Anda di halaman 1dari 14

REFRAT STASE MATA

HORDEOLU
M
Rahma Pramatama Tameru (G991903048)
Kartika Calgary (G992003084)
M. Prasetya Wibowo (G991906022)

Pembimbing
dr. Andi Cleveriawan Arviputra, Sp.M
Anatomi Palpebrae

• Palpebra superior dan inferior adalah


modifikasi lipatan kulit yang dapat menutup
dan melindungi bola mata bagian anterior
• Palpebra terdiri atas lima bidang jaringan
utama. Dari superfisial ke dalam terdapat
lapis kulit, lapis otot rangka (orbikularis
okuli), jaringan areolar, jaringan fibrosa
(tarsus), dan lapis membran mukosa
(konjungtiva pelpebrae).
Anatomi Palpebrae

• Tepian palpebra dipisahkan oleh garis kelabu (batas


mukokutan) menjadi tepian anterior dan posterior.
• Tepian anterior terdiri dari bulu mata, glandula Zeiss dan
Moll.
• Glandula Zeiss adalah modifikasi kelenjar sebasea kecil
yang bermuara dalam folikel rambut pada dasar bulu mata.
• Glandula Moll adalah modifikasi kelenjar keringat yang
bermuara ke dalam satu baris dekat bulu mata.
• Tepian posterior berkontak dengan bola mata, dan
sepanjang tepian ini terdapat muara-muara kecil dari
kelenjar sebasesa yang telah dimodifikasi (glandula Meibom
atau tarsal).
Hordeolum

• Hordeolum adalah infeksi kelenjar pada palpebra.


• Hordeolum umumnya tampak sebagai suatu masa nodul
yang nyeri dan kemerahan di sekitar margo palpebra.
• Staphylococcus aureus adalah agen infeksi pada 90-
95% kasus hordeolum
• Dikenal 2 bentuk hordeolum, yaitu hordeolum internum
(infeksi kelenjar Meibom )dan eksternum (infeksi pada
kelenjar Zeiss atau Moll) .
Epidemiologi

• Hordeolum adalah penyakit yang umum terjadi, insidensi pastinya tidak diketahui.
• Setiap usia dan demografi dapat mengalami hordeolum dan terdapat sedikit
peningkatan insidensi pada pasien berusia 30 hingga 50 tahun. Orang dewasa
mungkin lebih rentan karena peningkatan viskositas sebum
• Insidensi tidak tergantung pada ras dan jenis kelamin.
• Pasien-pasien dengan kondisi penyakit kronis seperti dermatitis seboroik, diebetes
melitus, dan kadar kolesterol yang tinggi memiliki risiko yang lebih tinggi terkena
hordeolum.
Manifestasi Klinis

Tanda-tanda awal hordeolum adalah munculnya benjolan kecil dengan titik berwarna kekuningan di tengah benjolan
yang kemudian berkembang menjadi nanah dan melebar di sekitar area tersebut

benjolan pada kelopak bengkak yang terlokalisir


nyeri yang terlokalisir Kemerahan
mata atas ataupun bawah pada kelopak mata

kelopak mata yang lebih


Krusta pada tepi kelopak sensasi terbakar pada
rendah daripada kelopak Gatal
mata. permukaan mata
mata di sebelahnya

Rasa panas Mata berair Berkedip tidak enak Rasa kelilipan


Patogenesis

Infeksi umumnya muncul akibat penebalan, stasis, atau


keringnya sekresi kelenjar Zeis (menyekresikan sebum kelenjar kelenjar ini
dengan suatu kandungan antiseptik ), Kelenjar Moll mengalami suatu blokade
(memproduksi imunoglobulin A, mucin 1, dan lisosom), atau
kelenjar Meibom atau kebuntuan

gangguan pertahanan imun mata terjadinya suatu respons muncul suatu kantong
dan mengakibatkan terjadinya
infeksi bakteri (paling sering inflamasi yang ditandai berisi nanah atau terbentuk
Staphylococcus aureus ) infiltrasi leukosit abses
Diagnosis

• ditegakkan berdasarkan gejala dan tanda klinis yang muncul


pada pasien dan dengan melakukan pemeriksaan mata yang
sederhana (Visus dan refraksi, inspeksi mata, pemeriksaan
dengan slitlamp biomikroskop).
Diagnosis Banding

• Kalazion.
• Dakriosistitis.
• Selulitis preseptal.
• Konjungtivitis adenovirus.
• Karsinoma sel basal.
Tatalakasana

Non farmakologi
• Kompres hangat 4-6 kali sehari selama 15 menit tiap kalinya untuk membantu drainase. Lakukan
dengan mata tertutup.
• Bersihkan kelopak mata dengan air bersih ataupun dengan sabun atau sampo yang tidak
menimbulkan iritasi, seperti sabun bayi. Hal ini dapat mempercepat proses penyembuhan.
Lakukan dengan mata tertutup.
• Jangan menekan atau menusuk hordeolum, hal ini dapat menimbulkan infeksi yang lebih serius.
• Hindari pemakaian make-up pada mata, karena kemungkinan hal itu menjadi penyebab infeksi.
• Jangan memakai lensa kontak karena dapat menyebarkan infeksi ke kornea
Tatalakasana

Farmakologis
• Antibiotik diindikasikan bila dengan kompres hangat selama 24 jam tidak ada perbaikan dan bila
proses peradangan menyebar ke sekitar daerah hordeolum.
– Antibiotik topikal
• Bacitracin atau tobramicin salep mata diberikan setiap 4 jam selama 7-10 hari.
• eritromisin salep mata untuk kasus hordeolum eksterna dan hordeolum interna yang ringan.
– Antibiotik sistemik
• Diberikan bila terdapat tanda-tanda bakterimia atau terdapat tanda pembesaran kelenjar limfe di preauricular.
• ciprofloxacin 250-500 mg atau amoksisilin 3 kali sehari. (Ilyas dan Yulianti, 2015).
• Pada kasus hordeolum internum dengan kasus yang sedang sampai berat dapat diberikan cephalexin atau dicloxacilin 500 mg per
oral 4 kali sehari selama 7 hari.
• Bila alergi penisilin atau cephalosporin dapat diberikan clindamycin 300 mg oral 4 kali sehari selama 7 hari atau klaritromycin 500
mg 2 kali sehari selama 7 hari.
• Dapat diberikan analgesik bila disertai nyeri
Tatalakasana

Pembedahan
• Pada insisi hordeolum terlebih dahulu diberikan anestesi topikal dengan pantokain
tetes mata. Dilakukan anestesi filtrasi dengan prokain atau lidokain di daerah
hordeolum dan dilakukan insisi:
– Hordeolum internum dibuat insisi pada daerah fluktuasi pus, tegak lurus pada margo palpebra.
– Hordeolum eksternum dibuat insisi sejajar dengan margo palpebra.
• Setelah dilakukan insisi, dilakukan ekskohleasi atau kuretase seluruh isi jaringan
meradang di dalam kantongnya dan kemudian diberikan salep antibiotik.
Komplikasi dan Prognosis

• Komplikasi hordeolum adalah mata kering, simblefaron, abses, atau


selulitis palpebra yang merupakan radang jaringan ikat jarang
palpebra di depan septum orbita dan abses palpebra
• Prognosis umumnya baik, karena proses peradangan pada
hordeolum bisa mengalami penyembuhan dengan sendirinya,
asalkan kebersihan daerah mata tetap dijaga dan dilakukan
kompres hangat pada mata yang sakit serta terapi yang sesuai
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai