Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN KASUS

HORDEOLUM

Disusun oleh :
Maria Magdalena Tiansy Meko, S.Ked

 Pembimbing :
dr. Eunike Cahyaningsih, Sp. M
dr. Komang Dian Lestari, Sp. M

SMF/ BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA
RSUD PROF. DR. W. Z. JOHANNES
KUPANG
2021
ANATOMI PALPEBRA

Palpebra superior dan inferior adalah modifikasi lipatan kulit yang dapat menutup
dan melindungi bola mata bagian anterior. Mekanisme berkedip melindungi kornea
dan konjungtiva dari dehidrasi. Palpebra superior berakhir pada alis mata, palpebra
inferior menyatu dengan pipi.
ANATOMI PALPEBRA
Kulit

• Kulit pada palpebra berbeda dari kulit bagian lain tubuh karena tipis, longgar, dan elastis, dengan
sedikit folikel rambut, tanpa lemak subkutan.

Musculus orbikularis okuli

• Fungsi otot ini adalah untuk munutup palpebra. Serat ototnya mengelilingi fissura palpebra secara
konsentris dan meluas sedikit melewati tepian orbita. Sebagian serat berjalan ke pipi dan dahi. Bagian
otot yang terdapat di dalam palpebra dikenal sebagai bagian pratarsal bagian diatas septum orbitae
adalah bagian praseptal. Segmen luar palpebra disebut bagian orbita. Orbikularis okuli dipersarafi oleh
nervus facialis.

Jaringan areolar

• Terdapat di bawah muskulus orbikularis okuli, berhubungan dengan lapisan subaponeurotik dari kulit
kepala.

Jaringan fibrosa (tarsus)

• Struktur penyokong utama dari palpebra adalah lapis jaringan fibrosa padat yang disebut tarsus
superior dan inferior. Tarsus terdiri atas jaringan penyokong kelopak mata dengan kelenjar Meibom (40
buah di kelopak atas dan 20 buah di kelopak bawah).

Konjungtiva palpebrae

• Bagian posterior palpebrae dilapisi selapis membran mukosa, konjungtiva palpebra, yang melekat erat
pada tarsus.
DEFINISI

Hordeolum adalah infeksi satu atau lebih kelenjar pada palpebra. Bila
kelenjar Meibom yang terkena, timbul pembengkakan yang disebut
hordeolum internum. Sedangkan hordeolum eksternum yang lebih
superfisial adalah infeksi kelenjar Zeiss atau Moll.
Klasifikasi
• Hordeolum
eksternum
• Hordeoulum
internum
Hordeolum eksternum

Hordeolum eksternum Pada hordeolum eksternum, nanah dapat keluar


dari pangkal rambut. Tonjolannya ke arah kulit,
merupakan infeksi pada kelenjar Zeiss
mengikuti pergerakkan kulit dan mengalami
atau Moll dengan penonjolan supurasi serta dapat pecah dengan sendirinya.
terutama ke daerah kulit kelopak
mata.

Hordeolum Eksternum
Hordeolum internum

Hordeolum internum merupakan infeksi Pada hordeolum internum, benjolan menonjol


kelenjar Meibom yang terletak di dalam ke arah konjungtiva dan tidak ikut bergerak
tarsus dengan penonjolan terutama ke dengan pergerakan kulit, serta jarang
daerah konjungtiva tarsal. Hordeolum mengalami supurasi dan tidak pecah dengan
sendirinya.
internum biasanya berukuran lebih besar
dibandingkan hordeolum eksternum.

Hordeolum Internum
Etiologi
Infeksi oleh bakteri Staphylococcus aureus.
Selain itu bisa juga disebabkan oleh Staphylococcus epidermidis.
PATOGENESIS

Hordeolum eksternum timbul dari blokade dan infeksi dari


kelenjar Zeiss atau Moll. Hordeolum internum timbul dari infeksi
pada kelenjar Meibom yang terletak di dalam tarsus. Obstruksi
dari kelenjar-kelenjar ini memberikan reaksi pada tarsus dan
jaringan sekitarnya.
PENATALAKSANAAN

• Pada umumnya hordeolum dapat sembuh sendiri (self-limited)


dalam 1-2 minggu

Non Medikamentosa • Kompres hangat selama sekitar 10-15 menit, 4 kali sehari.

• Antibiotik topikal (salep, tetes mata) misalnya: Gentamycin,


Neomycin, Polimyxin B, Chloramphenicol, Dibekacin, Fucidic acid,
Oxytetracycline. Obat topikal digunakan selama 7-10 hari.
• Antibiotika oral (diminum), misalnya: Ampisilin, Amoxicilin,
Eritromisin, Doxycyclin, streptomycin. Antibiotik oral digunakan
Medikamentosa
jika hordeolum tidak menunjukkan perbaikan dengan antibiotik
atopikal. Obat ini diberikan selama 7-10 hari.
• Obat-obat simptomatis (mengurangi keluhan) dapat diberikan
untuk meredakan keluhan nyeri, misalnya : Asetaminofen, Asam
mefenamat, Ibuprofen, dan sejenisnya.
PEMBEDAHAN

Hordeolum internum dibuat insisi pada daerah fluktuasi


pus, tegak lurus pada margo palpebra.

Hordeolum eksternum dibuat insisi sejajar dengan


margo palpebra. Setelah dilakukan insisi, lakukan
ekskohleasi atau kuretase seluruh isi jaringan meradang
di dalam kantongnya dan kemudian diberi salep
antibiotic.
PROGNOSIS

Prognosis umumnya baik, karena proses


peradangan pada hordeolum bisa mengalami
penyembuhan dengan sendirinya. Namun pada
banyak kasus, hordeolum dapat terjadi berulang.
Oleh karena itu, kebersihan daerah mata harus
tetap dijaga dan dilakukan kompres hangat pada
mata yang sakit serta terapi yang sesuai.
Laporan Kasus

– Nama : Ny. SB
– Tanggal lahir : 2 Januari 1987
– Umur : 34 tahun
– Jenis Kelamin : Perempuan
– Alamat : Oepoi
– Pekerjaan : Bidan
– Agama : Kristen Protestan
– Tanggal pemeriksaan : 3 Februari 2021
– Nomor MR : 208909
Kondisi mata pasien

Mata Kanan Pasien


ANAMNESIS

Seorang wanita usia 34 tahun datang dengan keluhan


dialami sejak ±2 minggu yang lalu yaitu timbul benjolan di
mata kanan bawah. Tapi sejak 1 minggu yang lalu benjolan
semakin terasa membesar, pasien merasa tidak nyaman
dengan kondisi ini. Tidak nyeri, tidak gatal, tidak berair, dan
tidak merah. Pasien tidak menggunakan contact lens.
Pasien tidak ada menukar kosmetik. Penglihatan terhalang
tidak ada. Pasien sering mengendarai motor tanpa helm.
– Riwayat bengkak pada kelopak mata sebelumnya : tidak ada.
– Riwayat trauma mata sebelumnya : tidak ada.
– Riwayat operasi mata sebelumnya : tidak ada.
– Riwayat diabetes mellitus dan kolesterol tinggi sebelumnya : tidak ada.
– Riwayat alergi makanan atau obat : tidak ada.
– Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada
– Riwayat pengobatan: tidak ada
Pemeriksaan fisik

TANDA TANDA VITAL Status oftalmologis :


Tanda-tanda Vital: OD :
Nadi : 75 x/menit Benjolan di palpebra inferior dengan diameter ± 2,5 mm,
RR : 20x/menit nyeri tekan (-), tidak mobile.
Suhu : 36,9 0 C Hiperemi (+)
SpO2 : 99% Edema (+)
Tekanan darah: 120/70 mmHg

OS :
Benjolan di palpebra (-)
Hiperemi (-)
Edema (-)
Nyeri tekan (-)
DIAGNOSIS OD : Hordeolum Internum Palpebra Inferior

TERAPI Mata dikompres hangat 4-6 kali sehari selama 15 menit

Amoxicilin tablet 500 mg, 3x1, No. XV

Oxytetrasiklin salep mata, 3x1, No. I

PROGNOSIS Dubia Ad Bonam


Pembahasan
Diagnosis pada pasien ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan oftalmologi. Dari anamnesis
pada pasien ini didapatkan data berupa adanya benjolan pada kelopak mata kanan bawah. Benjolan ini
awalnya kecil berwarna kemerahan dan bengkak pada kelopak mata kanan. Benjolan ini kemudian semakin
membesar. Keadaan ini sesuai dengan kepustakaan yang mengatakan bahwa hordeolum awalnya hanya
berupa benjolan kecil yang berwarna kemerahan yang makin lama makin membesar. Benjolan ini menjadi
besar dan mengalami reaksi radang akibat infeksi kuman stafilokokus atau streptokokus pada kelenjar
Meibom.

Dari pemeriksaan oftalmologi didapatkan adanya edema dan hiperemi pada palpebra inferior okulus
dextra. Benjolan menonjol ke arah kulit konjungtiva tarsal tanpa pergerakan kulit. Hal ini sesuai dengan
kepustakaan yang menyatakan bahwa hordeolum internum merupakan infeksi pada kelenjar Meibom
sehingga ia bertumbuh ke arah konjungtiva tarsal dan tidak ikut bergerak dengan pergerakan kulit.

Penanganan pada pasien yaitu dengan kompres hangat yang dilanjutkan dengan pemberian antibiotik
topical dan antibiotic oral berupa oxytetraxicline dan amoxicillin. Maksud pemberian kompres hangat yaitu
untuk mempercepat peradangan kelenjar sampai nanah keluar. Sedangkan pemberian antibiotika oral
adalah untuk mengobati infeksi akibat kuman stafilokokus. Apabila dengan terapi konservatif tidak ada
perbaikan atau nanah tidak dapat keluar maka dapat dilakukan tindakan operatif berupa insisi untuk
mengeluarkan nanah pada benjolan, diteruskan kuretase seluruh isi jaringan meradang di dalam
kantongnya
PENUTUP

Telah dilaporkan sebuah kasus hordeolum, pada pasien atas nama Ny. SB usia 34
tahun datang dengan keluhan benjolan pada mata kanan bawah. Pasien diberikan
edukasi mengenai hygine untuk mencegah terjadinya infeksi dan diberikan
pengobatan antibiotik dan salep mata (Amoxicilin tablet 500 mg, 3x1,
Oxytetrasiklin salep mata, 3x1), kemudian pasien juga disarankan untuk dilakukan
insisi pada benjolan tersebut apabila dengan pengobatan tidak memperbaiki
keadaan pasien.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai