Anda di halaman 1dari 7

Jump 1

1. Visus:

Jump 2 3

1. tidak dapat melihat papan tulis dengan jelas?rabu n jauh/ miopi  terjadi karena cahaya pantulan
objek yang masuk ke mata (focal point) tidak jatuh tepat di retina, melainkan jatuh di depan retina
sehingga menyebabkan gambar yang diterima mata menjadi kabur. Keadaan ini timbul akibat bola
mata terlalu panjang atau daya akomodasi lensa terlalu kuat.
2. Bagaimana dokter melakukan pemeriksaan visus? Pemeriksaan visus merupakan pemeriksaan untuk
melihat ketajaman penglihatan

Cara memeriksa visus ada beberapa tahap:

Menggunakan 'chart' => yaitu membaca 'chart' dari jarak yang ditentukan, biasanya 5 atau 6 meter. Digunakan
jarak sepanjang itu karena pada jarak tersebut mata normal akan relaksasi dan tidak berakomodasi.
Kartu yang digunakan ada beberapa macam :

Snellen chart => kartu bertuliskan beberapa huruf dengan ukuran yang berbeda => untuk pasien yang bisa
membaca.

E chart => kartu yang bertuliskan huruf E semua, tapi arah kakinya berbeda-beda.

Cincin Landolt => Kartu dengan tulisan berbentuk huruf 'c', tapi dengan arah cincin yang berbeda-beda.

3. Mengapa menurut dokter, Hera harus memakai kaca mata? pada pasien dengan rabun jauh
(miopi), digunakan lensa sferis cekung yang berfungsi untuk membuat bayangan dari
objek yang jauh difokuskan tepat pada retina.
Pada dasarnya, dengan atau tanpa kacamata, mata akan berusaha sebaik mungkin untuk
memfokuskan cahaya agar bayangan objek yang jauh akan jatuh tepat pada retina. Pada
pasien dengan myopia, memang terjadi kelainan berupa kornea yang terlalu cembung atau
panjang aksial bola mata yang terlalu besar sehingga bayangan objek yang jauh akan
difokuskan di depan retina oleh mata yang tidak berakomodasi. Jika pasien dengan myopia
sedang menggunakan kacamata lensa cekung, kondisi ini dapat dikoreksi sehingga
bayangan objek jauh akan difokuskan tepat di retina sehingga pandangan jauh pasien
menjadi lebih baik. Namun, jika pasien dengan myopia sedang melepas kacamata, kondisi
ini tidak akan membaik dan tidak pula memburuk akibat tindakan melepas kacamata.
Dengan demikian, melepas kacamata hanya akan menyebabkan tajam penglihatan tidak
sebaik daripada saat menggunakan kacamata. Perlu dipahami bahwa kacamata memang
bukan bertujuan untuk mengobati rabun jauh, melainkan untuk mengoreksi kelainan
refraksinya saja sehingga dapat memperbaiki tajam penglihatan.
4. DX DAN DD HERA? Dx: Miopia . DD:
5. Tatalaksana?
Penatalaksanaan miopia terdiri dari :
i. Koreksi refraksi
Langkah pertama yang dilakukan adalah koreksi dengan lensa oftalmik
atau lensa kontak.
ii. Modifikasi lingkungan
Beberapa penelitian mendukung efektivitas diet dalam pengelolaan
miopia, dianjurkan pada penderita miopia yang terpapar secara genetik
untuk meningkatkan konsumsi protein hewani, mengurangi karbohidrat
dan gula. Duke Elder menyarankan diet kaya vitamin D dan kalsium untuk
penderita miopia ini. Aktivitas yang dianjurkan adalah olahraga luar ruang
misalnya jogging, namun aktivitas lain yang cenderung meningkatkan
tekanan intra kranial dan stress sebaiknya dihindari, misal angkat berat.
iii. Tindakan operatif
Tindakan operatif kornea tidak disarankan pada penderita miopia patologi,
misal tindakan LASIK, namun implantasi IOL merupakan tindakan bedah
refraksi yang disarankan.
iv. Fotokoagulasi laser
Bila terdapat choroidal neovascularization membran dilakukan argon laser
photokoagulasi, tetapi harap dipertimbangkan bahwa pada miopia patologi ini terdapat pemanjangan
dan peregangan bola mata sehingga sikatrik
yang diakibatkan oleh laser akan menambah peregangan bola mata
tersebut.
v. Pengawasan Tekanan Intra Okuler (TIO)
Tekanan intra okuler (TIO) harus dipantau secara cermat. Curtin
melaporkan bahwa TIO ini berperan secara mekanik dalam pemanjangan
aksial bola mata. Black merekomendasikan bahwa TIO dibawah 20 mmHg
vi. Pendidikan penderita
Penderita dengan miopia patologi cenderung mengalami koroid yang tipis
dan rapuh sehingga trauma pada mata atau bahkan gosokan keras pada
membran Bruch dan mengakibatkan perdarahan. Penderita harus
disarankan untuk memeriksakan mata jika mengalami kilatan cahaya
terang, berbentuk seperti busur atau peningkatan jumlah floaters. Faktor
pendidikan penderita lainnya adalah konseling genetik. Penderita dengan
miopia memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk memiliki anak
dengan miopia pula. Jika kedua orang tua menderita miopia terdapat
kemungkinan yang lebih besar anak-anaknya akan menderita myopia
6. Prognosis dan komplikasi?

Komplikasi yang timbul pada miopia adalah akibat dari proses degenerasi,

yaitu :

a) Floaters

Kekeruhan badan kaca yang disebabkan proses pengenceran dan


organisasi, sehingga menimbulkan bayangan pada penglihatan.

b) Skotoma

Defek pada lapang-pandangan yang diakibatkan oleh atrofi retina.

c) Trombosis koroid dan perdarahan koroid

Sering terjadi pada obliterasi dini pembuluh darah kecil. Biasanya terjadi

di daerah sentral, sehingga timbul jaringan parut yang mengakibatkan

penurunan tajam penglihatan.

d) Ablasio retina

Merupakan komplikasi yang tersering. Biasanya disebabkan karena

didahului dengan timbulnya hole pada daerah perifer retina akibat proses

proses degenerasi di daerah ini.

e) Glaukoma sederhana

Komplikasi ini merupakan akibat atrofi menyeluruh dari koroid.

f) Katarak

Merupakan komplikasi selanjutnya dari miopia degeneratif, terjadi setelah

usia 40 tahun. Biasanya adalah tipe pole posterior. Sering dihubungkan

pula dengan adanya degenerasi koroid.

7. Paman Hera walaupun sudah menggunakan kacamata pandangannya tetap kabur dan berasap,
ibu Hera juga menambahkan paman Hera menderita darah tinggi sejak 10 tahun yang lalu
namun tidak rutin minum obat? Ketika tekanan darah menjadi tinggi, retina menjadi rusak. Bahkan
Hipertensi ringan bisa merusak pembuluh darah retinal jika tidak segera diobati dalam setahun.
Hipertensi merusak pembuluh darah kecil pada retina, menyebabkan dinding retina menebal dan
dengan demikian mempersempit pembuluh darah terbuka dan mengurangi suplai darah menuju
retina. Potongan kecil pada retina bisa menjadi rusak karena suplai darah tidak tercukupi. Perubahan
ini menyebabkan kehilangan penglihatan secara bertahap, terutama jika mempengaruhi macula,
bagian tengah retina.
8. Hub hipertensi tdk terkontrol dgn keluhan? Hipertensi yang tidak terkontrol akan menyebabkan
kerusakan pada mikrosirkulasi retina yang akan berujung pada retinopati hipertensi.
9. Dx dan dd? Dx: Retinopati hipertensi. DD:
1. Retinopati Diabetik
Gambaran Retinopati diabetik pada funduskopi hampir sama dengan retinopati
hipertensi yaitu ditemukan blotlike apperance, mikroaneurisma, dilatasi vena dan berkelok-
kelok, hard exudate, soft exudate, neovaskularisasi, dan edema retina. Selain itu juga
didapatkan gula darah yang tidak terkontrol yaitu > 200 mg/dl.

1. Katarak
Penurunan visus perlahan pada pasien katarak akibat kekeruhan lensa yang terjadi secara
berangsur. Pada funduskopi direk didapatkan refleks fundus yang hitam.
2. Glaukoma
Pada glaukoma terjadi peningkatan tekanan intraokular, defek lapang pandang, atrofi papil
saraf optik. Tekanan intraokular > 20mmHg, dan pada pemeriksaan funduskopi terlihat atrofi
papil saraf optik yang terlihat warnanya dari merah kekuningan menjadi pucat, selain itu dapat
ditemukan pula edema papil.
3. Kelainan refraksi
Miopia, hipermetrop, astigmatisme adalah kelainan refraksi yang dapat menyebabkan visus
turun
10. Tatalaksana? Penatalaksanaan retinopati hipertensi bertujuan untuk membatasi kerusakan yang
sudah terjadi serta menghindari terjadinya komplikasi, Mengobati faktor primer adalah sangat
penting jika ditemukan perubahan pada fundus akibat retinopati arterial. Tekanan darah harus
diturunkan dibawah 140/90 mmHg. Jika telah terjadi perubahan pada fundus akibat
arteriosklerosis, maka kelainan klinis yang terjadi tidak dapat diobati lagi tetapi dapat dicegah
progresivitasnya. Penggunaan obat ACEI (Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor) terbukti
dapat mengurangi penebalan dinding arteri akibat hipertrofi. 2

Perubahan pola dan gaya hidup juga harus dilakukan. Kontrol berat badan dan
diturunkan jika sudah melewati standar berat badan seharusnya. Konsumsi makanan dengan
kadar lemak jenuh harus dikurangi sementara intake lemak tak jenuh dapat menurunkan
tekanan darah. Konsumsi alkohol dan garam perlu dibatasi dan olahraga yang teratur.

Pengawasan oleh dokter mata dilakukan untuk mengevaluasi progresivitas retinopati


hipertensi dan komplikasinya.
11. Prognosis dan komplikasi? Prognosis tergantung kepada kontrol tekanan darah. Kerusakan
penglihatan yang serius biasanya tidak terjadi sebagai dampak langsung dari proses hipertensi
kecuali terdapat oklusi vena atau arteri lokal. Namun, pada beberapa kasus, komplikasi tetap
tidak dapat di hindari walaupun dengan kontrol tekanan darah yang baik.
Komplikasi dari retinopati hipertensi yaitu berupa oklusi arteri retina sentralis (CRAO)
biasanya diakibatkan oleh ateroma, meskipun hal ini dapat disebabkan akibat emboli
terkalsifikasi, oklusi arteri retina cabang (BRAO) paling sering diakibatkan oleh karena
emboli, oklusi vena retina cabang (BRVO).
12. wanita berumur 60 tahun dengan keluhan mata kanan nyeri dan merah disertai mual muntah
sejak 2 hari yang lalu.?
13. Dx dan dd? Dx: Glaukoma Akut? DD

:
14. Tatalaksana?
1. Terapi medikamentosa1-3,6-8,11,13
a. Karbonik anhidrase inhibitor Asetazolamid,
merupakan pilihan yang sangat tepat untuk pengobatan darurat pada glaukoma akut.
Efeknya dapat menurunkan tekanan dengan menghambat produksi humour akuos, sehingga
sangat berguna untuk menurunkan tekanan intraokular secara cepat. Asetazolamid dengan
dosis inisial 2x250 mg oral, dapat diberikan kepada pasien yang memiliki fungsi ginjal normal
dan tidak terdapat kelainan lambung. Penambahan dosis maksimal asetazolamid dapat
diberikan setelah 4-6 jam untuk menurunkan tekanan intraokular yang lebih rendah. Karbonik
anhidrase inhibitor topikal dapat digunakan sebagai inisial terapi pada pasien glaukoma akut
dengan emesis.
b. Beta bloker
Merupakan terapi tambahan yang efektif untuk menangani serangan sudut tertutup.
Beta bloker dapat menurunkan tekanan intraokular dengan cara mengurangi produksi humor
akuos. Timolol merupakan beta bloker nonselektif dengan aktifitas dan konsentrasi tertinggi di
bilik mata belakang yang dicapai dalam waktu 30 – 60 menit setelah pemberian topikal. Beta
bloker tetes mata nonselektif sebagai inisial terapi dapat diberikan 2 kali dengan interval setiap
20 menit dan dapat diulang dalam 4, 8, dan 12 jam kemudian.
c. Miotik kuat Pilokarpin 2% atau 4% 4 x 1 tetes pemberian sebagai inisial terapi.
Penggunaannya tidak efektif pada serangan yang sudah lebih dari 1-2 jam. Hal ini karena
muskulus sfingter pupil sudah mengalami iskemik sehingga tidak dapat berespon terhadap
pilokarpin.
d. Agen osmotik
Agen ini sangat efektif untuk menurunkan tekanan intra okular dengan cepat,
pemberiannya dianjurkan kepada pasien yang tidak mengalami emesis. ▪ Gliserin, dosis efektif
1 - 1,5 gr/kg BB dalam 50% cairan. Dapat menurunkan tekanan intraokular dalam waktu 30-90
menit setelah pemberian, dan durasi efek selama 5 - 6 jam. Selama penggunaannya, gliserin
dapat menyebabkan hiperglikemia dan dehidrasi. Kontraindikasi pada pasien DM dan pasien
dengan gagal ginjal. ▪ Mannitol, pemberian intravena dalam 20% cairan dengan dosis 2
gr/kgBB selama 30 menit. Mannitol dengan berat molekul yang tinggi, akan lebih lambat
berpenetrasi pada mata sehingga lebih efektif menurunkan tekanan intraokular. Efek penurunan
tekanan dijumpai dalam 1 jam setelah pemberian manitol intravena.
e. Steroid topikal
2. Laser Peripheral Iridotomi (LPI)3,5 Iridotomi diindikasikan pada keadaan glaukoma
sudut tertutup dengan blok pupil, iridotomi juga diindikasikan untuk mencegah terjadinya blok
pupil pada mata yang beresiko, yang ditetapkan melalui evaluasi gonioskopi. LPI tidak dapat
dilakukan pada mata dengan rubeosis iridis, karena dapat mengakibatkan perdarahan. Resiko
perdarahan juga meningkat pada pasien yang menggunakan anti-koagulan sistemik, seperti
aspirin. Argon laser dan Nd:YAG laser sama-sama dapat digunakan untuk iridektomi.
Komplikasi yang dapat terjadi pasca tindakan laser adalah corneal burn, kapsul anterior lensa
robek, perdarahan (biasanya tidak lama), tekanan intraokular meningkat pasca tindakan dan
inflamasi.
3. Bedah Iridektomi3,5
Iridektomi insisi dilakukan pada pasien yang tidak berhasil dengan tindakan laser
iridotomi. Seperti; ▪ Pada situasi iris tidak dapat dilihat dengan jelas karena edema kornea, hal
ini sering terjadi pada pasien glaukoma akut berat yang berlangsung 4 – 8 minggu. ▪ Sudut
bilik mata depan dangkal, dengan kontak irido-korneal yang luas. ▪ Pasien yang tidak
kooperatif. ▪ Tidak tersedianya peralatan laser

4. Ekstraksi lensa13 Terdapat beberapa studi yang membuktikan efektivitas ekstraksi lensa dalam
menurunkan dan mengontrol tekanan intraokular pasien dengan Primary Angle Closure
Glaucoma (PACG). Ekstraksi lensa sebaiknya dipertimbangkan pada kasus PACG terutama
yang disertai dengan hyperopia atau kondisi lensa yang cembung di anterior (anteriorly vaulted
lens)
15. Prognosis dan komplikasi?

Anda mungkin juga menyukai