“Corynebacterium diphtheriae”
OLEH:
NIM : 170610026
Bakteri anaerob adalah bakteri yang tumbuh dalam suasana kurang atau tidak ada
oksigen (O2). Keberadaan oksigen justru menyebab bakteri mati atau terhambat
pertumbuhannya. Hal ini dikarenakan dalam suasana ini akan terbentuk H2O2 yang bersifat
toksik terhadap bakteri.
Bakteri anaerob adalah patogen penting dalam banyak infeksi yang berbeda. Pertumbuhan
bakteri anaerob membutukan waktu beberapa hari untuk kultur bakteri dapat tumbuh. Biakan
harus ditempatkan dalam suatu lingkungan yang bebas oksigen setidaknya selama 48 jam
sebelum diperiksa pertumbuhannya. Isolasi anaerob membutuhkan metode yang tepat dalam
pengumpulan, transportasi dan kultur spesimen. Tidak tepatnya penggunaan salah satu
metode ini dapat menyebabkan pertumbuhan yang tidak sesuai dengan bakteri anaerob dan
akan berakibat pada terapi yang akan diterima oleh pasien. Pengobatan infeksi anaerob rumit
disebabkan lambatnya pertumbuhan organisme ini dan ketahanan pertumbuhan bakteri
anaerob terhadap antimikroba
Klasifikasi
- Anaerob Obligat, yaitu bakteri berspora yang hanya bisa tumbuh tanpa O2, O2 bersifat
toksik baginya. Contoh: Bacteroides, Clostridia, Peptostreptococcus, Pevotella,
- Anaerob Fakultatif, yaitu bakteri tidak berspora yang dapat tumbuh dengan atau tanpa
adanya O2, menggunakan O2 melalui proses fermentasi untuk mendapat energi. Bakteri ini
tumbuh sama baiknya atau lebih baik dalam kondisi anaerob dibandingkan aerob. Contoh:
Corynebacterium, Enterobactericeae, Staphylococcus, Streptococcus,
- Anaerob Aerotoleran, yaitu bakteri yang dapat tumbuh tanpa O2, tapi tidak mati bila
kontak dengan O2. Contoh: Lactobacillus, Propionibacteria
Tujuan
Mengetahui tehnik isolasi kuman-kuman anaerob yang sering menyebabkan penyakit infeksi.
• Inkubator
• Gaspack
• Anaerobic jar
• Katalis (paladium)
• Medium (Media Loeffler, Media Agar Telurit, Media Agar Darah)
• Cawan petri
3. Cara Kerja
A. Teknik Isolasi
Teknik isolasi yang paling mudah dilakukan adalah dengan menggunakan bejana anaerob.
Terdapat dua cara menggunakan bejana anaerob, yaitu:
1. Meletakkan gas-pak dalam bejana anaerob, yang berfungsi sebagai generator H2 dan CO2,
serta palladium sebagai katalisator.
2. Dengan bejana yang memiliki teknik evacuation-replacement, udara yang ada di dalam
bejana dikeluarkan dengan bantuan pompa hisap. Kemudian dimasukkan campuran gas H2
dan CO2 dengan perbandingan 9 : 1 dan palladium sebagai katalisator.
2. Buka pembungkus indikator (disposible anaerobic indicator) dan letakkan dalam bejana.
Indikator segera berubah menjadi biru begitu kontak dengan udara, tetapi akan hilang
warnanya dalam suasana anaerob.
3. Buka generator H2 dan CO2 (gas-pak), diaktifkan (dengan menambahkan 100 ml air) dan
letakkan dalam posisi tegak dalam bejana)
4. Bejana ditutup rapat, lalu diinkubasikan dalam inkubator. Pembacaan koloni dilakukan 24
jam kemudian. Bila pertumbuhan kurang baik inkubasi ulang dilakukan untuk 24 jam
berikutnya.
Ada beberapa perbenihan atau media yang digunakan untuk pembiakan atau isolasi
Corynebacterium diphtheriae, diantaranya :
b. Media Agar Telurit, selain sebagai media pengaya digunakan juga untuk mengisolasi
bakteri Corynebacterium diphtheriae yang selanjutnya akan ditanam untuk uji biokimia
(glukosa dan sukrosa)setelah proses inkubasi selama 18-24 jam pada suhu 37˚C. Selain
itu,media ini dapat digunakan untuk membedakan sub spesies Corynebacterium diphtheriae.
c. Media Agar Darah, digunakan untuk membiakkan bakteri lainnya karena infeksi
Streptococcus β -hemolyticus menyerupai penyakit difteria yang disebabkan infeksi
Corynebacterium diphtheriae.
4. Gambaran Mikroskopik
Corynebacterium Diphtheriae merupakan basilus yang pleomorfik yang berarti bahwa ada
variasi ukuran dan bentuk di antara individu sel dalam biakan murni.
Beberapa sel berbentuk lurus,ada pula yang bengkok atau berbentuk tongkat. Panjangnya
berkisar antara 1-8µm dan lebarnya antara 0,3-0,8µm. Umumnya sel membentuk sudut tegak
lurus satu terhadap yang lain. Ciri khas sel yang lebih tua ialah penampilannya yang
seperti butiran bila diwarnai dengan beberapa pewarna seperti biru metilen atau pewarna
Albert. Butiran-butiran tersebut menampakkan warna yang berbeda dengan zat warna yang
dipakainya, ini disebut butiran makromatik dan terdiri dari polimer polifosfat anorganik
Corynebacterium diphtheriae terdiri dari 3 sub spesies yaitu gravis, mitis, dan intermedius.
Di alam, bakteri ini terdapat dalamsaluran pernapasan, dalam luka-luka, pada kulit orang
yang terinfeksi, atau orang normal yang membawa bakteri ini.
Buku :
Johnson, Arthur dkk. 1994. Mikrobiologi dan Imunologi. Jakarta : Ninarupa Aksara.
Irianto Koes. 2007. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme. Bandung :CV. Yrama
Widya