Anda di halaman 1dari 14

REFERAT

HORDEOLUM

Oleh:
Agum Yanuar Rizka G4A016057

Pembimbing:
dr. Yulia Fitriani, Sp. M.

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
JURUSAN KEDOKTERAN UMUM
PURWOKERTO
PENDAHULUAN

Hordeolum adalah salah satu Hordeolum sering terjadi


penyakit yang cukup sering dewasa muda, terutama taraf
terjadi pada kelopak mata. kesehatan yang kurang

Orang dengan hordeolum


sering tidak mencari
perawatan medis
DEFINISI
Hordeolum merupakan infeksi supuratif (akut) kelenjar kelopak mata.

Hordeolum internum
- terkena kelenjar Meibom, Hordeolum eksternum
- terkena kelenjar Zeis dan
- pembengkakan agak besar,
- penonjolan ke arah kelopak Moll,
- penonjolan ke arah kulit
mata atau ke arah
palpebra
konjungtiva
ETIOLOGI

FAKTOR
RISIKO

agent infeksi pada 90-95% kasus


hordeolum

tidak ada data mengenai insidensi


dan prevalensinya.
Laki-laki dan perempuan dapat hiperkolesterolemia
terkena.
Dewasa > anak - anak
ANATOMI

1. Kelenjar Moll atau Kelenjar Keringat


2. Kelenjar Zeis pada pangkal rambut,
berhubungan dengan folikel rambut dan juga
menghasilkan sebum
3. Kelenjar Meibom (Kelenjar Tarsalis) terdapat di
dalam tarsus. Kelenjar ini menghasilkan sebum
(minyak).
PATOFISIOLOGI

Hordeolum externum timbul dari


blokade dan infeksi dari kelenjar
Zeiss atau Moll.

Hordeolum internum timbul dari


infeksi pada kelenjar Meibom yang
terletak di dalam tarsus.
PENEGAKAN DX
Hordeolum internum
• terdapat tanda peradangan, nyeri,
• dapat keluar nanah dari konjungtiva tarsal,
• dapat terjadi penyusutan perlahan tanpa keluar nanah
yang akan membentuk benjolan kecil dan keras.
• Pembesaran KGB preaurikula (+)
Gejala utama pada hordeolum
yaitu nyeri, bengkak, dan merah, Hordeolum eksternum
pada kelopak mata. • terdapat tanda peradangan pada margo palplebra disertai nyeri,
mengeras dan edema,
• benjolan kearah luar kulit, bisa lebih dari satu,
• dapat terjadi pseudoptosis dan gangguan penglihatan
(astigmatisme),
• sering berhubungan dengan blefaritis atau kondisi hipertensi
atau diabetes melitus yang tidak terkontrol
• Pembesaran KGB preaurikula (+)
DX BANDING

a. Benjolan pada bagian palpebral superior ataupun


KEGANASAN
Perlu dicurigai adanya suatu
inferior yang tidak hilang dalam waktu beberap
keganasan dalam diagnosis banding
minggu,
dari sebagian besar kelopak mata dan
b. Teraba keras atau lunak, dan tidak nyeri bila ditekan,
kondisi peradangan kelopak mata
tanpa tanda peradangan
yang berulang dan tidak bereaks
c. Mata dapat tampak merah dan penglihatan jadi sedikit
dengan pengobatan.
buram
TERAPI
● Sembuh sendiri dalam waktu 1-2 minggu
● kompres hangat 4-6 kali sehari selama 15 menit tiap kali, mata tertutup
● Jangan menekan atau menusuk hordeolum, hal ini dapat menimbulkan infeksi
yang lebih serius
● Hindari pemakaian make-up pada mata, karena kemungkinan hal itu menjadi
penyebab infeksi
● Jangan memakai lensa kontak karena dapat menyebarkan infeksi ke kornea.
● Pemberian terapi topikal dengan Oxytetrasiklin salep mata atau kloramfenikol
salep mata setiap 8 jam
● Atau kloramfenikol tetes mata sebanyak 1 tetes tiap 2 jam
● Pemberian terapi oral sistemik dengan Eritromisin 500 mg pada dewasa dan
anak sesuai dengan berat badan atau Dikloksasilin 125-250 mg 4 kali sehari
selama 3 hari.
Indikasi insisi
● terapi medikamentosa tidak berespon
dengan baik
● hordeolum tersebut sudah masuk dalam
stadium supuratif, untuk membuat
drainase pada hordeolum

● Hordeolum internum dibuat insisi pada


daerah fluktuasi pus, tegak lurus (vertikal)
pada margo palpebral
● Hordeolum eksternum dibuat insisi sejajar
(horizontal) dengan margo palpebra
PROGNOSIS

Hordeolum tidak berbahaya dan komplikasinya sangat jarang, tetapi


hordeolum sangat mudah kambuh. Pengobatan yang baik cenderung
dapat sembuh dengan cepat dan tanpa komplikasi. Prognosis baik
apabila hordeolum tidak ditekan atau ditusuk karena infeksi dapat
menyebar ke jaringan sekitar
KOMPLIKASI

• selulitis palpebra dan abses palpebra.


• hordeolum dapat berkembang menjadi kalazion
• astigmatisme

Selulitis Palpebra Abses Palpebra


KESIMPULAN

1. Diagnosis pada pasien ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan


oftalmologis.
2. Anamnesis didapatkan adanya benjolan pada kelopak mata, kecil berwarna
kemerahan makin membesar dan disertai nyeri bila ditekan.
3. Dari pemeriksaan oftalmologi didapatkan adanya edema dan hiperemi pada palpebra
yang disertai nyeri.
4. Penatalaksanaan terdiri dari perawatan umum seperti kompres hangat, antibiotik
topikal ataupun sistemik dan pembedahan.
DAFTAR PUSTAKA
Ehrenhaus MP, Sturridge KA. Hordeolum. 2017.

Ilyas, S, Mailangkay HHB, Taim H, Saman R, Simarwata M, Widodo PS (eds). 2010. Ilmu Penyakit Mata untuk Dokter
Umum dan Mahasiswa Kedokteran. Edisi ke-2. Jakarta: Sagung Seto.

Ilyas, S. 2008. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ketiga. Jakarta: FK Universitas Indonesia.

Lindsley, K., Nichols, J., Dickersin, K. 2010. Interventions for acute internal hordeolum. The Cochrane Collaboration.

Lindsley, K., Nichols, J., Dickersin, K. 2017. Non-surgical interventions for acute internal hordeolum. The Cochrane
Collaboration.

Mansjoer, A dkk. 2016. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I Edisi Keempat. Jakarta: Media Aesculapius FK UI.

Snell, R.S. 2012. Anatomi Klinik Berdasarkan Sistem. Dialihbahasakan oleh Suguharto L. Jakarta: EGC.

Suhardjo, Hartono. 2007. Ilmu Kesehatan Mata. Yogyakarta: FK Universitas Gadjah Mada.

Vaughan DG, Asbury T, Riordan Eva P. 2015. Oftalmologi Umum. Edisi 17. Jakarta: Widya Medika.

Anda mungkin juga menyukai