
MANIFESTASI KLINIS
Hiperviskositas 

Splenomegali (75% ) : hiperaktivitas hemopoesis ekstramedular.

Hepatomegali (40%) : hiperaktivitas hemopoesis ekstramedular.

Trombositosis ( trombosit > 400.000/mL) :menimbulkan trombosis.


Trombosis vena atau tromboflebitis dengan emboli (30-50% kasus PV).

Basofilia (hitung basofil > 65/mL) (50%) : gatal (pruritus) di seluruh


tubuh terutama setelah mandi air panas, meningkatnya kadar histamin
dalam darah sebagai akibat adanya basofilia. Terjadinya gastritis dan
perdarahan lambung terjadi karena peningkatan kadar histamin.
DIAGNOSIS
International Polycythemia Study Group : 2 kriteria pedoman dalam
menegakkan diagnosis polisitemia vera dari 2 kategori diagnostik. :
Kategori A
 Peningkatan massa eritrosit lebih dari 25% di atas rata-rata angka
normal atau Packed Cell Volume pada laki-laki >0,6 atau pada perempuan
0,56
 Tidak ada penyebab polisitemia sekunder
 Splenomegali yang teraba
 Petanda klon abnormal (kariotipe abnormal) B
Kategori B A
 Trombositosis >400000 per mm3
 Jumlah neutropil >10 x 10 9 / L dan bagi perokok >12,5 x 109 /L
 Spleenomegali pada pemeriksaan radio isotop atau ultrasonografi
 Penurunan serum ertropoietin atau BFU-E growth yang karakteristik
Diagnosis polisitemia vera adalah :
Kategori : Al + A2 dan A3 atau A4 atau
Kategori :A1 +A2 dan 2 kriteria kategori B
TERAPI
Flebotomi
Sejumlah kecil darah diambil setiap hari sampai nilai
hematokrit mulai menurun. Jika nilai hematokrit sudah
mencapai normal, maka darah diambil setiap beberapa
bulan, sesuai dengan kebutuhan.
KEMOTERAPI SITOSTATIKA
Tujuan : sitoreduksi &menghindari kemoterapi jika memungkinkan,
terutama pada pasien uisa muda.
Dikombinasikan dengan flebotomi atau diberikan sebagai pengganti
flebotomi.
Hidroksiurea (hidroksikarbamid) : sitostatik golongan obat antimetabolik
lebih aman.
Diperiksa lebih sering ( 2 - 3 minggu sekali).
Penghentian pemberian obat jika hematokrit:  pada pria < 45% dan
memberikannya lagi jika > 52%, pada wanita < 42% dan memberikannya
lagi jika > 49%.
Hidroksiurea (Hydrea 500 mg/tablet) diberikan sehari 2 kali dengan dosis
10-15 mg/kgBB/kali.
Klorambusil (Leukeran 2 mg/tablet) dosis induksi 0,1-0,2 mg/kgBB/hari
selama 3-6 minggu, dan dosis pemeliharaan 0,4 mg/kgBB tiap 2-4 minggu.
Busulfan (Myleran 2 mg/tablet) 0,06 mg/kgBB/hari atau 1,8mg/m2/hari.
TERAPI
Fosfor Radiokatif (P32)
Isotop radioaktif (terutama fosfor 32) digunakan sebagai salah satu cara untuk
menekan sumsum tulang. Selanjutnya jika setelah 3-4 minggu pemberian
pertama P32 :
Mendapatkan hasil, reevaluasi setelah 10-12 minggu. Jika diperlukan dapat
diulang akan tetapi hal ini jarang dibutuhkan.
Tidak mendapatkan hasil, selanjutnya dosis kedua dinaikkan 25% dari dosis
pertama, dan diberikan sekitar 10-12 minggu setelah dosis pertama.
Kemoterapi Biologi (Sitokin)
Tujuan pengobatan dengan produk biologi pada polisitemia vera terutama
untuk mengontrol trombositemia (hitung trombosit . 800.00/mm3). Produk
biologi yang digunakan adalah Interferon (Intron-A, Roveron-) digunakan
terutama pada keadaan trombositemia yang tidak dapat dikendalikan.
Kebanyakan klinisi mengkombinasikannya dengan sitostatik Siklofosfamid
(Cytoxan).
TERAPI
Pengobatan Suportif
Hiperurisemia diobati dengan alopurinol 100-600 mg/hari
oral pada pasien dengan penyakit yang aktif dengan
memperhatikan fungsi ginjal.
Pruritus dan urtikaria dapat diberikan anti histamin, jika
diperlukan dapat diberikan Psoralen dengan penyinaran
Ultraviolet range A (PUVA).
Gastritis/ulkus peptikum dapat diberikan penghambat
reseptor H2.
Antiagregasi trombosit Analgrelide turunan dari
Quinazolin disebutkan juga dapat menekan trombopoesis.
PROGNOSIS
Sekitar 30% penderita meninggal karena
komplikasi trombosis, yang biasanya mempengaruhi
otak dan jantung. Disamping itu, 10 sampai 15% lagi
meninggal karena berbagai komplikasi
perdarahan.
Pada penderita yang tidak mendapatkan
pengobatan, kematian diakibatkan kelainan vaskuler,
yang terjadi setelah beberapa bulan diagnosis dibuat.
Tetapi bila massa sel darah merah masih bisa
dipertahankan mendekati normal melalui flebotomi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai