JAWABAN : Kematian mendadak masih merupakan suatu komplikasi SKA yang sering terjadi: sebanyak 50% dari pasien-pasien dengan infark miokard elevasi segmen ST (ST elevation miokard infarction/STEMI) tidak dapat bertahan hidup, dengan sekitar dua per tiga kematian terjadi dalam waktu yang singkat setelah serangan dan sebelum dirawat di rumah sakit. Kematian biasanya berhubungan dengan infark miokard, untuk pra hospital disebabkan oleh VT/VF (aritmia maligna), untuk kematian di rumah sakit disebabkan oleh menurunnya curah jantung, gagal jantung kongnestif dan syok kardiogenik.
2. Pemeriksaan penunjang apa saja yang dapat memperkuat diagnosis ACS pada pasien? JAWABAN : Elektrokardiogram (EKG) untuk menilai gangguan pada jantung.
Pemeriksaan darah untuk mengukur peningkatan enzim jantung.
Rontgen dada untuk menilai gambaran jantung. Echocardiografi untuk mengevaluasi fungsi kerja jantung. Angiografi untuk menilai sumbatan pada arteri koroner.
3. Apakah bisa mendiagnosis ska tanpa ekg ?
a. Lokasi: substernal, retrosternal, dan prekordial. b. Sifat nyeri: rasa sakit, seperti ditekan, rasa terbakar, ditindih benda berat, seperti ditusuk, rasa diperas, dan dipelintir. c. Penjalaran: biasanya ke lengan kiri, dapat juga ke leher, rahang bawah, gigi, punggung/interskapula, perut, dan dapat juga ke lengan kanan. d. Nyeri membaik atau hilang dengan istirahat atau jika diberikan obat nitrat. e. Faktor pencetus: latihan fisik, stres emosi, udara dingin, dan sesudah makan. f. Gejala yang menyertai: mual, muntah, sesak napas, keringat dingin, cemas dan lemas.
4. Mengapa pada pasiennya ini mengalami hipotensi ?
Akibat infark di miokardium sehingga terjadi disfungsi miokardium dan menurunkan
cardic output serta menurunkan stroke volume sehingga terjadi hipotensi
5. Mengapa pasien acs bisa sampai mengalami syok ?
Karena pada pasien acs miokardiumnya mengalami disfungsi yang nanti akan mempengaruhi penurunan curah jantung dan penurunan stroke volume sehingga pasien mengalami hipotensi (ini merupakan salah satu tanda syok karena dengan adanya penurunan curah jantung dan stroke volume maka distribusi oksigen ke sel tidak adekuat) dan akibat hipotensi ini menyebabkan tekanan perfusi coroner menjadi menurun sehingga terjadi iskemia di miokardium dan lama kelamaan miokardium akan mengalami disfungsi secara progresif dan bisa menyebabkan kematian.