Anda di halaman 1dari 15

1.

Hordeolum
Hordeolum adalah infeksi kelenjar pada palpebra. Bila kelenjar Meibom yang terkena,
timbul pembengkakan besar yang disebut hordeolum interna. Sedangkan hordeolum
eksterna yang lebih kecil dan lebih superfisial adalah infeksi kelenjar Zeiss atau Moll.

Hordeolum externum

Hordeolum Internum

Etiologi : Staphylococcus aureus adalah agent infeksi pada 90-95% kasus hordeolum.
Faktor resiko
o Penyakit kronik.
o Kesehatan atau daya tahan tubuh yang buruk.
o Peradangan kelopak mata kronik, seperti Blefaritis.
o Diabetes
o Hiperlipidemia, termasuk hiperkolesterolemia.
o Riwayat hordeolum sebelumnya
o Higiene dan lingkungan yang tidak bersih
o Kondisi kulit seperti dermatitis seboroik.
Patofisiologi : Hordeolum externum timbul dari blokade dan infeksi dari kelenjar Zeiss
atau Moll. Hordeolum internum timbul dari infeksi pada kelenjar Meibom yang terletak
didalam tarsus.Obstruksi dari kelenjar-kelenjar ini memberikan reaksi pada tarsus dan
jaringan sekitarnya. Kedua tipe hordeolum dapat timbul dari komplikasi blefaritis.

Gejala : Pembengkakan kelopak mata, mata merah, Rasa nyeri pada kelopak mata,
Perasaan tidak nyaman dan sensasi terbakar pada kelopak mata, mata jadi sipit, Riwayat
penyakit yang sama sebelumnya.
Tanda : injeksi konjungtiva, Edema, Nyeri bila ditekan di dekat pangkal bulu mata,
Seperti gambaran absces kecil, pseudoptosis/ptosis. Bagi hordeolum externum,
penonjolan terutama ke daerah kulit kelopak manakala bagi hordeolum internum,
penonjolan terutama ke daerah konjungtiva tarsalis.
Penatalaksanaan
Biasanya hordeolum dapat sembuh dengan sendiri dalam waktu 5-7 hari.
o Umum
1.Kompres hangat 4-6 kali sehari selama 15 menit tiap kalinya untuk membantu
drainase. Lakukan dengan mata tertutup.
2.Bersihkan kelopak mata dengan air bersih atau pun dengan sabun atau
sampoyang tidak menimbulkan iritasi, seperti sabun bayi. Hal ini dapat mempercepat
proses penyembuhan. Lakukan dengan mata tertutup.
3.Jangan menekan atau menusuk hordeolum, hal ini dapat menimbulkan infeksi
yang lebih serius.
4.Hindari pemakaian makeup pada mata, karena kemungkinan hal itu menjadi
penyebab infeksi.
5.Jangan memakai lensa kontak karena dapat menyebarkan infeksi ke kornea.
o Obat
Antibiotik diindikasikan bila dengan kompres hangat selama 24 jam tidak ada
perbaikan, dan bila proses peradangan menyebar ke sekitar daerah hordeolum.
1. Antibiotik topikal : Bacitracin atau tobramicin salep mata diberikan setiap 4 jam
selama 7-10 hari. Dapat juga diberikan eritromicin salep mata untuk kasus hordeolum
eksterna dan hordeolum interna ringan.
2. Antibiotik sistemik : Diberikan bila terdapat tanda-tanda bakterimia atau terdapat tanda
pembesaran kelenjar limfe di preauricular. Pada kasus hordeolum internum dengan kasus
yang sedang sampai berat. Dapat diberikan cephalexin atau dicloxacilin 500 mg per oral

4 kali sehari selama 7 hari. Bila alergi penisilin atau cephalosporin dapat diberikan
clindamycin 300 mg oral 4 kali sehari selama 7 hari atau klaritromycin 500 mg 2 kali
sehari selama 7 hari.
o Pembedahan
Bila dengan pengobatan tidak berespon dengan baik, maka prosedur pembedahan
mungkin diperlukan untuk membuat drainase pada hordeolum.
Pada insisi hordeolum terlebih dahulu diberikan anestesi topikal dengan
pantokaintetes mata. Dilakukan anestesi filtrasi dengan prokain atau lidokain di daerah
hordeolum dan dilakukan insisi yang bila:
-Hordeolum internum dibuat insisi pada daerah fluktuasi pus, tegak lurus pada
margo palpebra.
-Hordeolum eksternum dibuat insisi sejajar dengan margo palpebra. Setelah
dilakukan insisi, dilakukan ekskohleasi atau kuretase seluruh isi jaringan meradang di
dalam kantongnya dan kemudian diberikan salep antibiotik.2,4
2. Kalazion
Kalazion adalah suatu lipogranuloma yang terjadi akibat sumbatan pada kelenjar
Meibom, menyebabkan terbentuknya suatu nodul pada palpebra yang bersifat keras dan
tidak nyeri.
Patofisiologi
Produk-produk hasil pemecahan lipid (lemak), mungkin dari enzim-enzim bakteri
yang berupa asam lemak bebas, mengalami kebocoran dari jalur sekresinya memasuki
jaringan di sekitarnya dan merangsang terbentuknya respon inflamasi. Massa yang
terbentuk dari jaringan granulasi dan sel-sel radang ini membentuk kalazion. Hal ini
dapat membedakan kalazion dari hordeolum, yang merupakan reaksi radang akut dengan
leukosit PMN dan nekrosis disertai pembentukan pus. Namun demikian, hordeolum dapat
menyebabkan terbentuknya kalazion, dan sebaliknya. Pada pemeriksaan fisik, dapat
ditemukan nodul tunggal yang tidak lunak yang terdapat di dalam palpebra, berbeda dari
hordeolum yang terdapat lebih superfisial. Pada pembalikan kelopak mata mungkin dapat

ditemukan pembesaran kelenjar Meibom dan penebalan kronis pada kelenjar yang
berkaitan.
Etiologi
Kalazion dapat muncul secara spontan akibat sumbatan pada orifisium kelenjar
atau karena adanya hordeolum. Kalazion dikaitkan dengan seborrhea, blefaritis kronik,
dan akne rosasea. Higiene yang buruk pada palpebra dan faktor stress juga sering
dikaitkan dengan terjadinya kalazion.
Gejala : Pasien biasanya datang dengan riwayat singkat adanya keluhan pada palpebra
baru-baru ini, diikuti dengan peradangan akut (misalnya merah, pembengkakan,
perlunakan). Seringkali terdapat riwayat keluhan yang sama pada waktu yang lampau,
karena kalazion memiliki kecenderungan kambuh pada individu-individu tertentu.
Kalazion lebih sering timbul pada palpebra superior, di mana jumlah kelenjar Meibom
terdapat lebih banyak daripada palpebra inferior.Penebalan dari saluran kelenjar Meibom
juga dapat menimbulkan disfungsi dari kelenjar Meibom. Kondisi ini tampak dengan
penekanan pada kelopak mata yang akan menyebabkan keluarnya cairan putih seperti
pasta gigi,yang seharusnya hanya sejumlah kecil cairan jernih berminyak. Kalazion
dihubungkan dengan disfungsi kelenjar sebasea dan obstruksi dikulit (seperti komedo,
wajah berminyak). Kalazion tidak menyebabkan nyeri, mata bisa sipit dan dapat timbul
keluhan mata buram akibat.kelainan refraksi.
Tanda : injeksi konjungtiva, pseudoptosis, nyeri tekan tidak ada tapi bisa nyeri bila
meradang akut, kelainan refraksi bisa terjadi akibat perubahan bentuk bola mata karena
penekanan dari benjolan.
Penatalaksanaan
Kalazion yang kecil dan tanpa disertai nyeri dapat diabaikan. Pengobatan secara
konservatif seperti pemijatan pada palpebra, kompres hangat, dan steroid topikal ringan
biasanya dapat berhasil dengan baik. Pada sebagian besar kasus, pembedahan hanya
dilakukan bila pengobatan selama berminggu-minggu tidak membuahkan hasil. Sebagian
besar kalazion berhubungan dengan kalazion lain yang berlokasi di bagian yang lebih

dalam dari palpebra. Isi dari kalazion marginalis murni akan menyatu bila 2 buah kapas
didorong ke arah tepi palpebra dari kedua sisinya. Jika isi kalazion tidak dapat
dikeluarkan, lakukan insisi distal kalazion dan isinya dikerok.
Penatalaksanaan dari kalazion terinfeksi (misalnya hordeolum interna) meliputi
pemanasan, serta antibiotik topikal dan atau sistemik. Pada beberapa kasus mungkin
diperlukan insisi dan drainase. Yang dikeluarkan hanyalah pus, kuretase atau kerokan
yang

berlebihan

dapat

memperluas

infeksi

dengan

rusaknya

jaringan

(ekskokleasi/ekstirpasi). Steriod topikal diperlukan untuk mencegah terjadinya reaksi


peradangan kronis yang dapat menimbulkan sikatrik.2,6

Hordeoloum

Kalazion

Interna
infeksi kelenjar

Eksterna
infeksi kelenjar

sumbatan pada

Meibom

Zeiss atau Moll

kelenjar Meibom

Nyeri

Ada

Ada

Tidak ada

Nyeri tekan

Ada

Ada

Ada/ Tidak ada

Mata sipit

Ada

Ada

Ada

Injeksi konjungtiva

Ada

Ada

Ada

Edema

Ada

Ada

Ada

Hiperemi

Ada

Ada

Tidak ada

Penonjolan

Ke kulit

Ke konjungtiva

Kulit/konjungtiva

tarsal

tarsal

Asal

Pseudoptosis

Ada

Ada

Ada

3. Entropion
Entropion adalah suatu keadaan melipatnya kelopak mata bagian tepi atau margo
palpebra kearah dalam.
Klasifikasi
Entropion berdasakan penyebab dibagi atas :
-

Involusi : Paling sering terjadi sebagai akibat dari proses penuaan. Seiring dengan
meningkatnya usia maka terjadi degenerasi progresif jaringan fibrous dan elastik
kelopak mata bawah. Gangguan ini paling sering ditemukan pada kelopak bawah dan
merupakan akibat gabungan kelumpuhan otot-otot retraktor kelopak bawah, migrasi ke
atas muskulus orbikularis preseptal, dan melipatnya tepi tarsus atas.

Sikatrik : Dapat mengenai kelopak mata atas atau bawah dan disebabkan oleh jaringan
parut di konjungtiva atau tarsus. Patologi dasarnya yaitu memendeknya lamella
posterior akibat berbagai sebab. Gangguan ini paling sering ditemukan pada penyakitpenyakit radang kronik seperti trakoma.

Kongenital : Entropion kongenital merupakan anomali yang jarang ditemukan.


Entropion kongenital dapat menyebabkan erosi kornea kronik dan blefarospasm. Dapat
terjadi trauma pada kornea yang menyebabkan terbentuknya ulkus pada bayi.
o Pada entropion kongenital, tepi kelopak mata memutar kearah kornea,sementara
pada epiblefaron kulit dan otot pratarsalnya menyebabkan bulumata memutari
tepi tarsus.
o Entropion kongenital sering sering juga terdapat kelainan pada system
kardiovaskular, musculoskeletal, dan systemsaraf pusat. Entropion kongenital
berbeda dengan entropion didapat. Entropion didapat terjadi pada usia remaja dan
diturunkan secara autosomal dominan.

Gejala : Keluhan yang sering timbul adalah rasa tidak nyaman, mata berair, mata merah,
iritasi mata, gatal dan silau. Entropion kronis dapat menyebabkan sensitifitas terhadap
cahaya dan angin, dapat menyebabkan infeksi mata, abrasi kornea atau ulkus kornea.
Tanda : injeksi konjungtiva, lakrimasi, fotofobia, trikiasis.

.
Pengobatan
Pengobatan entropion adalah operasi plastik atau suatu tindakan tarsotomi pada
entropion akibat trakoma. Pembedahan untuk memutar keluar kelopak mata efektif pada
semua jenis entropion. Sebuah tindakan sementara yang bermanfaat pada entropion
evolusional adalah dengan menarik kelopak mata bawah dan menempelkannya dengan
tape ke pipi; tegangannya mengarah ketemporal dan inferior.
Operasi entropion transkonjungtiva merupakan prosedur yang aman dan lebih
efisien pada entropion involusi. Pada entropion sikatrik dilakukan tarsotomi dari Wheeler
dengan modifikasi dari DR.Sie Boen Lian.1,2,7
4. Ektropion
Kelainan posisi kelopak mata di mana tepi kelopak mata mengarah ke luar sehingga
bagian dalam kelopak(konjungtiva tarsal) berhubungan langsung dengan dunia luar.
Etiologi : bisa kelainan bawaan (konginetal), paralisis nervusfasialis (suatu kelumpuhan
nervus fasialis yang dapat disebabkan oleh adanya kerusakan pada akson, sel-sel schwan
dan selubung mielin yangdapat mengakibatkan kerusakan saraf otak), senil (katarak yang
berkaitan dengan usia), spastik (kekejangan otot).
o Kebanyakan kasus ektropion terjadi akibat pengenduran jaringan kelopak
mata akibat penuaan.

o Beberapa kasus terjadi karena adanya jaringan parut pada kelopak mata akibat
luka bakar kimia maupun panas, truma, kanker kulit atau pembedahan kelopak
mata.
o Kadang ektropion merupakan bawaan lahir akibat pembentukan kelopak mata
yang tidak sempurna.
Gejala : Kelopak dan bulu mata bagian bawah membalik ke dalam ke arah bolamata,
dimana kelopak dan bulu mata bagian bawah membalik ke arah luar, mata merah,
kelopak jadi bengkak, mata berair.
Tanda : hiperemis palpebra, injeksi konjungtiva, edema palpebra, epifora, lagoftalmos
yang bisa menyebabkan konjungtivitis dan keratitis.

Penatalaksanaan
o Ektropion harus diperbaiki melalui pembedahan sebelum gesekan kelopak dan
bulu mata menyebabkan kerusakan kornea.
o Pembedahan biasanya dilakukan dengan bius lokal dan penderita tidak perlu
dirawat.
o Dilakukan pengencangan kelopak mata. Setelah pembedahan, mata ditutup
selama 24 jam dan diberi salep antibiotik selama sekitar 1 minggu.1,2,7
5. Blefaritis
Blefaritis adalah radang pada kelopak mata, sering mengenai bagian kelopak mata dan
tepi kelopak mata. Pada beberapa kasus disertai tukak atau tidak pada tepi kelopak mata,
biasanya melibatkan folikel dan kelenjar rambut. Blefaritis adalah peradangan bilateral

sub akut/menahun pada tepi kelopak mata (margopalpebra).Blefaritis adalah inflamasi


pada pinggir kelopak mata biasanya disebabkan oleh sthapilokokus.
Patofisiologi
o Patofisiologi blefaritis biasanya terjadi kolonisasi bakteri pada mata. Hal ini
mengakibatkan invasi mikrobakteri secara langsung pada jaringan ,kerusakan
sistem imun atau kerusakan yang disebabkan oleh produksi toksin bakteri , sisa
buangan dan enzim. Kolonisasi dari tepi kelopak mata dapat ditingkatkan dengan
adanya dermatitis seboroik dan kelainan fungsi kelenjar meibom.
Etiologi
o Terdapat 2 jenis blefaritis, yaitu :
1. Blefaritis anterior : mengenai kelopak mata bagian luar depan (tempat
melekatnya bulumata). Penyebabnya adalah bakteri stafilokokus dan seborrheik.
Blefaritis stafilokok dapat disebabkan infeksi dengan Staphylococcus aureus, yang sering
ulseratif, atau Staphylococcus epidermidis atau stafilokok koagulase-negatif. Blefaritis
seboroik(non-ulseratif) umumnya bersamaan dengan adanya Pityrosporum ovale.
2. Blefaritis posterior : mengenai kelopak mata bagian dalam (bagian kelopak
mata yanglembab, yang bersentuhan dengan mata). Penyebabnya adalah kelainan pada
kelenjar minyak. Dua penyakit kulit yang bisa menyebabkan blefaritis posterior adalah
rosasea dan ketombe pada kulit kepala (dermatitis seboreik).
Klasifikasi
1. Blefaritis superfisial
Bila infeksi kelopak superfisial disebabkan oleh staphylococcus maka pengobatan
yangterbaik adalah dengan salep antibiotik seperti sulfasetamid dan sulfisolksazol.
Sebelum pemberian antibiotik krusta diangkat dengan kapas basah. Bila terjadi blefaritis
menahun maka dilakukan penekanan manual kelenjar Meibom untuk mengeluarkan
nanah dari kelenjar Meibom (Meibormianitis), yang biasanya menyertai.
2. Blefaritis Seboroik
Blefaritis sebore biasanya terjadi pada laki-laki usia lanjut (50 Tahun), dengan
keluhan mata kotor, panas dan rasa kelilipan. Gejalanya adalah sekret yang keluar dari
kelenjar Meiborn,air mata berbusa pada kantus lateral, hiperemia dan hipertropi papil

pada konjungtiva. Pada kelopak dapat terbentuk kalazion, hordeolum, madarosis, poliosis
dan jaringan keropeng.Blefaritis seboroik merupakan peradangan menahun yang sukar
penanganannya.

Pengobatannya

adalah

dengan

memperbaiki

kebersihan

dan

membersihkan kelopak dar ikotoran. Dilakukan pembersihan dengan kapas lidi hangat.
Kompres hangat selama 5-10menit. Kelenjar Meibom ditekan dan dibersihkan dengan
shampoo bayi. Penyulit yang dapat timbul berupa flikten, keratitis marginal, tukak
kornea, vaskularisasi, hordeolum danmadarosis.
3. Blefaritis Skuamosa
Blefaritis skuamosa adalah blefaritis disertai terdapatnya skuama atau krusta pada
pangkalbulu mata yang bila dikupas tidak mengakibatkan terjadinya luka kulit.
Merupakan peradangan tepi kelopak terutama yang mengenai kulit di daerah akar bulu
mata dan sering terdapat pada orang yang berambut minyak. Blefaritis ini berjalan
bersama dermatitik seboroik.Penyebab blefaritis skuamosa adalah kelainan metabolik
ataupun oleh jamur. Pasien dengan blefaritis skuamosa akan terasa panas dan gatal. Pada
blefaritis skuamosa terdapat sisik berwarna halus-halus dan penebalan margo palpebra
disertai

madarosis.

Sisik

ini

mudahdikupas

dari

dasarnya

mengakibatkan

perdarahan.Pengobatan blefaritis skuamosa ialah dengan membersihkan tepi kelopak


dengan shampoo bayi, salep mata, dan steroid setempat disertai dengan memperbaiki
metabolisme pasien.Penyulit yang dapat terjadi pada blefaritis skuamosa adalah keratitis,
konjungtivitis.
4. Blefaritis Ulseratif
Merupakan peradangan tepi kelopak atau blefaritis dengan tukak akibat infeksi
staphylococcus. Pada blefaritis ulseratif terdapat keropeng berwarna kekunung-kuningan
yang bila diangkat akan terlihat ulkus yang yang kecil dan mengeluarkan dfarah di
sekitarbulu mata. Pada blewfaritis ulseratif skuama yang terbentuk bersifat kering dan
keras, yang bila diangkat akan luka dengan disertai perdarahan. Penyakit bersifat sangat
infeksius.Ulserasi berjalan lebih lanjut dan lebih dalam dan merusak folikel rambut
sehingga mengakibatkan rontok (madarosis).Pengobatan dengan antibiotik dan higiene
yang baik. Pengobatan pada blefaritis ulseratif dapat dengan sulfasetamid, gentamisin
atau basitrasin. Biasanya disebabkan stafilokok maka diberi obat staphylococcus. Apabila
ulseratif

luas

pengobatan

harus

ditambah

antibiotik

sistemik

dan

diberi

roboransia.Penyulit adalah madarosis akibat ulserasi berjalan lanjut yang merusak folikel
rambut, trikiasis, keratitis superfisial, keratitis pungtata, hordeolum dan kalazion. Bila
ulkus kelopak ini sembuh maka akan terjadi tarikan jaringan parut yang juga dapat
berakibat trikiasis.
5. Blefaritis angularis
Blefaritis angularis merupakan infeksi staphylococcus pada tepi kelopak di sudut
kelopak atau kantus. Blefaritis angularis yang mengenai sudut kelopak mata (kantus
eksternus daninternus) sehingga dapat mengakibatkan gangguan pada fungsi puntum
lakrimal. Blefaririsangularis disebabkan Staphylococcus aureus. Biasanya kelainan ini
bersifat rekuren.Blefaritis angularis diobati dengan sulfa, tetrasiklin dan Sengsulfat.
Penyulit pada pungtum lakrimal bagian medial sudut mata yang akan menyumbat duktus
lakrimal.
6. Meibomianitis
Merupakan infeksi pada kelenjar Meibom yang akan mengakibatkan tanda
peradangan lokalpada kelenjar tersebut. Meibomianitis menahun perlu pengobatan
kompres hangat, penekanan dan pengeluaran nanah dari dalam berulang kali disertai
antibiotik lokal.
Gejala : Blefaritis menyebabkan kemerahan dan penebalan, bisa juga terbentuk sisik dan
keropeng atau luka terbuka yang dangkal pada kelopak mata. Blefaritis bisa
menyebabkan penderita merasa ada sesuatu di matanya.Mata dan kelopak mata terasa
gatal, panas dan menjadi merah.Bisa terjadi pembengkakan kelopak mata dan beberapa
helai bulu mata rontok. Mata menjadi merah, berair dan peka terhadap cahaya terang.Bisa
terbentuk keropeng yang melekat erat pada tepi kelopak mata; jika keropeng
dilepaskan,bisa terjadi perdarahan. Selama tidur, sekresi mata mengering sehingga ketika
bangun kelopak mata sukar dibuka.

Blefaritis seboroika
Tanda : injeksi konjungtiva, Skuama pada tepi kelopak , Jumlah bulu mata berkurang,
Obstruksi dan sumbatan duktus meibom, Sekresi Meibom keruh, Injeksi pada tepi
kelopak , Abnormalitas film air mata, fotofobia, krusta (+).
Diagnosa : Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan kelopak
mata.
Penatalaksanaan
Pengobatan utama adalah membersihkan pinggiran kelopak mata untuk mengangkat
minyak yang merupakan makanan bagi bakteri. Bisa digunakan sampo bayi atau pembersih
khusus.Untuk

membantu

membasmi

bakteri

kadang

diberikan

salep

antibiotik

(misalnyaerythromycin atau sulfacetamide) atau antibiotik per-oral (misalnya tetracycline).


Jikaterdapat dermatitis seboroik, harus diobati. Jika terdapat kutu, bisa dihilangkan
denganmengoleskan jeli petroleum pada dasar bulu mata. 1,5,8
6. Selulitis Orbita
Selulitis orbita adalah peradangan supuratif jaringan ikat jarang intraorbita di belakang
septum orbita.
Selulitis orbita jarang merupakan penyakit primer rongga orbita. Biasanya disebabkan
oleh kelainan pada sinus paranasal dan yang terutama adalah sinus etmoid. Selulitis
orbita dapat mengakibatkan kebutaan, sehingga diperlukan pengobatan segera. Pada
anak-anak, selulitis orbitalis biasanya berasal dari infeksi sinus dan disebabkan oleh

bakteri Haemophilus influenzae. Bayi dan anak-anak yang berumur dibawah 6-7 tahun
tampaknya sangat rentan terhadap infeksi oleh Haemophilus influenzae.
Etiologi dan Patofisiologi
Selulitis orbita merupakan peradangan supuratif yang menyerang jaringan ikat di
sekitar mata, dan kebanyakan disebabkan oleh beberapa jenis bakteri normal yang hidup
di kulit, jamur, sarkoid, dan infeksi ini biasa berasal dari infeksi dari wajah secara lokal
seperti trauma kelopak mata, gigitan hewan atau serangga, konjungtivitis, kalazion serta
sinusitis paranasal yang penyebarannya melalui pembuluh darah (bakteremia) dan
bersamaan dengan trauma yang kotor.Pada anak-anak infeksi selulitis sering disebabkan
oleh karena sinusitis etmoidalis yang mengenai anak antara umur 2-10 tahun. Ada
beberapa bakteri penyebab, diantaranya Haemophilus Influenza, Staphylococcus aureus,
Streptococcus pneumoniae.
Gejala : Selulitis orbita jarang merupakan penyakit primer rongga orbita. Biasanya
disebabkan oleh kelainan pada sinus paranasal dan yang terutama adalah sinus etmoid.
Gejalanya berupa:
- Demam, biasanya sampai 38,9 Celsius atau lebih
- Kelopak mata atas dan bawah membengkak dan nyeri
- Kelopak mata tampak mengkilat dan berwarna merah atau ungu
- Bayi atau anak tampak sakit
- Jika mata digerakkan, akan timbul nyeri
- Penglihatan menurun (karena kelopak mata membengkak menutupi mata)
- Mata menonjol
- Merasa tidak enak badan
- Gerakan mata menjadi terbatas

Diagnosis selulitis orbita ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan


lainnya. Pemeriksaan yang biasa dilakukan adalah :

Pemeriksaan darah lengkap

Pembiakan dan tes sensitivitias darah

Pungsi lumbal (pada kasus yang sangat berat)

Rontgen sinus dan orbita

CT scan atau MRI sinus dan orbita

Pembiakan kotoran mata

Pembiakan lendir hidung

Pembiakan lendir tenggorokan.

Penyakit selulitis orbita bisa dicegah melalui imunisasi vaksin HiB untuk mencegah
terjadinya infeksi Haemophilus pada anak-anak. Evaluasi yang tepat dan pengobatan dini
pada

infeksi

sinus

maupun

gigi

bisa

mencegah

penyebaran

infeksi

ke

mata.Penatalaksanaan yang terbaik pada selulitis orbita adalah:


1.Penderita sebaiknya dirawat di rumah sakit.
2.Diberikan cairan melalui infus dan antibiotik.
3.Jika terbentuk abses (penimbunan nanah), dilakukan pembedahan untuk
membuang nanahnya.
4.Infeksi ini perkembangannya sangat cepat karena itu harus dipantau secara
ketat. Jika segera diobati, akan terjadi pemulihan sempurna.

Komplikasi yang sering terjadi diantaranya : abses orbita, abses subperiosteal, trombosis
sinus kavernosus, gangguan pendengaran, septikemia, meningitis dan kerusakan saraf
optic dan gangguan penglihatan.7,8,9

Gambar komplikasi dari selulitis.

Anda mungkin juga menyukai