Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

KULTUR BAKTERI ANAEROB

“Corynebacterium diphtheriae”

OLEH:

NAMA : HARIDA FITRI

NIM : 170610026

PEMBIMBING :dr. Juwita Sahputri, MKT

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2020
1. Dasar Teori

Bakteri anaerob adalah bakteri yang tumbuh dalam suasana kurang atau tidak ada
oksigen (O2). Keberadaan oksigen justru menyebab bakteri mati atau terhambat
pertumbuhannya. Hal ini dikarenakan dalam suasana ini akan terbentuk H2O2 yang bersifat
toksik terhadap bakteri.

Bakteri anaerob adalah patogen penting dalam banyak infeksi yang berbeda. Pertumbuhan
bakteri anaerob membutukan waktu beberapa hari untuk kultur bakteri dapat tumbuh. Biakan
harus ditempatkan dalam suatu lingkungan yang bebas oksigen setidaknya selama 48 jam
sebelum diperiksa pertumbuhannya. Isolasi anaerob membutuhkan metode yang tepat dalam
pengumpulan, transportasi dan kultur spesimen. Tidak tepatnya penggunaan salah satu
metode ini dapat menyebabkan pertumbuhan yang tidak sesuai dengan bakteri anaerob dan
akan berakibat pada terapi yang akan diterima oleh pasien. Pengobatan infeksi anaerob rumit
disebabkan lambatnya pertumbuhan organisme ini dan ketahanan pertumbuhan bakteri
anaerob terhadap antimikroba

 Klasifikasi

Bakteri anaerob dibagi menjadi:

- Anaerob Obligat, yaitu bakteri berspora yang hanya bisa tumbuh tanpa O2, O2 bersifat
toksik baginya. Contoh: Bacteroides, Clostridia, Peptostreptococcus, Pevotella,

- Anaerob Fakultatif, yaitu bakteri tidak berspora yang dapat tumbuh dengan atau tanpa
adanya O2, menggunakan O2 melalui proses fermentasi untuk mendapat energi. Bakteri ini
tumbuh sama baiknya atau lebih baik dalam kondisi anaerob dibandingkan aerob. Contoh:
Corynebacterium, Enterobactericeae, Staphylococcus, Streptococcus,

- Anaerob Aerotoleran, yaitu bakteri yang dapat tumbuh tanpa O2, tapi tidak mati bila
kontak dengan O2. Contoh: Lactobacillus, Propionibacteria

- Mikroaerofilik, yaitu bakteri yang membutuhkan O2 dengan konsentrasi rendah. Contoh:


Camphylobacter, H. pylory

 Tujuan

Mengetahui tehnik isolasi kuman-kuman anaerob yang sering menyebabkan penyakit infeksi.

2. Alat dan Bahan

• Biakan murni bakteri anaerob atau spesimen (Corynebacterium)

• Inkubator

• Gaspack

• Anaerobic jar

• Katalis (paladium)
• Medium (Media Loeffler, Media Agar Telurit, Media Agar Darah)

• Pipet tetes steril

• Cawan petri

• Indikator anaerobic (metilen blue, pewarnaan Albert, pewarnaan Neisser)

3. Cara Kerja

A. Teknik Isolasi

Teknik isolasi yang paling mudah dilakukan adalah dengan menggunakan bejana anaerob.
Terdapat dua cara menggunakan bejana anaerob, yaitu:

Ada dua cara :

1. Meletakkan gas-pak dalam bejana anaerob, yang berfungsi sebagai generator H2 dan CO2,
serta palladium sebagai katalisator.

2. Dengan bejana yang memiliki teknik evacuation-replacement, udara yang ada di dalam
bejana dikeluarkan dengan bantuan pompa hisap. Kemudian dimasukkan campuran gas H2
dan CO2 dengan perbandingan 9 : 1 dan palladium sebagai katalisator.

B. Cara Kerja Bejana Anaerob Menggunakan Gas-Pak

1. Masukkan perbenihan yang telah ditanamkan ke dalam bejana.

2. Buka pembungkus indikator (disposible anaerobic indicator) dan letakkan dalam bejana.
Indikator segera berubah menjadi biru begitu kontak dengan udara, tetapi akan hilang
warnanya dalam suasana anaerob.

3. Buka generator H2 dan CO2 (gas-pak), diaktifkan (dengan menambahkan 100 ml air) dan
letakkan dalam posisi tegak dalam bejana)

4. Bejana ditutup rapat, lalu diinkubasikan dalam inkubator. Pembacaan koloni dilakukan 24
jam kemudian. Bila pertumbuhan kurang baik inkubasi ulang dilakukan untuk 24 jam
berikutnya.

C. Pembiakan Atau Isolasi

Ada beberapa perbenihan atau media yang digunakan untuk pembiakan atau isolasi
Corynebacterium diphtheriae, diantaranya :

a. Media Loeffler, digunakan untuk menyuburkan bakeri sehingga akan memperlihatkan


gambaran huruf Cina dan granula Babes-Ernst (granula metakromatik) setelah dibuat
sediaan dari koloni yangterbentuk hasil inkubasi selama 18-24 jam pada suhu 37˚C.

b. Media Agar Telurit, selain sebagai media pengaya digunakan juga untuk mengisolasi
bakteri Corynebacterium diphtheriae yang selanjutnya akan ditanam untuk uji biokimia
(glukosa dan sukrosa)setelah proses inkubasi selama 18-24 jam pada suhu 37˚C. Selain
itu,media ini dapat digunakan untuk membedakan sub spesies Corynebacterium diphtheriae.

c. Media Agar Darah, digunakan untuk membiakkan bakteri lainnya karena infeksi
Streptococcus β -hemolyticus menyerupai penyakit difteria yang disebabkan infeksi
Corynebacterium diphtheriae.

4. Gambaran Mikroskopik

1. Pewarnaan Albert 2. Pewarnaan Neisser 3. Pewarnaan Gram

Hasil Pengamatan secara Mikroskopik

Pengamatan Pewarnaan Granula Pewarnaan Gram


Albert Neisser
Bentuk Batang Batang Batang
Warna Batang Biru Kehijauan Kuning Coklat Ungu
Susunan Seperti huruf cina atau membentuk huruf V, Tersebar
L, T

A. Karakteristik Corynebacterium Diphtheriae.

Corynebacterium Diphtheriae merupakan basilus yang pleomorfik yang berarti bahwa ada
variasi ukuran dan bentuk di antara individu sel dalam biakan murni.

Beberapa sel berbentuk lurus,ada pula yang bengkok atau berbentuk tongkat. Panjangnya
berkisar antara 1-8µm dan lebarnya antara 0,3-0,8µm. Umumnya sel membentuk sudut tegak
lurus satu terhadap yang lain. Ciri khas sel yang lebih tua ialah penampilannya yang
seperti butiran bila diwarnai dengan beberapa pewarna seperti biru metilen atau pewarna
Albert. Butiran-butiran tersebut menampakkan warna yang berbeda dengan zat warna yang
dipakainya, ini disebut butiran makromatik dan terdiri dari polimer polifosfat anorganik

B. Morfologi Corynebacterium Diphtheriae

Corynebacterium diphtheriae merupakan bakteri anaerobik fakultatif,


Gram positif (+) batang, berukuran panjang/pendek, besar/kecil, polymorph, tidak berspora,
tidak berkapsul, tidak bergerak, bergranula yang terletak di salah satu atau kedua ujung badan
bakteri.

Corynebacterium diphtheriae terdiri dari 3 sub spesies yaitu gravis, mitis, dan intermedius.
Di alam, bakteri ini terdapat dalamsaluran pernapasan, dalam luka-luka, pada kulit orang
yang terinfeksi, atau orang normal yang membawa bakteri ini.

Sub spesies Corynebacterium diphtheriae Koloni pada Agar Telurit

Corynebacterium diphtheriae Tipe gravis Pendek, pada pewarnaan merata, granula


metakhromatik sedikit, berbentuk pemukul
dan halter.
Corynebacterium diphtheriae Tipe mitis Panjang, terdapat banyak granula
metakhromatik, bentuk batang pleomorfik,
sel tersusun seperti huruf V dan W mirip
seperti tulisan kuno

Corynebacterium diphtheriae Tipe Panjang, pada pewarnaan tidak merata


intermedius dengan ujung menyerupai gada
DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Bonang G dan Enggar S. Koeswardono. 1982. Mikrobiologi Kedokteran Untuk Laboratorium


dan Klinik. Jakarta : PT Gramedia.

Johnson, Arthur dkk. 1994. Mikrobiologi dan Imunologi. Jakarta : Ninarupa Aksara.

Irianto Koes. 2007. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme. Bandung :CV. Yrama
Widya

Anda mungkin juga menyukai