Anda di halaman 1dari 25

Konjungtivitis Gonore

BELLA AMMARA KARLINDA

Anatomi Konjungtiva

Ket. Gambar :
(1) Limbus, (2) Konjungtiva Bulbi, (3) Konjungtiva Forniks,
(4) Konjungtiva Palpebra, (5) Pungtum Lakrimalis,
(6) Konjungtiva Marginalis

Histologi Konjungtiva

Lapisan epitel bertingkat


Lapisan Stroma (Substansia Propria)
Konjuntiva diasosiasikan dengan jaringan
limfoid

Kelenjar

VASKULARISASI

Vaskularisasi konjungtiva berasal dari 2 sumber, yaitu :

Arteri Palpebralis
Arteri Siliaris
Anterior

SISTEM LIMFATIK

Pleksus Superfisial
Pleksus Profunda

INERVASI

Fisiologi Konjungtiva

Sel epitel sebagai sumber sekresi elektrolit


dan air
Sel goblet sebagai sumber sekresi musin
Sistem pertahanan konjungtiva terhadap
infeksi

Definisi

Konjungtivitis gonore merupakan radang konjungtiva akut dan


hebat yang disertai dengan sekret purulen.

Konjungtivitis gonore adalah penyakit menular seksual yang


dapat ditularkan secara langsung dari transmisi genital-mata,
kontak genital-tangan-mata, atau tansmisi ibu-neonatus selama
persalinan.

Epidemiologi

Konjungtivitis gonore tersebar di seluruh dunia secara


endemik, termasuk di Indonesia. Pada umumnya
diderita oleh laki-laki muda usia 20 sampai 24 tahun
dan wanita muda usia 15 sampai 19 tahun.

Etiologi

Neisseria gonorrhoeae

Gonokok termasuk golongan diplokok berbentuk biji


kopi berukuran lebar 0,8U dan panjang 1,6U, bersifat
tahan asam dan Gram negatif, terlihat diluar dan
didalam leukosit, tidak tahan lama di udara bebas,
cepat mati dalam keadaan kering, tidak tahan suhu di
atas 39C dan tidak tahan zat desinfektan.

Neisseriae paling baik tumbuh pada kondisi aerob

Patofisiologi

Pada anak konjungtivitis gonore terjadi melalui jalan lahir pada


ibu yang menderita penyakit tersebut pada saat proses
persalinan yang jadi akibat rupturnya membran saat anak
kontak dengan serviks dan vagina ibu.

Pada bayi atau oftalmia neonatorum dan konjungtivits gonore


infantum (lebih dari 10 hari). Penyakit ini memiliki masa inkubasi
antara 15 jam 5 hari, yang disertai dengan perdarahan
subkonjuntiva, konjungtivitis kemotik yang memberikan sekret
purulen yang sangat padat.

Patofisiologi

Pada dewasa penyakit ini berlangsung selama 6 minggu. Perjalanan


penyakit pada orang dewasa secara umum, terdiri atas 3 stadium:

1. Infiltratif
2. Supuratif atau purulenta
3. Konvalesen
(penyembuhan)

Manifestasi klinis

Gejala subjektif : (-)

Gejala objektif :

Ditemukan kelainan bilateral beberapa hari setelah kelahiran (3-5 hari)


dengan sekret kuning kental, sekret dapat bersifat serous tetapi
kemudian menjadi kuning kental dan purulen. Kelopak mata
membengkak, sukar dibuka dan terdapat pseudomembran pada
konjungtiva tarsal. Konjungtiva bulbi merah, kemotik dan tebal. Keratits
mungkin ditemukan. Dan bisa terdapat infeksi gonokok pada tempat
lain seperti rhinitis dan proctitis.

Gejala Subjektif-Objektif
Pada dewasa biasanya terdapat pada
satu mata karna kontak dengan
genital atau kontak tangan-genital.
Pasien merasa nyeri dan panas pada
mata kadang terasa berpasir, mata
merah disertai banyak kotoran mata
yang awalnya encer kemudia menjadi
kental.
Kelopak mata bengkak dan kaku
sehingga sukar dibuka.
Dapat disertai dengan tanda-tanda
infeksi umum.

Pada orang dewasa tergantung dari


stadium penyakitnnya.
Kelopak mata bengkak dan eritema,
sekret banyak tidak sekental pada
bayi dan purulent, terdapat
pseudomembran pada konjungtiva
tarsal superior sedang kinjungtiva
bulbi merah, kemotik, dan menebal.
. erosi epitel kornea dampai ulkus
kornea perifer mungkin terjadi,
ditemukan adanya limfodenopati
disertai rasa sakit pada kelenjar
preaurikuler

Pemeriksaan penunjang

pemeriksaan sekret
dengan pewarnaan
metilen biru

diplokok yang
intraseluler sel epitel
dan lekosit,diplokok
ekstraseluler dengan
sifat gram negative

uji sensitivitas pada agar


merah dan coklat

Diagnosis banding

Diagnosis banding pada konjungtivitis gonore adalah


konjungtivitis yang disebabkan oleh bakteri lain maupun virus.

Sedangkan pada neonates diagnosis banding konjungtivits


gonore disebabkan oleh stafilokok, virus, maupun klamidia

Tatalaksana

Pasien dirawatdirumah sakit dan diisolasi, dibersihkan


dengan garam fisiologis, penisilin sodium G 100.000 unit/ml,
eritromisin topical, dan penisilin 4,8 juta unit dibagi 2 kali
sistemik. pada bayi penisilin diberikan 50.000 U/kgBB
selama 7 hari
Sekret dibersihkan dengan kapas yang dibasahi

Sekret dibersihkan dengan kapas yang dibasahi air bersih


(direbus) atau dengan garam fisiologik setiap jam,
kemudian diberi salep penisillin setiap jam. Penisillin tetes
mata dapat diberikan dalam bentuk larutan penisillin
(caranya : 10.000 20.000 unit/ml) setiap 1 menit sampai 30
menit. Kemudian salep diberikan setiap 5 menit selama 30
menit., disusul pemberian salep penisillin setiap 1 jam
selama

Pemberian salep bacitracin atau eritromisin setiap 2 jam pada 2-3 hari pertama
kemudian dilanjutkan 5 kali sehari selama 7 hari.

Antibiotika sistemik diberikan sesuai dengan pengobatan gonokok. Seperti sefalosporin


generasi ke3nseerti ceftriaxone, quinolone, dan beberapa makrolides sebagai
alternative. Lebih baik untuk meminta saran dari mikrobiologis ataupun urologis.
Penanganan rekomendasi untuk neonates adalah injeksi dosis tunggal im ceftriaxone
125 mg atau cefotaxime 25ml/kg atau im setiap 8-12 jam selama 7 hari.

Pencegahan

Pada bayi, membersihkan mata bayisegera setelah lahir, dengan


larutan borisi dan memberikan salep kloramfenikol.

Hendaknya menghindari persalinan lewat jalan lahir tetapi dengan


operasi section. Apabila anak terdeteksi menderita gonore maka
orang tuapun diberikan tatalaksana yang sesuai.

Pemberian 1g ceftriaxone iv satu kali pada pasien N.


gonorrheae sebelum terjadinya kontak pada mata.

Apabila sudah terdeteksi adanya salah satu dari penyakit menular


seksual, maka dilakukan pemeriksaan terhadap kemungkinan
penyakit menular seksual lain termasuk gonore

komplikasi

keratitis

Ulkus
kornea

Endoftalmiti
s
panoftalmiti
s

Kebutaan

perforasi

sepsis

arthritis

meningitis

pneumonia

Prognosis

Dengan terapi awal yang memadai dapat pulih


kembali dengan fungsi yang normal. Kebanyakan
infeksi gonokokal merespon dengan cepat
sefalosporin terapi.

Terapi yang tertunda dapat menyebabkan morbiditas


yang signifikan atau walau jarang ditemukan dapat
menyebabkan kematian.

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai