2. Kelenjar Zeiss:
Berhubungan dengan folikel rambut dan
menghasilkan sebum
Etiologi
Staphylococcus aureus 90- 95%
Klasifikasi
• Hordeolum Interna
Radang kelenjar meibom, dengan
penonjolan terutama ke daerah konjungtiva
tarsal
• Hordeolum Eksterna
Radang kelenjar zeis/ moll dengan
penonjolan ke kulit kelopak
Epidemiologi
Tidak ada korelasi langsung antara ras, jenis kelamin, atau
jenis kelamin sehubungan dengan prevalensi
hordeolum. Orang dewasa mungkin lebih rentan karena
peningkatan viskositas sebum. Pasien dengan kondisi seperti
blepharitis, dermatitis seboroik, rosacea, dan peningkatan
lipid juga berisiko tinggi untuk berkembangnya hordeolum.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Sobrinho, et al di Brazil
ditemukan prevalensi hordeolum sebesar 7,6% dari 1063 pasien
yang datang ke pusat pelayanan gawat darurat khusus mata
Gambaran klinis
Secara subjektif : mengeluh rasa menganjal dan rasa sakit,
permukaannya bengkak dalam beberapa hari bengkak
terlokalisir
Secara objektif : benjolan merah,dan nyeri bila di tekan (abses
kecil)
FAKTOR RESIKO PATOFISIOLOGI
Kesehatan atau daya tahan tubuh
1. Hordeolum externum timbul
yang buruk.
dari blokade dan infeksi dari
Peradangan kelopak mata kronik, kelenjar Zeiss atau Moll.
seperti blefaritis. Hordeolum internum timbul
Hiperlipidemia, termasuk dari infeksi pada kelenjar
Meibom yang terletak di dalam
hiperkolesterolemia
tarsus.
Penyakit hordeolum sebelumnya.
Higiene dan lingkungan yang tidak 2.Obstruksi dari kelenjar-
sehat. kelenjar ini memberikan reaksi
pada tarsus dan jaringan
Kondisi kulit seperti dermatitis sekitarnya. Kedua tipe
seboroik hordeolum dapat timbul dari
komplikasi blefaritis. Apabila
infeksi pada kelenjar Meibom
mengalami infeksi sekunder
dan inflamasi supuratif dapat
menyebabkan komplikasi
konjungtiva.
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
Blefaritis
Kalazion
Selulitis preseptal
PENATALAKSANAAN
Non farmako
Kompres hangat, 3-4 kali sehari selama 10-15 menit.
Bila ada keterlibatan bulu mata dapat dilakukan pencabutan bulu mata
Bersihkan kelopak mata dengan air bersih atau pun dengan sabun atau
sampo yang tidak menimbulkan iritasi
Hindari pemakaian makeup pada mata.
Bila nanah pada kantung mata tidak dapat dikeluarkan dapat dilakukan insisi
Farmako
Antibiotik topikal
Oxytetrasiklin salep mata tiap 8 jam, kloramfenikol 1% salep mata
tiap 1-3 jam, kloramfenikol tetes mata 12x1)
Antibiotik oral
Eritromisin 2x 500 mg
Pembedahan
1) Insisi
Terlebih dahulu diberikan anestesi topikal
dengan tetes mata pantokain. Dilakukan
anestesi infiltrat dengan prokain atau lidokain
di daerah hordeolum dan dilakukan insisi yang
bila:
- Hordeolum internum dibuat insisi pada
daerah fliktuasi pus, tegak lurus pada margo
palpebra.
- Hordeolum eksternum dibuat insisi sejajar
dengan margo palpebra.
PROGNOSIS
Hampir semua kasus hordeolum dapat
sembuh spontan dalam waktu 1 – 2 minggu
tanpa pengobatan dan tanpa adanya gejala
sisa yang dapat mengganggu kosmetik daerah
wajah. Pemberian antibiotik topikal dapat
mempercepat resolusi dan menurunkan risiko
komplikasi