Anda di halaman 1dari 3

HORDEOLUM

Patofisiologi
Hordeolum externum timbul dari blokade dan infeksi dari kelenjar Zeiss atau
Moll. Hordeolum internum timbul dari infeksi pada kelenjar Meibom yang terletak di
dalam tarsus. Obstruksi dari kelenjar-kelenjar ini memberikan reaksi pada tarsus dan
jaringan sekitarnya. Kedua tipe hordeolum dapat timbul dari komplikasi blefaritis.
Apabila infeksi pada kelenjar Meibom mengalami infeksi sekunder dan inflamasi
supuratif dapat menyebabkan komplikasi konjungtiva
Terjadi pembentukan nanah dalam lumen kelenjar oleh infeksi Staphylococcus
aureus. Biasa mengenai kelenjar Meibom, Zeis dan Moll. Diawali dengan pengecilan
lumen dan statis hasil sekresi kelenjar. Statis ini akan mencetuskan infeksi sekunder
oleh Staphylococcus aureus. Terjadi pembentukan nanah dalam lumen kelenjar.
Secara histologis akan tampak gambaran abses, dengan ditemukannya PMN dan
debris nekrotik.

Gejala Klinis
a. Kelopak mata yang bengkak
b. Nyeri
c. Merah
d. Mengganjal
e. Terasa panas dan tidak nyaman.
f. Sakit bila ditekan
g. Pseudoptosis atau ptosis
h. Kelenjar preaurikel ikut membesar
i. Membentuk abses dan biasanya pecah dengan sendirinya

1. Hordeolum eksternum (radang kelenjar Zeiss atau Moll).


 Penonjolan terutama ke daerah kulit kelopak.
 Nanah dapat keluar dari pangkal rambut.
2. Hordeolum internum (radang kelenjar Meibom)
 Penonjolan terutama ke daerah konjungtiva tarsal
 Berukuran lebih besar dibanding hordeolum eksternum

Diagnosis
Diagnosis hordeolum ditegakkan berdasarkan gejala dan tanda klinis yang
muncul pada pasien dan dengan melakukan pemeriksaan mata yang sederhana.
Karena kekhasan dari manifestasi klinis penyakit ini pemeriksaan penunjang tidak
diperlukan dalam mendiagnosis hordeolum.

Diagnosis Banding
 Selulitis preseptal
 Konjungtivitis adenovirus
 Granuloma pyogenik
KALAZION

Patofisiologi
Kalazion merupakan radang granulomatosa kelenjar Meibom atau kelenjar
Zeis. Biasanya kelainan ini dimulai penyumbatan kelenjar oleh infeksi dan jaringan
parut lainnya. Kerusakan lipid yang mengakibatkan tertahannya sekresi kelenjar,
kemungkinan karena enzim dari bakteri, membentuk jaringan granulasi dan
mengakibatkan inflamasi. Proses granulomatous ini yang membedakan antara
kalazion dengan hordeolum internal atau eksternal (terutama proses piogenik yang
menimbulkan pustul), walaupun kalazion dapat menyebabkan hordeolum, begitupun
sebaliknya.
Secara klinik, nodul tunggal (jarang multipel) yang agak keras berlokasi jauh
di dalam palpebra atau pada tarsal. Eversi palpebra mungkin menampakkan kelenjar
meibom yang berdilatasi. Di dalam nodul terdapat sel imun yang responsif terhadap
steroid termasuk jaringan ikat makrofag seperti histiosit, sel raksasa multinucleate
plasma, sel polimorfonuklear, leukosit daneosinofil. Kalazion akan memberi gejala
adanya benjolan pada kelopak, tidak hiperemik, tidak ada nyeri tekan, dan adanya
pseudoptosis. Kelenjar preaurikuler tidak membesar. Kadang-kadang mengakibatkan
perubahan bentuk bola mata akibat tekanannya sehingga terjadi kelainan refraksi pada
mata tersebut.

Gejala Klinis
a. Benjolan pada kelopak mata, tidak hiperemis dan tidak ada nyeri tekan.
b. Pseudoptosis.
c. Kadang-kadang mengakibatkan perubahan bentuk bola mata akibat
tekanannya sehingga terjadi kelainan refraksi pada mata tersebut

Diagnosis
Dari anamnesis:
1. Diriwayatkan pembesaran dari waktu ke waktu
2. Mungkin ada riwayat infeksi pada kelopak mata yg nyeri sebelum terbentuk
kalazion, tapi ini tidak selalu terjadi.
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi:
1. Tes penglihatan masing-masing mata
2. Inspeksi muka, palpebra, dan mata itu sendiri.
3. Sebagai tambahan dalam memeriksa kulit palpebra, lihat bagian dalam
palpebra superior jika benjolan ada di palpebra superior.
Penunjang:
1. Tes swab, materi yang diperoleh dari kalazion menunjukkan campuran sel-sel
inflamasi akut dan kronik.
2. Analisis lipid memberikan hasil asam lemak dengan rantai karbon panjang.
3. Kultur bakteri biasanya negatif, tapi Staphylococcus aureus, Staphylococcus
albus, atau organisme komensal kulit lainnya bisa ditemukan.
Propionibacterium acnes mungkin ada didalam isi kelenjar.
4. Pencitraan fotografik infra merah dari kelenjar Meibom dapat menunjukkan
dilatasi abnormal yang tampak pada permukaan tarsal palpebra yang dieversi.
5. Kadang saluran kelenjar Meibom bisa tersumbat oleh suatu kanker kulit, untuk
memastikan hal ini maka perlu dilakukan pemeriksaan biopsy/histopatologis
Diagnosis Banding
 Dermoid Cyst.
 Tear Gland Adenoma.

Anda mungkin juga menyukai