Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN KASUS

“HORDEOLUM INTERNUM OS”

PEMBIMBING :
Dr. Yudhi Dorandes, Sp. M
DISUSUN OLEH :
Putra G.T Sibagariang 214 210 143
Nicolas T Hutagaol 214 210 086
BAB I PENDAHULUAN
■ Hordeolum merupakan peradangan supuratif kelenjar kelopak mata, bagian atas
maupun bagian bawah yang disebabkan oleh bakteri, biasanya oleh kuman Stafilokokus

■ Penyakit ini dapat menyerang siapa saja tanpa memandang usia, angka kejadian paling
banyak ditemukan pada anak usia sekolah
■ Hordeolum dapat timbul pada satu kelenjar kelopak mata atau lebih. Kelenjar kelopak
mata tersebut meliputi kelenjar Meibom, kelenjar Zeis dan Moll.
■ Dikenal bentuk hordeolum internum dan eksternum. Hordeolum eksternum merupakan
infeksi pada kelenjar Zeis atau Moll. Hordeolum internum merupakan infeksi kelenjar
Meibom dengan penonjolan terutama yang terletak di dalam tarsus
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ANATOMI PALPEBRA
Palpebra terdiri atas lima bidang jaringan utama. Dari superfisial ke dalam terdapat lapis
kulit, lapis otot rangka (orbikularis okuli), jaringan areolar, jaringan fibrosa (tarsus), dan
lapis membran mukosa (konjungtiva pelpebrae)
■ Kulit
Kulit pada palpebra berbeda dari kulit bagian lain tubuh karena tipis, longgar, dan
elastis, dengan sedikit folikel rambut, tanpa lemak subkutan.
■ Muskulus Orbikularis okuli
Fungsi otot ini adalah untuk munutup palpebra. Serat ototnya mengelilingi fissura
palpebra secara konsentris dan meluas sedikit melewati tepian orbita. Orbikularis okuli
dipersarafi oleh nervus facialis.
■ Jaringan Areolar

Terdapat di bawah muskulus orbikularis okuli, berhubungan degan lapis subaponeurotik


dari kujlit kepala.

■ Tarsus

Struktur penyokong utama dari palpebra adalah lapis jaringan fibrosa padat yang disebut
tarsus superior dan inferior. Tarsus terdiri atas jaringan penyokong kelopak mata dengan
kelenjar Meibom (40 buah di kelopak atas dan 20 buah di kelopak bawah).
■ Konjungtiva Palpebrae
Bagian posterior palpebrae dilapisi selapis membran mukosa, konjungtiva palpebra,
yang melekat erat pada tarsus. Tepian palpebra dipisahkan oleh garis kelabu (batas
mukokutan) menjadi tepian anterior dan posterior.
Tepian anterior terdiri dari bulu mata, glandula Zeiss dan Moll.
Tepian posterior berkontak dengan bola mata, dan sepanjang tepian ini terdapat muara-
muara kecil dari kelenjar sebasesa yang telah dimodifikasi (glandula Meibom atau
tarsal).
2.2 DEFINISI HORDEOLUM

Hordeolum adalah infeksi kelenjar pada palpebra. Bila kelenjar Meibom yang terkena,
timbul pembengkakan besar yang disebut hordeolum interna. Sedangkan hordeolum
eksterna yang lebih kecil dan lebih superfisial adalah infeksi kelenjar Zeiss dan Moll.

2.3 ETIOLOGI

Hordeolum adalah infeksi akut pada kelenjar minyak di dalam kelopak mata yang
disebabkan oleh bakteri dari kulit (biasanya disebabkan oleh bakteri Stafilokokus).
2.4 PATOGENESIS

Hordeolum eksternum timbul dari blokade dan infeksi dari kelenjar Zeiss atau Moll.
Hordeolum internum timbul dari infeksi pada kelenjar Meibom yang terletak di dalam
tarsus. Obstruksi dari kelenjar-kelenjar ini memberikan reaksi pada tarsus dan jaringan
sekitarnya. Kedua tipe hordeolum dapat timbul dari komplikasi blefaritis.
2.5 GEJALA DAN TANDA

■ Gejala

 Hordeolum biasanya berawal sebagai kemerahan,

 nyeri bila ditekan dan nyeri pada tepi kelopak mata.

 Mata mungkin berair, peka terhadap cahaya terang dan penderita merasa ada sesuatu
di matanya.

 Di tengah daerah yang membengkak seringkali terlihat bintik kecil yang berwarna
kekuningan. Bisa terbentuk abses (kantong nanah) yang cenderung pecah dan
melepaskan sejumlah nanah.
■ Tanda

 Palpebra bengkak,

 merah sakit dan terdapat tonjolan pada palpebra.

 Sering disertai blefaritis, konjungtivitis yang menahun, anemia, kemunduran


keadaan umum, acne vulgaris.

Hordeolum Externum Hordeolum Internum


2.6 PENATALAKSANAAN

Pada umumnya hordeolum dapat sembuh sendiri (self-limited) dalam 1-2 minggu.
Urutan penatalaksanaan hordeolum adalah sebagai berikut :

 Kompres hangat selama sekitar 10-15 menit, 4 kali sehari.

 Antibiotik topikal (salep, tetes mata), misalnya: Gentamycin, Neomycin, Polimyxin


B, Chloramphenicol, Dibekacin, Fucidic acid, digunakan selama 7-10 hari, sesuai
anjuran dokter, terutama pada fase peradangan.

 Antibiotika oral, misalnya: Ampisilin, Amoksisilin, Eritromisin, Doxycyclin.


Antibiotik oral digunakan jika hordeolum tidak menunjukkan perbaikan dengan
antibiotik atopikal. Obat ini diberikan selama 7-10 hari.
 Pada insisi hordeolum terlebih dahulu diberikan anestesi atopikal dengan pentokain
tetes mata. Dilakukan anestesi infiltrasi dengan prokain atau lidokain di daerah
hordeolum dan dilakukan insisi yang bila :

• Hordeolum internum dibuat insisi pada daerah fluktuasi pus, tegak lurus pada
margo palpebra.

• Hordeolum eksternum dibuat insisi sejajar dengan margo palpebra. Setelah


dilakukan insisi, lakukan ekskohleasi atau kuretase seluruh isi jaringan meradang di
dalam kantongnya dan kemudian diberi salep antibiotik.
2.7 PROGNOSIS

Prognosis umumnya baik, karena proses peradangan pada hordeolum bisa mengalami
penyembuhan dengan sendirinya, asalkan kebersihan daerah mata tetap dijaga dan
dilakukan kompres hangat pada mata yang sakit serta terapi yang sesuai
BAB III LAPORAN KASUS
3.1 IDENTITAS PASIEN
Nama : Daffa Prabowo
Tanggal lahir : 23 Maret 1999
Jenis Kelamin : Laki – Laki
Suku Bangsa : Jawa
Agama : Islam
Alamat : Tanjung Morawa
No. RM : 003741
Tanggal Pemeriksaan : 16 September 2019
3.2 ANAMNESA

Keluhan Utama : Benjolan pada kelopak mata kiri bagian bawah

Telaah : Os datang ke poli mata RSPH dengan keluhan ada benjolan di kelopak mata kiri
bagian bawah sejak 2 minggu. Awalnya berupa benjolan kecil kemerahan kemudian semakin
lama semakin besar sehingga kelopak mata bawah pada mata kiri menjadi merah dan bengkak.
Benjolan disertai rasa sakit, terutama bila benjolan tersentuh dan terasa gatal. Pasien juga
merasa seperti ada yang mengganjal pada kelopak mata kiri bagian bawah.

Riwayat Penyakit Keluarga : (-)

Riwayat Penyakit Terdahulu : (-)

Riwayat Pengguna Obat : (-)

Alergi Obat : (-)


3.3 PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalisata

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Compos Mentis

Tanda Vital : TD : 120/80 mmHg

Suhu : 36, 8°C

Nadi : 80 x/i

RR : 20 x/i
3.4 STATUS OFTALMOLOGI
3.5 RESUME
Os datang ke poli mata RSPH dengan keluhan ada benjolan di kelopak mata kiri bagian bawah
sejak 2 minggu. Awalnya berupa benjolan kecil kemerahan kemudian semakin lama semakin
besar sehingga kelopak mata bawah pada mata kiri menjadi merah dan bengkak. Benjolan
disertai rasa sakit, terutama bila benjolan tersentuh dan terasa gatal. Pasien juga merasa seperti
ada yang mengganjal pada kelopak mata kiri bagian bawah. 
Pada pemeriksaan fisik :
 Visus ODS : 6/6
 Palpebra Inferior OS:
• Edema (+)
• Nyeri tekan (+)
 Konjungtiva Palpebra Inferior OS:
• Hiperemis (+)
• Benjolan (+)
 Konjungtiva Bulbi OS:
• Injeksi Konjungtiva (+)
3.6 DIAGNOSA BANDING
 Kalazion
 Blefaritis
 Dakriosistitis akut
 
3.7 DIAGNOSA KERJA
 Hordeolum Internum OS
 
3.8 PENATALAKSANAAN
■ Medikamentosa
 Cendo Xytrol 4 x gtt OS
 Cendo Lyteers 4 x gtt ODS
 
■ Non- Medikamentosa
 Kompres hangat 3 x sehari selama 10 menit
3.9 PROGNOSIS
■ Quo Ad Vitam : Ad Bonam
■ Quo Ad fungsionam : Dubia Ad Bonam
■ Quo Ad sanactionam : Dubia Ad Bonam
BAB IV
KESIMPULAN
 

■ Hordeolum merupakan infeksi lokal atau proses peradangan pada kelopak mata. Bila
kelenjar Meibom yang terkena disebut hordeolum internum, sedangkan bila kelenjar
Zeiss atau Moll yang terkena maka disebut hordeolum eksternum. Staphylococcus
aureus adalah agent infeksi pada 90-95% kasus hordeolum.

■ Gejala dan tanda hordeolum antara lain bengkak, nyeri pada kelopak mata, perasaan
tidak nyaman dan sensasi terbakar pada kelopak mata, memiliki riwayat penyakit yang
sama, eritema, edem, nyeri bila ditekan di dekat pangkal bulu mata.

■ Penatalaksanaan terdiri dari perawatan umum seperti kompres hangat, antibiotik topikal
ataupun sistemik dan pembedahan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai