Anda di halaman 1dari 31

CHORIORETINITIS

Oleh:
IRKA GIBRIELA MIA, S.Ked
FAB 115 013

Pembimbing:
dr. NURIATUN, Sp.M
Korioretinitis adalah proses inflamasi yang melibatkan
saluran uveal mata.

Peradangan biasanya disebabkan oleh infeksi virus,


bakteri, atau protozoa bawaan pada neonatus.

Toksoplasma kongenital dan cytomegalovirus (CMV)


adalah etiologi yang paling sering

Angka kejadian korioretinitis adalah 64 per 100.000


populasi di Amerika.
ANATOMI TRAKTUS UVEALIS

Korpus
Iris Koroid
Siliaris
IRIS
perpanjangan korpus siliaris ke anterior

terletak bersambungan dengan


permukaan anterior lensa

memisahkan bilik mata depan dari bilik


mata belakang

mengendalikan banyak cahaya yang


masuk ke dalam mata.
KORPUS SILIARIS

terdiri atas zona anterior


membentang ke depan dari
yang berombak – ombak,
ujung anterior koroid ke
pars plicata, zona posterior
pangkal iris
yang datar, pars plana
KOROID

Merupakan segmen posterior uvea, di antara sklera dan retina

tersusun atas tiga lapis pembuluh darah koroid yaitu pembuluh


darah besar, sedang dan kecil.

Koroid di sebelah dalam dibatasi oleh membran Bruch dan di


sebelah luar oleh sklera

melekat erat ke posterior pada tepi – tepi nervus optikus.

Di sebelah anterior bergabung dengan korpus siliaris.


RETINA
RETINA
jaringan saraf semitransparan yang berlapis –
lapis melapisi dua pertiga posterior dinding
bola mata bagian dalam

Pada kutub posterior terdapat makula yang


merupakan daerah yang mengandung pigmen
luthein dan zeaxanthin

Di tengah makula, sekitar 3,5 mm dari papil


saraf optik terdapat fovea, yang memberikan
reflex pantulan sinar bila dilihat dengan
pemeriksaan oftalmoskopi
RETINA

sel kerucut  u/ tajam


penglihatan terbaik sentral
dan untuk penglihatan
warna (penglihatan fotopik).

sel batang,  untuk


penglihatan perifer dan
malam hari (penglihatan
skotopik)
KORIORETINITIS

• proses inflamasi yang


melibatkan saluran
uveal mata

Definis • inflamasi yang


mengenai koroid dan
retina, tetapi proses
i peradangan koroidnya
lebih menonjol daripada
peradangan pada retina
EPIDEMIOLOGI

29
64 kasus
per
Eropa korioretinitis
100.000
>> Amerika
populasi pada anak –
Serikat
di Amerika
anak di bawah 16 tahun
ETIOLOGI

Infeksi

Non-
infeksi
ETIOLOGI
• Mycobacterium tuberculosis • cytomegalovirus
• Yersinia enterolitica • herpes simpleks
• herpes zoster
• Rubella, HIV
• virus epstein barr

Bakteri Virus

Parasit Jamur
• Toxoplasma • Candidia,
• toxocara • Histoplasma
• cysticercus • Cryptococcus spesies
• onchoherca
ETIOLOGI

Keganasan

Autoimun
PATOFISIOLOGI

Bila terjadi di bagian perifer tidak mengganggu


Chorioretinitis terjadi akibat
tajam penglihatan. Tajam penglihatan terjadi
infeksi bakteri / reaksi Perubahan struktur uvea
akibat penyerbukan sel radang ke dalam badan
radang lainnya.
kaca atau media penglihatan.

Terbentuknya jaringan
fibroblast  akan
terbentuk jaringan Bila peradangan mengenai daerah macula
Radang sentral disebabkan infeksi lutea, maka penglihatan  cepat menurun
organisasi yang merusak
congenital akibat toxoplasmosis. tanpa terlihat tanda kelainan dari luar.
seluruh susunan jaringan
koroid dan retina.

Jaringan fibrosis ini akan berwarna


pucat putih. Warna putih ini juga
terjadi akibat sclera terlihat melalui
koroid yang menipis. bersama-sama
dengan keadaan ini terjadi pergeseran
pigmen koroid
MANIFESTASI KLINIS

Gejala Tanda
• ↓ Tajam penglihatan • Koroiditis
• Injeksi mata
• Nyeri • Retinitis
• Floaters • Vaskulitis
• Skotoma
• Fotopsia
• Metamorphosia
• Niktalopia
PEMERIKSAAN FUNDUSKOPI

Terlihat daerah meradang berwarna kuning akibat tertimbunnya sel radang. Pembuluh
darah retina akan terbungkus sel radang yang akan mengakibatkan warna pembuluh darah
ini tidak cerah lagi.
Syphilitic acute posterior placoid chorioretinitis in
nonimmunocompromised patients
Chorioretinitis in a patients with acquired immunodeficiency
syndrome (AIDS).
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pmx
Pmx Lab Tambahan
Titer
Darah
imunoglobuli
Lengkap
n

Fungsi ginjal Kultur

Fungsi Hepar
PENATALAKSANAAN

Sesuai kausa nya


ganciclovir

cidofovir
Virus valganciclovir

foscarnet
BAKTERI

Atovaquone 40 mg/kg/hari (KI anak – anak)

Azithromycin 5 mg / kg / hari

Trimethoprim-sulfametoksazol (40 mg / kg / hari / sulfametoksazol, dan


8 mg / kg / hari / trimethoprim)

M.Tuberculosis  Rifampisin 10 – 20 mg/kg/hari, Isoniazid 10 – 30


mg/kg/hari, Pyrazinamide 30 mg/kg/hari dan Etambutol 15 mg/kg/hari
JAMUR
• fluconazole 6-12 mg per kg / hari
candida spesies dan amphotericin B 0.75-1 mg
per kg / hari

• amphotericin B 0.75-1 mg per kg


histoplasmosis / hari

• amphotericin B 0.75-1 mg per kg


Cryptococcus / hari
spesies
PARASIT (TOXOPLASMOSIS)
Pyrimethamine 75- 100 mg dosis awal (2 hari)

Sulfadiazine 25-50 mg per hari sampai lesi sembuh (biasanya 4- 6 minggu)

2.0-4.0 g dosis awal (2 hari)

0.5-1.0 g qid sampai lesi sembuh (biasanya 4- 6 minggu)

Asam Folat 5 mg 3 kali seminggu selama terapi pyrimethamine

Prednisone 0.5-1 mg/kg per hari selama 3-6 minggu (dimulai pada hari ketiga)

Tapper off sesuai respon klinis; hindari penggunaan pada pasien

immunocompromised; hitung sel darah putih dan platelet setiap

minggu.
KOMPLIKASI

Virus yang mungkin


menjadi sumber
Pembengkakan
penyakit yang
Glaukoma sekunder (edema) di daerah
mungkin menjadi
pusat retina (makula)
resisten terhadap
obat antivirus
PROGNOSIS

rekurensi terus
menerus 
kerusakan
permanen

kebutaan
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai