Anda di halaman 1dari 24

Tantri Alfionita 1820353950

Tri Purma Sari 1820353952


Uni Susan Nugrametalina 1820353954
Venna Elsa Vionita 1820353956
Wiryan Fitrah Adnien Utama 1820353963
Zia Anzar Watin 1820353968
Putri Faradila Aprilyani 1820353982
Yulian Chrisna Dyaswara 1820353987
Latar Belakang
• Kelainan yang didapat pada kelopak mata bermacam-macam, mulai dari yang
jinak sampai keganasan, proses inflamasi, infeksi mau pun masalah struktur
seperti ektropion, entropion dan blepharoptosis. Untungnya, kebanyakan dari
kelainan kelopak mata tidak mengancam jiwa atau pun mengancam
penglihatan.

• Salah satu kelainan pada kelopak mata ialah Hordeolum eksternum, merupakan
benjolan di kelopak mata yang disebabkan oleh peradangan di folikel atau
kantong kelenjar yang sempit dan kecil yang terdapat di akar bulu mata, bila
terjadi di daerah ini penyebab utamanya adalah infeksi bakteri. Kalazion adalah
benjolan di kelopak mata yang disebabkan peradangan di kelenjar minyak
(meibom), baik karena infeksi maupun reaksi peradangan akibat alergi.
Hordeolum atau timbil adalah suatu infeksi pada satu atau beberapa kelenjar di
tepi atau bawah kelopak mata. Bisa terbentuk lebih dari satu hordeolum pada
saat yang bersamaan. Hordeolum biasanya timbul dalam beberapa hari dan bisa
sembuh secara spontan.
DEFINISI
Hordeolum adalah infeksi supuratif akut kelenjar kelopak mata yang biasanya disebabkan
oleh stafilokokkus

Berdasarkan tempatnya, hordeolum terbagi menjadi 2 jenis :


• Hordeolum interna, terjadi pada kelenjar Meibom. Pada hordeolum interna ini benjolaN
mengarah ke konjungtiva (selaput kelopak mata bagian dalam).
• Hordeolum eksterna, terjadi pada kelenjar Zeis
dan kelenjar Moll. Benjolan nampak dari luar
pada kulit kelopak mata bagian luar (palpebra).
ETIOLOGI
Biasanya disebabkan oleh kuman Stafilokokus
(Staphylococcus aureus adalah penyebab pada 90 – 95% kasus).
Biasanya dapat dicetuskan oleh stress, nutrisi yang buruk,
penggunaan pisau cukur yang sama untuk mencukur rambut
disekitar mata dan kumis atau tempat lain. Infeksi ini mudah
menyebar, sehingga diperlukan pencegahan terutama mengenai
kebersihan individual.Yaitu dengan tidak menyentuh mata yang
terinfeksi, pemakaiankosmetik bersamasama, pemakaian handuk
dan washcloth bersama-sama. Data epidemiologi internasional
menyebutkan bahwa hordeolum merupakan jenis penyakit infeksi
kelopak mata yang paling sering ditemukan pada praktek
kedokteran.Insidensi tidak bergantung pada ras dan jenis kelamin.
Dapat mengenai semua usia, tapi lebih sering padaorang dewasa,
kemungkinan karena kombinasi dari beberapa faktor seperti
tingginya levelandrogen dan peningkatan insidensi meibomitis dan
rosacea pada dewasa
PATOFISIOLOGI
• Apabila bakteri stafilokokkus minyerang kelenjar Zeis atau moll maka akan
membentuk abses kearah kulit palbebra yang biasanya disebut hordeolum
eksternum.
• Patogenesis terjadinya hordeolum eksterna diawali dengan pembentukan nanah
dalam lumen kelenjar oleh infeksi Staphylococcus aureus. Biasanya mengenai
kelenjar Zeis dan Moll.Selanjutnya terjadi pengecilan lumen dan statis hasil
sekresi kelenjar. Statis ini akan mencetuskan infeksi sekunder oleh
Staphylococcus aureus. Terjadi pembentukan nanah dalam lumen kelenjar.
Secara histologis akan tampak gambaran abses, dengan ditemukannya PMN
dandebris nekrotik.
• Hordeolum interna terjadi akibat adanya infeksi sekunder kelenjar Meibom
dilempeng tarsal.Hordeolum memberikan gejala radang pada kelopak mata
seperti bengkak, mengganjal dengan rasa sakit, merah, dan nyeri bila
ditekan.Hordeolum internum biasanya berukuran lebih besar dibanding
hordeolum eksternum.Adanya pseudoptosis atau ptosis terjadi akibat bertambah
beratnya kelopak sehingga sukar diangkat.Pada pasien dengan hordeolum,
kelenjar preaurikel biasanya turut membesar. Sering hordeolum ini membentuk
abses dan pecah dengan sendirinya.
TANDA DAN GEJALA
• Pembengkakan
• Nyeri pada kelopak mata
• Kalau menunduk rasa sakit bertambah
• Tampak suatu benjolan setempat
• Warna kemerahan
• Nyeri tekan
• Mata terkadang berair
• Peka terhadap cahaya terang dan penderita merasa ada sesuatu
di matanya
• Pembengkakan pada sebagian kelopak mata atau kadang
seluruh kelopak membengkak
• Ditengah daerah yang membengkak seringkali bintik kecil yang
berwarna kekuningan
PENATALAKSANAAN
Pada umumnya hordeolum dapat sembuh sendiri (self-limited) dalam 1-2
minggu. Namun tak jarang memerlukan pengobatan secara khusus, obat topikal
(salep atau tetes mata antibiotik) maupun kombinasi dengan obat antibiotika oral
(diminum). Urutan penatalaksanaan hordeolum adalah sebagai berikut :
• Kompres hangat selama sekitar 10-15 menit, 4 kali sehari.
• Antibiotik topikal (salep, tetes mata), misalnya: Gentamycin, Neomycin, Polimyxin
B, Chloramphenicol, Dibekacin, Fucidic acid, dan lain-lain. Obat topikal digunakan
selama 7-10 hari, sesuai anjuran dokter, terutama pada fase peradangan.
• Antibiotika oral (diminum), misalnya: Ampisilin, Amoksisilin, Eritromisin, Doxycyclin.
Antibiotik oral digunakan jika hordeolum tidak menunjukkan perbaikan dengan
antibiotika topikal. Obat ini diberikan selama 7-10 hari. Penggunaan dan pemilihan
jenis antibiotika oral hanya atas rekomendasi dokter berdasarkan hasil
pemeriksaan.
• Adapun dosis antibiotika pada anak ditentukan berdasarkan berat badan sesuai
dengan masing-masing jenis antibiotika dan berat ringannya hordeolum.
• Obat-obat simptomatis (mengurangi keluhan) dapat diberikan untuk meredakan
keluhan nyeri, misalnya: asetaminofen, asam mefenamat, ibuprofen, dan
sejenisnya.
Lanjutan..
• Pada nanah dan kantong nanah tidak dapat keluar dilakukan insisi. Pada insisi
hordeolum terlebih dahulu diberikan anestesia topikal dengan pentokain tetes
mata. Dilakukan anestesi infiltrasi dengan prokain atau lidokain di daerah
hordeolum dan dilakukan insisi apabila :
• - Hordeolum internum dibuat insisi pada daerah fluktuasi pus, tegak lurus pada
margo palpebra.
• - Hordeolum eksternum dibuat insisi sejajar dengan margo palpebra.
• Setelah dilakukan insisi dilakukan ekskohleasi atau kuretase seluruh isi jaringan
meradang di dalam kantongnya dan kemudian diberi salep antibiotik.
• Diberikan anestesi setempat dengan tetes mata Pantokain.Kalau perlu diberikan
anestesi umum, misal pada anak-anak atau orang-orang yang sangat takut
sebelum diberi anestesi umum.
• Untuk lokal anestesi bisa dipakai prokain 2% dilakukan secara infiltratif dan tetes
mata Pantocain 2%.
• Pada hordeolum internum insisi dilakukan pada konjungtiva, kearah muka dan
tegak lurus terhadapnya (vertikal) untuk menghindari banyaknya kelenjar-kelenjar
yang terkena.
• Pada bordeolum ekstrnum arah insisi horisontal sesuai dengan lipatan kulit.
• Antibiotika topikal (neomycin, polirnyxin B, gentamycin) selama 7 -10 hari, bila
dipandang perlu dapat ditambahkan antibiotika sistemik, misal Ampisillin 4 x 250
mg per-oral/hari
PROGNOSIS
• Hordeola biasanya sembuh spontan dalam waktu 1-2
minggu.Resolusi lebih cepat dengan penggunaan
kompres hangat dan ditutup yang bersih.Hordeola
Internal terkadang berkembang menjadi chalazia, yang
mungkin memerlukan steroid topikal atau intralesi atau
bahkan insisi dan kuretase.
PENCEGAHAN
• Selalu mencuci tangan terlebih dahulu sebelum menyentuh
kulit di sekitar mata
• Bersihkan minyak yang berlebihan di tepi kelopak mata secara
perlahan.
• Jaga kebersihan wajah dan membiasakan mencuci tangan
sebelum menyentuh wajah agar hordeolum tidak mudah
berulang.
• Usap kelopak mata dengan lembut menggunakan washlap
hangat untuk membersihkan ekskresi kelenjar lemak.
• Jaga kebersihan peralatan make-up mata agar tidak
terkontaminasi oleh kuman.
• Gunakan kacamata pelindung jika bepergian di daerah
berdebu. *misalnya di jalanan pedesaan
Ajuran untuk penderita
• Hindari mengucek-ucek atau menekan hordeolum.
• Jangan memencet hordeolum. Biarkan hordeolum pecah
dengan sendirinya, kemudian bersihkan dengan kasa
steril ketika keluar nanah atau cairan dari hordeolum.
• Tutup mata pada saat membersihkan hordeolum.
• Untuk sementara hentikan pemakaian make-up pada
mata.
• Lepaskan lensa kontak (contact lenses) selama masa
pengobatan.
KASUS
Seorang wanita muda (anak kos) berumur 22 tahun datang
ke Apotek dengan keluhan di matanya terdapat timbil/ bintit
pada pinggir kelopak mata sebelah kanan (hordeolum
eksterna), sudah 3 hari ini, setelah setiap hari makan telur
selama 2 minggu. Sebelumnya wanita ini sudah pernah
mengalami bintilan disebabkan oleh hal yang sama. Dan
sudah pernah diresepkan oleh dokter obat Erlamycetin.
SIMULASI SWAMEDIKASI di APOTEK
Apoteker : Selamat siang mbak. Perkenalkan saya xxxxx , Apoteker di
Apotek Farma ini, ada yang bisa saya bantu mbak? (sambil
tersenyum)
Pasien : Iya mbak selamat siang.. begini mbak saya mau mencari
obat buat mata saya
Apoteker : Iya? Matanya terkena apa ya mbak?
Pasien : Ini, ada bintilan di pinggir kelopak mata saya.
Apoteker : Dimana mbak? Mata sebelah mana?
Pasien : Di sebelah mata kanan mbak
Apoteker : Matanya seperti itu sudah berapa lama ya mbak?
Pasien : Baru 3 hari ini kok mbak.
Apoteker : Rasanya seperti apa mbak?
Pasien : Kelopak mata saya terasa bengkak dan nyeri jika diraba,
terus seperti ada yang mengganjal di mata terus pas saya
ngaca ada bintilan seperti ini di mata saya.
Apoteker : Terus itu kadang-kadang keluar kotorannya gak mbak?
Pasien : Iya mbak terkadang keluar kotoran mata agak banyak.
Apoteker : Kira-kira terkena apa ya mbak?
Pasien : Wah kurang tau saya, tiba-tiba pas saya bangun tidur ada bintil di
mata saya
Apoteker : Mbak punya alergi? Atau sering memakai eyeliner, eye shadow dan
sering tidak membersihkan?
Pasien : Tidak ada mbak. Tapi sepertinya gara-gara saya sering makan telur
deh
Apoteker : Hmm makan telurnya setiap hari? Atau berapa lama?
Pasien : Hehehe kayaknya tiap hari, sudah 2 mingguan kayaknya. Masa
saya alergi telur?
Apoteker : Kurang tau sih mbak, tapi bisa juga karena mbak sering makan
telur itu, jadi tiba-tiba ada bintil di mata.
Apa sebelumnya mbak pernah mengalami hal serupa?
Pasien : Pernah mbak, saya pernah bintilan juga gara-gara keseringan
makan telur, saya suka telur soalnya mbak, apalagi saya anak kos
Apoteker : Berarti sudah pernah mendapatkan obat? Obat dari dokter maupun
apotek?
Pasien : Sudah, saya lupa apa ya namanya, obatnya dari dokter, warnanya
putih. Mbak kasih saya pilihan obat dulu saja, nanti saya bisa tau
yang mana
Apoteker : Obatnya dalam sediaan tetes mata atau salep mata?
Pasien : Salep mata mbak
Apoteker : Baik, sebentar saya ambilkan obatnya
Pasien : Iya mbak

Apoteker kembali dengan membawa 2 pilihan obat Pilihan obat :


Erlamycetin dan Ikamicetin)

Apoteker : Mbak, ini ada 2 obat yang saya ambil. Disini apakah ada obat yang
pernah diresepkan dokter tersebut? (Pilihan obat : Erlamycetin dan
Ikamicetin)
Pasien : Oh ya, yang ini mbak (sambil menunjuk Erlamycetin)
Apoteker : Baik, yang Erlamycetin ini harganya Rp 6000,-. Untuk penggunaannya
apakah mbak sudah jelas atau perlu saya jelaskan lagi?
Pasien : Okey mbak Rp 6000,- ya? (sambil menyerahkan uang Rp 6000,-)
Minta tolong dijelaskan saja mbak, saya lupa berapa kali atau gimana ya
Apoteker : Iya mbak, sebentar saya ambil kembaliannya ya
Pasien : Iya.
Apoteker : Kalau begitu saya jelaskan dulu cara penggunaannya ya. Salep ini
digunakan 3-4 kali sehari untuk mata yang bintilan, kalau untuk mbak,
yang sebelah kanan ya. Untuk penggunaan salep mata, dengan cara :
1. Cucilah tangan anda dengan air dan sabun.
2. Hindari kontak langsung ujung tube dengan mata, tangan atau permukaan lainnya.

3. Condongkan kepala ke belakang, tarik kelopak bawah mata


menggunakan jari telunjuk sehingga kelopak mata membentuk
kantong.

4. Pegang tube salep dengan menggunakan tangan yang


lainnya sedekat mungkin dengan kelopak mata tanpa
menyentuhnya. Oleskan salep ke dalam kantong mata
tersebut sepanjang kira-kira 1 cm.

5. Kedipkan mata secara perlahan, kemudian tutup selama 1-2 menit. Bersihkan
salep mata berlebih pada wajah dengan tisu.
6. Untuk menghindari kontaminasi, segera pasang kembali tutup tube. Cucilah
tangan anda dengan air dan sabun untuk membersihkan sisa obat yang mungkin
menempel.
Pasien : Oh iya, berarti saya sudah benar cara menggunakannya
Apoteker : Iya, apa ada yang ingin ditanyakan?
Pasien : Salepnyaga harus habis kan mbak?
Apoteker : Ooo ini tidak perlu sampai habis, kalau misalkan bintilennya sudah
sembuh bisa dihentikan terus kalau misalkan setelah 1 minggu
penggunaan tidak sembuh, mbak langsung periksa ke dokter mata aja
ya mbak, jangan dibiarin. Dan jangan makan telur dulu, makan
makanan yang banyak sayurnya, cari makan yang lain ya disekitar
kosnya, jangan makan telur setiap hari, ayam setiap hari, sebaiknya
menunya diganti-ganti.
Pasien : Iya mbak OK
Apoteker : Baik, boleh minta tolong untuk diulang penjelasannya mbak?
Pasien : Oh iya, Salep ini digunakan 3-4 kali sehari untuk mata yang terkena
bintilan, ini berarti sebelah kanan. Untuk penggunaan salep mata,
dengan cara :
1. Cucilah tangan anda dengan air dan sabun.
2. Hindari kontak langsung ujung tube dengan mata, tangan atau permukaan lainnya.

3. Condongkan kepala ke belakang, tarik kelopak bawah mata


menggunakan jari telunjuk sehingga kelopak mata
membentuk kantong.

4. Pegang tube salep dengan menggunakan tangan yang


lainnya sedekat mungkin dengan kelopak mata tanpa
menyentuhnya. Oleskan salep ke dalam kantong mata
tersebut sepanjang kira-kira 1 cm.

5. Kedipkan mata secara perlahan, kemudian tutup selama 1-2 menit. Bersihkan
salep mata berlebih pada wajah dengan tisu.
6. Untuk menghindari kontaminasi, segera pasang kembali tutup tube. Cucilah
tangan anda dengan air dan sabun untuk membersihkan sisa obat yang
mungkin menempel.
Terus obatnya tidak perlu sampai habis, kalau misalkan bintilennya sudah
sembuh bisa dihentikan terus kalau misalkan setelah 1 minggu
penggunaan tidak sembuh, langsung periksa ke dokter mata aja. Terus
tidak boleh makan telur terlebih dahulu untuk saat ini, banyak makan
sayuran

Apoteker : Iya mbak sudah betul.


Pasien : Okey mbak, Terima kasih
Apoteker : Sama-sama, semoga lekas sembuh mbak
Deskripsi obat
• Erlamycetin (chloramfenikol)
• Indikasi: Blepharitis, catarrhae, conjunctivitis bernanah, traumatic keratitis,
trachoma, ulcerative keratitis, dan sebagainya
• Kontraindikasi: Penderita yang lewat peka terhadap Cholamphenicol
• Komposisi: Tiap gram salep mata ERLAMYCETIN mengandung:
• 10 mg Cloramphenicol base dalam basis salep mata yang sesuai
• Aksi dan Pemakaian: Chloramphenicol adalah antibiotika spectrum luas, bersifar
bakteriostatika terhadap beberapa spesies dan pada keadaan tertentu bekerja
sebagai bakterside, dan oleh karena itu salep mata ERLAMYCETIN sangat ideal
bagi pengobatan infeksi mata. Chloramfenicol base mengahambat sintesa protein
dengan cara mengganggu transfer asam amino yang diaktifkan yang terbukti pada
bakteria.
• Aturan pakai: Oleskan pada mata yang sakit 3-4 kali sehari selama 10 sampai 15
hari, atau menurut petunjuk dokter
• Cara Penyimpanan: Disimpan ditempat yang sejuk dan kering
• Kemasan: Dalam tube berisi 3,5 gram salep mata ERLAMYCETIN
• Jenis: Tube
• Produsen: PT Erela
• Harga: Sekitaran Rp 6.000.-
• Kandungan Chloramphenicol /
Kloramfenikol.
IKAMICETIN • Indikasi: Konjungtivitis (radang
selaput ikat mata), blefaritis (radang
kelopak mata), keratitis (radang
selaput bening/kornea mata),
keratokonjungtivitis (radang kornea
dan selaput ikat mata), dakriosistitis
(radang kantung iar mata).
• Kontraindikasi: Hipersensitivitas.
• Perhatian: Pertumbuhan berlebihan
bakteri yang resisten terhadap
Kloramfenikol.
• Efek samping: Reaksi alergi,
superinfeksi, hipoplasia sumsum
tulang termasuk anemia aplastik.
• Kemasan: Salep mata 1 % x 3,5
gram.
• Pabrik: Ikapharmindo.
KESIMPULAN
Hordeolum merupakan infeksi lokal atau proses
peradangan pada kelopak mata. Bila kelenjar Meibom yang
terkena disebut hordeolum internum, sedangkan bila
kelenjar Zeiss atau Moll yang terkena maka disebut
hordeolum eksternum. Staphylococcus aureus adalah
agent infeksi pada 90-95% kasus hordeolum. Gejala dan
tanda hordeolum antara lain bengkak, nyeri pada kelopak
mata, perasaan tidak nyaman dan sensasi terbakar pada
kelopak mata, memiliki riwayat penyakit yang sama,
eritema, edem, nyeri bila ditekan di dekat pangkal bulu
mata. Seperti gambaran absces kecil. Penatalaksanaan
terdiri dari perawatan umum seperti kompres hangat,
antibiotik topikal atau pun sistemik dan pembedahan.

Anda mungkin juga menyukai