Anda di halaman 1dari 359

NO KODE KEGIATAN NAMA;UMUR;BB

1
Nn. A; 14 th;

MEDIK

MEDIK

An. A; 4 thn; 12 kg;


3
An. A ; 14tahun ; 38kg

MEDIK

4
an. z ; 17thn

MEDIK

5
An. M; 6 thn; 18 kg;

MEDIK

6
An. N; 13 thn; 38 kg;

MEDIK

7
Ny. M; 50 thn;

MEDIK

8
An. A; 16 thn;

MEDIK

9
Tn. M; 22 thn;

MEDIK

10
An. Fadil; 10 thn; 36 kg;

MEDIK

11
An. Z; 2 thn; 10 kg;

MEDIK

12
An. H; 10 tahun; 20 kg;

MEDIK

13
An. B; 30 thn;

MEDIK

14
Ny. P; 56 thn;

MEDIK

15
An. A; 22 thn;

MEDIK

16
Tn. D; 25 thn;

17
Ny. S; 49 thn;

18
Tn. L; 59 thn;

19
Tn. A; 61 thn

20
Tn. C, 43 thn;

21
NN. S ; 15thn

22
tn. L; 52 thn;

23
NY. Y ; 43thn

24
Nn.N ; 17thn

25
Ny. N; 61 tahun; 59 kg;

26
Ny. G; 52th; 151cm; 60kg

27
Ny. S; 51th; 155cm; 65kg

28
Ny. S; 66th; 150cm; 68kg
ISI DAT

Datang dengan keluhan nyeri pada leher terutama saat menelan yang dirasakan sejak 4 hari terakhir, memberat 2 hari
TD : 120/80 mmHg
N : 77 x/m
P : 20 x/m
S : 37,7°C

K/L :
- Mata : CA-/-, SI-/-
- Hidung : Rinorhea (-)
- Telinga : Otorhea (-)
- Mulut : Tonsil T3/T3, hiperemis (+) pada tonsil, faring dalam batas normal
Thorax :simetris, vesikuler +/+, Rhonki -/-, wheezing -/-
Abdomen :Supel, BU kesan normal, timpani, nyeri tekan (-),distensi (-), defans (-)
Extremitas :akralhangat, edema(-), motorik55/55

Acute up

Pasien datang dibawa orang tua dengan keluhan batuk berdahak yang dirasakan sejak 4 hari yang lalu. Pasien sulit me
normal. Pasien sempat berobat di Dokter praktik dan mendapat obat batuk namun keluhan belum berkurang. Riw. Ale

KU : CM, Sakit Ringan


N : 90x/mnt
P : 28x/mnt
S : 36,5 C

Pemeriksaan Fisis
K/L : CA -/-, SI -/-
Thorax : Vesikuler +/+, Rh -/-, Wh -/-
Abdomen : Supel, BU kesan normal, nyeri tekan (-)
Ekstremitas : Edema (-)

Keluhan Utama: Bentol di badan


Pasien datang ke Puskesmas dengan keluhan bentol di badan sejak 3 hari yang lalu. Bentol tampak berkelompok di be

Riwayat Penyakit Dahulu: Tidak ada


Riwayat Pengobatan: Tidak ada
Riwayat Alergi: Tidak ada
Riwayat Personal & Sosial : Pasien memiliki

Keadaan Umum: baik


Kesadaran: compos mentis (GCS E4 V5 M6)
T: 110/70 mmHg
N: 70x/menit

- Kepala: Normocephal
- Mata: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
- Telinga: membrane timpani intak +/+ hiperemis -/-
- Hidung: pernapasan cuping hidung (-) Mulut : faring hiperemis (-), tonsil T1/T1 hiperemis -/-
- vesikel berkelompok berdasar merah berisi cairan bening pada regio truncus anterior
Pasien datang ke puskesmas dengan keluhan rasa penuh pada telinga kanan yang dirasakan sejak 1 hari yang lalu, kel
lalu. Riwayat keluhan sama (-). Riwayat pilek (-).

KU: Sakit Ringan


Pemeriksaan Fisis Telinga
Auricula Dextra:
- I: Tampak serumen prop pada auricula Dextra, otorthea (-), erithem (-), membran tympani sulit dinilai.
- P : Nyeri tekan tragus (-)
Auricula Sinistra :
- I: Serumen prop (-), othorea (-), erithema (-), membran tympani intak
- P : Nyeri tekan tragus (-)

Pasien datang dibawa orang tua ke puskesmas dengan keluhan nyeri ulu hati yang dirasakan sejak 3 hari yang lalu. D
makan dan hanya mengkonsumsi snack, coklat dan minuman kemasan lain. Riw. Alergi (-). Riwayat Pengobatan (+)
dengan pasien Covid-19 (-). Riwayat bepergian (-).

KU : CM, Sakit Ringan


N : 88/mnt
P : 22 x/mnt
S : 36,5 C

Pemeriksaan Fisis
K/L : CA -/-, SI -/-
Thorax : Vesikuler +/+, Rh -/-, Wh -/-
Abdomen : Supel, BU kesan normal, nyeri tekan (-)
Ekstremitas : Edema (-)

Pasien datang dibawa orang tua ke puskesmas dengan keluhan bisul pada tangan kanan yang dirasakan sejak 1 ming
alergi tidak diketahui, riwayat penyakit lain (-).KU : Compos Mentis
N : 100 x/mnt
P : 20 x/mnt
S : 36,9 C

Regio Brachium Dextra :


- Inspeksi : nodus eritematosa berpustul (+)
- Palpasi : Nyeri tekan, teraba hangat

PBM datang ke Poli THT dengan keluhan nyeri saat menelan yang dirasakan sejak 2 hari SMRS. Keluhan kadang d
sama (+). Riw. Penyakit : Maagh (+), HT (-), DM (-).

KU : Sakit Ringan

Pemeriksaan Fisis Kerongkongan dan Tenggorokan


- Tonsil T2/T2 hiperemis (+)
- Farings hiperemis (+), lateral band membesar
- Pembesaran KGB regional (-)
PBM datang ke Poliklinik THT dengan keluhan keluar cairan berwarna bening dan kental dari telinga kanan yang d
demam (-). Riwayat keluhan yang sama (+) 2 bulan yang lalu, riwayat berobat ke dokter (+), keluhan sempat membai
teling (+). Riwayat trauma pada telinga (-). Riwayat pilek (-).

KU: Sakit Ringan

Pemeriksaan Fisis Telinga


Auricula Dextra:
- I: Othorea (+), sekret mukopurulen (+), erithem (-), perforasi (+) pada membran tympani
- P : Nyeri tekan tragus (-)
Auricula Sinistra :
- I: Serumen prop (-), othorea (-), eritema (-), membran tympani intak
- P : Nyeri tekan tragus (-)

PBM datang ke IGD Puskesmas dengan keluhan luka pada dagu setelah jatuh dari motor. Pasien mengaku menabrak
obatan (-).

KU : CM
TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/mnt
P : 20 x/mnt
S : 37,9 C

Regio Facialis
- Inspeksi : Tampak vulnus laceratum pada regio mentalis ukuran 1 cm x 0,5 cm, eritem (+), perdarahan aktif (+).
- Palpasi : Nyeri tekan (+), teraba hangat (+)
Pasien datang dibawa orang tua ke IGD Puskesmas dengan keluhan nyeri ulu hati yang dirasakan sejak 1 hari yang l
BAK dalam batas normal. Pasien memiliki riwayat malas makan dan hanya mengkonsumsi snack, coklat dan min
dinyatakan menderita penyakit lambung. Pasien juga telah melakukan pemeriksaan rontgen dada dan hasil pemeriksa

KU : CM, Sakit Ringan


N : 88/mnt
P : 22 x/mnt
S : 36,5 C

Pemeriksaan Fisis
K/L : CA -/-, SI -/-
Thorax : Vesikuler +/+, Rh -/-, Wh -/-
Abdomen : Supel, BU kesan normal, nyeri tekan (-)
Ekstremitas : Edema (-)

Pasien datang dibawa orang tua ke IGD Puskesmas dengan keluhan BAB cair >3x sehari yang dirasakan sejak 2 hari y
diketahui. Riw. Penyakit lain (-). Riw. Imunisasi lengkap sesuai usia.

KU : CM, Sakit Ringan


N : 98/mnt
P : 26 x/mnt
S : 36,5 C

Pemeriksaan Fisis
K/L : CA -/-, SI -/-, mata cekung (-), bibir kering (-)
Thorax : Vesikuler +/+, Rh -/-, Wh -/-
Abdomen : Supel, BU kesan normal, nyeri tekan (-), turgor kulit baik
Ekstremitas : CRT < 2 detik
pasien datang ke poliklinik anak atas anjuran untuk kontrol rutin pengobatan Epilepsi. Pasien tidak pernah lagi meng
Epilepsi sejak 3 tahun yang lalu.

KU : Compos Mentis
N : 98 x/mnt
P : 24 x/mnt
S : 36,5 C

K/L : CA -/-, SI -/-


Thorax : dbn
Abdomen : dbn
Extremitas : dbn

Pasien datang ke poli dengan keluhan rasa penuh pada telinga kanan yang dirasakan sejak 1 hari yang lalu, keluhan
Riwayat keluhan sama (-). Riwayat pilek (-).

KU: Sakit Ringan

Pemeriksaan Fisis Telinga


Auricula Dextra:
- I: Tampak serumen prop pada auricula Dextra, otorthea (-), erithem (-), membran tympani sulit dinilai.
- P : Nyeri tekan tragus (-)
Auricula Sinistra :
- I: Serumen prop pada auricula sinistra, othorea (-), erithema (-), membran tympani intak
- P : Nyeri tekan tragus (-)

E
Pasien datang dengan keluhan perdarahan yang keluar dari hidung kanan, tidak ada keluhan darah yang mengalir di
dan DM. Riwayat keluhan sama (-). Riwayat trauma pada hidung (-).

KU : Sakit Ringan
TD : 130/80 mmHg
Pemeriksaan Fisis Hidung
- Pemeriksaan hidung luar dbn
- Rhinoskopi anterior dextra : sekret (-), edema (-), perdarahan/bekuan darah (+), polip (-).
- Rhinoskopi anterior sinistra : sekret (-), edema (-), perdarahan/bekuan darah (+), polip (-).

pasien datang ke puskesmas dengan keluhan keluar cairan berwarna bening dan kental dari telinga kanan yang dira
demam (-). Riwayat keluhan yang sama (+) 2 bulan yang lalu, riwayat berobat ke dokter (+), keluhan sempat memba
korek teling (+). Riwayat trauma pada telinga (-). Riwayat pilek (-).

KU: Sakit Ringan

Pemeriksaan Fisis Telinga


Auricula Dextra:
- I: Othorea (-), sekret mukopurulen (-), erithem (-), perforasi (-) pada membran tympani
- P : Nyeri tekan tragus (-)
Auricula Sinistra :
- I: Othorea (+), sekret mukopurulen (+), erithem (-), perforasi (+) pada membran tympani
- P : Nyeri tekan tragus (-)
PBM datang ke Poli THT dengan keluhan nyeri saat menelan yang dirasakan sejak 2 hari SMRS. Keluhan juga disertai
dbn. Riwayat keluhan yang sama (+) 1 tahun yang lalu.

KU : Sakit Ringan

Pemeriksaan Fisis Kerongkongan dan Tenggorokan


- Tonsil T3/T2 hiperemis (+), kripte melebar (+), detritus (-)
- Farings hiperemis (-)
- Pembesaran KGB regional (+)

PBM datang ke Poliklinik Saraf dengan keluhan nyeri pada pinggang bawah menjalar ke kaki kanan yang dirasakan sejak 3 hari
HT (-). Riw. DM (-). Riw. Maagh (+).

KU : Compos Mentis
TD : 110/70 mmhg
N : 78 x/mnt
P : 20 x/mnt
S : 36,5 C

K/L : CA -/-, SI -/-


Thorax : dbn
Abdomen : dbn
Extremitas : Akralhangat, edema(-), eritema (-), motorik55/55, sensibilitas baik, CRT < 2 det
- Laseque Test (+)
Pasien datang ke Poliklinik Saraf untuk kontrol pengobatan Bell’s Palsy yang dialami sejak 2 minggu yang lalu, saat ini keluhan
menutup, pasien juga mengeluhkan rasa kebal pada wajah sebelah kiri. Keluhan lain Demam (-), sakit kepala (-), mual (-), mun
Metformin. Riw. HT (-).

KU : Compos Mentis
TD : 120/70 mmhg
N : 70 x/mnt
P : 20 x/mnt
S : 36,5 C

Pemeriksaan N.VII
- Kerutan dahi : kanan (+), kiri (+/-)
- Pejaman mata : kanan (dapat menutup rapat), kiri (kurang rapat)
- Lipatan nasolabialis : kanan (+), kiri (+/-)
- Menyeringai (menunjukkan geligi) : kanan (+), kiri (+/-)

Pasien datang ke Poliklinik Saraf untuk kontrol pengobatan Bell’s Palsy yang dialami sejak 2 minggu yang lalu, saat in
kekanan dan mata kiri sukar menutup, pasien juga mengeluhkan rasa kebal pada wajah sebelah kiri. Keluhan lain De
DM (+), rutin konsumsi Glibenklamide dan Metformin. Riw. HT (-).

KU : Compos Mentis
TD : 120/70 mmhg
N : 70 x/mnt
P : 20 x/mnt
S : 36,5 C

Pemeriksaan N.VII
- Kerutan dahi : kanan (+), kiri (+/-)
- Pejaman mata : kanan (dapat menutup rapat), kiri (kurang rapat)
- Lipatan nasolabialis : kanan (+), kiri (+/-)
- Menyeringai (menunjukkan geligi) : kanan (+), kiri (+/-)
Pasien datang ke Poliklinik dengan keluhan pandangan mata kabur pada kedua mata disertai perasaan silau. Keluhan dirasaka
hipertensi dan diabetes melitus (-). Riwayat pengobatan (-)

Pemeriksaan Tajam Penglihatan:


VOD 6/12 tdd
VOS 6/21 F tdd

Pemeriksaan Mata:
OD :
- Lensa agak keruh
- Cairan lensa normal
- Iris normal
- Bilik mata depan normal
- Sudut bilik mata normal
- Shadow test (-)
OS :
- Lensa agak keruh
- Cairan lensa normal
- Iris normal
- Bilik mata depan normal
- Sudut bilik mata normal
- Shadow test (-)

Pasien datang ke poli dengan keluhan rasa tidak nyaman pada mata kiri disertaimata kiri memerah2 hari yang lalu. P

Pemeriksaan Tajam Penglihatan:


VOD 6/6
VOS 6/6

Pemeriksaan Fisis Mata:


OD : dbn
OS : Konjungtiva hiperemis (+), sekret (+).

Pasien datang dengan keluhan nyeri pada ulu hati sejak 2 hari yang lalu, nyeri terus-menerus dan rasa panas pada d
normal. Riwayat keluhan yang sama sebelumnya (+). Riwayat penyakit lain (-). Riwayat kebiasaan pasien malas maka

Pemeriksaan fisis:
KU : sakit ringan
TD : 120/80mmHg
N : 88x/menit
P : 20x/menit
S : 36,7°C
Regio Abdomen:
I : Datar, ikut gerak napas
A : Peristaltik (+) kesan normal
P : Nyeri tekan (+) region epigastrium
P : Timpani (+)
Pasien datang dengan keluhan tegang pada tengkuk yang dirasakan 1 hari yang lalu disertai nyeri kepala yang dirasakan terus
(-), batuk (-).Riwayat penyait hipertensi dan sedang berobat.Riwayat HT dalam keluarga (+) orang tua.
Pemeriksaan fisik :
Pemeriksaan fisis:
KU : sakit ringan
Kesadaran: komposmentis
TD : 150/80mmHg
N : 88x/menit
P : 20x/menit
S : 36,7°C
Leher : kaku kuduk (-)
Regio Thorax:
I : Simeteris kanan= kiri, retraksi (-/-)
P : nyeri tekan (-/-), vocal fremitus kanan=kiri, massa tumor (-/-)
P : Sonor kanan = kiri
A : Vesikuler, Rhonki (-/-), wheezing(-/-)

Regio Abdomen:
I : Datar, ikut gerak napas
A : Peristaltik (+) kesan normal
P : nyeri tekan (-)
P : timpani

Ekstremitas : motorik 5555, sensorik NNNN

D
Pasien datang dengan keluhan lemas sejak 3 hari yang lalu. Pasien juga mengeluh kehilangan nafsu makan dan sering keram2 pada jari-jari tangan. Keluha
Riwayat dengan keluhan yang sama sebelumnya (+). Riwayat penyakit hipertensi (-), DM (+). Riwayat keluhan yang sama di keluarga (-). Riwayat pengobat

Pemeriksaan fisis:
KU : sakit ringan
TD : 100/60 mmHg
N : 70x/menit
P : 18x/menit
S : 36,2°C

Mata cekung (-/-)


Konungtiva anemis (-/-)
Sklera ikterik (-/-)
Bibir kering (-) pucat (-)
Lidah kotor (-)
Tonsil T1/T1 hiperemis (-) granul (-)
Faring hiperemis (-)

Regio Thorax:
I : Simeteris kanan= kiri, retraksi (-/-)
P : nyeri tekan (-/-), vocal fremitus kanan=kiri, massa tumor (-/-)
P : Sonor kanan = kiri
A : Vesikuler, Rhonki (-/-), wheezing(-/-)

Regio Abdomen:
I : Datar, ikut gerak napas
A : Peristaltik (+) kesan normal
P : nyeri tekan (-)
P : timpani

Ekstremitas :
Kekuatan E. Atas : 5 / 5 dalam batas normal
Kekuatan E. Bawah : 5 / 5 dalam batas normal

Pemeriksaan Laboratorium”
GDS: 555mg/dl
Pasien datang dengan keluhan nyeri saat menelan yang dirasakan sejak 2 hari. Keluhan disertai rasa gatal di tenggor
riwayat kontak dengan pasien covid19 (-). riwayat keluar kota (-).

KU : Sakit Ringan
TD: 120/80 mmHg
N : 78 x/mnt
P : 20 x/mnt
S : 36,9 C

Pemeriksaan Fisis
- K/L : CA -/-, SI -/-, Tonsil T1/T1, farings hiperemis (+)
- Thorax : Vesikuler +/+, Rh -/-, Wh -/-
- Abdomen : Supel, BU kesan normal, nyeri tekan epigastrium (+)
- Ekstremitas : Edema (-)

Pasien datang dengan keluhan gatal di kedua lengannya yang di rasakan sejak 2 hari yang lalu. Keluhan lain demam
penyakit DM (-), HT (-), penyakit lain (-)

KU : CM, sakit rinngan


TD: 110/80 mmHg
N : 85 x/mnt
P : 20 x/mnt
S : 36,5 C
Pemeriksaan Fisis
K/L : CA -/-, SI -/-
Thorax : Vesikuler +/+, Rh -/-, Wh -/-
Abdomen : Supel, BU kesan normal, nyeri tekan (-)
Ekstremitas superior:
- Inspeksi: regio antebrachii D/S tampak eritema (+), vulnus ekskoriatum (+), edema (+) minimal
- Palpasi: Nyeri tekan (+), teraba hangat (+)

Vertigin
Keluhan Utama: Pusing berputar
Keluhan Tambahan: Pasien datang ke Puskesmas dengan keluhan pusing yang dirasakan seperti berputar, keluhan timbul seca
jatuh dan tidak dapat berdiri terlalu lama. Keluhan lain tidak ada.

Riwayat Penyakit Dahulu: Pasien sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan yang sama. Riwayat gastritis (-)
Riwayat Pengobatan: (-)
Riwayat Alergi: (-)
Riwayat Personal & Sosial : Pasien jarang berolahraga (+), merokok (-), alkohol (-).
Riwayat Penyakit Keluarga: Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan yang sama

PEMERIKSAAN FISIS
Keadaan Umum: baik
Kesadaran: compos mentis (GCS E4 V5 M6)
T: 130/80 mmHg
N: 90 X/menit

Kepala: Normocephal; Mata: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, Telinga: membrane timpani intak +/+ hiperemis -/- ; Hid
Leher: JVP 4 + 5 cm H2O; KGB: tidak ada pembesaran; Tiroid: tidak ada pembesaran; Retraksi suprasternal (-); Deviasi trakea (-
Thorax:
- Pulmo: bentuk dan gerak simetris; retraksi interkostal +/+; Vocal fremitus kanan=kiri; sonor kanan=kiri; vesicular breathing so
- Cor: Batas jantung dalam batas normal; S1, S2 (+) S3, S4 (-); bunyi jantung tambahan (-)
Abdomen: cembung lembut; turgor baik; nyeri tekan (-); hepatomegali (-); splenomegali (-); asites (-); bising usus (+) normal
Back: deformitas (-) hematoma (-) inflamasi (-) nyeri tekan (-)nyeri ketok CVA (-) ROM normal
Ekstremitas : sianosis -/-; edema -/-; CRT <2", tidak ada kelainan, petechiae/purpura/ekimosis (-)
Pemeriksaan Tambahan: Nistagmus (+)

Keluhan Utama: Rasa tersetrum pada kedua tungkai


Keluhan Tambahan: Pasien datang ke Puskesmas dengan keluhan rasa tersetrum pada kedua tungkai yang dirasakan sejak 10
dan ujung-ujung jari kedua tangan.

Riwayat Penyakit Dahulu: Diabetes mellitus (+). Riwayat gastritis (-)


Riwayat Pengobatan: Pasien mengonsumsi metformin namun tidak secara rutin
Riwayat Alergi: (-)
Riwayat Personal & Sosial : Pasien jarang berolahraga (+), merokok (-), alkohol (-).
Riwayat Penyakit Keluarga: Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan yang sama

PEMERIKSAAN FISIS
Keadaan Umum: baik
Kesadaran: compos mentis (GCS E4 V5 M6)
T: 125/70 mmHg
N: 90 X/menit

Kepala: Normocephal; Mata: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, Telinga: membrane timpani intak +/+ hiperemis -/- ; Hid
Leher: JVP 4 + 5 cm H2O; KGB: tidak ada pembesaran; Tiroid: tidak ada pembesaran; Retraksi suprasternal (-); Deviasi trakea (-
Thorax:
- Pulmo: bentuk dan gerak simetris; retraksi interkostal +/+; Vocal fremitus kanan=kiri; sonor kanan=kiri; vesicular breathing so
- Cor: Batas jantung dalam batas normal; S1, S2 (+) S3, S4 (-); bunyi jantung tambahan (-)
Abdomen: cembung lembut; turgor baik; nyeri tekan (-); hepatomegali (-); splenomegali (-); asites (-); bising usus (+) normal
Back: deformitas (-) hematoma (-) inflamasi (-) nyeri tekan (-)nyeri ketok CVA (-) ROM normal
Ekstremitas : sianosis -/-; edema -/-; CRT <2", tidak ada kelainan, petechiae/purpura/ekimosis (-)
Pemeriksaan Neurologis: Motorik ekstremitas superior dan inferior dalam batas normal, Sensorik ekstremitas inferior dan ujun
Keluhan Utama: Nyeri pada kedua lutut
Keluhan Tambahan: Pasien datang ke puskesmas dengan keluhan nyeri pada kedua lutut yang dirasakan sejak 1 bulan yang lal
berkurang jika beristirahat. kaku pada lutut (+) di pagi hari ±10 menit, demam (-), batuk (-), mual (-), muntah (-).

Riwayat Penyakit Dahulu: Hipertensi (-) diabetes mellitus (-) gastritis (-)
Riwayat Pengobatan: Pasien sebelumnya pernah mengalami keluhan yang sama dan mengkonsumsi obat anti nyeri yang dibel
Riwayat Alergi: (-)
Riwayat Personal & Sosial : Pasien jarang berolahraga (+), merokok (-), alkohol (-).
Riwayat Penyakit Keluarga: Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan yang sama

PEMERIKSAAN FISIS
Keadaan Umum: baik
Kesadaran: compos mentis (GCS E4 V5 M6)
TD : 135/80 mmHg
BB : 68 kg
TB : 150 cm
BMI : 30,2 kg/m2 (kesan : Obesitas)
Kepala: Normocephal; Mata: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, Telinga: membrane timpani intak +/+ hiperemis -/- ; Hid
Leher: JVP 4 + 5 cm H2O; KGB: tidak ada pembesaran; Tiroid: tidak ada pembesaran; Retraksi suprasternal (-); Deviasi trakea (-
Thorax:
- Pulmo: bentuk dan gerak simetris; retraksi interkostal +/+; Vocal fremitus kanan=kiri; sonor kanan=kiri; vesicular breathing so
- Cor: Batas jantung dalam batas normal; S1, S2 (+) S3, S4 (-); bunyi jantung tambahan (-)
Abdomen: cembung lembut; turgor baik; nyeri tekan (-); hepatomegali (-); splenomegali (-); asites (-); bising usus (+) normal
Back: deformitas (-) hematoma (-) inflamasi (-) nyeri tekan (-)nyeri ketok CVA (-) ROM normal
Ekstremitas : sianosis -/-; edema -/-; CRT <2", petechiae/purpura/ekimosis (-). Regio genu dextra et sinistra ROM terbatas (+),
ISI DATA PENATALAKSANAAN

KIE
Paracetamol 500mg/8jam/oral
Amoxicillin 500mg/8jam/oral

Edukasi :
Minum obat teratur
Hindari semua makanan yang merangsang pencernaan, seperti makanan
yang pedis dan manis

KIE
Puyer batuk (Ambroxol 30 mg No. II, Guaifenesin 100 mg No. V,
Dexamethasone 0,5 mh No. II, Vitamin C 50 mg No. VIII) 3x1
Amoxicilin Syr 125 mg/5ml 3 x 1 C

Tatalaksana Farmakologi :
1. Asiklovir 400 mg, 5 x 2
2. Cetirizine 10 mg, 1 x 1
3. Bedak as. Salisilat 2% + menthol

Edukasi :
1. Minum obat teratur
2. Jika gatal jangan digaruk
KIE menjaga kebersihan telinga
Spooling AD

KIE makan teratur, hindari makanan yang merangsang pengeluaran asam


lambung seperti makanan asam, pedas, coklat, teh, kopidll
Antasida syr 3x1 Cth

KIE, Paracetamol 500 mg 3x1


Cefadroxil 500 mg 2x1
Gentamisin zalf 3x1 ue

KIE pasien agar menghindari makan-makanan yang mengiritasi seperti


makana asam, pedis, dll, minum air hangat, istirahat cukup
Ambroxol 30 mg 3x1
Methylprednosolon 4 mg 3x1
Lansoprazole 30 mg 1x1
KIE pasien agar menjaga kebersihan telinga, menjaga agar telinga tidak
boleh kemasukan air
Ear Toilet
Cefixime 200 mg 2x1
Natrium Diclofenac 50 mg 2x1

Tindakan Medis : Wound Toilet dan Penjahitan Luka (Jahit kulit teknik
interuptus sebanyak 3 jahitan)

TERAPI FARMAKOLOGI
- Asam mefenamat 500 mg (jika nyeri)
- Gentamycin Zalf

NON FARMAKOLOGI
- Edukasi rutin kontrol Penggantian Verban
- Menjaga kebersihan area luka
- Memenuhi kebutuhan nutrisi
KIE makan teratur, hindari makanan yang merangsang pengeluaran asam
lambung seperti makanan asam, pedas, coklat, teh, kopidll
Antasida syr 3x1 Cth
Domperidone tab 10 mg 3x1

KIE ibu untuk terus lanjutkan ASI dan MPASI


Zinc Syr 20mg/5ml 1x1 Cth (10 hari)
Oralit 200 ml tiap BAB
KIE Orang tua agar pasien konsumsi obat teratur, rutin kontrol pengobatan
Asam Valproat syrup 250mg/5ml 2 x 5 ml

KIE menjaga kebersihan telinga


Spooling AD

KIE tatalaksana awal pada epistaksis di rumah, menghindari mengorek-


ngorek hidung
- Pemasangan tampon sampai perdarahan berhenti
- Ciprofloksasin

KIE pasien agar menjaga kebersihan telinga, menjaga agar telinga tidak
boleh kemasukan air
Ear Toilet
Cefixime 200 mg 2x1
Natrium Diclofenac 50 mg 2x1
KIE pasien agar menghindari makan-makanan yang mengiritasi seperti
makana asam, pedis, dll, minum air hangat, istirahat cukup
Natrium Diclofenac 50 mg 2x1
Cefixime 200 mg 2x1

KIE
Ibuprofen 400 mg 3x1
Domperidon 10 mg 3x1
Lansoprazole 30 mg 2x1
Rujuk Poliklinik Rehabilitasi Medik pro Fisioterapi

KIE
Prednison 5 mg 3x1
Mecobalamin tab 1x1
Simvastatin 20 mg 0-0-1
Glibenklamide 5 mg 0-0-1
Metformin 500 mg 3x1
Rujuk Poliklinik Rehabilitasi Medik pro Fisioterapi
KIE rutin kontrol untuk evaluasi tindakan medis selanjutnya
Sanbe Tears ED 4 x 1 ODS

LFX ED 6 x 1 OS
Methylprednisolon 4 mg 3x1

Medikamentosa:
R/ Antasida tab No. X
ʃ 3 dd tab 1 a.c
R/ B6 tab No. X
ʃ 2 dd tab 1 p.c

Edukasi:
- Atur pola makan
- Hindari makanan pedis, asam/kecut
- Minum obat teratur
R/ Amlodipin 10 mg tab No. X
ʃ 1 dd tab 1 a.c

Edukasi:
- Diit rendah garam
- Rutin olahraga 3x semingggu dengan durasi ±30 mnt

Metformin tab No. X


ʃ 3 dd tab 1 a.c
R/ Bcom tab No. X
ʃ 3 dd tab 1 p.c

Edukasi:
- Jaga pola makan, kurangi makanan tinggi gula
- Makan beras merah, banyak makan serat
Rutin olaharga
R/ Dexametasone tab No. X
ʃ 2 dd 1 tab p.c.
R/ Ibu profen tab No. X
ʃ 3 dd 1 tab p.c.
R/ Vit. C tab No. X
ʃ 3 dd 1 tab p.c.

KIE: Hindari makan-makanan yang mengiritasi seperti makana asam, pedis,


dll, minum air hangat, istirahat cukup

R/ Chlorpheniramine tab No. X


ʃ 2 dd tab 1 p.c
R/ Prednison tab No. X
ʃ 3 dd tab 1 p.c
R/ Vit. C tab No. X
ʃ 2 dd tab 1 p.c

KIE: jaga kebersihan badan, hindari penyebab alergi/iritasi. Kurangi makan


makanan yang mengandung micin
Tatalaksana Farmakologi :
1. Ibuprofen 3 x 200mg tab/hari
2. Betahistin Mesilat 3 x 6mg tab/hari
3. Antasida 3x1 tab/hari (kunyah)
4. Vitamin Bcomp 2 x 1 tab/hari
Tatalaksana Non-farmakologi :
- Edukasi agar pasien duduk diam sejenak saat bangun tidur, tidur dengan
posisi kepala agak tinggi, menghindari posisi membungkuk dan
menggerakkan kepala secara perlahan
- Mengajarkan dan mengedukasikan pasien untuk melakukan senam
vertigo (metode brand daroff)
- Membatasi konsumsi kafein
- Rujuk ke Spesialis Saraf jika keluhan belum berkurang dan konsul
fisioterapi

Usulan Pemeriksaan Penunjang :


- GDP & GD2PP
Tatalaksana Farmakologi :
1. Natrium diclofenac 2 x 50mg tab/hari
2. Pregabalin 1 x 150mg tab/hari
3. Metformin 3 x 500mg tab/hari

Edukasi :
- Menghindari gula dan asupan lemak jenuh, rokok, dan alkohol
- Menjaga berat badan di kisaran indeks massa tubuh (IMT) normal
- Minum obat secara terus-menerus walau tidak merasa sakit
- Kontrol rutin setiap 3-6 bulan, dan melakukan pemeriksaan kaki dan mata
secara berkala
Usulan Pemeriksaan Penunjang :
- Foto X-Ray Genu bilateral

Tatalaksana Farmakologi :
1. Natrium diclofenac 3 x 50mg tab/hari (setelah makan)
2. Ranitidin 2 x 150mg tab/hari (setelah makan)
3. Vitamin Bcomp 2 x 1 tab/hari

Tatalaksana Non-farmakologi :
- Hindari aktifitas yang membebani sendi, latihan memperkuat otot sekitar
sendi
- Koreksi kelainan posisi sendi yang menyebabkan nyeri : cara berjalan,
menurunkan berat badan
- Terapi fisik dan rehabilitasi (olahraga non-impact seperti berenang)
NO IDENTITAS PENATALAKSANAAN
KODE
KEGIATAN
1 Nn. A; 14 th; KIE
Paracetamol 500mg/8jam/oral
Amoxicillin 500mg/8jam/oral
Edukasi :
Minum obat teratur
Hindari semua makanan yang merangsang
pencernaan, seperti makanan yang pedis dan manis

2 An. A; 4 thn; 12 kg; KIE


Puyer batuk (Ambroxol 30 mg No. II, Guaifenesin 100
mg No. V, Dexamethasone 0,5 mh No. II, Vitamin C 50
mg No. VIII) 3x1
Amoxicilin Syr 125 mg/5ml 3 x 1 C
3 An. A ; 14tahun ; 38kg Tatalaksana Farmakologi :
1. Asiklovir 400 mg, 5 x 2
2. Cetirizine 10 mg, 1 x 1
3. Bedak as. Salisilat 2% + menthol

Edukasi :
1. Minum obat teratur
2. Jika gatal jangan digaruk

an. z ; 17thn KIE menjaga kebersihan telinga


Spooling AD

4
Tn.PS / 35 tahun Non-Farmakologi:
BB : 68 Kg - Jangan mengedan saat BAB
TB : 165 Cm - Makan makanan tinggi serat

Farmakologi :
- Na Diklofenak 2x1
- Vitamin B12 1x1
- Asam traneksamat 3 x 500 mg

5
Tn W / 42 tahun Non-Farmakologi:
BB : 65 Kg - Hindari mengangkat beban yang membebani tulang
TB : 158 Cm belakang
-perbaiki postur tubuh
-Istirahat yang cukup
Farmakologi :
- Na Diklofenak 2x1
- Vitamin B Com 1x1

6
NY U / 40 tahun Non-Farmakologi:
BB : 72 Kg -Istirahat yang cukup
TB : 150 Cm

Farmakologi :
- Ibuprofen 3x1
- Vitamin B Com 1x1

7
Tn LT / 54 tahun Non-Farmakologi:
BB : 56 Kg -Istirahat yang cukup
TB : 165 Cm

Farmakologi :
- Betahistine 3x1
- Paracetamol 3x1
- Vitamin B Com 1x1

8
Ny.D / 39 tahun Non-Farmakologi
BB : 71 Kg - Minum obat teratur
TB : 153 Cm

Farmakologi :
- Amoxicilin 3x500 mg
- Cetirizine 1x10 mg
- Vit B Com 1x1 tab

9
Tn.MH / 50 tahun Non-Farmakologi:
BB : 68 Kg Kurangi makan makanan yang mengandung asam urat
TB : 158 Cm tinggi seperti kacang-kacangan

Farmakologi :
- Ibuprofen 2x1
- vitamin Bcomp 1x1

10

Ny. RP; 35thn; 60kg Medikamentosa:


Ibu profen 3 dd tab 1 p.c.
Vit B com 2 dd tab 1 p.c.

KIE: Istrahat cukup, makan teratur dan gizi seimbang,


olahraga teratur 3x dalam seminggu dengan durasi
sekitar 30 menit

11
Tn. MSP; 30 tahun; 58 kg Loperamide tab No. X
ʃ 2 dd tab 1 p.c
R/ Vit B com tab No. X
ʃ 2 dd tab 1 p.c

KIE: Istirahat yang cukup, makan-makanan yang


bergizi kurangi jajan sembarangan, cuci tangan
12 sebelum makan

Ny. NR; 24thn; 56kg Ketokonazole 200 mg 1 dd tab 1 p.c


Chlorpheniramine tab 2 dd tab 1 p.c
Ketokonazole cream u.e 2 dd

Edukasi:
13 - Jangan menggaruk diarea yang gatal
- Jaga kondisi tubuh agar tidak lembab
- Gunakan obat teratur

Tn. RK; 42thn; 72kg; TB Ibu profen tab 3 dd tab 1 p.c.


173cm Prednison tab 3 dd tab 1 p.c.
B com tab 2 dd tab 1 p.c.

KIE: Istrahat cukup, makan teratur dan gizi seimbang,


olahraga teratur 3x dalam seminggu dengan durasi
sekitar 30 menit

14
Ny. AP; 26thn; BB 55kg; TB Rujuk RS/ Poli mata
159cm
KIE: gunakan kaca mata secara rutin, makan gizi
seimbang

15

Ny. RL/ 28thn/ BB 59kg TB Hidrokortison krim 1%, 4 x 1


160cm Cetirizine 10 mg, 1 x 1
Edukasi :
Edukasi mengganti sabun cuci piring kembali ke merk
yang lama
Menggunakan obat sesuai anjuran

16
Nn. A ; 25th ; 160 ; 55 kg Tatalaksana Farmakologi :
Chloramphenicol 0.5% EO/8jam/os
Ibuprofen 400mg/12 jam/oral
Edukasi
Kompres hangat mata kiri 10 menit setiap 8 jam,
Bersihkan kelopak mata dengan sabun bayi, Hindari
menusuk atau mengkucek mata ,Menjaga kebersihan
area mata terutama jika menggunakan riasan

17

Nn. A ; 23th ; 160 ; 54 kg Tatalaksana Farmakologi :


Loratadine 10mg/24jam/oral
Paracetamol 500mg, Pseudoefedrin HCl 30mg,
dextromethorphan HBr 15mg/8jam/oral

Edukasi
1. Hindari pencetus/alergen

2. HIndari suhu
ekstrim panas atau dingin
18
Tn. LK ; 33 th ; 165 ; 60 kg Tatalaksana Farmakologi :
Ciprofloxacin 500mg/12jam/oral
Ibuprofen 400mg/12 jam/oral
Edukasi
Hindari memasukkan benda ke dalam liang telinga

19
Ny. WS ; 27th ; 160 ; 58 kg Tatalaksana Farmakologi :
Omeprazole 20mg/12jam/oral

Edukasi
1. Hindari makanan dan minuman yang menstimulasi
sekresi asam lambung seperti kopi, coklat, minuman
bersoda
2. Tinggikan posisi
kepala saat tidur jika keluhan sering dirasakan pada
malam hari
3. Makan paling lambat 2 jam sebelum tidur
20

NY.WP; 26thn ; BB 53kg Tatalaksana Farmakologi :


TB157cm 1. Asiklovir 400 mg, 5 x 2 (selama 7hari)
2. Cetirizine 10 mg, 1 x 1

Edukasi :
1. Minum obat teratur
2. Jika gatal jangan digaruk

21
Nn. LPC, 20 tahun, TB 154 Tatalaksana Farmakologi:
cm, BB 45 kg 1. Siprofloksasin tab 250 mg, 2 x 1

Edukasi:
1. Minum obat sesuai instruksi
2. Menjamin personal hygiene terutama setelah BAK
3. Minum air mineral minimal 1,5 – 2 L/hari

22

Ny. WK, 46 thn, BB 59 kg, TB Medikamentosa :


167 cm • Ciprofloxacin 3x500 mg
• Paracetamol 3x500 mg
• Dexamethasone 3x 0,5 mg
Non Medikamentosa :
• Minum air minimal 2-3L/hari
• Edukasi mengenai penyebab dan faktor resiko ISK,
paling sering adalah karena masuknya flora anus ke
kandung kemih melalui perilaku atau hygiene yang
kurang baik. Sehingga selalu membersihkan area
23 kemaluan dari depan ke belakang setelah berkemih.
• Tidak menahan kencing
• Hindari hubungan seks dalam masa pengobatan
• Kembali ke fasilitas kesehatan apabila terdapat
nyeri pinggang, atau BAK berdarah
Ny. ESM ; 30tahun; 165 cm; Medikamentosa :
75kg • Piroksikam tablet 10mg 2x1 tab
• Amlodipine tablet 5mg 1x1 tab (0-0-1)
• Vitamin B complex 2x1 tab

Non-Medikamentosa :
• Tidak diperkenankan untuk naik tangga dan berdiri
terlalu lama
• Melakukan relaksasi otot dengan berendam air
hangat atau melakukan pijat refleksi
• Olahraga ringan teratur minimal 3x/minggu
24 (berenang atau sepeda statis)
• Hindari makan tinggi garam, berminyak, dan manis
• Hindari makan jerohan, daging kambing, dan kopi
• Perbanyak makan buah
• Rutin kontrol dan minum obat

Ny. LK, 30 tahun, BB 90 kg, Medikamentosa


TB 165 cm • Oralit sachet  dilarutkan kedalam 1 gelas,
diberikan 100-200 ml setiap kali BAB
• Tablet Metronidazole 3x500 mg
• Tablet Paracetamol 3x500 mg prn (jika demam)
• Tablet Antasida 3x1 ac (sebelum makan)
• Zinc tablet 1x20 mg selama 10 hari

Nonmedikamentosa
• KIE pentingnya terapi rehidrasi
• Kenali tanda bahaya diare yaitu terdapat darah
pada tinja, tidak mau makan dan minum
• Mencuci tangan sebelum makan.
25 • Menjauhi makanan yang diragukan kebersihannya
dan tidak minum air keran.
• Menyimpan makanan di lemari es dan hindari
meninggalkan makanan di bawah paparan sinar
matahari atau suhu ruangan.
• Utamakan memakan makanan dari bahan makanan
yang segar.
Ny. S, 59 thn, BB 60 kg, TB Medikamentosa :
155 cm - Cetirizine 2x1 tab
- Metilprednisolon 2x1 tab
- Salep Hydrocortison 3 dd ue

Non-Medikamentosa :
- Pasien disarankan bila salep habis dapat
memberikan bedak tabur yang mengandung salycil
- Edukasi pasien agar segera mandi/berganti baju bila
26 berkeringat, jangan biarkan badan dalam kondisi
lembab

Ny. J, 57 tahun, BB 62KG; TB Captopril 2x12,5 mg


157cm • Simvastatin 1x20 mg
• Vitamin B complex 1x1
• Natrium Diklofenak 2x50 mg k/p nyeri
KIE :
- Edukasi pasien mengenai penyakit yang diderita
beserta factor resiko
- Mengkonsumsi obat rutin setiap hari.
- Rutin cek tekanan darah ke puskesmas tiap bulan.
- Diet rendah garam dan rendah lemak

27
Ny. S, 55th, BB 60kg TB • Amlodipin 1x5 mg (malam)
155cm • Vitamin B complex 1x1

KIE :
- Edukasi pasien mengenai penyakit yang diderita
beserta factor resiko
- Mengurangi asupan asin,
- Mengkonsumsi obat rutin setiap hari.
- Berolahraga ringan secara rutin

28

ny.k, 50th, BB 57kg TB • Ranitidin 2x150 mg


156cm • Vitamin B complex 1x1
KIE :
- Edukasi pasien mengenai penyakit yang diderita
beserta factor resiko
- Hindari makanan pedas dan asam
- Pola makan rutin
- Hindari tidur setelah makan
29
An. FS, 35 th, BB 60kg TB permethrin 5% , cetirizine syr 2 x ½ cth
157cm KIE :
- Menjelaskan penyakit yang dialami pasien dan
factor resiko.
- Menjelaskan penggunaan obat yang diberikan
dengan cara yang benar, gunakan pada malam hari
dipakai diseluruh tubuh kemudian didiamkan 8 jam.
- Menjelaskan resiko penularan terhadap penyakit
scabies.
- Makan makanna yang bergizi dan selalu cuci tangan
sebelum makan.
- Memcuci sprei, sarung bantal, sarung guling serta
30 baju penderita dengan menggunakan air hangat.
- Tidak menggunakan handuk bergantian dengan
anak.
Tn. F, 32th, 69kg, irigasi dengan air hangat
Berikut langkah prosedur irigasi telinga setelah
informed consent didapatkan :
1. Pasien diposisikan duduk dengan tegak (Fowler’s
Positions). Lalu, periksalah telinga dengan otoskop.
Pastikan membran timpani intak, tidak ada tabung
timpanostomi dan tidak terlihat abnormalitas secara
anatomis
2. Ambilah cairan hangat dengan suhu sesuai suhu
tubuh menggunakan spuit. Setelah penuh, cabut
jarum spuit dan ganti dengan kateter intravena
3. Posisikan cawan bengkok pada bagian bawah
telinga untuk menampung aliran air
4. Posisikan kateter pada liang telinga eksternal.
Jangan terlalu dalam supaya serumen yang hendak
31 keluar tersumbat kateter. Alirkan air secara perlahan
dan beri ruang agar dapat mengalir lagi keluar.
Berhenti sejenak jika terjadi vertigo
5. Arahkan kateter intravena secara superior dan
posterior pada bagian tengah saluran telinga. Jangan
mengarahkan kateter intravena pada membran
timpani karena tekanan air yang kuat dapat
menyebabkan perforasi
6. Setelah selesai melaksanakan irigasi, dengan
perlahan gunakan klem aligator atau sendok serumen
untuk mengambil sisa serumen yang masih ada
7. Keringkan telinga. Pasien boleh berdiri jika tidak
pusing

KIE :
- Jangan membersihkan telinga sendiri dirumah
- Jangan menggunakan cotton bud ataupun alat lain
untuk mengeluarkan kotoran telinga sendiri
Ny. H, 33th, 82kg Betahistin Mesylate 3x6mg, Amlodipin 1 x 5mg
(malam hari), captopril 2x12.5mg, myltivitamin & zink
1x1
KIE :
- Edukasi pasien mengenai penyakit yang diderita
beserta factor resiko
- Menjelaskan kemungkinan jatoh saat nyeri kapal
kambuh.
- Menjaga asupan gula yang dikonsumsi.
- Mengkonsumsi obat rutin setiap hari.
- Olahraga ringan setiap hari.

32
Nn. C;24 thn;153cm;50kg FARMAKOLOGI
- Cetirizin tab 1x1
- Metilprednisolon tab 4 mg 3x1

NON FARMAKOLOGI
- Hindari garukan
- Identifikasi faktor pencetus

33
Tn. P;40th; 170cm; 67kg Usulan Pemeriksaan Penunjang: TCM
Farmakologi :
Regimen OAT : 4 KDT

Non Farmakologi (Edukasi) :


1. Pasien dan keluarganya perlu mendapatkan
informasi bahwa tuberkulosis paru adalah penyakit
yang dapat dicegah dan dapat disembuhkan
2. Edukasi etika batuk dan bersin yang tepat untuk
mencegah penularan
3. Rumah sebaiknya memiliki ventilasi yang baik dan
mendapatkan paparan cahaya matahari yang cukup
4. Edukasi efek samping obat
5. Kontrol untuk follow up berkala

34
Ny. H; 28th; 155cm; 62kg FARMAKOLOGI
- Anti-hemoroid Supp

NON FARMAKOLOGI
- Edukasi untuk hindari mengejan terlalu keras saat
BAB
- Perbanyak konsumsi makanan tinggi serat seperti
buah dan sayuran
- Rendam air hangat

35
Tn. K; 43th; 167cm; 60kg Farmakologi :
- Oxytetracycline salep mata 1%

Non-Farmakologi:
- Edukasi cara oles salep mata yang tepat
- Jaga kebersihan mata dan hindari garukan
- Bersihkan sekret mata dengan air hangat secara
berkala

36
Ny.S; 33th; 159cm; 49kg Usulan Pemeriksaan Penunjang: TSH, FT4
Farmakologi :
- PTU 3 x 100 mg
- Cendo lyteers eye drop 1 gtt

Non Farmakologi (Edukasi) :


1. Edukasi rujuk untuk dilakukan pemeriksaan
penunjang dan menegakkan diagnosis
2. Gunakan penutup mata untuk mengurangi mata
kering

37
Ny.N; 40th; 151cm; 50kg Farmakologi:
- Artificial tear 3 dd 1 gtt

Non Farmakologi
- Hindari paparan sinar matahari langsung
- Gunakan pelindung mata (Kacamata hitam) saat
terdapat paparan sinar matahari langsung
- Jika selaput meluas dan menyebabkan penurunan
penglihatan, dapat dilakukan tindakan operatif

38
Tn.K; 52th; 173cm; 52kg Usulan Pemeriksaan Penunjang:
1. Gula Darah Puasa
2. Hba1C
3. Urinalisis
4. Darah rutin
5.Funduskopi
6. Pemeriksaan fungsi ginjal

Farmakologi :
1. Glimepirid 1 x 1 mg
2. Metformin 2 x 500 mg
3. Corovit 1 x 1 (multivitamin)

Non Farmakologi :
1. Rujuk ke dokter spesialis penyakit dalam
2. Gaya hidup sehat harus diterapkan pada penderita,
39 misalnya olahraga, menghindari rokok, menghindari
alkohol dan menjaga pola makan
3. Pemberian obat jangka panjang dengan teratur
setiap 2 minggu
4. Diet: Pasien dengan kadar karbohidrat 45 – 65 % ,
protein 15 – 20 % dan lemak 20 – 25 %,
5. Aktivitas fisik: meningkatkan aktivitas fisik sesuai
kondisi dan kemampuan (contoh: olahraga intensitas
sedang, berjalan kaki 3 - 5x/minggu selama 30 menit)
6. Rencana: kontrol teratur untuk pemeriksaan gula
darah, untuk melihat target terapi dan maintenance
jika target sudah tercapai, rujuk apabila terdapat
komorbid atau faktor risiko yang mengarah ke
komplikasi
Ny. JL; 62th; 150cm; 60kg Usulan Pemeriksaan Penunjang:
1. Laboratorium: Urinalisis (proteinuria), Gula darah,
profil lipid, ureum, kreatinin
2. X raythoraks
3. EKG
4. Funduskopi

Terapi Farmakologis:
1. Amlodipin 1x10 mg tab/hari
2. Corovit 1 x 1 tab/hari (multivitamin)

Terapi Non-Farmakologis:
1. Edukasi tentang cara minum obat di rumah,
perbedaan antara obat-obatan yang harus diminum
untuk jangka panjang (misalnya untuk mengontrol
tekanan darah) dan pemakaian jangka pendek untuk
40 menghilangkan gejala (misalnya untuk mengatasi
mengi), cara kerja tiap-tiap obat, dosis yang
digunakan untuk tiap obat dan berapa kali minum
sehari
2. Pemberian obat anti hipertensi merupakan
pengobatan jangka panjang. Kontrol pengobatan
dilakukan setiap 2 minggu atau 1 bulan untuk
mengoptimalkan hasil pengobatan.
3. Menjaga kecukupan pasokan obat-obatan dan
minum obat teratur seperti yang disarankan
meskipun tidak ada gejala.
4. Individu dan keluarga perlu diinformasikan
melakukan pengukutan kadar gula darah, tekanan
darah, dan periksa urin secara teratur. Pemeriksaan
komplikasi hipertensi dilakukan setiap 6 bulan atau
minimal 1 tahun sekali.
5. Modifikasi diet (rendah natrium) dan olahraga
Tn. U;20 thn;163cm;58kg Tindakan medis:
- Dilakukan Irigasi telinga (Spooling air hangat,
serumen lunak dibersihkan menggunakan aplikator
kapas)
- Pemasangan tampon burowi
Farmakologi:
- Asam mefenamat 500 mg (jika nyeri pada telinga)
- Amoksisilin 500 mg
Non Farmakologi (Edukasi)
- Menjaga telinga tetap kering, jangan kemasukan air
41 karena dapat memperberat gejala
- Hindari kebiasan mengorek telinga
- Konsumsi obat secara teratur
Ny. Y; 65th; 150cm; 68kg Usulan pemeriksaan penunjang:
Candidiasis intertriginosa
1. KOH 10%

Farmakologi:
1. Mikonazole krim 2 % selama 1-2 minggu
2. Multivitamin 1 x 1 tab

Non Farmakologi :
Candidiasis intertriginosa:
- Edukasi pada pasien tentang infeksi jamur dapat
dibunuh dengan cepat tetapi membutuhkan waktu
berbulan-bulan untuk mengembalikan pigmentasi ke
normal
- Mengusahakan pakaian tidak lembab dan tidak
berbagi dengan orang lain untuk penggunaan barang
42 pribadi
Tn. K; 65th; 167cm; 60kg FARMAKOLOGI
- Alprazolam 0,5 mg

NON FARMAKOLOGI
- Psikoterapi

43
Ny. E; 36th; 156cm; 57kg Usulan Pemeriksaan Penunjang :
- Pengukuran pH vagina
- Pewarnaan gram (deteksi clue cells)
- Kultur sekret vagina
- Pemeriksaan pap smear
Tatalaksana Farmakologi :
- Metronidazole 500mg 2x1 selama 7 hari
- Cetirizine 10 mg 1x1
Edukasi :
- Minum obat teratur
- Ganti celana dalam 2 kali sehari
- Gunakan celana dalam yang menyerap keringat
- Makan makanan yang bergizi, buah dan sayur agar
44 meningkatkan imunitas tubuh
- Jangan menggunakan antiseptic untuk daerah
genital
Tn. FA; 26th; 176cm; 70kg Terapi Farmakologi:
1. Natrium diclofenac 2 x 1 tab
2. Multivitamin 1 x 1 tab

Terapi Non Farmakologi:


1. Meyakinkan pasien bahwa tidak ditemukan
kelainan fisik dalam rongga kepala atau otaknya dapat
menghilangkan rasa takut akan adanya tumor otak
atau penyakit intrakranial lainnya
2. Kelola stres
3. Tidur yang cukup

45
Nn. S; 24th; 160cm; 57kg Usulan pemeriksaan penunjang:
1. Pemeriksaan darah (eosinofil)
2. Uji gores
3. Tes eliminasi makanan
4. Ice cube test
Terapi Farmakologi :
1. Salisil Talk 2%
2. Cetirizine 1 x 10 mg tab
3, Multivitamin 1 x tab

Terapi Non-farmakologis :
1. Edukasi mengenai urtikaria yang bisa sembuh
sempurna
3. Menjelaskan pentingnya mengidentifikasi
penyebab urtikaria
46 3. Menghindari faktor risiko yang dapat menimbulkan
urtikaria seperti kondisi yang terlalu panas, stres,
alkohol, agen fisik, dan penggunaan obat-obatan
antibiotik penisilin, aspirin, NSAID, dan ACE inhibitor

47
48
49
50
51

KODE
KEGIATAN
Ny. I; 26th; 150cm; 52kg Tindakan Medis : Debridement dan Penjahitan Luka
(Jahit kulit teknik interuptus sebanyak 7 jahitan)

TERAPI FARMAKOLOGI
- Asam mefenamat 500 mg (jika nyeri)
- Gentamycin Zalf

53 NON FARMAKOLOGI
- Edukasi rutin kontrol Penggantian Verban
- Menjaga kebersihan area luka
- Memenuhi kebutuhan nutrisi

54
55

KODE
KEGIATAN
Ny. C/ 35 tahun Non-Farmakologi:
BB : 65 Kg -Istirahat yang cukup
TB : 155 Cm

Farmakologi :
- Asam Traneksamat 500 mg 3x1
- Paracetamol 3x1
- Vitamin B Com 1x1

1
Non-Farmakologi:
-Observasi HIS, DJJ, dan Kemajuan Persalinan
- VT per 4 jam
- Pimpin Persalinan Normal

2
Ny. RS; 26thn; G1P0A0 Eritromisin 4 x 250mg,
39minggu 5hari

Ny. TN; 39thn; G3P2A0 Sulfous Ferrosus 1 dd tab 1 p.c


33minggu Calcium Lactat 1 dd tab 1 p.c
Vitamin B com 1 dd tab 1 p.c
KIE: Makan gizi seimbang, rutin kontrol kehamilan

4
Ny. N; 25 tahun; 156 cm; 55 Ondansentron 8 mg/8 jam/oral
kg Ranitidin 150 mg/12 jam/oral
Vitamin B com 2 x 1

5
Ny. R, 39th, 62kg, TB 158cm nifedipine 1 x 10mg, sulfat ferrous 1x1, kalk 30 1x1,
vit C 1x1
KIE :
- Minum obat hipertensi dan vitamin rutin.
- Kurangi konsumsi makanan dengan kandungan
garam tinggi.
- Merencanakan KB yang sesuai setelah bersalin.
- Edukasi pemberian ASI setelah bersalin.
- Makan makanan bergizi dan minum obat yang
cukup.
- Mengenal dan memahami tanda tanda persalinan
dan kapan pergi ke puskesmas terdekat.

6
Ny. C, 30 tahun, 60kg TB sulfat ferrous 1x1, kalk 30 1x1, vit C 1x1.
158cm KIE :
- Edukasi makan sayur dan rutin minum vitamin dari
puskesmas.
- Menjelaskan tanda tanda persalinan yang harus
diketahui.
- Menganjurkan memnbaca buku KIA dari puskesmas.
- Makan makanan yang bergizi dan kaya akan vitamin

7
Ny. AR; 22thn ; 157cm; Usulan Pemeriksaan Penunjang:
53kg; G1P0A0 - Darah rutin
- Elektrolit
- Urinalisis
- Gula darah
- Pemeriksaan USG obstetrik

Farmakologi:
- Ondansentron tab 10mg
- Asam folat 1 x 400mg
- Vitamin B6 3x1
- Kalk tab 1x1
- Sulfas Ferrous tab 1x1

Non Farmakologi:
- Memberikan keyakinan bahwa mual dan muntah
8 merupakan gejala yang fisiologis pada kehamilan
muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan.
- Menyediakan obat di rumah apabila asam lambung
meningkat.
- Memberi informasi tentang kebutuhan nutrisi ibu.
- Jangan membiarkan diri dalam keadaan terlalu lapar
atau dalam kondisi perut terlalu kenyang.
- Menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan
makanan dalam jumlah kecil tapi sering.
- Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan
segera turun dari tempat tidur, terlebih dahulu
makan roti kering atau biskuit dengan air teh.
- Menjaga asupan makan dengan baik dan
menghindari makanan pedas
- Menghindari makan terlalu kenyang, makanan yang
berminyak dan berbau lemak seperti goreng-
gorengan, makanan berlemak dan daging berlemak
agar tidak merangsang muntah.
Ny. A; 26thn ; 155cm; 73kg; FARMAKOLOGI
G2P1A0 - Oksigen via nasal kanul 4 lpm
- MgSO4 4 mg + 10 ml aquades IV bolus lambat
selama 15-30 menit, lalu rumatan MgSO4 6 mg dalam
500ml RL (28 tpm selama 6 jam)
- Nifedipin tab 4x10 mg
- Calcium glukonas 10%

NON FARMAKOLOGI
- Rujuk ke RS untuk terminasi kehamilan

USUL PEMERIKSAAN PENUNJANG


- USG Abdomen
- Urinalisis, protein urin

9
RINGKASAN PENYAKIT
MEDIK
Datang dengan keluhan nyeri pada leher terutama saat menelan yang dirasakan sejak 4 hari terakhir, memberat 2 hari yang lalu. Demam (+),
muntah (-), BAB dan BAK dbn. Riwayat keluhan sama (+) hilang timbul. KU : CM
TD : 120/80 mmHg
N : 77 x/m
P : 20 x/m
S : 37,7°C

K/L :
- Mata : CA-/-, SI-/-
- Hidung : Rinorhea (-)
- Telinga : Otorhea (-)
- Mulut : Tonsil T3/T3, hiperemis (+) pada tonsil, faring dalam batas normal
Thorax :simetris, vesikuler +/+, Rhonki -/-, wheezing -/-
Abdomen :Supel, BU kesan normal, timpani, nyeri tekan (-),distensi (-), defans (-)
Extremitas :akralhangat, edema(-), motorik55/55

Pasien datang dibawa orang tua dengan keluhan batuk berdahak yang dirasakan sejak 4 hari yang lalu. Pasien sulit mengeluarkan dahaknya,
(-). Keluhan lain: demam (-), lemas (-), napasu makan baik, BAB dan BAK dalam batas normal. Pasien sempat berobat di Dokter praktik dan
batuk namun keluhan belum berkurang. Riw. Alergi (-). Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 (-). Riwayat bepergian (-).

KU : CM, Sakit Ringan


N : 90x/mnt
P : 28x/mnt
S : 36,5 C

Pemeriksaan Fisis
K/L : CA -/-, SI -/-
Thorax : Vesikuler +/+, Rh -/-, Wh -/-
Abdomen : Supel, BU kesan normal, nyeri tekan (-)
Ekstremitas : Edema (-)
Keluhan Utama: Bentol di badan
Pasien datang ke Puskesmas dengan keluhan bentol di badan sejak 3 hari yang lalu. Bentol tampak berkelompok di beberapa area di badan. K
dan gatal. Pasien sempat demam di awal munculnya lesi.

Riwayat Penyakit Dahulu: Tidak ada


Riwayat Pengobatan: Tidak ada
Riwayat Alergi: Tidak ada
Riwayat Personal & Sosial : Pasien memiliki

Keadaan Umum: baik


Kesadaran: compos mentis (GCS E4 V5 M6)
T: 110/70 mmHg
N: 70x/menit

- Kepala: Normocephal
- Mata: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
- Telinga: membrane timpani intak +/+ hiperemis -/-
- Hidung: pernapasan cuping hidung (-) Mulut : faring hiperemis (-), tonsil T1/T1 hiperemis -/-
- vesikel berkelompok berdasar merah berisi cairan bening pada regio truncus anterior

Pasien datang ke puskesmas dengan keluhan rasa penuh pada telinga kanan yang dirasakan sejak 1 hari yang lalu, keluhan disertai penurunan
nyeri (-), telinga berdenging (-). Riwayat kemasukan air pada telinga kanan (+) 1 hari yang lalu. Riwayat keluhan sama (-). Riwayat pilek (-)

KU: Sakit Ringan


Pemeriksaan Fisis Telinga
Auricula Dextra:
- I: Tampak serumen prop pada auricula Dextra, otorthea (-), erithem (-), membran tympani sulit dinilai.
- P : Nyeri tekan tragus (-)
Auricula Sinistra :
- I: Serumen prop (-), othorea (-), erithema (-), membran tympani intak
- P : Nyeri tekan tragus (-)
Pasien datang mengeluh Nyeri perut bawah sejak satu bulan lalu hilang timbul, flu (-),riwayat demam (-), mual (-),Muntah (-),BAK dbn dan
lalu, Riwayat BAB darah hilang timbul sejak satu bulan lalu.
RPK : Riwayat Hipertensi (-), Diabetes (-), sakit jantung (-), Maag (-)

Pemeriksaan Fisik :
Keadaan Umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Tanda Vital
• TD : 110/80 mmHg
• Nadi : 80 x/menit
• RR: 20 x/menit
• Suhu : 36,5 °C
Status Generalis
•Kepala : normocephal, distribusi rambut merata, hitam, tidak mudah dicabut
•Mata : konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, reflex cahaya +/+
•Telinga : normotia, membran timpani utuh, sekret (-), serumen (-)
•Hidung : normosepta, darah (-), sekret (-)
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak. Palpasi : ictus cordis teraba.
Perkusi :
batas atas kiri ICS II LPS sinistra,
batas atas kanan ICS II LPS dekstra,
batas bawah kiri ICS V LMC sinistra,
batas bawah kanan ICS IV LPS dextra.
Auskultasi : S1-S2 reguler, gallop (-), murmur (-)
Paru
Inspeksi : bentuk normal, pergerakan simetris saat statis dan dinamis.
Palpasi : vokal fremitus kanan sama dengan kiri. Perkusi : Sonor.
Auskultasi: rhonkhi (-), wheezing (-)
•Abdomen
Inspeksi : Datar ,ikut gerak nafas.
Auskultasi : peristaltik kesan meningkat.
Palpasi : hepar dan lien tidak teraba, Nyeri tekan perut bawah pusar (+)
Perkusi : timpani (+)

Extrenitas :
Pasien datang mengeluh Nyeri punggung bawah minggu lalu. flu (-),riwayat demam (-), mual (-),Muntah (-),BAK dan BAB dbn.
RPK : Riwayat Hipertensi (-), Diabetes (-), sakit jantung (-), Maag (-)
Pemeriksaan Fisik :
Keadaan Umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Tanda Vital
• TD : 110/80 mmHg
• Nadi : 80 x/menit
• RR: 20 x/menit
• Suhu : 36,5 °C

Status Generalis
•Kepala : normocephal, distribusi rambut merata, hitam, tidak mudah dicabut
•Mata : konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, reflex cahaya +/+
•Telinga : normotia, membran timpani utuh, sekret (-), serumen (-)
•Hidung : normosepta, darah (-), sekret (-)
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak. Palpasi : ictus cordis teraba.
Perkusi :
batas atas kiri ICS II LPS sinistra,
batas atas kanan ICS II LPS dekstra,
batas bawah kiri ICS V LMC sinistra,
batas bawah kanan ICS IV LPS dextra.
Auskultasi : S1-S2 reguler, gallop (-), murmur (-)

Paru
Inspeksi : bentuk normal, pergerakan simetris saat statis dan dinamis.
Palpasi : vokal fremitus kanan sama dengan kiri. Perkusi : Sonor.
Auskultasi: rhonkhi (-), wheezing (-)
•Abdomen
Inspeksi : Datar ,ikut gerak nafas.
Auskultasi : peristaltik kesan meningkat.
Palpasi : hepar dan lien tidak teraba,
Perkusi : timpani (+)
Extrenitas :
akral hangat, udema (-/-), capillary refill <2 detik
Pasien datang mengeluh Nyeri kepala pada seluruh bagian kepala seperti diikat tali sejak 1 minggu lalu. Nyeri dirasakan hilang timbul mem
beraktifitas dan membaik dengan istirahat. Riwayat keluhan yang sama sebelumnya ada. flu (-),riwayat demam (-), mual (-),Muntah (-),BAK
RPK : Riwayat Hipertensi (-), Diabetes (-), sakit jantung (-), Maag (-)
Pemeriksaan Fisik :
Keadaan Umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Tanda Vital
• TD : 110/80 mmHg
• Nadi : 80 x/menit
• RR: 20 x/menit
• Suhu : 36,5 °C

Status Neuroogis :
Pupil : bulat, isokor, Refleks cahaya Langsung/ Tidak Langsung (+/+)
Pergerakan bola mata : dalam batas normal
Tanda rangsang meningeal:
o Kaku kuduk (-)
Kekuatan Motorik
5555/5555
5555/5555
Refleks Fisiologis : Biseps (+/+), Patella (+/+)
Refleks Patologis : Babinski (-/-)
Status Generalis
•Kepala : normocephal, distribusi rambut merata, hitam, tidak mudah dicabut
•Mata : konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, reflex cahaya +/+
•Telinga : normotia, membran timpani utuh, sekret (-), serumen (-)
•Hidung : normosepta, darah (-), sekret (-)
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak. Palpasi : ictus cordis teraba.
Perkusi :
batas atas kiri ICS II LPS sinistra,
batas atas kanan ICS II LPS dekstra,
batas bawah kiri ICS V LMC sinistra,
batas bawah kanan ICS IV LPS dextra.
Auskultasi : S1-S2 reguler, gallop (-), murmur (-)
Paru
Inspeksi : bentuk normal, pergerakan simetris saat statis dan dinamis.
Palpasi : vokal fremitus kanan sama dengan kiri. Perkusi : Sonor.
Auskultasi: rhonkhi (-), wheezing (-)
•Abdomen
Inspeksi : Datar ,ikut gerak nafas.
Pasien datang mengeluh pusing berputar yang dialami sejak 1 bulan lau hilang timbul. Pusing disertai nyeri kepala. Keluhan memberat jika
membaik dengan istirahat. Riwayat keluhan yang sama sebelumnya tidak ada. flu (-), demam (-), mual (-),Muntah (-),BAK dan BAB dbn.
RPK : Riwayat Hipertensi (-), Diabetes (-), sakit jantung (-), Maag (-)

Pemeriksaan Fisik :
Keadaan Umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Tanda Vital
• TD : 120/80 mmHg
• Nadi : 80 x/menit
• RR: 20 x/menit
• Suhu : 36,5 °C
Status Neuroogis :
Pupil : bulat, isokor, Refleks cahaya Langsung/ Tidak Langsung (+/+)
Pergerakan bola mata : dalam batas normal
Tanda rangsang meningeal:
o Kaku kuduk (-)
Kekuatan Motorik
5555/5555
5555/5555
Refleks Fisiologis : Biseps (+/+), Patella (+/+)
Refleks Patologis : Babinski (-/-)
Status Generalis
•Kepala : normocephal, distribusi rambut merata, hitam, tidak mudah dicabut
•Mata : konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, reflex cahaya +/+
•Telinga : normotia, membran timpani utuh, sekret (-), serumen (-)
•Hidung : normosepta, darah (-), sekret (-)
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak. Palpasi : ictus cordis teraba.
Perkusi :
batas atas kiri ICS II LPS sinistra,
batas atas kanan ICS II LPS dekstra,
batas bawah kiri ICS V LMC sinistra,
batas bawah kanan ICS IV LPS dextra.
Auskultasi : S1-S2 reguler, gallop (-), murmur (-)

Paru
Pasien datang dengan keluhan telinga terasa berdengung pada kedua telinga yang dialami sejak 1minggu lalu. Penurunan pendegaran ada
cairan dari telinga ada. Riwayat sering mengorek telinga dengan cutton buds (+).
RPK : Riwayat Hipertensi (-), Diabetes (-), sakit jantung (-), Maag (-)

Pemeriksaan Fisik :
Keadaan Umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Tanda Vital
• TD : 110/80 mmHg
• Nadi : 80 x/menit
• RR: 20 x/menit
• Suhu : 36,5 °C
Status Generalis
•Kepala : normocephal, distribusi rambut merata, hitam, tidak mudah dicabut
•Mata : konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, reflex cahaya +/+
•Telinga : normotia, membran timpani utuh, sekret (-), serumen (-)
•Hidung : normosepta, darah (-), sekret (-)
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak. Palpasi : ictus cordis teraba.
Perkusi :
batas atas kiri ICS II LPS sinistra,
batas atas kanan ICS II LPS dekstra,
batas bawah kiri ICS V LMC sinistra,
batas bawah kanan ICS IV LPS dextra.
Auskultasi : S1-S2 reguler, gallop (-), murmur (-)
Paru
Inspeksi : bentuk normal, pergerakan simetris saat statis dan dinamis.
Palpasi : vokal fremitus kanan sama dengan kiri. Perkusi : Sonor.
Auskultasi: rhonkhi (-), wheezing (-)
•Abdomen
Inspeksi : Datar ,ikut gerak nafas.
Auskultasi : peristaltik kesan meningkat.
Palpasi : hepar dan lien tidak teraba,
Perkusi : timpani (+)

Extrenitas :
Pasien datang mengeluh Nyeri dan bengkak pada daerah kaki kanan sejak 1 hari lalu, pasien sulit melakukan aktifitas dikarenakan nyeri saa
kaki yang bengkak, flu (-),riwayat demam (-), mual (-),Muntah (-),BAK dan BAB dbn,
RPS : Pasien sebelumnya sering mengalami keluhan yang sama berpindah antara kaki kiri dan kanan.

RPK : Riwayat Hipertensi (-), Diabetes (-), sakit jantung (-), Maag (-)
Pemeriksaan Fisik :
Keadaan Umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Tanda Vital

• TD : 110/80 mmHg
• Nadi : 80 x/menit
• RR: 20 x/menit
• Suhu : 36,5 °C

Status Lokalis :
Tampak peradangan pada kaki kanan, Nyeri tekan ada

Status Generalis
•Kepala : normocephal, distribusi rambut merata, hitam, tidak mudah dicabut
•Mata : konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, reflex cahaya +/+
•Telinga : normotia, membran timpani utuh, sekret (-), serumen (-)
•Hidung : normosepta, darah (-), sekret (-)
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak. Palpasi : ictus cordis teraba.
Perkusi :
batas atas kiri ICS II LPS sinistra,
batas atas kanan ICS II LPS dekstra,
batas bawah kiri ICS V LMC sinistra,
batas bawah kanan ICS IV LPS dextra.
Auskultasi : S1-S2 reguler, gallop (-), murmur (-)
Paru
Inspeksi : bentuk normal, pergerakan simetris saat statis dan dinamis.
Palpasi : vokal fremitus kanan sama dengan kiri. Perkusi : Sonor.
Auskultasi: rhonkhi (-), wheezing (-)
•Abdomen
Inspeksi : Datar ,ikut gerak nafas.
Pasien datang ke poliklinik dengan keluhan kram dan kaku pada betis kanan bagian depan yang dirasakan sejak 2 hari yang lalu, demam (-)
(-), batuk (-), nyeri ulu hati (-), BAB dan BAK dalam batas normal. Riw. Trauma (-). Riwayat keluhan sama (-). riw. HT (-), Riw. DM (-). Riw. pe
KU : CM, sakit ringan
TD : 110/70 mmHg
N : 88 x/mnt
P : 20 x/mnt
S : 36,7 C

Pemeriksaan Fisis
K/L : CA -/-, SI -/-
Thorax : Vesikuler +/+, Rh -/-, Wh -/-
Abdomen : Supel, BU kesan normal, nyeri tekan (-)
Ekstremitas : Edema (-)
Pemeriksaan laboratorium:
Cholesterol : 164 mg/dl
ASam urat : 7,1 mg/dl
Pasien datang dengan keluhan BAB cair > 3x sehari yang dirasakan sejak 1 hari yang lalu. Keluhan lain: muak (-) muntah (-), demam (-), bat
(-), nyeri perut (+), BAK dalam batas normal. Keluhan sama (-). Riw. Alergi tidak diketahui. Riw. Penyakit lain (-).
KU : CM, Sakit Ringan
TD: 120/80 mmHg
N : 78/mnt
P : 20 x/mnt
S : 36,5 C

Pemeriksaan Fisis
K/L : CA -/-, SI -/-
Thorax : Vesikuler +/+, Rh -/-, Wh -/-
Abdomen : Supel, BU kesan meningkat, nyeri tekan (+), turgor kulit baik
Ekstremitas : CRT < 2 detik

Pasien datang dengan keluhan gatal-gatal pada selangkangan 5 hari yang lalu. Awalnya bintik kecil kemudian membesar dan sangat gatal t
berkeringat. Keluhan lain demam (-) , mual (-), muntah (-), nyeri perut (-), BAB dan BAK baik kesan normal. Riwayat keluhan yang sama seb
penyakit HT (-) DM (-). Riwayat pengobatan sebelumnya (-).
Pemeriksaan fisis:
KU : sakit ringan
TD : 110/70mmHgtin
N : 80x/menit
P : 20x/menit
S : 36.8°C
Inguinal D/S effloresensi : tampak makula eritematous, skuama halus dengan tepi ycang tegas sedikit meninggi dan tampak aktif

Pasien datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri pada bahu kanan yang dirasakan sejak 1 minggu terakhir, keluhan diperberak oleh aktivit
dengan istrahat. keluhan demam (-), batuk (-), BAB dan BAK dalam batas normal. Riw. Trauma (-). Pasien bekerja sebagai driver ojek online
(-).
KU : CM, sakit ringan
TD : 110/70 mmHg
N : 88 x/mnt
P : 20 x/mnt
S : 36,7 C
Pemeriksaan Fisis
K/L : CA -/-, SI -/-
Thorax : Vesikuler +/+, Rh -/-, Wh -/-
Abdomen : Supel, BU kesan normal, nyeri tekan (-)
Ekstremitas : Edema (-)
Shoulder dextra:
- Inspeksi: eritema (-), edema (-)
- Palpasi: Nyeri tekan (+), kalor (shoul-)
- ROM: berkurang karena nyeri
Pasien datang ke puskesmas dengan keluhan penglihatan kabur pada saat melihat jauh maupun dekat meskipun sedang menggunakna kac
digunakan. Keluhan lain: tidak ada. Riw. penggunaan kaca mata sebelumnya (+) terkahir di ganti 5 tahun lalu.
KU : CM, Sakit Ringan
TD: 130/80 mmHg
N : 88/mnt
P : 23 x/mnt
S : 36,5 C

Pemeriksaan Fisis
K/L : CA -/-, SI -/-
Thorax : Vesikuler +/+, Rh -/-, Wh -/-
Abdomen : Supel, BU kesan normal, nyeri tekan (-)
Ekstremitas : Edema (-)

Gatal di tangan kanan dan kiri


Pasien datang ke Puskesmas dengan keluhan gatal yang dirasakan di kedua tangan sejak 1 hari yang lalu. Tangan diawali dengan rasa pana
terasa gatal dan merah. Pasien baru saja mengganti sabun cuci piringnya dengan merk yang baru. Pasien tidak pernah merasakan keluhan
Demam tidak ada. Riwayat alergi tidak diketahui. Riwayat keluarga atau orang di sekitar dengan keluhan yang sama tidak ada.

Riwayat Penyakit Dahulu: Tidak ada


Riwayat Pengobatan: Tidak ada
Riwayat Alergi: Tidak diketahui
Riwayat Personal & Sosial : Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga, baru saja mengganti sabun cuci piring dengan merk yang belum pern
sebelumnya
Keadaan Umum: Baik
Kesadaran: Compos mentis (GCS E4 V5 M6)
T: 120/80 mmHg
N: 70x/menit

- Kepala: Normocephal
- Mata: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
- Telinga: membrane timpani intak +/+ hiperemis -/-
- Hidung: pernapasan cuping hidung (-) Mulut : faring hiperemis (-), tonsil T1/T1 hiperemis -/-
- Leher: JVP 4 + 5 cm H2O; KGB: tidak ada pembesaran; Tiroid: tidak ada pembesaran; Retraksi suprasternal (-); Deviasi trakea (-)
- Thorax:
o Pulmo: bentuk dan gerak simetris; Vocal fremitus kanan=kiri; sonor kanan=kiri; vesicular breathing sound kanan=kiri; rhonki -/-; wheezin
o Cor: Batas jantung dalam batas normal; S1, S2 (+) S3, S4 (-); bunyi jantung tambahan (-)
- Abdomen: cembung lembut; turgor baik; nyeri tekan (-); hepatomegali (-); splenomegali (-); asites (-); bising usus (+) normal
- Punggung : deformitas (-) hematoma (-) inflamasi (-) nyeri tekan (-) nyeri ketok CVA (-) ROM normal
- Ekstremitas:
o Ekstremitas atas: sianosis -/-; edema -/-; CRT <2", tidak ada kelainan, petechiae/purpura/ekimosis (-), telapak dan jari tangan kanan dan
plak eritem disertai skuama
o Ekstremitas bawah: sianosis -/-; edema -/-; CRT <2", tidak ada kelainan, petechiae/purpura/ekimosis (-)
Keluhan Utama: Benjolan diujung atas kelopak mata kirim sejak 3 hari yang lalu
Keluhan Tambahan: Demam ada, nyeri pada mata kiri, penglihatan kabur tidak ada, sesak, muntah dan sakit kepala tidak ada. BAB dan BAK
Riwayat Penyakit Dahulu: Tidak ada
Riwayat Pengobatan: Tidak ada
Riwayat Alergi: (-)
Riwayat Personal & Sosial : Pasien sering menggunakan riasan pada area mata. Merokok (-) Alkohol (-)
Riwayat Penyakit Keluarga: Tidak ada

Keadaan Umum: baik


Kesadaran: compos mentis (GCS E4 V5 M6)
T: 100/60 mmHg
N: 88X/menit

Kepala: Normocephal; Mata: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, edema palpebra sinistra (+) undulasi disertai pus (+). Telinga: membr
+/+ hiperemis -/- ; Hidung: pernapasan cuping hidung (-) Mulut : faring hiperemis (-), tonsil T1/T1 hiperemis -/-
Leher: JVP 4 + 5 cm H2O; KGB: tidak ada pembesaran; Tiroid: tidak ada pembesaran; Retraksi suprasternal (-); Deviasi trakea (-)
Thorax:
- Pulmo: bentuk dan gerak simetris; retraksi interkostal +/+; Vocal fremitus kanan=kiri; sonor kanan=kiri; vesicular breathing sound kanan=
wheezing -/-
- Cor: Batas jantung dalam batas normal; S1, S2 (+) S3, S4 (-); bunyi jantung tambahan (-)
Abdomen: cembung lembut; turgor baik; nyeri tekan (-); hepatomegali (-); splenomegali (-); asites (-); bising usus (+)
Back : deformitas (-) hematoma (-) inflamasi (-) nyeri tekan (-)nyeri ketok CVA (-) ROM normal
Ekstremitas : sianosis -/-; CRT <2", tidak ada kelainan, petechiae/purpura/ekimosis (-) dalam batas normal

ANAMNESIS
Keluhan Utama: Bersin-bersin di pagi dan malam hari sejak 2 hari yang lalu
Keluhan Tambahan: hidung berair,tersumbat . mata merah dan gatal. Batuk ada sesekali. Sakit kepala ada. Tidak ada keluhan demam, ses
dan BAK normal.
Riwayat Penyakit Dahulu: Riwayat keluhan yang sama berulang 2 bulan yang lalu
Riwayat Pengobatan: obat flu di warung
Riwayat Alergi: (-)
Riwayat Personal & Sosial :Merokok (-) alkohol (-).
Riwayat Penyakit Keluarga: Asma

Keadaan Umum: baik


Kesadaran: compos mentis (GCS E4 V5 M6)
T: 120/80 mmHg
N: 100X/menit

Kepala: Normocephal; Mata: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, Allergic shinner (+). Telinga: membrane timpani intak +/+ hiperemis
crease (+) pernapasan cuping hidung (-) Mulut : faring hiperemis (-), tonsil T1/T1 hiperemis -/-
Leher: JVP 4 + 5 cm H2O; KGB: tidak ada pembesaran; Tiroid: tidak ada pembesaran; Retraksi suprasternal (-); Deviasi trakea (-)
Thorax:
- Pulmo: bentuk dan gerak simetris; retraksi interkostal +/+; Vocal fremitus kanan=kiri; sonor kanan=kiri; vesicular breathing sound kanan=
wheezing -/-
- Cor: Batas jantung dalam batas normal; S1, S2 (+) S3, S4 (-); bunyi jantung tambahan (-)
Abdomen: cembung lembut; turgor baik; nyeri tekan (-); hepatomegali (-); splenomegali (-); asites (-); bising usus (+)
Back : deformitas (-) hematoma (-) inflamasi (-) nyeri tekan (-)nyeri ketok CVA (-) ROM normal
Ekstremitas : sianosis -/-; CRT <2", tidak ada kelainan, petechiae/purpura/ekimosis (-) dalam batas normal
ANAMNESIS
Keluhan Utama: Nyeri pada telinga kiri sejak 2 hari yang lalu
Keluhan Tambahan: Gangguan pendengan pada telinga kiri ada , riwayat keluar cairan dari telinga tidak ada. Demam
muntah dan sakit kepala tidak ada. BAB dan BAK normal.
Riwayat Penyakit Dahulu: Tidak ada
Riwayat Pengobatan: Tidak ada
Riwayat Alergi: (-)
Riwayat Personal & Sosial : Pasien sering membersihkan telinga sendiri dengan cotton bud. Merokok (-) Alkohol (-)
Riwayat Penyakit Keluarga: Tidak ada
Keadaan Umum: baik
Kesadaran: compos mentis (GCS E4 V5 M6)
T: 130/90 mmHg
N: 100X/menit
Kepala: Normocephal; Mata: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-. Telinga: membrane timpani sulit dievaluasi/+,
liang telinga kiri, hiperemis +/- nyeri tekan periokondrium +/- ; Hidung: pernapasan cuping hidung (-) Mulut : faring
tonsil T1/T1 hiperemis -/-
Leher: JVP 4 + 5 cm H2O; KGB: tidak ada pembesaran; Tiroid: tidak ada pembesaran; Retraksi suprasternal (-); Devia
Thorax:
- Pulmo: bentuk dan gerak simetris; retraksi interkostal +/+; Vocal fremitus kanan=kiri; sonor kanan=kiri; vesicular b
kanan=kiri; rhonki -/-; wheezing -/-
- Cor: Batas jantung dalam batas normal; S1, S2 (+) S3, S4 (-); bunyi jantung tambahan (-)
Abdomen: cembung lembut; turgor baik; nyeri tekan (-); hepatomegali (-); splenomegali (-); asites (-); bising usus (+)
Back : deformitas (-) hematoma (-) inflamasi (-) nyeri tekan (-)nyeri ketok CVA (-) ROM normal
Ekstremitas : sianosis -/-; CRT <2", tidak ada kelainan, petechiae/purpura/ekimosis (-) dalam batas normal
Keluhan Utama: Terasa pahit di mulut setiap bangun tidur sejak 2 minggu yang lalu
Keluhan Tambahan: kembung, mual, nyeri ulu hati, cepat kenyang. Tidak ada keluhan demam, sesak, muntah dan sakit kepala. BAB dan BA
Riwayat Penyakit Dahulu: Tidak ada
Riwayat Pengobatan: Tidak ada
Riwayat Alergi: (-)
Riwayat Personal & Sosial : Pasien makan tidak teratur dan sering mengonsumsi kopi, makanan pedas dan asam. Merokok (-) alkohol (-).
Riwayat Penyakit Keluarga: Tidak ada
GerdQ score : 10
Keadaan Umum: baik
Kesadaran: compos mentis (GCS E4 V5 M6)
T: 100/60 mmHg
N: 88X/menit

Kepala: Normocephal; Mata: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, Telinga: membrane timpani intak +/+ hiperemis -/- ; Hidung: pernap
(-) Mulut : faring hiperemis (-), tonsil T1/T1 hiperemis -/-
Leher: JVP 4 + 5 cm H2O; KGB: tidak ada pembesaran; Tiroid: tidak ada pembesaran; Retraksi suprasternal (-); Deviasi trakea (-)
Thorax:
- Pulmo: bentuk dan gerak simetris; retraksi interkostal +/+; Vocal fremitus kanan=kiri; sonor kanan=kiri; vesicular breathing sound kanan=
wheezing -/-
- Cor: Batas jantung dalam batas normal; S1, S2 (+) S3, S4 (-); bunyi jantung tambahan (-)
Abdomen: cembung lembut; turgor baik; nyeri tekan (-); hepatomegali (-); splenomegali (-); asites (-); bising usus (+)
Back : deformitas (-) hematoma (-) inflamasi (-) nyeri tekan (-)nyeri ketok CVA (-) ROM normal
Ekstremitas : sianosis -/-; CRT <2", tidak ada kelainan, petechiae/purpura/ekimosis (-) dalam batas normal

Keluhan Utama: Bentol di lengan kanan


Pasien datang ke Puskesmas dengan keluhan bentol di lengan kanan atas sejak 2 hari yang lalu. Bentol tampak berkelompok di beberapa a
atas. Keluhan dirasa nyeri dan gatal. Pasien sempat demam di awal munculnya lesi.

Riwayat Penyakit Dahulu: Pasien pernah cacar air sewaktu kecil


Riwayat Pengobatan: Tidak ada
Riwayat Alergi: Tidak ada
Riwayat Personal & Sosial : Pasien memiliki rekan kerja yang baru saja mengalami gejala serupa

Keadaan Umum: baik


Kesadaran: compos mentis (GCS E4 V5 M6)
T: 120/70 mmHg
N: 75x/menit

- Kepala: Normocephal
- Mata: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
- Telinga: membrane timpani intak +/+ hiperemis -/-
- Hidung: pernapasan cuping hidung (-) Mulut : faring hiperemis (-), tonsil T1/T1 hiperemis -/-
- Leher: JVP 4 + 5 cm H2O; KGB: tidak ada pembesaran; Tiroid: tidak ada pembesaran; Retraksi suprasternal (-); Deviasi trakea (-)
- Thorax:
o Pulmo: bentuk dan gerak simetris; Vocal fremitus kanan=kiri; sonor kanan=kiri; vesicular breathing sound kanan=kiri; rhonki -/-; wheezin
o Cor: Batas jantung dalam batas normal; S1, S2 (+) S3, S4 (-); bunyi jantung tambahan (-)
- Abdomen: cembung lembut; turgor baik; nyeri tekan (-); hepatomegali (-); splenomegali (-); asites (-); bising usus (+) normal
- Punggung : deformitas (-) hematoma (-) inflamasi (-) nyeri tekan (-) nyeri ketok CVA (-) ROM normal
- Ekstremitas:
o Ekstremitas atas: sianosis -/-; edema -/-; CRT <2", tidak ada kelainan, petechiae/purpura/ekimosis (-), vesikel berkelompok berdasar mer
bening pada regio antebrachium dextra.
o Ekstremitas bawah: sianosis -/-; edema -/-; CRT <2", tidak ada kelainan, petechiae/purpura/ekimosis (-)
Pasien datang ke puskesmas dengan keluhan nyeri buang air kecil sejak 3 hari yang lalu. Keluhan disertai demam.
Riwayat Penyakit Dahulu: disangkal
Riwayat Pengobatan: tidak ada
Riwayat Alergi: tidak ada
Riwayat Personal & Sosial : Pasien memiliki riwayat higienitas buruk setelah BAK
Keadaan Umum: Baik
Kesadaran: Compos mentis (GCS E4 V5 M6)
T: 120/80 mmHg
N: 89x/menit

- Kepala: Normocephal
- Mata: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-,
- Telinga: membrane timpani intak +/+ hiperemis -/-
- Hidung: pernapasan cuping hidung (-) Mulut: faring hiperemis (-), tonsil T1/T1 hiperemis -/-
- Leher: JVP 4 + 5 cm H2O; KGB: tidak ada pembesaran; Tiroid: tidak ada pembesaran; Retraksi suprasternal (-); Deviasi trakea (-)
- Thorax:
o Pulmo: bentuk dan gerak simetris, vocal fremitus kanan=kiri; sonor kanan=kiri, vesicular breathing sound kanan=kiri, rhonki -/-, wheezing
o Cor: Batas jantung dalam batas normal, S1, S2 (+) S3, S4 (-), bunyi jantung tambahan (-)
- Abdomen: cembung, lembut; turgor baik, nyeri tekan (-), hepatomegali (-), splenomegali (-), asites (-), bising usus (+) normal, NT (+) supra
- Punggung : deformitas (-), hematoma (-), inflamasi (-), nyeri tekan (-), nyeri ketok CVA (-), ROM normal
- Ekstremitas:
o Ekstremitas atas: sianosis -/-; edema -/-; CRT <2", tidak ada kelainan, petechiae/purpura/ekimosis (-)
o Ekstremitas bawah: sianosis -/-; edema -/-; CRT <2", tidak ada kelainan, petechiae/purpura/ekimosis (-)
Pemeriksaan penunjang:
Pemeriksaan Urin Lengkap: Leukosit (+)

Pasien datang dengan keluhan nyeri ketika buang air kecil sejak 2 hari yg lalu. Pasien merasa BAK sedikit-sedikit dan tidak tuntas. BAK berw
(-), dan BAK berpasir (-). Keluhan ini disertai rasa nyeri perut bawah terus menerus. Selain itu pasien juga mengeluh demam. Pasien belum
mengurangi keluhannya. Pasien mengaku sering menahan BAK terutama saat ditempat kerja. Keluhan tidak disertai mual dan muntah. Na
RPD: keluhan serupa sebelumnya (-), diabetes (-), hipertensi (-), keputihan (-), alergi (-)
RPK: keluarga dengan keluhan serupa (-)
Pemeriksaan Fisik
KU sedang, CM
TD 125/75 mmHg
HR 96x/mnt
RR 20x/mnt
T : 37,7C

Mata: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-


Leher: tidak ada pembesaran KGB
Thorax: simetris, retraksi -/-, SD vesikuler, RBK -/- whz -/-, BJ I II reguler, gallop - murmur -
Jantung: BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen: I: supel/ A: BU (+) normal / P: Nyeri tekan suprasimfisis (+), hepar dan lien tidak teraba/ P: timpani
Ekstremitas: hangat + + // + +, CTR <2 dtk
Pasien datang dengan nyeri pada kedua tungkai dan paha sejak 2 minggu yang lalu. Nyeri seperti ngilu saat bangun untuk berpindah posis
istirahat. Bagian leher dan punggung juga terasa pegal-pegal. Keluhan bengkak dan trauma sebelumnya tidak ada. Keluhan demam (-), bat
mual(-), muntah (-).
RPD:Hipertensi sejak 10 tahun yang lalu, tidak rutin minum obat. DM (-), alergi (-)

Pemeriksaan fisik
TD: 150/90mmHg, HR: 87x/mn, RR: 20x/mnt, T: 36.7C
Mata: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Leher: KGB tidak teraba membesar
Paru: vesikuler/vesikuler, ronkhi dan mengi tidak ada
Jantung: Bunyi jantung 1 dan 2 normal reguler, murmur dan gallop tidak ada
Abdomen: datar, supel, nyeri tekan -, hepar dan limpa tidak teraba membesar, bising usus +
Ekstremitas: CRT<2s, edema tidak ada

Pasien datang dengan keluhan BAB cair sejak 1 hari yang lalu sebanyak 4-5x/hari. BAB berwarna coklat kekuningan, konsistensi cair diserta
disertai dengan darah dan lendir, bau agak busuk. Keluhan disertai dengan demam dan perut mulas. Mual dann muntah (-) namun nafsu m
menurun.
RPD: keluhan serupa sebelumnya (+) sudah beberapa tahun yang lalu.
RPK: alergi pada keluarga tidak diketahui

Pemeriksaan Fisik
KU/ Kesadaran : baik, CM
TD : 146/66 mmHg
HR: 88x/m
RR: 20x/m
Suhu : 36,9 C
Mata: konjungtiva anemis -/-, mata tidak cekung, air mata +/+
Hidung: napas cuping hidung (-), sekret -/-
Mulut: mukosa bibir lembab, stomatitis (-)
Leher: pembesaran KGB -/-
Thorax: Paru dan jantung dalam batas normal
Abdomen: I: supel/ A: BU (+) normal/ P: turgor kulit kembali cepat, hepar dan limpa tidak teraba/P: timpani
Ekstrimitas: edema -/-, CRT < 2 detik
Pasien datang dengan keluhan gatal sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan gatal dirasakan di dada dan di punggung. Selain itu pasien juga mer
bintil dan lenting, Pertama kali muncul di dada dan punggung hanya 1-2 bintil namun sekarang bertambah menjadi banyak. Gatal dirasaka
pasien beraktivitas, berolahraga atau saat berkeringat. Keluhan demam dan batuk pilek sebelum demam (-), keluhan nyeri pada luka (-). Pa
rumah bersama suami dan anak bungsunya, pakaian dan handuk terpisah dengan anggota keluarga. Pasien tidur dengan suami, sprei diga
RPD: keluhan serupa sebelumnya (-), alergi (-).
RPK: keluhan serupa pada keluarga (-), riwayat alergi pada keluarga (-)
Pemeriksaan Fisik :
KU Baik
HR: 110/80 mmHg, HR 90x/m, RR 20x/m, suhu 36,4 C
Mata: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Leher: tidak ada pembesaran KGB
Paru: vesikuler +/+, rhonkhi +/+, wheezing -/-,
Jantung: BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen: datar, supel, bising usus (+), nyeri tekan (-)
Ekstremitas: edema-/-, CRT < 2detik
Status lokalis: pada regio dada dan punggung terdapat papul multiple dengan dasar eritematosa, diskret, ukuran milier hingga lentikuler

Pasien datang dengan keluhan kesemutan di tangan dan kaki. Pasien juga mengeluhkan lututnya terasa nyeri. Demam (-), Nyeri kepala (-)
BAB BAK biasa.
RPD : Hipertensi (+), DM (-)
RPK : Hipertensi (+), DM (-)
Objektif
KU : baik
Kesadaran : compos mentis
TTV :
TD 150/90 mmHg
N 84x/m
S 36,50C
RR 18x/m
Kepala Leher : CA (-/-), SI (-/-)
Thorax : dbn
Abdomen : Supel, Timpani, BU (+) , NT(-), massa (-), turgor baik
Ekstremitas : Akral hangat,CRT <2

Pemeriksaan Penunjang
GDA : 111
AU: 4,4
Chol: 211
Pasien datang untuk kontrol rutin tekanan darah tinggi. Saat ini pasien mengeluhkan badan terasa sedikit lemas Demam (-), batuk (-), pile
(-), BAB BAK biasa.
RPD : Hipertensi (+), DM (+)
RPK : Hipertensi (+), DM (+)

Objektif
KU : baik
Kesadaran : compos mentis
TTV :
TD 140/90 mmHg
N 88x/m
S 36,40C
RR 20 x/m
Kepala Leher : CA (-/-), SI (-/-), Mata Cekung (-/-)
Thorax : SDV +/+, whz -/-, rho -/-
Abdomen : Supel, Timpani, BU (+) normal, NT(-), massa (-)
Ekstremitas : Akral hangat,CRT <2
Px. Penunjang
GDP: 94 mg/dL

Pasien datang dengan keluhan nyeri ulu hati sejak kemarin. Keluhan disertai rasa panas di tenggorokan. Pasien juga mengeluhkan nyeri di
Nyeri kepala (-), mual muntah (-), BAK BAB biasa
RPD : Hipertensi (-), DM (-)
RPK : Hipertensi (-), DM (-)
Objektif
KU : baik
Kesadaran : compos mentis
TTV :
TD 110/70 mmHg
N 84x/m
S 36,30C
RR 20 x/m
Kepala Leher : CA (-/-), SI (-/-)
Thorax : dbn
Abdomen : Supel, Timpani, BU (+), NT(+) epigastrium
Ekstremitas : Akral hangat,CRT <2
keluhan dirasakan sejak 2 minggu yang lalu disertai rasa gatal yang memberat ketika malam hari. Selain dikedua sela jari juga terdapat gat
pasien sulit tidur karena terus menggaruk area tangan dan selangkangan. Tidak pernah ada keluhan serupa sebelumnya. Keluarga yang ser
teman pasien juga tidak memiliki keluhan yang sama. demam(-), sesak napas(-), Riwayat alergi dikatakan tidak ada.

Riwayat Penyakit Dahulu : DM(-) asma (-), HT (-).

Riwayat Penyakit Keluarga : asma (-), HT (-), DM (-).

Keadaan umum : baik


Kesadaran : CM
Td: - Nadi: 82x/menit Nafas: 20x/menit SpO2: 99%RA T: 36 C

Kepala : Normocephal, konjungtiva anemis (-/-) sklera ikterik (-/-), mata cowong (-/-)
Thorax : Paru : simetris statis/dinamis , Rh -/-, WHz-/- Cor : S1 S2 murni reguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen : soefl, peristaltic kesan normal, timpani (+), Nyeri tekan (-)
Esktremitas : akral hangat , edema (-) CRT < 2"

Status Lokalis :
terdapat papulovesikel disertai krusta regio manus dan inguinal . Bulla(-), swelling(-), perdarahan aktif(-)
pasien mengatakan telinga buntu sudah dirasasakan sekitar 2 minggu yang lalu. Telinga buntu dirasakan pada kedua telinga. Tidak ada kel
pilek sebelumnya. dari telinga tidak pernah keluar cairan. Pasien tidak memiliki keluhan sakit gigi maupun gigi berlubang. 6 bulan sebelum
keluhan yang sama dan memiliki Riwayat kotoran telinga keras. Minggu lalu pasien sudah diberikan obat tetes telinga fenol gliserol dan pa
meneteskannya.

Riwayat Penyakit Dahulu : DM (-), asma (-), HT (+).


Riwayat Penyakit Keluarga : asma (-), HT (-), DM (-).

Keadaan umum : baik

Kesadaran : CM Td: 111/70 Nadi: 68x/menit Nafas: 18x/menit SpO2: 99%RA T: 36,4C

Kepala : Normocephal, konjungtiva anemis (-/-) sklera ikterik (-/-), mata cowong (-/-)
Thorax : Paru : simetris statis/dinamis , Rh -/-, WHz-/- Cor : S1 S2 murni reguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen : soefl, peristaltic kesan normal, timpani (+), Nyeri tekan (-)
Esktremitas : akral hangat , edema (-) CRT < 2"

Status Lokalis : otoskopopi pada aurikula dextra dan sinistra, hiperemis (-).membran timpani tidak terlihat, serumen (+)
pasien mengatakan pusing berputar sudah 3 hari dirasakan. Tidak ada gangguan pada pendengaran. Tidak pernah kaluar cairan dari teling
mengatakan pusing berputar terjadi apabila terjadi perubahan posisi yang secara mendadak. Mual (+) muntah (-). Pasien saat ini tidak men
kontrasepsi hormonal. Keluhan serupa baru kali ini dirasakan oleh pasien. Pasien rutin mengkonsumsi obat terkanan darah tinggi.

Riwayat Penyakit Dahulu : DM (-), asma (-), HT (+).

Riwayat Penyakit Keluarga : asma (-), HT (-), DM (-).

Keadaan umum : baik


Kesadaran : CM Td: 169/95 Nadi: 80x/menit Nafas: 18x/menit SpO2: 99%RA T: 36C

Kepala : Normocephal, konjungtiva anemis (-/-) sklera ikterik (-/-), mata cowong (-/-)
Thorax : Paru : simetris statis/dinamis , Rh -/-, WHz-/- Cor : S1 S2 murni reguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen : soefl, peristaltic kesan normal, timpani (+), Nyeri tekan (-)
Esktremitas : akral hangat , edema (-) CRT < 2"

Status Lokalis : -

Pemeriksaan Penunjang : -
ANAMNESIS
Keluhan Utama: Gatal seluruh badan
Pasien datang dengan keluhan gatal seluruh badan sejak 10 hari lalu. Gatal disertai ruam yang meninggi pada seluruh tubuh. Nyeri tidak ad
Sesak tidak ada.

Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan yang sama
Riwayat Pengobatan: (-)
Riwayat Alergi: (-)
Riwayat Penyakit Keluarga: Disangkal
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum: sakit ringan
Kesadaran: compos mentis (GCS E4 V5 M6)
T: 110/80 mmHg
N: 85 x/menit
R: 20 X/menit

Kepala: Normocephal; Mata: injeksi konjungtiva -/-, secret -/-, kornea jernih +/+,konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, Telinga: membra
secret +/-, hiperemis -/- ; Hidung: pernapasan cuping hidung (-), hipertrofi konka (-) Mulut : lidah kotor (-) faring hiperemis (-) tonsil T1/T1
Leher JVP 4 + 5 cm H2O; KGB: tidak ada pembesaran; Tiroid:Pembesaran (-); Retraksi suprasternal (-); Deviasi trakea (-)
Thorax:
- Pulmo: bentuk dan gerak simetris; retraksi interkostal +/+; Vocal fremitus kanan=kiri; sonor kanan=kiri; vesicular breathing sound kanan=
wheezing -/-
- Cor: Batas jantung dalam batas normal; S1, S2 (+) S3, S4 (-); bunyi jantung tambahan (-)
Abdomen: cembung lembut; turgor baik; nyeri tekan RUQ (+) hepatomegali (-); splenomegali (-); asites (-); bising usus (+) normal
Back : nyeri tekan (-)deformitas (-) hematoma (-)nyeri ketok CVA (-) ROM normal, laseque test -, Patrick test -/-, kontra Patrick -/-
Ekstremitas: sianosis -/-; edema -/-; CRT <2", hipostesi pada jari (-) tidak ada kelainan, petechiae/purpura/ekimosis (-)

EFFLORESENSI
Urtikaria (penonjolan berbatas tegas) tersebar diseluruh tubuh terutama pada regio thorax dan extremitas atas dan bawah bilateral
ANAMNESIS
Keluhan Utama: Batuk darah
Keluhan Tambahan: Pasien datang ke Puskesmas dengan keluhan batuk disertai bercak darah. Batuk dialami sejak 10 hari lalu, dan bercam
sejak 3 hari terakhir. Demam tidak ada. Mual muntah ada. Pasien mengaku pakaiannya semakin longgar sejak 1 bulan terakhir. Keringat sa

Riwayat Penyakit Dahulu: (-)


Riwayat Pengobatan: (-)
Riwayat Berpergian : (-)
Riwayat Alergi: (-)
Riwayat Penyakit Keluarga: Riwayat kakak satu rumah menjalani pengobatan TB paru 6 bulan (Ada kontak)

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum: sakit ringan
Kesadaran: compos mentis (GCS E4 V5 M6)
T: 122/80 mmHg
N: 82 x./menit
R: 20 X/menit
S: 36,8
Kepala: Normocephal; Mata: injeksi konjungtiva -/-, kornea jernih +/+,konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, Telinga: membrane timpani
-/- ; Hidung: pernapasan cuping hidung (-), hipertrofi konka (-) Mulut : faring hiperemis (-), tonsil T1/T1 hiperemis -/-
Leher: JVP 4 + 5 cm H2O; KGB: tidak ada pembesaran; Tiroid: tidak ada pembesaran; Retraksi suprasternal (-); Deviasi trakea (-)
Thorax:
- Pulmo: bentuk dan gerak simetris; retraksi interkostal +/+; Vocal fremitus kanan=kiri; sonor kanan=kiri; vesicular breathing sound kanan=
wheezing -/-
- Cor: Batas jantung dalam batas normal; S1, S2 (+) S3, S4 (-); bunyi jantung tambahan (-)
Abdomen: cembung lembut; turgor baik; nyeri tekan (-); hepatomegali (-); splenomegali (-); asites (-); bising usus (+) normal12 kg
Back : hiperemis (-) nyeri tekan (-)deformitas (-) hematoma (-)nyeri ketok CVA (-) ROM normal
Ekstremitas: sianosis -/-; edema -/-; CRT <2", tidak ada kelainan, petechiae/purpura/ekimosis (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
BTA (+)
ANAMNESIS
Keluhan utama : BAB bercampur darah
Pasien datang dengan riwayat keluhan sering berdarah saat BAB. Keluhan dirasakan sejak 3 minggu yang lalu. Pasien mengatakan terdapat
keluar dari daerah dubur dan terasa nyeri. BAB lancar, BAK lancar. Demam tidak ada. Mual dan muntah tidak ada. Riwayat pasien sering m
dan kurang konsumsi sayuran dan buah.

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum: sakit ringan
Kesadaran: compos mentis (GCS E4 V5 M6)
T: 132/86 mmHg
N: 82 x/menit
R: 20 X/menit

Kepala: Normocephal; Mata: injeksi konjungtiva -/-, secret -/-, kornea jernih +/+,konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, Telinga: membra
sentral +/-, secret +/-, hiperemis -/- ; Hidung: pernapasan cuping hidung (-), hipertrofi konka (-) Mulut : lidah kotor (-) faring hiperemis (-) t
hiperemis -/-,
Leher JVP 4 + 5 cm H2O; KGB: tidak ada pembesaran; Tiroid:Pembesaran (-); Retraksi suprasternal (-); Deviasi trakea (-)
Thorax:
- Pulmo: bentuk dan gerak simetris; retraksi interkostal +/+; Vocal fremitus kanan=kiri; sonor kanan=kiri; vesicular breathing sound kanan=
wheezing -/-
- Cor: Batas jantung dalam batas normal; S1, S2 (+) S3, S4 (-); bunyi jantung tambahan (-)
Abdomen: cembung lembut; turgor baik; nyeri tekan RUQ (+) hepatomegali (-); splenomegali (-); asites (-); bising usus (+) normal
Back : nyeri tekan (-)deformitas (-) hematoma (-)nyeri ketok CVA (-) ROM normal, laseque test -, Patrick test -/-, kontra Patrick -/-
Ekstremitas: sianosis -/-; edema -/-; CRT <2", hipostesi pada jari (-) tidak ada kelainan, petechiae/purpura/ekimosis (-)

STATUS LOKALIS
Inspeksi : Tampak massa hemoroid keluar dari anus
Rectal Toucher : Dalam batas normal
ANAMNESIS
Keluhan Utama: Mata merah
Pasien datang ke Puskesmas dengan mata merah kiri dan kanan sejak 5 hari lalu. Kadang terasa gatal dan keluar cairan kental berwarna pu
mata. Nyeri tidak ada. Riwayat orang terdekat tidak ada yang mengalami keluhan yang sama.

Riwayat Penyakit Dahulu : (-)


Riwayat Pengobatan: (-)
Riwayat Alergi: Disangkal
Riwayat Personal & Sosial : (-)
Riwayat Penyakit Keluarga: (-)

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum: sakit ringan
Kesadaran: compos mentis (GCS E4 V5 M6)
T: 122/78 mmHg
N: 80 x/menit
R: 20 X/menit
Kepala: Normocephal;
Mata: injeksi konjungtiva +/+, secret +/+, kornea jernih +/+,konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-,
Telinga: membrane timpani perforasi sentral +/-, secret +/-, hiperemis -/- ; Hidung: pernapasan cuping hidung (-), hipertrofi konka (-) Mulu
faring hiperemis (-) tonsil T1/T1 hiperemis -/-,
Leher JVP 4 + 5 cm H2O; KGB: tidak ada pembesaran; Tiroid:Pembesaran (-); Retraksi suprasternal (-); Deviasi trakea (-)
Thorax:
- Pulmo: bentuk dan gerak simetris; retraksi interkostal +/+; Vocal fremitus kanan=kiri; sonor kanan=kiri; vesicular breathing sound kanan=
wheezing -/-
- Cor: Batas jantung dalam batas normal; S1, S2 (+) S3, S4 (-); bunyi jantung tambahan (-)
Abdomen: cembung lembut; turgor baik; nyeri tekan RUQ (+) hepatomegali (-); splenomegali (-); asites (-); bising usus (+) normal
Back : nyeri tekan (-)deformitas (-) hematoma (-)nyeri ketok CVA (-) ROM normal, laseque test -, Patrick test -/-, kontra Patrick -/-
Ekstremitas: sianosis -/-; edema -/-; CRT <2", hipostesi pada jari (-) tidak ada kelainan, petechiae/purpura/ekimosis (-)
ANAMNESIS
Keluhan Utama: Benjolan dileher
Keluhan Tambahan: Pasien datang ke Puskesmas dengan keluhan adanya benjolan dileher mebesar sejak 3 bulan lalu. Pasien sulit tidur se
disertai dada berdebar bedar. Mata terasa lebih menonjol, terasa gatal dan sering berair. Demam, mual dan muntah tidak ada. Penurunan
pasien merasakan pakaiannya semakin longgar.

Riwayat Penyakit Dahulu: (-)


Riwayat Pengobatan: (-)
Riwayat Berpergian : (-)
Riwayat Alergi: (-)
Riwayat Penyakit Keluarga: Tidak ada

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum: sakit ringan
Kesadaran: compos mentis (GCS E4 V5 M6)
T: 128/88 mmHg
N: 93 x./menit
R: 20 X/menit
S: 37,0

Kepala: Normocephal; Mata: Tampak menonjol bilateral, injeksi konjungtiva -/-, kornea jernih +/+,konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-,
timpani intak +/+ hiperemis -/- ; Hidung: pernapasan cuping hidung (-), hipertrofi konka (-) Mulut : faring hiperemis (-), tonsil T1/T1 hipere
Leher: JVP 4 + 5 cm H2O; KGB: tidak ada pembesaran; Tiroid: Ada pembesaran, ikut gerak menelan; Retraksi suprasternal (-); Deviasi trake
Thorax:
- Pulmo: bentuk dan gerak simetris; retraksi interkostal +/+; Vocal fremitus kanan=kiri; sonor kanan=kiri; vesicular breathing sound kanan=
wheezing -/-
- Cor: Batas jantung dalam batas normal; S1, S2 (+) S3, S4 (-); bunyi jantung tambahan (-)
Abdomen: cembung lembut; turgor baik; nyeri tekan (-); hepatomegali (-); splenomegali (-); asites (-); bising usus (+) normal12 kg
Back : hiperemis (-) nyeri tekan (-)deformitas (-) hematoma (-)nyeri ketok CVA (-) ROM normal
Ekstremitas: sianosis -/-; edema -/-; CRT <2", tidak ada kelainan, petechiae/purpura/ekimosis (-)
ANAMNESIS
Keluhan utama : Mata berpasir
Pasien datang ke puskesmas dengan keluhan mata terasa berpasir dan mengganjal sejak 3 bulan lalu memberat 1 minggu terakhir. Tidak a
penglihatan. Nyeri dan gatal tidak ada.

Riwayat Penyakit Dahulu: (-)


Riwayat Pengobatan: (-)
Riwayat Alergi: (-)
Riwayat Personal & Sosial : Pasien sering bekerja di tempat terpapar sinar matahari (Sawah)
Keadaan Umum: baik
Kesadaran: compos mentis (GCS E4 V5 M6)
T: 130/80 mmHg
N: 80 X/menit
Kepala: Normocephal;
Mata: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, Tampak selaput pada lateral mata bilateral, tidak mencapai pupil
Telinga: membrane timpani intak +/+ hiperemis -/- ; Hidung: pernapasan cuping hidung (-) Mulut : faring hiperemis (-), tonsil T1/T1 hipere
Leher: JVP 4 + 5 cm H2O; KGB: tidak ada pembesaran; Tiroid: tidak ada pembesaran; Retraksi suprasternal (-); Deviasi trakea (-)
Thorax:
- Pulmo: bentuk dan gerak simetris; retraksi interkostal +/+; Vocal fremitus kanan=kiri; sonor kanan=kiri; vesicular breathing sound kanan=
wheezing -/-
- Cor: Batas jantung dalam batas normal; S1, S2 (+) S3, S4 (-); bunyi jantung tambahan (-)
Abdomen: cembung lembut; turgor baik; nyeri tekan (-); hepatomegali (-); splenomegali (-); asites (-); bising usus (+) normal12 kg
Back : deformitas (-) hematoma (-) inflamasi (-) nyeri tekan (+), nyeri ketok CVA (-) ROM normal
Ekstremitas : sianosis -/-; edema -/-; CRT <2", tidak ada kelainan, petechiae/purpura/ekimosis (-)
ANAMNESIS
Keluhan Utama: Kontrol
Keluhan Tambahan: Pasien datang ke Puskesmas untuk kontrol. Pasien telah didiagnosis dengan diabetes mellitus. Saat ini pasien tidak ad
sering BAK, sering merasa haus, dan sering merasa lapar. Selain itu pasien tidak merasakan pandangan kabur dan kesemutan pada ujung k

Riwayat Penyakit Dahulu: diabetes mellitus


Riwayat Pengobatan: Pasien lupa
Riwayat Berpergian : (-)
Riwayat Alergi: (-)
Riwayat Personal & Sosial : pasien sering makan makanan manis (+) jarang berolahrga (+)
Riwayat Penyakit Keluarga: tidak diketahui

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum: sakit ringan
Kesadaran: compos mentis (GCS E4 V5 M6)
T: 120/80 mmHg
N: 90 x./menit
R: 20 X/menit
S: 36,8
SpO2: 99%

BB: 52 kg
TB: 173 cm
LP : 72 cm
BMI: 17,6 kg/m2 (Underweight)
Kepala: Normocephal; Mata: injeksi konjungtiva -/-, kornea jernih +/+,konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, Telinga: membrane timpani
-/- ; Hidung: pernapasan cuping hidung (-), hipertrofi konka (-) Mulut : faring hiperemis (-), tonsil T1/T1 hiperemis -/-
Leher: JVP 4 + 5 cm H2O; KGB: tidak ada pembesaran; Tiroid: tidak ada pembesaran; Retraksi suprasternal (-); Deviasi trakea (-)
Thorax:
- Pulmo: bentuk dan gerak simetris; retraksi interkostal +/+; Vocal fremitus kanan=kiri; sonor kanan=kiri; vesicular breathing sound kanan=
wheezing -/-
- Cor: Batas jantung dalam batas normal; S1, S2 (+) S3, S4 (-); bunyi jantung tambahan (-)
Abdomen: cembung lembut; turgor baik; nyeri tekan (-); hepatomegali (-); splenomegali (-); asites (-); bising usus (+) normal12 kg
Back : hiperemis (-) nyeri tekan (-)deformitas (-) hematoma (-)nyeri ketok CVA (-) ROM normal
Ekstremitas: sianosis -/-; edema -/-; CRT <2", tidak ada kelainan, petechiae/purpura/ekimosis (-)

PEMERIKSAAN PENUNJANG
GDP : 132 mg/dL
Kolestrol Total : 184 mg/dL
Asam urat : 4,9 mg/dL
ANAMNESIS
Keluhan Utama: Kontrol hipertensi
Keluhan Tambahan: Pasien datang ke Puskesmas untuk kontrol hipertensi. Pasien mengaku rutin mengonsumsi Amlodipin 1x10 mg/hari se
bulan lalu. Saat ini pasien tidak ada keluhan nyeri kepala, gelisah, jantung berdebar, pusing, leher kaku, penglihatan kabur, dan rasa sakit d
Riwayat Penyakit Dahulu: Hipertensi
Riwayat Pengobatan: Amlodipin 1x10 mg/hari
Riwayat Alergi: (-)
Riwayat Personal & Sosial: Pasien sering makan ikan asin dan makanan gurih. Pasien jarang berolahraga (+), merokok (-), alkohol (-).
Riwayat Obstetrik: (-)
Riwayat Penyakit Keluarga: tidak diketahui

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum: baik
Kesadaran: compos mentis (GCS E4 V5 M6)
T: 140/90 mmHg
N: 85 X/menit
R: 18 X/menit
S: 36,7
SpO2: 99%

BB: 60 kg
TB: 150 cm
Kepala: Normocephal; Mata: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, Telinga: tidak ada kelainan; Hidung: pernapasan cuping hidung (-)
Leher: JVP 4 + 5 cm H2O; KGB: tidak ada pembesaran; Tiroid: tidak ada pembesaran; Retraksi suprasternal (-); Deviasi trakea (-)
Thorax:
- Pulmo: bentuk dan gerak simetris; retraksi interkostal -/-; Vocal fremitus kanan=kiri; sonor kanan=kiri; vesicular breathing sound kanan=k
wheezing -/-
- Cor: Batas jantung dalam batas normal; S1, S2 (+) S3, S4 (-); bunyi jantung tambahan (-)
Abdomen: cembung lembut; turgor baik; nyeri tekan (-); hepatomegali (-); splenomegali (-); asites (-); bising usus (+) normal
Ekstremitas: sianosis -/-; edema -/-; CRT <2", tidak ada kelainan, petechiae/purpura/ekimosis (-)
ANAMNESIS
Keluhan Utama :Nyeri pada telinga kanan
Pasien datang ke Puskesmas dengan keluhan nyeri pada telinga kanan yang dirasakan sejak 3 hari yang lalu. Nyeri terus menerus, tidak me
istirahat. Keluar cairan maupun gatal pada telinga disangkal, telinga berdenging ada.
Riwayat Penyakit Dahulu :(-)
Riwayat Pengobatan: (-)
Riwayat Alergi: (-)
Riwayat Personal & Sosial : riwayat berenang disungai dan kemasukan air pada telinga
Riwayat Penyakit Keluarga: tidak diketahui
PEMERIKSAAN FISIS
TTV dalam batas normal
Kepala: Normocephal; Mata: injeksi konjungtiva -/-, secret -/-, kornea jernih +/+,konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-;
Telinga : Normotia +/+, Hiperemis +/-, edema meatus +/-, sekret -/-, serumen -/-, membrane timpani sulit dinilai/+, nyeri tekan tragus +/-,
Hidung: pernapasan cuping hidung (-), hipertrofi konka (-) Mulut : lidah kotor (-) faring hiperemis (-) tonsil T1/T1 hiperemis -/-,
Leher JVP 4 + 5 cm H2O; KGB: tidak ada pembesaran; Tiroid:Pembesaran (-); Retraksi suprasternal (-); Deviasi trakea (-)
Thorax:
- Pulmo: bentuk dan gerak simetris; retraksi interkostal +/+; Vocal fremitus kanan=kiri; sonor kanan=kiri; vesicular breathing sound kanan=
wheezing -/-
- Cor: Batas jantung dalam batas normal; S1, S2 (+) S3, S4 (-); bunyi jantung tambahan (-)
Abdomen: cembung lembut; turgor baik; nyeri tekan RUQ (+) hepatomegali (-); splenomegali (-); asites (-); bising usus (+) normal
Back : nyeri tekan (-)deformitas (-) hematoma (-)nyeri ketok CVA (-) ROM normal, laseque test -, Patrick test -/-, kontra Patrick -/-
Ekstremitas: sianosis -/-; edema -/-; CRT <2", hipostesi pada jari (-) tidak ada kelainan, petechiae/purpura/ekimosis (-)
ANAMNESIS
Keluhan Utama: gatal pada lipatan payudara dan lipatan paha
Keluhan Tambahan: Pasien datang ke Puskesmas dengan keluhan gatal pada lipatan payudara dan lipatan paha yang dialami sejak +- 1 bul
ini bertambah jika pasien berkeringat. Keluhan ini disertai adanya bercak kemerahan pada lipatan.
Riwayat Penyakit Dahulu: hipertensi
Riwayat Pengobatan: (-)
Riwayat Alergi: (-)
Riwayat Personal & Sosial : Higienitas pasien buruk
Riwayat Penyakit Keluarga: tidak diketahui
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum: sakit ringan
Kesadaran: compos mentis (GCS E4 V5 M6)
T: 140/90 mmHg
N: 80 x/menit
R: 20 X/menit
S: 36,5
SpO2: 99%
Kepala: Normocephal; Mata: injeksi konjungtiva -/-, secret -/-, kornea jernih +/+,konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, Telinga: membra
hiperemis -/- ; Hidung: pernapasan cuping hidung (-), hipertrofi konka (-) Mulut : , faring hiperemis (-) tonsil T1/T1 hiperemis -/-,
LeherJVP 4 + 5 cm H2O; KGB: tidak ada pembesaran; Tiroid:Pembesaran (-); Retraksi suprasternal (-); Deviasi trakea (-)
Thorax:
- Kulit : plak eritematous di lipatan payudara dengan lesi satelit (+)
- Pulmo: bentuk dan gerak simetris; retraksi interkostal +/+; Vocal fremitus kanan=kiri; sonor kanan=kiri; vesicular breathing sound kanan=
wheezing -/-
- Cor: Batas jantung dalam batas normal; S1, S2 (+) S3, S4 (-); bunyi jantung tambahan (-)
Abdomen: cembung lembut; turgor baik; nyeri tekan epigastrium (-), hepatomegali (-); splenomegali (-); asites (-); bising usus (+) normal12
Back : nyeri tekan ()deformitas (-) hematoma (-)nyeri ketok CVA (-) ROM normal
Ekstremitas: sianosis -/-; edema -/-; CRT <2"", hipostesi pada jari (-) tidak ada kelainan, petechiae/purpura/ekimosis (-)
effloresensi pada lipatan payudara dan lipatan paha: makula eritem dengan lesi satelit disekitarnya
ANAMNESIS
Pasien perempuan datang dengan riwayat keluhan sering merasa cemas, jika rasa cemasnya muncul pasien kadang sampai sesak nafas dan
jantung berdebar-debar dan kadang sampai sulit untuk beraktifitas. Keluhan ini terjadi awalnya ketika istri pasien meninggal dan anak2nya
harus ikut suaminya keluar kota, pasien jadi merasa sepi dirumah dan kadang terpikir masalah keuangannya. Keluhan ini sudah dirasakan s
lalu. Saat ini keluhan sudah membaik dan pasien rutin kontrol berobat.

O:KU: Sedang
Kesadaran: Compos Mentis
TD: 130/90 mmHg
N: 86x/m
P:20 x/m
S: 36,6
Kepala : normocephal
Thorax : dbn
Abdomen : dbn
Ekstremitas: dbn

Pemeriksaan Status mental


a. Deskripsi Umum :
• Penampilan : seorang laki-laki, berusia 65 tahun, kulit berwarna sawo matang, berpakaian rapi. Pasien berpenampilan sesuai usianya.
• Kesadaran: kompos mentis
• Tingkah laku dan psikomotor: tenang
• Perilaku terhadap pemeriksa: kooperatif
b. Mood dan afek: mood cemas, afek normal, keserasian serasi.
c. Bentuk pikir: koheren dan logis
d. Isi pikir : kekhawatiran yang berlebih
e. Persepsi: tidak ada gangguan persepsi
f. Sensorium dan kognisi
• Orientasi : baik,
• Daya ingat : baik
• Konsentrasi dan atensi: ketika cemas sulit konsentrasi
• Daya ingat: tidak terganggu
• Kemampuan menolong sendiri: baik
g. Pengendalian impuls : sulit dinilai.
h. Daya nilai: baik
i. Tilikan: Tilikan derajat 6. Pasien menyadari sepenuhnya situasi dirinya dan mau untuk diperbaiki.
ANAMNESIS
Keluhan Utama: Keputihan
Keluhan Tambahan: Pasien datang ke Puskesmas dengan keluhan keputihan yang muncul sejak ±1 minggu yang lalu. Keluhan disertai gata
Keputihan berbau (+), kental (+), warna bercak putih (+). Keluhan semakin memberat ketika beraktivitas hingga keringat. Mual (-), muntah
(-), nyeri panggul (-).
Riwayat Penyakit Dahulu: Pasien sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan yang sama
Riwayat Pengobatan: (-)
Riwayat Alergi: (-)
Riwayat Personal, Sosial & Lingkungan : Pasien sering membiarkan pakaian dalamnya lembab dan selalu menggunakan sabun pembersih u
kewanitaan.
Riwayat Penyakit Keluarga: Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan yang sama.

PEMERIKSAAN FISIS
Keadaan Umum: baik
Kesadaran: compos mentis (GCS E4 V5 M6)
TD : 105/70 mmHg
N: 89x/menit
Kepala: Normocephal; Mata: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, Telinga: membrane timpani intak +/+ hiperemis -/- ; Hidung: pernap
(-) Mulut : faring hiperemis (-), tonsil T1/T1 hiperemis -/-
Leher: JVP 4 + 5 cm H2O; KGB: tidak ada pembesaran; Tiroid: tidak ada pembesaran; Retraksi suprasternal (-); Deviasi trakea (-)
Thorax:
- Pulmo: bentuk dan gerak simetris; retraksi interkostal +/+; Vocal fremitus kanan=kiri; sonor kanan=kiri; vesicular breathing sound kanan=
wheezing -/-
- Cor: Batas jantung dalam batas normal; S1, S2 (+) S3, S4 (-); bunyi jantung tambahan (-)
Abdomen: cembung lembut; turgor baik; nyeri tekan regio epigastrium (+); hepatomegali (-); splenomegali (-); asites (-); bising usus (+) nor
Back: deformitas (-) hematoma (-) inflamasi (-) nyeri tekan (-)nyeri ketok CVA (-) ROM normal
Ekstremitas : sianosis -/-; edema -/-; CRT <2", tidak ada kelainan, petechiae/purpura/ekimosis (-).
Pemeriksaan Vagina: Vaginal discharge (+), berwarna putih kental, berbau amis
Keluhan Utama: Nyeri kepala
Keluhan Tambahan: Pasien datang ke Puskesmas dengan keluhan nyeri kepala yang dirasakan sejak +- 3 hari yang lalu. Nyeri kepala dirasa
Tidak ada keluhan demam, batuk, hidung berair, sesak, suara serak, mual, muntah, pusing berputar, dan gangguan penghidu.
Riwayat Penyakit Dahulu: (-)
Riwayat Pengobatan: (-)
Riwayat berpergian : (-)
Riwayat Alergi: (-)
Riwayat Personal & Sosial : Riwayat kontak erat dengan pasien COVID-19 (-)
Riwayat Penyakit Keluarga: Tidak diketahui
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum: sakit ringan
Kesadaran: compos mentis (GCS E4 V5 M6)
T: 110/70 mmHg
N: 80 x/menit
R: 20 X/menit
S: 36,5
SpO2: 99%
BB: 62 kg
TB : 176cm
Kepala: Normocephal; Mata: injeksi konjungtiva -/-, secret -/-, kornea jernih +/+,konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, Telinga: membra
hiperemis -/- ; Hidung: pernapasan cuping hidung (-), hipertrofi konka (-) Mulut : lidah kotor (-) faring hiperemis (-) tonsil T1/T1 hiperemis
LeherJVP 4 + 5 cm H2O; KGB: tidak ada pembesaran; Tiroid:Pembesaran (-); Retraksi suprasternal (-); Deviasi trakea (-)
Thorax:
- Pulmo: bentuk dan gerak simetris; retraksi interkostal +/+; Vocal fremitus kanan=kiri; sonor kanan=kiri; vesicular breathing sound kanan=
wheezing -/-
- Cor: Batas jantung dalam batas normal; S1, S2 (+) S3, S4 (-); bunyi jantung tambahan (-)
Abdomen: cembung lembut; turgor baik; nyeri tekan epigastrium (-) hepatomegali (-); splenomegali (-); asites (-); bising usus meningkat (-
Back : nyeri tekan (-)deformitas (-) hematoma (-)nyeri ketok CVA (-) ROM normal
Ekstremitas: sianosis -/-; edema -/-; CRT <2"", hipostesi pada jari (-) tidak ada kelainan, petechiae/purpura/ekimosis (-)
Keluhan Utama: gatal
Keluhan Tambahan: Pasien datang ke Puskesmas dengan keluhan gatal diseluruh badan yang dirasakan sejak +- 1 hari yang lalu. Keluhan in
bentol bentol. Tidak ada keluhan lemas, pandangan berkunang, dan sesak
Riwayat Penyakit Dahulu: urticaria
Riwayat Pengobatan: (-)
Riwayat Alergi: (-)
Riwayat Personal & Sosial : Higienitas pasien buruk (-)
Riwayat Penyakit Keluarga: tidak diketahui

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum: sakit ringan
Kesadaran: compos mentis (GCS E4 V5 M6)
T: 110/70 mmHg
N: 80 x/menit
R: 20 X/menit
S: 36,5
SpO2: 99%
BB: 57 kg
TB : 160 cm

Kepala: Normocephal; Mata: injeksi konjungtiva -/-, secret -/-, kornea jernih +/+,konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, Telinga: membra
hiperemis -/- ; Hidung: pernapasan cuping hidung (-), hipertrofi konka (-) Mulut : lidah kotor (-) faring hiperemis (-) tonsil T1/T1 hiperemis
LeherJVP 4 + 5 cm H2O; KGB: tidak ada pembesaran; Tiroid:Pembesaran (-); Retraksi suprasternal (-); Deviasi trakea (-)
Thorax:
- Pulmo: bentuk dan gerak simetris; retraksi interkostal +/+; Vocal fremitus kanan=kiri; sonor kanan=kiri; vesicular breathing sound kanan=
wheezing -/-
- Cor: Batas jantung dalam batas normal; S1, S2 (+) S3, S4 (-); bunyi jantung tambahan (-)
Abdomen: cembung lembut; turgor baik; nyeri tekan epigastrium (-) hepatomegali (-); splenomegali (-); asites (-); bising usus (+) normal12
Back : nyeri tekan (-)deformitas (-) hematoma (-)nyeri ketok CVA (-) ROM normal
Ekstremitas: sianosis -/-; edema -/-; CRT <2", hipostesi pada jari (-) tidak ada kelainan, petechiae/purpura/ekimosis (-)
- Kulit : patch eritema berbatas tegas dengan bagian tengah sedikit pucat.

KEDARURATAN
Pasien datang dengan keluhan luka terbuka pada kaki kanan sejak 15 menit yang lalu. Pasien sedang mengendarai sepeda motor dan terja
menghindari sebuah truk. Nyeri sekitar luka (+), bengkak (-), kemerahan (+). Riwayat trauma sebelumnya tidak ada. Riwayat hipertensi da
disangkal.
O:
Status Generalis :
SakitSedang/ GiziCukup/Compos Mentis
Status Vitalis :
TD : 140/90 mmHg
N : 90x/menit
P: 20x/menit
S : 36,5 oC

STATUS LOKALIS
Regio Cruris Dextra : Tampak laserasi sepanjang sekitar 5 cm dan kedalaman luka sekitar 1 cm di lateral cruris dextra, perdarahan aktif (+),
sensoris dan motorik dalam batas normal

KEBIDANAN
Pasien datang ke IGD Puskesmas mengeluh Nyeri seluruh bagian perut sejak 1 hari lalu. Nyeri dirasakan terus menerus. Riwayat keluar dar
setelah senggama ada satu hari lalu. Riwayat keputihan ada seminggu lalu. Riwayat kehamilan P10A2. flu (-), demam (-), mual (-),Muntah (
RPK : Riwayat Hipertensi (-), Diabetes (-), sakit jantung (-), Maag (-)

Pemeriksaan Fisik :
Keadaan Umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Tanda Vital
• TD : 110/80 mmHg
• Nadi : 80 x/menit
• RR: 20 x/menit
• Suhu : 36,5 °C
Status Generalis
•Kepala : normocephal, distribusi rambut merata, hitam, tidak mudah dicabut
•Mata : konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, reflex cahaya +/+
•Telinga : normotia, membran timpani utuh, sekret (-), serumen (-)
•Hidung : normosepta, darah (-), sekret (-)
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak. Palpasi : ictus cordis teraba.
Perkusi :
batas atas kiri ICS II LPS sinistra,
batas atas kanan ICS II LPS dekstra,
batas bawah kiri ICS V LMC sinistra,
batas bawah kanan ICS IV LPS dextra.
Auskultasi : S1-S2 reguler, gallop (-), murmur (-)
Paru
Inspeksi : bentuk normal, pergerakan simetris saat statis dan dinamis.
Palpasi : vokal fremitus kanan sama dengan kiri. Perkusi : Sonor.
Auskultasi: rhonkhi (-), wheezing (-)
•Abdomen
Inspeksi : Datar ,ikut gerak nafas.
Auskultasi : peristaltik kesan meningkat.
Palpasi : hepar dan lien tidak teraba, Nyeri tekan seluruh kuadran (+)
Perkusi : timpani (+)

Extrenitas :
Pasien datang ke IGD Kebidanan dengan keluhan nyeri perut tembus belakang dialami sejak kurang lebih 3 jam yang lalu. Riwayat keluar le
air (-). Riwayat asma (-), riwayat HT (-), riwayat DM (-), riwayat alergi (-),riwayat operasi (-). Riwayat ANC (+) >4x di bidan dan puskesmas. R
(+) 2x..

HPHT : 01-08-2021
TP : 08-05-2022
UK : 38-40 minggu

Pemeriksaan Fisik :
Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda Vital
• TD : 120/80 mmHg
• Nadi : 70 x/menit
• RR: 18 x/menit
• Suhu : 36,5 °C

Pemeriksaan Luar
•TFU : 34 cm
•LP : 105 cm
•TBJ : 3570 gram
•HIS : 3 x 10’ (30-35”)
•DJJ : 130x/i , kesan regular
•Situs : Memanjang
•Punggung : Kiri
•Bag.Bawah : Kepala
•Perlimaan : 3/5
•Janin : Kesan tunggal
Pemeriksaan Dalam
•V/V : TAK/TAK
•Portio : Lunak, tipis
•Pembukaan : 8 cm
•Ketuban : (+) utuh
•UUK : sdn
•Bag.Terdepan : Kepala
•Penurunan : Hodge II
•Panggul : Kesan cukup
•Pelepasan : Lendir (+), Darah (+), Air (-)
Pemeriksaan Penunjang :
USG : Tidak dilakukan pemeriksaan
Pasien datang dengan keluhan keluar air-air sejak 12 jam SMRS. Pasien juga mengeluh nyeri perut tembus belakang sejak 2 jam yang lalu.
(-), demam (-), mual (-), muntah (-), BAK dan BAB dbn, pelepasan lendir(-), darah (-).
HPHT: 07/07/2021
TP: 14/04/2022
G1P0A0 + UK 39 minggu 5 hari
Pemeriksaan Fisis:
TD : 110/80 mmHg
N : 80 x/mnt
P : 20x/mnt
S 36,7°C
K/L : CA -/-, SI -/-
Thorax : Vesikuler +/+, Rh -/-, Wh -/-
Ekstremitas : Edema (+) minimal

Pemeriksaan Obstetri :
Pemeriksaan Luar:
- L1 : 2 jari bpx
- L2 : punggung di sebelah kanan ibu
- L3 : bagian terbawah kepala
- L4 : masuk PAP
DJJ : 127 x/mnt,
HIS : 15”25”25”

Pemeriksaan Dalam :
- Vulva/vagina : Dalam batas normal
- Portio : Lunak, menipis
- Pembukaan : Ø 1cm
- Ketuban : (+)
- Bagian terendah : kepala
- UUK : kepala belakang
- Penurunan : H I-II
- Panggul : Kesan Cukup
- Pelepasan : Lendir (+), darah (+)

Pasien G3P2A0 kontrol rutin ke Puskesmas. Keluhan saat ini Demam (-), sakit kepala (-), mual (-), muntah (-), sakit perut (-), keluar air-air (-
keputihan (-), kaki bengkak (-), BAB dan BAK dalam batas normal. Riwaayat penyakit (-).
HPHT: 20/8/2021
TP: 27/05/2022

KU : Compos mentis
TD : 120/70 mmHg
N : 80 x/mnt
P : 22 x/mnt
S : 36,6 C
Pemeriksaan Obstetri
Pemeriksaan Luar :
- L1 : TFU 3 jari di bawah prosesus xypoideus
- L2 : Punggung kanan
- L3 : Bagian terendah janin kepala
- L4 : Belum masuk PAP

DJJ : 140x/mnt
HIS : Belum ada
Pasien datang keluhan mual dan muntah sejak 1 hari yang lalu. Muntah frekuensi 4 kali hari ini, isi makanan dan air, warna putih. Penurun
Demam (-), riwayat demam (-), kejang (-), riwayat kejang (-), batuk (-), sesak (-). BAB biasa, BAK lancar.
Riwayat Kehamilan Sekarang :
- HPHT : 14-4-2022
- Riwayat ANC 1 kali di PKM
- USG tidak pernah
Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas :
1. 2022/Kehamilan sekarang
Riwayat kontrasepsi : -
Riwayat Menstruasi :
- Menarche umur 15 tahun
- Lama 7 hari
- Siklus teratur
Riwayat Penyakit Dahulu :
- Riwayat Hipertensi sebelum kehamilan tidak ada
- Riwayat DM tidak ada
- Riwayat asma tidak ada
- Riwayat penyakit jantung tidak ada
- Riwayat alergi obat-obatan maupun makanan tidak ada
- Riwayat penyakit ginekologi sebelumnya tidak ada
Pemeriksaan Fisik :
Keadaan Umum : Sakit Sedang/ Gizi Baik/ GCS E4M6V5
Tanda Vital :
BP : 90/60 mmHg
HR : 80 x/i
RR : 22 x/i
T : 36,5 C

Kepala : Normocephal, Anemis -/- Ikterus -/-


Paru : BP : vesikuler
BT : Rh -/-, Wh -/-
Jantung : Bunyi jantung I/II murni reguler
Abdomen : Cembung, bekas luka operasi (-), striae gravidarum (-), linea nigra (-), perut supel, nyeri tekan (-), defans muscular (-), TFU 1 jar
pubis. Peristaltik (+) kesan normal
Extremitas : edema (-), akral hangat, CRT < 2 s
Pemeriksaan Obstetri :
L1 : TFU 1 jari diatas symphisis pubis
control rutin bulanan, pasien mengeluh pusing sejak semalam disertai mual (+) dan muntah (+).
- Riwayat perkawinan : 1x, 20 tahun.
- Riwayat mentruasi : menarche : usia 14 tahun, siklus 28 hari, teratur. HPHT : 9 september 2021
- Riwayat KB : Pil .
- Riwayat Obsetri :
a. Jumlah kehamilan : ke 4
b. Jumlah anak hidup : 3 orang
1. Perempuan/ 19 tahun/ 2800gr/spontan/ puskesmas
2. Laki laki/ 15 tahun/ 3200gr/ spontan/ puskesmas
3. Laki laki/ 3 tahun/ 3300gr/ spontan/ puskesmas
4. Hamil ini
Riwayat Penyakit Dahulu : asma (-), HT (+), DM (-)

Riwayat Penyakit Keluarga : asma (-), HT (-), DM (-)


Keadaan umum : baik

Kesadaran : CM Td: 150/90 Nadi: 100x/menit Nafas: 20x/menit SpO2: 99%RA T: 36.7C
Kepala : Normocephal, konjungtiva anemis (-/-) sklera ikterik (-/-), mata cowong (-/-)

Thorax : Paru : simetris statis/dinamis , Rh -/-, WHz-/- Cor : S1 S2 murni reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : soefl, peristaltic kesan normal, timpani (+), Nyeri tekan (-)

Esktremitas : akral hangat , edema (-) CRT < 2"

Status Lokalis :
- Inspeksi : linea dan striae gravidarum (+)
Leopold 1 (TFU) : 29cm
Leopold 2 : punggung kiri
Leopold 3 : presentasi kepala
Leopold : belum masuk panggul
Pemeriksaan Penunjang :
-DJJ : 136x/menit
- protein urine (-)
pasien control bulanan kehamilan. , pasien mengeluh sulit BAB. Sehari hari pasien hanya mengkonsumsi mie instan 3x sehari. Vitamin jara
ada keluhan yang dirasakan baik mual, muntah, maupun demam.
- Riwayat perkawinan : 1x, 6 tahun.
- Riwayat mentruasi : menarche : usia 12 tahun, siklus 28 hari, teratur. HPHT : 2 november 2021
- Riwayat KB : Pil .
- Riwayat Obsetri :
c. Jumlah kehamilan : ke 2
d. Jumlah anak hidup : 1 orang
1. Laki laki / 2 tahun/ 2500gr/spontan/ puskesmas

Riwayat Penyakit Dahulu : asma (-), HT (+), DM (-)

Riwayat Penyakit Keluarga : asma (-), HT (-), DM (-)


Keadaan umum : baik

Kesadaran : CM Td: 110/70 Nadi: 80x/menit Nafas: 16x/menit SpO2: 99%RA T: 36.5C
Kepala : Normocephal, konjungtiva anemis (-/-) sklera ikterik (-/-), mata cowong (-/-)

Thorax : Paru : simetris statis/dinamis , Rh -/-, WHz-/- Cor : S1 S2 murni reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : soefl, peristaltic kesan normal, timpani (+), Nyeri tekan (-)

Esktremitas : akral hangat , edema (-) CRT < 2"

Status Lokalis :
Inspeksi : linea dan striae gravidarum (+)
Leopold 1 (TFU) : 22cm
Leopold 2 : punggung kanan
Leopold 3 : presentasi bokong
Leopold : belum masuk panggul
Pemeriksaan Penunjang :
-DJJ : 150x/menit
- protein urine (-)
ANAMNESIS
Keluhan Utama: Mual dan muntah
Pasien datang dengan keluhan mual muntah yang dirasakan sejak 2 minggu yang lalu dan semakin memberat. Muntah sebanyak 10 kali/ha
dan sisa makanan. Saat ini pasien sedang hamil anak pertama dengan usia kehamilan 7 minggu. Keluar cairan dari jalan lahir tidak ada, dem
Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien rutin kontrol kandungan, riwayat penyakit sistemik tidak ada.
Riwayat Pengobatan: Tidak ada riwayat pengobatan sebelumnya
Riwayat Alergi: Tidak diketahui
Riwayat Penyakit Keluarga: Disangkal

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum: sakit sedang
Kesadaran: compos mentis (GCS E4 V5 M6)
T: 110/70 mmHg
N: 90 x/menit
R: 20 X/menit

Kepala: Normocephal; Mata: injeksi konjungtiva -/-, secret -/-, kornea jernih +/+,konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, Telinga: membra
secret -/-, hiperemis -/- ; Hidung: pernapasan cuping hidung (-), hipertrofi konka (-) Mulut : lidah kotor (-) faring hiperemis (-) tonsil T1/T1
Leher JVP 4 + 5 cm H2O; KGB: tidak ada pembesaran; Tiroid:Pembesaran (-); Retraksi suprasternal (-); Deviasi trakea (-)
Thorax:
- Pulmo: bentuk dan gerak simetris; retraksi interkostal +/+; Vocal fremitus kanan=kiri; sonor kanan=kiri; vesicular breathing sound kanan=
wheezing -/-
- Cor: Batas jantung dalam batas normal; S1, S2 (+) S3, S4 (-); bunyi jantung tambahan (-)
Abdomen: cembung lembut; turgor baik; nyeri tekan RUQ (+) hepatomegali (-); splenomegali (-); asites (-); bising usus (+) normal
Back : nyeri tekan (-)deformitas (-) hematoma (-)nyeri ketok CVA (-) ROM normal, laseque test -, Patrick test -/-, kontra Patrick -/-
Ekstremitas: sianosis -/-; CRT <2", hipostesi pada jari (-) tidak ada kelainan, petechiae/purpura/ekimosis (-)
ANAMNESIS
Keluhan Utama: Nyeri kepala
Pasien datang dengan keluhan nyeri kepala yang dirasakan sejak 1 hari yang lalu. Nyeri dirasakan terus menerus, tidak membaik dengan is
mengeluhkan pandangan menjadi kabur, nyeri ulu hati, dan bengkak pada kedua kaki. Saat ini pasien sedang hamil anak kedua dengan usi
minggu. Nyeri perut tembus belakang tidak ada, keluar cairan dari jalan lahir tidak ada, demam tidak ada. riwayat keluhan yang sama pada
sebelumnya disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien tidak rutin kontrol kandungan dan tidak pernah memeriksakan tekanan darahnya, riwayat penyakit sistem
Riwayat Pengobatan: Tidak ada riwayat pengobatan sebelumnya
Riwayat Alergi: Tidak diketahui
Riwayat Penyakit Keluarga: Disangkal

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum: sakit sedang
Kesadaran: compos mentis (GCS E4 V5 M6)
T: 170/110 mmHg
N: 110 x/menit
R: 20 X/menit
DJJ: 124x/menit
Kepala: Normocephal; Mata: injeksi konjungtiva -/-, secret -/-, kornea jernih +/+,konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, Telinga: membra
secret +/-, hiperemis -/- ; Hidung: pernapasan cuping hidung (-), hipertrofi konka (-) Mulut : lidah kotor (-) faring hiperemis (-) tonsil T1/T1
Leher JVP 4 + 5 cm H2O; KGB: tidak ada pembesaran; Tiroid:Pembesaran (-); Retraksi suprasternal (-); Deviasi trakea (-)
Thorax:
- Pulmo: bentuk dan gerak simetris; retraksi interkostal +/+; Vocal fremitus kanan=kiri; sonor kanan=kiri; vesicular breathing sound kanan=
wheezing -/-
- Cor: Batas jantung dalam batas normal; S1, S2 (+) S3, S4 (-); bunyi jantung tambahan (-)
Abdomen: cembung lembut; turgor baik; nyeri tekan RUQ (+) hepatomegali (-); splenomegali (-); asites (-); bising usus (+) normal
Back : nyeri tekan (-)deformitas (-) hematoma (-)nyeri ketok CVA (-) ROM normal, laseque test -, Patrick test -/-, kontra Patrick -/-
Ekstremitas: sianosis -/-; edema non pitting +/+; CRT <2", hipostesi pada jari (-) tidak ada kelainan, petechiae/purpura/ekimosis (-)
DIAGNOSIS

acute tonsilitis

Acute upper respiratory infections


of multiple and unspecified sites
Varicella Zoster

Foreign body in ear (serumen


obturans)
Hemoroid Interna Grade 1
K.64 (HAEMORRHOIDS)
Lower Back Pain
M54.5
Tension Type Headache
Headache R51
Vertigo
(Disorder of vestibular function
H81)
Otitis Media Suppuratif Akut Fase
Perforasi
(Suppurative and unspecified
otitis media H66)
Gout Artritis
M10

Pain, not elswhere


classified/Myalgia
Diarrheoa and gastroenteritis of
presumed infectious origin
(Diare/GEA)

Tine inguinalis / Candidiasis

Injury of muscle and tendon at


shoulder and upper arm
level/Shoulder pain
Low vision/Presbiop

Irritant contact dermatitis


(Dermatitis kontak alergi)
hordeolum eksterna

Rhinitis Alergi Intermitten


Otitis Eksterna sinistra
GERD

herpes zoster
Cystitis / ISK Bawah Non
Komplikata

ISK
Pain, not elsewhere classified /
Myalgia, Hipertensi

diarrhoea and gastroenteritis of


presumed infectious origin/ diare
cair akut tanpa dehidrasi
Eccrine sweet disorder / Miliaria

Essential (primary) hypertension /


Hipertensi Grade I +
Hiperkolesterolemia
essential (primary) hypertension /
Hipertensi grade I

dyspepsia
scabies
ADS Serumen prop
Dizziness and giddiness &
essential primary hypertension /
BPPV & HT grade 2
Urtikaria
Respiratory Tuberculosis
Haemorrhoids
Conjunctivitis
Thyrotoxicosis (Susp. Grave
Disease + Dry eye)
pterygium
Non-insulin-dependent diabetes
mellitus (DM Tipe 2)
Essential (Primary) Hypertension
otitis externa
candidiasis intertrigenosa
Gangguan Anxietas Menyeluruh
Bacterial Vaginosis
Headache (Tension-Type
Headache )
Urticaria
Open Wound (Vulnus Laseratum)
Suspek Keganasan genitalia
wanita
(Malignant neoplasm of other and
unspecified female genital organs
C57)
G4P3A0 Gravid 38-40 minggu
Inpartu Kala 1 Fase Aktif (Pregnant
state, incidental)
KPD (Premature rupture of
membrane, unspecified)

antenatal screening
Excessive vomiting in pregnancy
( hiperemesis gravidarum )
G4P3A0 UK 33minggu dengan
hipertensi kronis
: G2P1A0 UK 26-27 minggu
Excessive vomiting in pregnancy
(Hiperemesis Gravidarum)
Preeklampsia Berat (Gestational
[pregnancy-induced] hypertension
with significantproteinuria)
NO IDENTITAS PENATALAKSANAAN
KODE
KEGIATAN
An. D / 14 tahun Non-Farmakologi:
BB : 75 Kg -Mencegah garukan dan gosokan pada
TB : 150 Cm daerah yang gatal
-Istirahat yang cukup
-Menjaga kebersihan kulit
Farmakologi :
-Kloramfenikol Zalf
-Amoxicilin 3x1
-Cetirizine 1x1
-Vit B Com 1x1

An. Y / 7 Tahun Non-Farmakologi:


BB : 30 kg -Tidak menggaruk area yang gatal
TB : 112 cm -Jaga kebersihan kulit

Farmakologi :
-Hidrokortison zalf
-CTM 3x1/2

2
An. MI/ 5 Tahun Non-Farmakologi:
BB : 21 kg -Minum air hangat
TB : 110 cm -Istirahat yang cukup
-Jaga kebersihan diri

Farmakologi :
-Paracetamol 3x1/2
-GG 3x1/2
-CTM 3x1/2

An. MR / 8 tahun Non-Farmakologi:


BB : 28 Kg -Mencegah garukan dan gosokan pada
TB : 110 Cm daerah yang gatal
-Istirahat yang cukup
-Menggunakan pakaian yang menyerap
keringat
-Menjaga kebersihan kulit

Farmakologi :
-Cetirizine 1x10 mg
- Bedak salisil
4
An. A, 14 thn; LFX ED 6 x 1 OS
Methylprednisolon 4 mg 3x1

An. Y/ 11th; BB 35kg Edukasi istirahat yang cukup, menjaga


asupan nutrisi adekuat, dan menjaga oral
6 hygiene. Paracetamol 3 x 500mg, Vit C
1x1, Vit Bcomp 1x1

An. R/ 9thn/ BB 30kg Tatalaksana Farmakologi :


1. Permetrin 5%, digunakan selama 8-
12jam, dan di ulangi 1minggu kemudian
2. Cetirizine 10 mg 1 x 1

Edukasi :
1. Gunakan obat sesuai instruksi
2. Cuci semua pakaian dan seprei dengan
air panas dan sabun
3. Seluruh anggota keluarga yang
serumah diobati secara bersamaan
4. Jika keluhan tidak selesai dalam
seminggu, pengobatan dilanjut
5. Jika kulit iritasi akibat pemakaian obat,
boleh gunakan pelembab setelah obat
kering
7
An. A ; 15th ; 150cm ; 74kg Tatalaksana Farmakologi :
kg miconazole cr/12jam
Ketokonazol 200mg/24 jam/oral selama
10 hari

8
An. P; 5 th; 19 kg; 94 cm; Medikamentosa :
- Syr Amoxicilin 3x1 ½ C
- Puyer :
Tab Dexamethasone 0,5 mg No. IV
Tab Paracetamol 500 mg No. IV
Mfla dtd pulv No X
S 3 dd I pulv

Non Medikamentosa :
- Kompres testis dengan kantong es 15-20
menit sehari
9 - Kontrol jika belum membaik
- Menjaga Higienitas

An. L, 8 tahun, 27Kg, Medikamentosa :


• Chloramphenicol 1% salep mata 3 dd I
ue ODS
• Tablet Vitamin C 2x1
Non-Medikamentosa :
• Kompres menggunakan air hangat 10-
15 menit untuk meredakan nyeri atau
gatal
• Bersihkan kotoran mata dengan kasa
dibasahi air hangat
10 • Hindari menggosok mata ketika gatal
• Selalu cuci tangan untuk menghindari
infeksi berlebih
An. S; 8th; 125cm; 28kg Farmakologi :
-Paracetamol 500mg 3x1
-Vitamin B comp
-Vitamin C 2x1

Non-Farmakologi:
-Istirahat yang cukup
-Meningkatkan makanan yang bergizi
-Bila demam beri kompres hangat
-Usahakan lingkungan tetap terjaga dan
selalu sehat, yaitu ventilasi yang cukup,
dengan cahaya yang memadai

11
An. D; 3th; 82cm; 14,9kg Tindakan medis:
- Dilakukan ekstraksi korpal

Farmakologi:
- Ibuprofen sirup
- Amoksisilin sirup

Non Farmakologi (Edukasi)


- Awasi anak, jauhkan dari benda-benda
kecil
- Edukasi orang tua untuk mengajarkan
kepada anaknya bahwa tidak boleh
memasukkan benda pada lubang-lubang
yang ada di tubuh
12 - Jaga kebersihan hidung
An. O;13 thn;141cm;40kg Usul Pemeriksaan Penunjang:
- Urinalisis

Non-Farmakologi:
- Minum air putih yang banyak
- Istirahat yang cukup
- Hindari kebiasan menahan BAK
- Membersihkan kemaluan dari depan ke
belakang
Farmakologi :
-Kotrimoksazol 960 mg 2x1
-Ibuprofen 400mg 2x1
-Vitamin Bcomp 2x1
13
An. S; 5th; 15kg Farmakologi
- Albendazole 400 mg
- Domperidone Syr

Non Farmakologi
- Menjaga kebersihan diri
- Penggunaan alas kaki ketika bermain di
luar rumah
- Menjaga nutrisi anak tetap terpenuhi

14
An. MM; 4th; 90cm; 16,1kg Terapi Farmakologi :
1. Kloramfenikol cream
2. Amoxicillin syrup 1 1/2 cth
3. Multivitamin syr 1 x 1 cth

Terapi Non Farmakologi:


1. Kompres basah terbuka untuk
mengangkat krusta dengan
permanganaskalikus (PK) 1/5.000 atau
yodium povidon 7,5% yang dilarutkan 10
kali
2. Edukasi pasien dan keluarga untuk
pencegahan penyakit dengan menjaga
kebersihan diri dan stamina tubuh

15

16
An. B; 8bln; 69cm; 8,2kg Usulan pemeriksaan penunjang:
1. Perwarnaan gram dan kultur

Farmakologi :
1. Kloramfenikol cream
2. Paracetamol syr 3 x 1/2cth
3. Multivitamin syr 1 x 1/2 cth
4. Amoxicillin syrup 3 x 1/2 cth

Non Farmakologi:
1. Kompres basah terbuka untuk
mengangkat krusta dengan
permanganaskalikus (PK) 1/5.000 atau
yodium povidon 7,5% yang dilarutkan 10
kali
2. Edukasi pasien dan keluarga untuk
17 pencegahan penyakit dengan menjaga
kebersihan diri dan stamina tubuh

KODE
KEGIATAN
An. MA / 6 Tahun Non-Farmakologi:
BB: 17 kg -Jaga kebersihan luka
TB: 105 cm -Minum obat teratur

Farmakologi :
-Amoxicilin 3x1/2
-PCT 3x1/2

Tindakan Medis:
-Jahit luka robek

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
RINGKASAN PENYAKIT
MEDIK
Pasien datang ke Poliklinik dengan keluhan gatal pada kaki kiri dan kanan sejak satu bulan yang lalu.
Demam (-). BAK dan BAB dbn

RPS : Pasien sebelumnya belum pernah mengalami keluhan yang sama

Riw.Alergi: Tidak ada Riwayat alergi

Pemeriksaan Fisik :
Keadaan Umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Tanda Vital

• TD : 110/80 mmHg
• Nadi : 80 x/menit
• RR: 20 x/menit
• Suhu : 36,5 °C

Status Dermatologis :
Regio cruris dextra et sinistra tampak nodul-nodul tersebar dengan pus ditengah dan dasar eritem

Pasien datang diantar ayahnya dengan keluhan gatal pada lengankanan sejak 3 hari lalu. Demam (-). Mual
(-), Muntah (-), BAK dan BAB dbn.
RPS : Pasien sebelumnya belum pernah mengalami keluhan yang sama

Riw.Alergi: Tidak ada Riwayat alergi


Pemeriksaan Fisik :
Keadaan Umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Tanda Vital
• TD : 110/80 mmHg
• Nadi : 80 x/menit
• RR: 20 x/menit
• Suhu : 36,5 °C

Status Dermatologis :
Regio dorsal antebrachium dextra tampak papul-papul dan skuama dengan dasar kemerahan
Pasien datang diantar ayahnya dengan keluhan batuk beringus sejak 4 hari lalu. Demam (+). Mual (-),
Muntah (-), BAK dan BAB dbn.

RPS : Pasien sebelumnya pernah mengalami keluhan yang sama

Pemeriksaan Fisik :
Keadaan Umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Tanda Vital
• TD : 110/80 mmHg
• Nadi : 80 x/menit
• RR: 20 x/menit
• Suhu : 37,5 °C
Status Generalis
•Kepala : normocephal, distribusi rambut merata, hitam, tidak mudah dicabut
•Mata : konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, reflex cahaya +/+
•Telinga : normotia, membran timpani utuh, sekret (-), serumen (-)
•Hidung : normosepta, darah (-), sekret (-)
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak. Palpasi : ictus cordis teraba.
Perkusi :
batas atas kiri ICS II LPS sinistra,
batas atas kanan ICS II LPS dekstra,
batas bawah kiri ICS V LMC sinistra,
batas bawah kanan ICS IV LPS dextra.
Auskultasi : S1-S2 reguler, gallop (-), murmur (-)

Paru
Inspeksi : bentuk normal, pergerakan simetris saat statis dan dinamis.
Palpasi : vokal fremitus kanan sama dengan kiri. Perkusi : Sonor.
Auskultasi: rhonkhi (-), wheezing (-)

Pasien datang dibawa oleh ibunya ke Poliklinik dengan keluhan gatal pada kaki dan badan yang diperparah
saat berkeringat
RPS : Pasien sebelumnya belum pernah mengalami keluhan yang sama
Riw.Alergi: Tidak ada
Pemeriksaan Fisik :
Keadaan Umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Tanda Vital
• TD : 110/80 mmHg
• Nadi : 80 x/menit
• RR: 20 x/menit
• Suhu : 36,5 °C

Status Dermatologis :
Regio truncus, cruris dextra et sinistra tampak papul-papul diatas dasar eritema.
Pasien datang ke poli dengan keluhan rasa tidak nyaman pada mata kiri disertaimata kiri memerah2 hari
yang lalu. Pasien juga mengeluh mata kirinya terasa gatal dan berair.Riw. Sering menggosok-gosok mata (+),
riw. Trauma pada mata (-).

Pemeriksaan Tajam Penglihatan:


VOD 6/6
VOS 6/6

Pemeriksaan Fisis Mata:


OD : dbn
OS : Konjungtiva hiperemis (+), sekret (+).

Pasien datang dengan keluhan bengkak didaerah leher bagian depan disertai demam beberapa minggu
yang lalu. Bengkak eritem dan terdapat nyeri tekan TD;110/90. S; 37,7C, N;88x/menit, RR 20x/menit

Pasien datang ke Puskesmas dengan keluhan gatal di seluruh tubuh sejak 1 minggu yang lalu. Tampak
sejumlah bentol berkelompok kemerahan di tangan dan kaki, bentol dengan lubang kecil seperti
terowongan, dirasakan sangat gatal pada malam hari dan mengganggu aktifitas. Sebelumnya, saudara
pasien yang bersekolah di pesantren juga mengalami hal yang sama.
Riwayat Penyakit Dahulu: disangkal
Riwayat Pengobatan: CTM
Riwayat Alergi: tidak ada
Riwayat Personal & Sosial : Pasien bersekolah di pesantren dan saudara mengalami keluhan yang sama.
Keadaan Umum: Baik
Kesadaran: Compos mentis (GCS E4 V5 M6)
T: 120/80 mmHg
N: 70x/menit
- Kepala: Normocephal
- Mata: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
- Telinga: membrane timpani intak +/+ hiperemis -/-
- Hidung: pernapasan cuping hidung (-) Mulut: faring hiperemis (-), tonsil T1/T1 hiperemis -/-
- Leher: JVP 4 + 5 cm H2O; KGB: tidak ada pembesaran; Tiroid: tidak ada pembesaran; Retraksi suprasternal
(-); Deviasi trakea (-)
- Thorax:
o Pulmo: bentuk dan gerak simetris, vocal fremitus kanan=kiri; sonor kanan=kiri, vesicular breathing sound
kanan=kiri, rhonki -/-, wheezing -/-
o Cor: Batas jantung dalam batas normal, S1, S2 (+) S3, S4 (-), bunyi jantung tambahan (-)
- Abdomen: cembung, lembut; turgor baik, nyeri tekan (-), hepatomegali (-), splenomegali (-), asites (-),
bising usus (+) normal
- Punggung : deformitas (-), hematoma (-), inflamasi (-), nyeri tekan (-), nyeri ketok CVA (-), ROM normal.
- Ekstremitas:
o Ekstremitas atas: sianosis -/-; edema -/-; CRT <2", tidak ada kelainan, petechiae/purpura/ekimosis (-),
tampak multiple papul dan pustule hiperemis dengan kanalikulus pada regio brachium dan antebrachium
dextra dan sinistra
o Ekstremitas bawah: sianosis -/-; edema -/-; CRT <2", tidak ada kelainan, petechiae/purpura/ekimosis (-),
tampak multiple papul dan pustule hiperemis dengan kanalikulus pada regio kruris dextra dan sinistra
Keluhan Utama: Bercak putih pada leher dan punggung sejak 2 minggu terakhir
Keluhan Tambahan: Bercak putih dirasakan gatal terutama saat berkeringat, demam tidak ada, sesak tidak
ada, mual dan muntah tidak ada. BAB dan BAK normal.
Riwayat Penyakit Dahulu: Tidak ada
Riwayat Pengobatan: Tidak ada
Riwayat Alergi: Tidak ada
Riwayat Personal & Sosial : Pasien sering olahraga dan tidak mandi setelah olahraga. Merokok (-) alkohol (-).
Riwayat Penyakit Keluarga: Terdapat keluhan yang sama dengan adik pasien
Keadaan Umum: baik
Kesadaran: compos mentis (GCS E4 V5 M6)
T: 110/80 mmHg
N: 90X/menit
S : 36,5 C
Kepala: Normocephal; Mata: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, Telinga: membrane timpani intak +/+
hiperemis -/- ; Hidung: mukosa hiperemis (-) pernapasan cuping hidung (-) Mulut : faring hiperemis (-),
tonsil T1/T1 hiperemis -/-
Leher: Effloresensi : Tampak multiple makula hipopigmentasi dengan skuama halus. JVP 4 + 5 cm H2O; KGB:
tidak ada pembesaran; Tiroid: tidak ada pembesaran; Retraksi suprasternal (-); Deviasi trakea (-).
Thorax: Effloresensi : Makula hipopigmentasi dengan skuama halus
- Pulmo: bentuk dan gerak simetris; retraksi interkostal +/+; Vocal fremitus kanan=kiri; sonor kanan=kiri;
vesicular breathing sound kanan=kiri; rhonki -/-; wheezing -/-
- Cor: Batas jantung dalam batas normal; S1, S2 (+) S3, S4 (-); bunyi jantung tambahan (-)
Abdomen: cembung lembut; turgor baik; nyeri tekan (-); hepatomegali (-); splenomegali (-); asites (-); bising
usus (+)
Back : deformitas (-) hematoma (-) inflamasi (-) nyeri tekan (-)nyeri ketok CVA (-) ROM normal
Ekstremitas : sianosis -/-; CRT <2", tidak ada kelainan, petechiae/purpura/ekimosis (-) dalam batas normal
An. N; 4 th; 17 kg; 94 cm; Kudu
Ax : Pasien datang dengan keluhan buah zakar bengkak sejak 4 hari yang lalu. Terasa nyeri jika ditekan.
Riwayat jatuh disangkal. Riwayat digigit hewan disangkal. BAK tak ada keluhan. Demam disangkal. Riwayat
imunisasi lengkap.
RPD : -
RPK : -
PF :
KU/Kes : Baik CM
N : 80x/m, S 36,7 C, RR 20x/m
Kepala leher: anemis -/-, ikterik -/-, KGB membesar -/-
Thorax : SDV +/+, rh -/-, wz -/-, cor : s1s2 reg, bising -/-
Abdomen : supel timpani BU +N NT (-)
Ekstremitas : edema -/-, akral hangat +/+
Status lokalis : genitalia :
Testis kanan : NT (+), lunak, pembuluh darah berkelok (-), transiluminasi (-), edema (-)
Testis kiri : NT (+), keras, pembuluh darah berkelok(-), transiluminasi (-), edema

Kedua mata merah dialami sejak 3 hari lalu, gatal (+), berair (+), terdapat kotoran disekitar mata tiap pagi.
Demam (-), batuk (-), flu (-). Nyeri pada mata (+). Makan minum baik. BAB BAK baik.
RPD : belum pernah mengalami hal serupa
RPK : adik juga sedang sakit mata
KU/Kes : Sedang, Composmentis
N 90x/m
S 36,10C
RR 24x/m
Mata : Injeksi konjungtiva (+/+)
Leher: KGB tidak teraba membesar
Paru: SDV +/+, ronkhi dan mengi tidak ada
Jantung: Bunyi jantung 1 dan 2 normal reguler, murmur dan gallop tidak ada
Abdomen: I: supel, A: BU (+) meningkat, P: Nyeri tekan epigastrium (+), P: timpani
Ekstremitas: CRT<2s, edema tidak ada
ANAMNESIS
Keluhan utama : Demam dan flu
Pasien datang ke Puskesmas dengan keluhan demam disertai flu yang dirasakan ±3 hari terkahir. Demam
dirasakan tidak terlalu tinggi, sakit kepala (+), nyeri pada tenggorokan (+) , batuk (+), lendir (-), hidung berair
(-) Keluhan lain tidak ada.
Riwayat Penyakit Dahulu: Pernah mengalami keluhan yang sama
Riwayat Pengobatan: (-)
Riwayat Alergi: (-)
Riwayat Personal & Sosial : (-)
Keadaan Umum: baik
Kesadaran: compos mentis (GCS E4 V5 M6)
T: 128/86 mmHg
N: 80 X/menit
P: 20x/menit
S: 37,2 celsius

Kepala: Normocephal; Mata: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, Telinga: membrane timpani intak +/+
hiperemis -/- ; Hidung: pernapasan cuping hidung (-) Mulut : faring hiperemis (-), tonsil T1/T1 hiperemis -/-
Leher: JVP 4 + 5 cm H2O; KGB: tidak ada pembesaran; Tiroid: tidak ada pembesaran; Retraksi suprasternal
(-); Deviasi trakea (-)
Thorax:
- Pulmo: bentuk dan gerak simetris; retraksi interkostal +/+; Vocal fremitus kanan=kiri; sonor kanan=kiri;
vesicular breathing sound kanan=kiri; rhonki -/-; wheezing -/-
- Cor: Batas jantung dalam batas normal; S1, S2 (+) S3, S4 (-); bunyi jantung tambahan (-)
Abdomen: cembung lembut; turgor baik; nyeri tekan (-); hepatomegali (-); splenomegali (-); asites (-); bising
usus (+) normal12 kg
Back : deformitas (-) hematoma (-) inflamasi (-) nyeri tekan (+), nyeri ketok CVA (-) ROM normal
Ekstremitas : sianosis -/-; edema -/-; CRT <2", tidak ada kelainan, petechiae/purpura/ekimosis (-)
ANAMNESIS
Keluhan Utama :Masuk biji kajang hijau pada lubang hidung kanan
Pasien datang ke Puskesmas diantar oleh ibunya dengan keluhan masuk biji kacang hijau pada lubang hidung kanan 3 jam
sebelumnya. Nyeri pada hidung kanan, dirasakan terus menerus. Demam tidak ada, riwayat trauma disangkal. Nafas bau tidak
ada, sekret pada hidung kanan tidak ada. Riwayat mengalami keluhan yang sama sebelumnya tidak ada.
Riwayat Penyakit Dahulu :(-)
Riwayat Pengobatan: (-)
Riwayat Alergi: (-)
Riwayat Personal & Sosial : kurangnya pengawasan orang tua terhadap anak terutama saat bermain.
Riwayat Penyakit Keluarga: tidak diketahui

PEMERIKSAAN FISIS
TTV dalam batas normal
Kepala: Normocephal; Mata: injeksi konjungtiva -/-, secret -/-, kornea jernih +/+,konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-;
Telinga : Normotia +/+, Hiperemis -/-, edema meatus -/-, sekret -/-, serumen -/-, membrane timpani +/+, nyeri tekan tragus -/-,
hiperemis -/-;
Hidung: pernapasan cuping hidung (-), hipertrofi konka (-), Tampak 2 biji kacang hijau pada lubang hidung kanan, sekret tidak
ada; Mulut : lidah kotor (-) faring hiperemis (-) tonsil T1/T1 hiperemis -/-,
Leher JVP 4 + 5 cm H2O; KGB: tidak ada pembesaran; Tiroid:Pembesaran (-); Retraksi suprasternal (-); Deviasi trakea (-)
Thorax:
- Pulmo: bentuk dan gerak simetris; retraksi interkostal +/+; Vocal fremitus kanan=kiri; sonor kanan=kiri; vesicular breathing
sound kanan=kiri; rhonki -/-; wheezing -/-
- Cor: Batas jantung dalam batas normal; S1, S2 (+) S3, S4 (-); bunyi jantung tambahan (-)
Abdomen: cembung lembut; turgor baik; nyeri tekan RUQ (+) hepatomegali (-); splenomegali (-); asites (-); bising usus (+) normal
Back : nyeri tekan (-)deformitas (-) hematoma (-)nyeri ketok CVA (-) ROM normal, laseque test -, Patrick test -/-, kontra Patrick
-/-
Ekstremitas: sianosis -/-; edema -/-; CRT <2", hipostesi pada jari (-) tidak ada kelainan, petechiae/purpura/ekimosis (-)
ANAMNESIS
Keluhan utama : Nyeri perut bagian bawah
Pasien datang ke puskesmas dengan keluhan nyeri perut bagian bawah dialami sejak 3 hari lalu. Pasien sering buang air kecil di
malam hari frekuensi 3-4x sehari, berpasir (-), nyeri pinggang (-), demam (-), menggigil (-), sesak (-), batuk (-), mual dan muntah
(-), nyeri ulu hati (-). BAB biasa, lancar.

Riwayat penyakit sebelumnya : Sering mengalami keluhan yang sama


Riwayat Pengobatan: (-)
Riwayat Alergi: (-)
Riwayat Personal & Sosial : Kebiasaan menahan BAK

Keadaan Umum: baik


Kesadaran: compos mentis (GCS E4 V5 M6)
TTV dalam batas normal
Kepala: Normocephal;
Mata: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, Tampak selaput pada lateral mata bilateral, tidak mencapai pupil
Telinga: membrane timpani intak +/+ hiperemis -/- ; Hidung: pernapasan cuping hidung (-) Mulut : faring hiperemis (-), tonsil
T1/T1 hiperemis -/-
Leher: JVP 4 + 5 cm H2O; KGB: tidak ada pembesaran; Tiroid: tidak ada pembesaran; Retraksi suprasternal (-); Deviasi trakea (-)
Thorax:
- Pulmo: bentuk dan gerak simetris; retraksi interkostal +/+; Vocal fremitus kanan=kiri; sonor kanan=kiri; vesicular breathing
sound kanan=kiri; rhonki -/-; wheezing -/-
- Cor: Batas jantung dalam batas normal; S1, S2 (+) S3, S4 (-); bunyi jantung tambahan (-)
Abdomen: cembung lembut; turgor baik; nyeri tekan suprapubik (+); hepatomegali (-); splenomegali (-); asites (-); bising usus (+)
normal
Back : deformitas (-) hematoma (-) inflamasi (-) nyeri tekan (-), nyeri ketok CVA (-) ROM normal
Ekstremitas : sianosis -/-; edema -/-; CRT <2", tidak ada kelainan, petechiae/purpura/ekimosis (-)
ANAMNESIS
Keluhan utama : Nyeri perut
Pasien dibawa dengan keluhan nyeri perut sejak 1 hari lalu. Keluhan disertai mual muntah dan gatal pada daerah dubur
utamanya pada malam hari. Demam tidak ada.

Riwayat penyakit sebelumnya : (-)


Riwayat Pengobatan: (-)
Riwayat Alergi: (-)
Riwayat Personal & Sosial : (-)
Keadaan Umum: baik
Kesadaran: compos mentis (GCS E4 V5 M6)
TTV dalam batas normal
Kepala: Normocephal;
Mata: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, Tampak selaput pada lateral mata bilateral, tidak mencapai pupil
Telinga: membrane timpani intak +/+ hiperemis -/- ; Hidung: pernapasan cuping hidung (-) Mulut : faring hiperemis (-), tonsil
T1/T1 hiperemis -/-
Leher: JVP 4 + 5 cm H2O; KGB: tidak ada pembesaran; Tiroid: tidak ada pembesaran; Retraksi suprasternal (-); Deviasi trakea (-)
Thorax:
- Pulmo: bentuk dan gerak simetris; retraksi interkostal +/+; Vocal fremitus kanan=kiri; sonor kanan=kiri; vesicular breathing
sound kanan=kiri; rhonki -/-; wheezing -/-
- Cor: Batas jantung dalam batas normal; S1, S2 (+) S3, S4 (-); bunyi jantung tambahan (-)
Abdomen: cembung lembut; turgor baik; nyeri tekan suprapubik (-); hepatomegali (-); splenomegali (-); asites (-); bising usus (+)
normal
Back : deformitas (-) hematoma (-) inflamasi (-) nyeri tekan (-), nyeri ketok CVA (-) ROM normal
Ekstremitas : sianosis -/-; edema -/-; CRT <2", tidak ada kelainan, petechiae/purpura/ekimosis (-)
Keluhan Utama: Gatal pada kaki
Keluhan Tambahan: Pasien datang ke Puskesmas dengan keluhan gatal pada kaki. Keluhan ini dirasakan sejak +- 3 hari yang lalu.
Keluhan ini disertai adanya luka kemerahan disertai nanah. Pasien tidak mengeluhkan demam.
Riwayat Penyakit Dahulu : (-)
Riwayat Pengobatan: (-)
Riwayat Alergi: (-)
Riwayat Personal & Sosial : Higienitas pasien buruk (-)
Riwayat Penyakit Keluarga: tidak diketahui

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum: sakit ringan
Kesadaran: compos mentis (GCS E4 V5 M6)
T: (-) mmHg
N: 80 x/menit
R: 20 X/menit
S: 36,6
SpO2: 99%
BB : 16,1 kg
TB : 90 cm
Kepala: Normocephal; Mata: injeksi konjungtiva -/-, secret -/-, kornea jernih +/+,konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, Telinga:
membran timpani intak +/+; Hidung: pernapasan cuping hidung (-), hipertrofi konka (-) Mulut : lidah kotor (-) faring hiperemis (-)
tonsil T1/T1 hiperemis -/-,
LeherJVP 4 + 5 cm H2O; KGB: tidak ada pembesaran; Tiroid:Pembesaran (-); Retraksi suprasternal (-); Deviasi trakea (-)
Thorax:
- Pulmo: bentuk dan gerak simetris; retraksi interkostal -/-; Vocal fremitus kanan=kiri; sonor kanan=kiri; vesicular breathing
sound kanan=kiri; rhonki -/-; wheezing -/-
- Cor: Batas jantung dalam batas normal; S1, S2 (+) S3, S4 (-); bunyi jantung tambahan (-)
Abdomen: cembung lembut; turgor baik; nyeri tekan epigastrium (-) hepatomegali (-); splenomegali (-); asites (-); bising usus (+)
normal
Back : nyeri tekan (-)deformitas (-) hematoma (-)nyeri ketok CVA (-) ROM normal, laseque test -, Patrick test -/-, kontra Patrick
-/-
Ekstremitas: sianosis -/-; edema -/-; CRT <2", hipostesi pada jari (-) tidak ada kelainan, petechiae/purpura/ekimosis (-)
Kulit : Ulkus dangkal dengan krusta diatasnya pada kedua kaki
ANAMNESIS
Keluhan Utama: Bisul pada kepala
Keluhan Tambahan: Pasien datang ke Puskesmas dengan keluhan bisul pada kepala. Keluhan ini dirasakan sejak +- 7
hari yang lalu. Keluhan ini disertai nyeri disekitar bisul. Pasien tidak mengeluhkan demam.
Riwayat Penyakit Dahulu : (-)
Riwayat Pengobatan: (-)
Riwayat Alergi: (-)
Riwayat Personal & Sosial : Higienitas pasien buruk (-)
Riwayat Penyakit Keluarga: tidak diketahui

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum: sakit ringan
Kesadaran: compos mentis (GCS E4 V5 M6)
T: (-) mmHg
N: 90 x/menit
R: 20 X/menit
S: 36,6
SpO2: 99%

BB : 8,2 kg
TB : (-)
LP : (-)
BMI: (-)
Kepala: Normocephal; Mata: injeksi konjungtiva -/-, secret -/-, kornea jernih +/+,konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik
-/-, Telinga: membran timpani intak +/+; Hidung: pernapasan cuping hidung (-), hipertrofi konka (-) Mulut : lidah
kotor (-) faring hiperemis (-) tonsil T1/T1 hiperemis -/-,
LeherJVP 4 + 5 cm H2O; KGB: tidak ada pembesaran; Tiroid:Pembesaran (-); Retraksi suprasternal (-); Deviasi trakea
(-)
Thorax:
- Pulmo: bentuk dan gerak simetris; retraksi interkostal -/-; Vocal fremitus kanan=kiri; sonor kanan=kiri; vesicular
breathing sound kanan=kiri; rhonki -/-; wheezing -/-
- Cor: Batas jantung dalam batas normal; S1, S2 (+) S3, S4 (-); bunyi jantung tambahan (-)
Abdomen: cembung lembut; turgor baik; nyeri tekan epigastrium (-) hepatomegali (-); splenomegali (-); asites (-);
bising usus (+) normal12 kg
Back : nyeri tekan (-)deformitas (-) hematoma (-)nyeri ketok CVA (-) ROM normal, laseque test -, Patrick test -/-,
kontra Patrick -/-
Ekstremitas: sianosis -/-; edema -/-; CRT <2"", hipostesi pada jari (-) tidak ada kelainan, petechiae/purpura/ekimosis

BEDAH
Pasien datang ke IGD Puskesmas dibawa oleh ayahnya dengan keluhan luka robek pada dahi kiri akibat terjatuh dari
ayunan 20 menit sebelumnya.

Pemeriksaan Fisik :
Keadaan Umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Tanda Vital

• TD : 110/80 mmHg
• Nadi : 80 x/menit
• RR: 24 x/menit
• Suhu : 36,5 °C

Status Lokalis :
Tampak satu buah luka robek pada dahi kiri dengan Panjang luka 1 cm dan lebar 0,5 cm

Status Generalis
•Kepala : normocephal, distribusi rambut merata, hitam, tidak mudah dicabut
•Mata : konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, reflex cahaya +/+
•Telinga : normotia, membran timpani utuh, sekret (-), serumen (-)
•Hidung : normosepta, darah (-), sekret (-)
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak. Palpasi : ictus cordis teraba.
Perkusi :
batas atas kiri ICS II LPS sinistra,
batas atas kanan ICS II LPS dekstra,
batas bawah kiri ICS V LMC sinistra,
batas bawah kanan ICS IV LPS dextra.
Auskultasi : S1-S2 reguler, gallop (-), murmur (-)

Paru
Inspeksi : bentuk normal, pergerakan simetris saat statis dan dinamis.
Palpasi : vokal fremitus kanan sama dengan kiri. Perkusi : Sonor.
Auskultasi: rhonkhi (-), wheezing (-)

•Abdomen
Inspeksi : Datar ,ikut gerak nafas.
DIAGNOSIS

Impetigo

Dermatitis Unspesified
L30.9
ISPA

Miliaria
(Eccrine Sweat Disorder. L74)
Konjungtivitis OS

Mumps

Scabies
dermatophytosis / Pitiriasis
Versikolor
Orchitis dd Hidrokel , Torsio
testis

conjungtivitis
Acute Nasopharyngitis
(Common Cold)
Corpus Alienum Hidung
cystitis
Other Helminthiases
PYODERMA (ektima)
Cutaneous abscess, furuncle
and carbuncle
Open wound of head / Vulnus
Laceratum
NO IDENTITAS
KODE
KEGIATAN
1 Ny. H ; 63 th ; 158 ; 57 kg
2 Ny.WIG / 65 tahun
BB : 44 Kg
TB : 149 Cm
3 Tn.J / 68 tahun
BB : 68 Kg
TB : 166 Cm
4 Ny. RR, 58 thn, BB 68 kg, TB
152cm

5 Ny. B, 68 tahun,
6 Ny. N; 71th; 147cm; 65kg

7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
PENATALAKSANAAN
ME
Tatalaksana Farmakologi :
Miconazole 1% cream/12jam
cetirizine 10mg/24jam/oral
Edukasi
1. Oles salep hingga 3 cm melewati lesi selama 2 minggu
2. hindari menggunakan celana/baju yang tebal
ketat
Non-Farmakologi:
- Minum dan pakai obat teratur
- Jaga kebesihan mata
- Istirahat cukup
- Jaga pola makan

Farmakologi :
- Cefadroxil 2x1 tab
- Kloramfenikol tetes mata 3x1 ue
- Antasida 2x1 tab
Teratur minum obat, Kurangi pekerjaan yang membebani lutut

Farmakologi :
- Ibuprofen 2x1
- vitamin Bcomp 1x1
Rujuk untuk Foto Genu bilateral
Medikamentosa :
• Tab Na Diklofenak 2x50 mg
• Tab Metilprednisolon 2x1
• Tab Vitamin B complex 2x1

Non-Medikamentosa :
• Menurunkan berat badan
• Tetap aktif dan rutin berolahraga ringan untuk memperkuat otot di
sekitar sendi dan sendi lebih fleksibel, seperti berjalan kaki, bersepeda,
atau berenang.
• Menjaga postur tubuh saat duduk atau berdiri
• Melakukan peregangan otot setelah duduk dalam waktu yang lama
• Beristirahat yang cukup dan teratur
• Berhati-hati dalam berjalan dan berkendara untuk menghindari
cedera sendi
• Kompres air hangat dan dingin. Air hangat utamanya dilakukan untuk
mengendurkan otot dan meredakan nyeri, sedangkan air dingin dapat
meredakan nyeri otot setelah berolahraga.

• Ranitidin 2x150 mg
• Vitamin B complex 1x1
KIE :
- Edukasi pasien mengenai penyakit yang diderita beserta factor resiko
- Hindari makanan pedas dan asam
- Pola makan rutin
- Hindari tidur setelah makan
Tatalaksana Farmakologi :
1. Omeprazole 2 x 20mg tab/hari (sebelum makan)
2. Domperidon 3 x 10mg tab/hari (30 menit - 1 jam sebelum makan)
3. Vitamin Bcomp 2 x 1 tab/hari

Tatalaksana Non-farmakologi :
- Modifikasi berat badan berlebih
- Tinggikan kepala 15-20cm pada saat tidur
- Kurangi makanan dan obat yang dapat merangsang asam lambung
- Makan tidak boleh terlalu kenyang
- Makan malam paling lambat 3 jam sebelum tidur dan tidak berbaring
sesaat setelah makan
RINGKASAN PENYAKIT
MEDIK
ANAMNESIS
Keluhan Utama: Muncul bintik merah yang sangat gatal pada area selangkangan kanan sejak 2 minggu terakhir
Keluhan Tambahan: Demam tidak ada, sesak, muntah dan sakit kepala tidak ada. BAB dan BAK normal.
Riwayat Penyakit Dahulu: DM tipe 2
Riwayat Pengobatan: belum ada
Riwayat Alergi: (-)
Riwayat Personal & Sosial : Pasien mandi 1 kali sehari. Merokok (-) Alkohol (-)
Riwayat Penyakit Keluarga: Tidak ada
Keadaan Umum: baik
Kesadaran: compos mentis (GCS E4 V5 M6)
T: 90/60 mmHg
N: 100X/menit

Kepala: Normocephal; Mata: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-. Telinga: membrane timpani intak +/+ hiperem
pernapasan cuping hidung (-) Mulut : faring hiperemis (-), tonsil T1/T1 hiperemis -/-
Leher: JVP 4 + 5 cm H2O; KGB: tidak ada pembesaran; Tiroid: tidak ada pembesaran; Retraksi suprasternal (-); Devia
Thorax:
- Pulmo: bentuk dan gerak simetris; retraksi interkostal +/+; Vocal fremitus kanan=kiri; sonor kanan=kiri; vesicular b
kanan=kiri; rhonki -/-; wheezing -/-
- Cor: Batas jantung dalam batas normal; S1, S2 (+) S3, S4 (-); bunyi jantung tambahan (-)
Abdomen: cembung lembut; turgor baik; nyeri tekan (-); hepatomegali (-); splenomegali (-); asites (-); bising usus (+)
Back : deformitas (-) hematoma (-) inflamasi (-) nyeri tekan (-)nyeri ketok CVA (-) ROM normal
Ekstremitas : Tampak lesi satelit disertai tepi aktif pada paha bagian atas dan inguinal sianosis -/-; CRT <2", tidak ad
petechiae/purpura/ekimosis (-) dalam batas normal
Pasien datang dengan keluhan rasa mengganjal di mata kanan sejak 4 hari lalu. Bengkak dan nyeri, mata merah dan
pada kanan. Tidak ada penurunan penglihatan
Flu (-), Demam (-), Mual(-), Muntah(-), BAB dan BAK dbn.

RPK : Riwayat Hipertensi (-), Diabetes (-), sakit jantung (-), Maag (+)
Pemeriksaan Fisik :
Keadaan Umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Tanda Vital

• TD : 120/80 mmHg
• Nadi : 80 x/menit
• RR: 20 x/menit
• Suhu : 36,5 °C

Status Generalis
•Kepala : normocephal, distribusi rambut merata, hitam, tidak mudah dicabut
•Mata : konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, reflex cahaya +/+
•Telinga : normotia, membran timpani utuh, sekret (-), serumen (-)
•Hidung : normosepta, darah (-), sekret (-)
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak. Palpasi : ictus cordis teraba.
Perkusi :
batas atas kiri ICS II LPS sinistra,
batas atas kanan ICS II LPS dekstra,
batas bawah kiri ICS V LMC sinistra,
batas bawah kanan ICS IV LPS dextra.
Auskultasi : S1-S2 reguler, gallop (-), murmur (-)

Paru
Inspeksi : bentuk normal, pergerakan simetris saat statis dan dinamis.
Palpasi : vokal fremitus kanan sama dengan kiri. Perkusi : Sonor.
Auskultasi: rhonkhi (-), wheezing (-)
Pasien datang mengeluh Nyeri pada daerah lutut kanan sejak 2 bulan yang lalu ,bertambah berat apabila melakukan
demam (-), mual (-),Muntah (-),BAK dan BAB dbn,

RPK : Riwayat Hipertensi (-), Diabetes (-), sakit jantung (-), Maag (-)

Pemeriksaan Fisik :
Keadaan Umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Tanda Vital
• TD : 110/80 mmHg
• Nadi : 80 x/menit
• RR: 20 x/menit
• Suhu : 36,5 °C

Status Generalis
•Kepala : normocephal, distribusi rambut merata, hitam, tidak mudah dicabut
•Mata : konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, reflex cahaya +/+
•Telinga : normotia, membran timpani utuh, sekret (-), serumen (-)
•Hidung : normosepta, darah (-), sekret (-)
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak. Palpasi : ictus cordis teraba.
Perkusi :
batas atas kiri ICS II LPS sinistra,
batas atas kanan ICS II LPS dekstra,
batas bawah kiri ICS V LMC sinistra,
batas bawah kanan ICS IV LPS dextra.
Auskultasi : S1-S2 reguler, gallop (-), murmur (-)

Paru
Inspeksi : bentuk normal, pergerakan simetris saat statis dan dinamis.
Palpasi : vokal fremitus kanan sama dengan kiri. Perkusi : Sonor.
Auskultasi: rhonkhi (-), wheezing (-)
Pasien datang dengan keluhan nyeri pada kedua lutut sejak 2 minggu yang lalu. Keluhan dirasakan terutama saat be
saat istirahat. Kaki juga sering terasa kaku di pagi hari namun membaik dengan sendirinya. Pasien juga mengeluh ka
Kelemahan di salah satu sisi disangkal pasien.
RPD:DM (-). Hipertensi (-), alergi (-)
RPK: tidak ada keluhan serupa dikeluarga
Pemeriksaan Fisik
TD: 115/80mmHg, HR: 88x/mnt, RR: 20x/mnt, T: 36.4C
Mata: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Leher: KGB tidak teraba membesar
Paru: vesikuler/vesikuler, ronkhi dan mengi tidak ada
Jantung: Bunyi jantung 1 dan 2 normal reguler, murmur dan gallop tidak ada
Abdomen: datar, supel, nyeri tekan (-), hepar dan limpa tidak teraba membesar, bising usus +
Ekstremitas: CRT<2s, edema tidak ada
Genu bilateral: look: deformitas -, edema+-, hiperemis - / feel: nyeri tekan -, krepitasi +, efusi -/ move: ROM tidak te

Pasien datang dengan keluhan nyeri ulu hati sejak kemarin. Keluhan disertai rasa panas di tenggorokan. Pasien juga
lutut. Demam (-), Nyeri kepala (-), mual muntah (-), BAK BAB biasa
RPD : Hipertensi (-), DM (-)
RPK : Hipertensi (-), DM (-)

Objektif
KU : baik
Kesadaran : compos mentis
TTV :
TD 110/70 mmHg
N 84x/m
S 36,30C
RR 20 x/m
Kepala Leher : CA (-/-), SI (-/-)
Thorax : dbn
Abdomen : Supel, Timpani, BU (+), NT(+) epigastrium
Ekstremitas : Akral hangat,CRT <2
Keluhan Utama: Rasa terbakar di dada
Keluhan Tambahan: Pasien datang ke puskesmas dengan keluhan rasa terbakar di dada. Pasien juga mengeluhkan b
kenyang dan begah, jika makan banyak perut terasa kembung. Pasien juga mengeluhkan muntah ketika sujud dan b
dirasakan ±2 bulan. Mual (+), muntah (+), demam (-), Nyeri dada (+), sesak (-)

Riwayat Penyakit Dahulu: Hipertensi (-) diabetes mellitus (-)


Riwayat Pengobatan: Pasien sebelumnya pernah mengalami keluhan yang sama dan keluhan berkurang jika minum
Riwayat Alergi: (-)
Riwayat Personal & Sosial : Pasien jarang berolahraga (+), riwayat pasien sering berbaring sesaat setelah makan (+),
(-).
Riwayat Penyakit Keluarga: Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan yang sama

PEMERIKSAAN FISIS
Keadaan Umum: baik
Kesadaran: compos mentis (GCS E4 V5 M6)
TD : 130/80 mmHg
N : 89 x/menit
BB : 65 kg
TB : 147 cm
BMI : 30,09 kg/m2 (kesan : Obesitas)
Kepala: Normocephal; Mata: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, Telinga: membrane timpani intak +/+ hiperem
pernapasan cuping hidung (-) Mulut : faring hiperemis (-), tonsil T1/T1 hiperemis -/-
Leher: JVP 4 + 5 cm H2O; KGB: tidak ada pembesaran; Tiroid: tidak ada pembesaran; Retraksi suprasternal (-); Devia
Thorax:
- Pulmo: bentuk dan gerak simetris; retraksi interkostal +/+; Vocal fremitus kanan=kiri; sonor kanan=kiri; vesicular b
kanan=kiri; rhonki -/-; wheezing -/-
- Cor: Batas jantung dalam batas normal; S1, S2 (+) S3, S4 (-); bunyi jantung tambahan (-)
Abdomen: cembung lembut; turgor baik; nyeri tekan regio epigastrium (+); hepatomegali (-); splenomegali (-); asites
normal
Back: deformitas (-) hematoma (-) inflamasi (-) nyeri tekan (-)nyeri ketok CVA (-) ROM normal
Ekstremitas : sianosis -/-; edema -/-; CRT <2", tidak ada kelainan, petechiae/purpura/ekimosis (-).
DIAGNOSIS

Dermatophytosis / Tinea Cruris


Hordeolum Interna Oculi Dextra
(Hordeolum and Chalazion H00)
+
Gastritis
(Gastritis and duodenitis
Other Arthritis (OA)
OA genu bilateral

dyspepsia
Gastroesofageal Refluks
Diesease
JUMLAH NO Judul Kegiatan

Unit Kesehatan Berbasis


1 Masyarakat berupa Penyuluhan
1 dan Deteksi Dini Hipertensi dan
Diabetes Mellitus melalui
Posbindu

1
3
2
3
1
1
EDUKASI CUCI TANGAN PAKAI
1
SABUN
2 Pentingnya imunisasi
3 Persalinan di Fasilitas Kesehatan

7
7
Sosialisasi mengenai strategi
4 peencegahan penyebaran Covid
19 di Puskesmas Mokoau
PENYULUHAN ANEMIA PADA
5 IBU HAMIL DI POSYANDU KEL.
KAMBU (15 MEI 2022)
Penyuluhan Kanker Payudara Di
6
Posyandu Bintang
Penyuluhan DBD di Puskesmas
7 Mokoau
Identitas
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

ADVOKASI

KEMITRAAN

PENYULUHAN
Melakukan edukasi pada pasien-pasien maupun
masyarakat yang berobat ke puskesmas mokoau
untuk dapat lebih rutin dan disiplin dalam
menerapkan CTPS. Materi untuk edukasi yang
diberikan antara lain manfaat dan tata cara mencuci
tangan pakai sabun.
Sosialisasi tentang persalinan diberikan kepada ibu
hamil yang datang ke puskesmas mokoau
Pasien Puskesmas Mokoau
Sosialisasi tentang persalinan diberikan kepada ibu
hamil yang datang ke posyandu kelurahan kambu
Sosialisasi tentang persalinan diberikan kepada ibu
hamil yang datang ke posyandu bintang kelurahan
lalolara
sosialisasi tentang DBD diberikan kepada pasien yang
datang berobat ke puskesmas mokoau
Latar Belakang
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Posyandu lansia adalah suatu wadah pelayanan Kesehatan kepada lanjut usia di
masyarakat, yang proses pembentukan dan pelaksanaannya dilakukan oleh
masyarakat bersama Lembaga swadaya masyarakat, lintas sektor pemerintah dan
non pemerinta, swasta, organisaasi social, dan lain-lain, dengan menitik beratkan
pelayanan Kesehatan pada upaya promotive dan preventif. Tujuan dilaksanakan
pelayanan Kesehatan di posyandu lansia adalah untuk pencapaian lanjut usia sehat,
mandiri, dan berdaya guna.
Berdasarkan data Kemenkes RI tahun 2018, perubahan gaya hidup yang tidak sehat
mengakibatkan peningkatan permasalahan penyakit kronis di Indonesia, seperti
hipertensi (8,8%), penyakit sendi (7,3%), gagal ginjal (3,8%), asma (2,4%), diabetes
(2%), kanker (1,8%), jantung (1,8%) dan stroke (0,9%). Hipertensi menurut WHO,
merupakan penyakit tidak menular yang menyebabkan kematian peringkat satu di
dunia. Dimana, prevalensi di Indonesia mencapai hingga 67%.
Untuk itu diperlukan upaya promosi kesehatan dalam mengubah gaya hidup
masyarakat menjadi sehat dengan gerakan pemberdayaan masyarakat dan
kemitraan masyarakat melalui community-based healthy life program. Salah satu
bentuk yang diterapkan berupa Unit Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) melalui
pelayanan social kesehatan di masyarakat adalah Pos Pembinaan Pelayanan Terpadu
Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM). Dengan mengoptimalisasikan peranan
masyarakat dalam bidang kesehatan melalui fasilitasi kader Kesehatan di Posbidu
PTM yang dapat menjadi solusi program promosi Kesehatan yang efektif di
masyarakat. Pembinaan peran masyarakt melalui program ini di Posbindu PTM dapat
meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dalam kesehatan.

ADVOKASI

KEMITRAAN

PENYULUHAN
Mencuci tangan dengan sabun dan air adalah cara yang sangat penting untuk
menjaga bebas dari kuman. Bakteri meskipun tidak kasat mata namun dapat
menimbulkan berbagai masalah, mulai dari gangguan pencernaan, dehidrasi berat
dan bahkan kematian. Lebih dari 3,5 juta balita meninggal setiap tahun dari penyakit
diare dan pneumonia yang disebabkan oleh bakteri.
Sebuah riset oleh Kemitraan Pemerintah dan Swasta untuk Cuci Tangan Pakai Sabun
(CTPS) menyimpulkan bahwa pengetahuan masyarakat terkait CTPS terbilang sudah
tinggi, namun prakteknya justru masih sangat rendah. Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) menunjukan sebagian besar atau hampir 55% penyakit penyebab
kematian bayi usia 29 hari sampai 11 tahun dapat dicegah dengan intervensi
lingkungan dan perilaku. Di antaranya pneumonia atau penyakit radang paru-paru
sebanyak 23% dan diare sekitar 31%.
Kebiasaan CTPS terutama perlu dilakukan pada beberapa keadaan yakni sebelum
makan, setelah buang air dan setelah memegang hewan. Sebagian orang sudah
melakukan CTPS, tetapi hanya sekitar 24% yang melakukannya dengan benar. Yang
belum berperilaku benar dalam CTPS, misalnya tidak menggunakan air bersih atau
mengalir.
Saat ini kita sedang dihadapi dengan pandemi penyakit yang sangat menular, yaitu
COVID-19. Berdasarkan berbagai penelitian, virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan
penyakit COVID-19 ini ditularkan melalui droplet, ada beberapa jurnal pula yang
membuktikan bahwa virus ini dapat melakukan transmisi melalui sentuhan yang
kemudian virus masuk melalui port d'entry seperti mulut, hidung, dan mata. Oleh
karena itu, mencuci tangan dengan sabun yang sering merupakan salah satu
pencegahan transmisi virus COVID-19.
Imunisasi merupakan salah satu upaya menurunkan angka kematian bayi dan balita.
Dasar utama pelayanan kesehatan, bidang preventif merupakan prioritas utama,
dengan melakukan imunisasi terhadap seorang anak atau balita, tidak hanya
memberikan perlindungan pada anak lainnya, karena terjadi tingkat imunitas umum
yang meningkat dan mengurangi penyebaran infeksi (Ranuh dkk, 2011). Kesadaran
orang tua akan pentingnya imunisasi tampak dari meningkatnya kunjungan imunisasi
di Posyandu maupun Puskesmas.
Penyuluhan ini diharapkan tetap berlanjut dan diharapkan angka kejadian penyakit
infeksi yang bisa dicegah dapat mengalami penurunan

Strategisnya imunisasi sebagai alat pencegahan, menjadikan imunisasi sebagai


program utama suatu negara. Bahkan merupakan salah satu alat pencegahan
penyakit yang utama di dunia. Di Indonesia, imunisasi merupakan andalan program
kesehatan (Achmadi, 2006).
Imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi awal pada bayi untuk mencapai kadar
kekebalan di atas ambang perlindungan (Depkes RI, 2012). Jenis- jenis imunisasi
dasar, yaitu: BCG, yaitu imunisasi dasar yang diberikan untuk mencegah penyakit
TBC. Kemudian imunisasi dasar Hepatitis B, yang diberikan untuk mencegah penyakit
hepatitis B. Selanjutnya DPT, yaitu imunisasi dasar yang diberikan untuk mencegah
penyakit difteri, pertusis, dan tetanus. Kemudian imunisasi dasar Campak, yang
diberikan untuk mencegah penyakit campak dan yang terakhir imunisasi dasar Polio,
yang diberikan untuk mencegah penyakit polio (IDAI, 2014).
Faktor yang berperan penting terhadap pemberian imunisasi dasar secara lengkap
pada bayi adalah orangtua, khususnya ibu. Menurut penelitian serta pengamatan,
pengetahuan dan motivasi ibu memiliki hubungan yang signifikan dengan
kelengkapan imunisasi dasar pada bayi. Selain itu, kepatuhan jadwal imunisasi yang
telah ditentukan masih tidak berjalan. Kekhawatiran orangtua akan dampak
pemberian imunisasi juga menjadi alasan untuk tidak memberikan vaksin
Pembangunan kesehatan pada hakikatnya merupakan penyelenggaraan upaya kesehatan untuk mencapai kemampuan hidup
sehat secara mandiri dengan upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, peningkatan kualitas sumber daya
manusia dan pemerataan jangkauan pelayanan kesehatan (Depkes, 2009). Dalam upaya pemerataan jangkauan pelayanan
kesehatan yang dititikberatkan pada pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan secara terpadu melalui Puskesmas,
Puskesmas Pembantu, Polindes, Posyandu serta pelayanan rujukan melalui rumah sakit, pemerintah telah membangun
Puskesmas dan jaringannya di seluruh
Indonesia. Rata-rata setiap kecamatan mempunyai dua Puskesmas, setiap tiga desa mempunyai satu Puskesmas pembantu dan
di setiap desa memiliki satu Polindes. Puskesmas telah melaksanakan kegiatan dengan hasil yang nyata, status kesehatan
masyarakat semakin
meningkat, ditandai dengan menurunnya angka kematian ibu, makin meningkatnya status gizi masyarakat dan umur harapan
hidup (Depkes 2009).
Hingga saat ini Puskesmas belum sepenuhnya memenuhi harapan masyarakat. Hal ini dikarenakan terbatasnya ketersediaan
fasilitas sarana dan prasarana kesehatan yang memadai terutama di Pukesmas Pembantu dan Polindes, serta terbatasnya
ketersediaan
tenaga kesehatan yang berkualitas terutama untuk pelayanan masyarakat di desa, sehingga menyebabkan Angka Kematian Ibu
(AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih tinggi, yang salah satu penyebabnya adalah terlambat dalam memperoleh
pelayanan persalinan di
fasilitas kesehatan pada saat dalam keadaan emergensi yang dapat dicegah dengan melakukan persalinan yang ditolong oleh
tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan (Kemenkes, 2011).
Menurut hasil Riskesdas 2010, persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan baru mencapai 55,4%
(Riskesdas, 2010). Keadaan ini masih kurang dari target Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang seharusnya yaitu 100% ibu
bersalin ke fasilitas kesehatan yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 741/Menkes/Per/VII/2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di kabupaten/kota dan Kepmenkes RI nomor 828/Menkes/SK/IX/2008
tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota.
Sampai dengan saat ini Angka Kematian Ibu dan Bayi (AKIB) masih menjadi masalah kesehatan utama dunia. Di Asia Tenggara
saja, menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), pada 2015 AKIB mencapai 164 kematian per 100,000 kelahiran hidup. Meskipun
telah terjadi penurunan, AKIB di Indonesia kematian ibu masih berada di kisaran 305 per 100,000, masih sangat jauh dari target
Sustainable Development Goals (SDGs) untuk mencapai angka di bawah 70 kematian per 100,000 kelahiran hidup pada tahun
2030. Tragisnya, masih banyak ibu bersalin yang dilakukan di luar fasilitas kesehatan. Lantas pertanyaannya, faktor apa sajakah
yang terkait dengan peningkatan persalinan di fasilitas kesehatan?
Sebenarnya Indonesia telah membuat kemajuan yang baik di bidang layanan kesehatan bagi ibu yang diindikasikan dengan
kenaikan persentase persalinan di fasilitas kesehatan (faskes) dari tahun ke tahun. Data Kemenkes terakhir juga menunjukkan
bahwa 86% ibu bersalin di fasilitas Kesehatan pada tahun 2018. Namun kondisi ini masih menyisakan pertanyaan, khususunya
apa sajakah yang memengaruhi ibu hamil menentukan pilihan persalinan di faskes.
Pemerintah telah menetapkan pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
sebagai bencana non-alam. Sejak diumumkannya kasus konfirmasi pertama pada
Maret 2020, dalam rentang waktu satu bulan, seluruh provinsi telah melaporkan
kasus konfirmasi. Penyebaran COVID-19 tidak hanya terjadi di Daerah Khusus Ibukota
Jakarta dan kota padat
penduduk lainnya, namun telah menyebar hingga ke pedesaan di daerah terpencil.
Sampai dengan tanggal 27 Desember 2020, sebanyak 706.837 kasus konfirmasi
COVID-19 telah dilaporkan di Indonesia dan tercatat sejumlah 20.994 orang
meninggal.
Berlangsungnya masalah covid 19 ini tentu menarik perhatian terutama mengenai
bagimana pemberlakuan strategi pencegahan pada penjara yang di Indonesia dikenal
sebagai Lembaga Pemasyarakatan (Lapas). Pasalnya penjara merupakan suatu
tempat yang berpenghuni banyak orang bahkan melebihi kapasitas yang dimilikinya.
Berkaitan pada masalah yang dihadapi saat ini adalah pandemi Covid19, penjara
dinilai merupakan salah satu tempat yang sangat berisiko mengingat jumlah
penghuni dan kepadatan dalam penjara yang dominannya melebihi kapasitas
penjara tersebut sehingga penyebaran virus Covid-19 lebih mengancam ratusan
hingga ribuan orang di dalam penjara apabila salah seorang seorang saja terinfeksi
virus Covid-19.
Anemia adalah suatu keadaan dimana tubuh memiliki jumlah sel darah merah
(eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu mengandung
hemoglobin yang berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh.
Menurut WHO (2008), secara global prevalensi anemia pada ibu hamil di seluruh
dunia adalah sebesar 41, 8 %. Prevalensi anemia pada ibu hamil diperkirakan di Asia
sebesar 48,2 %, Afrika 57,1 %, Amerika 24,1 %, dan Eropa 25,1 %.
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi anemia
pada ibu hamil di Indonesia sebesar 37, 1 %. Pemberian tablet Fe di Indonesia pada
tahun 2012 sebesar 85 %. Presentase ini mengalami peningkatan dibandingkan pada
tahun 2011 yang sebesar 83,3 %. Meskipun pemerintah sudah melakukan program
penanggulangan anemia pada ibu hamil yaitu dengan memberikan 90 tablet Fe
kepada ibu hamil selama periode kehamilan dengan tujuan menurunkan angka
anemia ibu hamil, tetapi kejadian anemia masih tinggi (Kementerian Kesehatan RI,
2013). Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat terbesar di dunia
terutama bagi kelompok wanita usia reproduksi (WUS). Anemia pada wanita usia
subur (WUS) dapat menimbulkan kelelahan, badan lemah, penurunan
kapasitas/kemampuan atau produktifitas kerja. Penyebab paling umum dari anemia
pada kehamilan adalah kekurangan zat besi, asam folat, dan perdarahan akut dapat
terjadi karena interaksi antara keduanya. Simanjuntak mengemukakan bahwa sekitar
70% ibu hamil di Indonesia menderita anemia kekurangan gizi dan kebanyakan
anemia yang diderita oleh masyarakat salah satunya karena kehamilan dan
persalinan dengan jarak yang berdekatan, ibu hamil dengan pendidikan dan tingkat
sosial ekonomi yang rendah.
Kanker payudara merupakan keganasan pada jaringan payudara yang dapat berasal
dari epitel duktus maupun lobulusnya. Faktor risiko yang erat kaitannya dengan
peningkatan insiden kanker payudara antara lain jenis kelamin wanita, usia > 50
tahun, riwayat keluarga dan genetik, riwayat penyakit payudara sebelumnya (DCIS
pada payudara yang sama, LCIS, densitas tinggi pada mamografi), riwayat menstruasi
dini (< 12 tahun) atau menarche lambat (>55 tahun), riwayat reproduksi (tidak
memiliki anak dan tidak menyusui), hormonal, obesitas, konsumsi alkohol, riwayat
radiasi dinding dada, faktor lingkungan. Kementerian Kesehatan (Kemenkes)
menyatakan, angka kanker payudara di Indonesia mencapai 42,1 orang per 100 ribu
penduduk. Rata-rata kematian akibat kanker ini mencapai 17 orang per 100 ribu
penduduk.
Pencegahan kanker payudara sendiri terbagi menjadi dua, yaitu pencegahan primer
dan pencegahan sekunder. Pencegahan (primer) adalah usaha agar tidak terkena
kanker payudara. Pencegahan primer dapat berupa mengurangi atau meniadakan
faktor-faktor risiko yang diduga sangat erat kaitannya dengan peningkatan insiden
kanker payudara. Sedangkan pencegahan sekunder adalah dengan cara melakukan
skrining kanker payudara
Angka kejadian kanker payudara di Indonesia berada di urutan pertama
dibandingkan dengan kanker yang lainnya. Di Indonesia, lebih dari 80% kasus
ditemukan berada pada stadium yang lanjut, dimana upaya pengobatan sulit
dilakukan. Oleh karena itu perlu pemahaman tentang upaya pencegahan, diagnosis
dini, pengobatan kuratif maupun paliatif serta upaya rehabilitasi yang baik, agar
pelayanan pada penderita dapat dilakukan secara optimal.
Penyakit DBD saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama di
Indonesia dikarenakan angka kejadiannya yang masih tinggi dan masih menimbulkan
kematian di beberapa wilayah. Pertama kali penyakit DBD ini masuk ke Indonesia
pada tahun 1968 di Surabaya, kini kasus DBD sudah menyebar luas hampir ke
seluruh provinsi di Indonesia. WHO menyatakan bahwa negara Indonesia merupakan
negara yang memiliki angka kejadian penyakit DBD tertinggi di Asia Tenggara.
Sampai saat ini vaksin untuk pencegahan maupun obat untuk penyembuhan masih
dalam tahap penelitian. Oleh karena itu cara yang dinilai paling efektif adalah melalui
pengendalian vektor yang menularkan penyakit DBD tersebut. Terdapat berbagai
metode dalam mengendalikan vektor nyamuk DBD. Salah satunya adalah dengan
melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yang dilakukan di rumah-rumah
warga dan tempat umum melalui gerakan 3M plus. PSN ini merupakan metode yang
dinilai paling efektif dan efisisien karena pada dasarnya metode ini berguna untuk
memberantas jentik nyamuk dan mencegah agar nyamuk tersebut berkembang biak,
sehingga berpengaruh besar terhadap penurunan populasi vektor yang akhirnya
dapat menurunkan risiko penularan penyakit.
Pengetahuan merupakan aspek penting dalam membentuk partisipasi masyarakat
melakukan kegiatan PSN. Oleh karena itu, pemberian penyuluhan secara
berkesinambungan dan pemeriksaan jentik secara berkala dapat menjadi penggerak
masyarakat agar aktif melaksanakan kegiatan PSN, karena dengan kegiatan tersebut,
diharapkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat dapat meningkat sehingga mau
dan mampu melakukan kegiatan PSN dengan benar.
Agar masyarakat dapat meningkatkan kewaspadaan dan kesadaran dalam
melakukan pencegahan demam berdarah, masyarakat perlu diberikan edukasi
mengenai penyakit DBD itu sendiri sehingga diharapkan dapat secara aktif, mau
serta mampu melakukan pencegahan penyakit DBD. Intervensi yang dapat dilakukan
adalah dengan melakukan penyuluhan baik di dalam maupun di luar gedung.
Penyuluhan di dalam gedung bisa dilakukan di wilayah puskesmas dengan sasaran
pasien yang berkunjung ke puskesmas. Sementara penyuluhan di luar gedung dapat
dilakukan di Posyandu, poskesdes, sekolah, maupun saat kunjungan rumah. Disini
pelaksana melakukan penyuluhan di dalam gedung, selain karena mudah
dilaksanakan, juga pesertanya dapat mencakup semua kalangan, baik dewasa, lansia,
maupun anak sekolah
Gambaran pelaksanaan

Kegiatan ini diikuti oleh 87 orang peserta, dimana


anggota kader Kesehatan berasal dari Puskemas
Mokoau dan anggota PKK . Kegiatan berupa
penyuluhan mengenai hipertensi dan pemeriksaan
kesehatan berupa pengukuran tekanan darah.
Kegiatan Penyuluhan :
Materi yang disampaikan dalam penyuluhan antara
lain, 1. Pengertian hipertensi dan diabetes mellitus, 2.
Penyebab dan faktor resiko hipertensi dan diabetes
mellitus, 3. Tanda dan gejala jika menderita hipertensi
dan diabetes mellitus, 4. Komplikasi, 5. Pencegahan, 6.
Pengobatan dan pencegahan komplikasi.
Pelaksaan berlangsung dengan lancar, dimana
masyakarat berperan aktif dan memiliki tingkat
pengetahuan dan penasaran yang tinggi. Diharapkan
dengan adanya penyuluhan terhadap masyarat, dapat
meningkatkan pengetahuan dan mencegah angka
morbiditas khususnya di wilayah Puskesmas
Arungkeke. Masyarakat yang telah menderita
hipertensi dan diabetes mellitus diharapkan setelah
kegiatan ini rutin untuk mengkonsumsi obat dan
melakukan control rutin sehingga mencegah mortalitas.
Edukasi dilakukan kepada setiap pasien yang berobat
ke puskesmas mokoau, begitu pula masyatarakat yang
datang ke Posyandu maupun promosi kesehatan dari
rumah ke rumah.
Penjelasan tentang imunisasi dan jadwal imunisasi
disampaikan kepada ibu dengan bayi dan batita saat
Posyandu. Pemberian imunisasi dasar dan penjelasan
mengenai imunisasi disampaikan dalam bentuk
penyuluhan di Posyandu sekitar wilayah kerja
Puskesmas Mokoau.
Sosialisasi tentang persalinan di fasilitas kesehatan
diberikan kepada masyarakat dengan cara edukasi dan
ceramah. Penyuluhan diberikan kepada ibu hamil yang
datang untuk periksa kehamian di Puskesmas maupun
Posyandu agar dapat melakukan persalinan di fasilitas
kesehatan yaitu Puskesmas Mokoau atau Rumah Sakit.
Selain itu, diterbitkan pula peraturan dari dinas
kesehatan yang melarang persalinan dilakukan di
rumah. Pasien yang melakukan persalinan di
puskesmas dapat menggunakan BPJS sehingga semua
biaya ditanggung oleh BPJS
penyuluhan dengan cara ceramah dan edukasi
mengenai Covid 19 dan juga pencegahan minimal yang
dapat dilakukan bagi warga yang datang berobat di
Puskesmas Mokoau dilakukan dengan tetap
memperhatikan protocol Kesehatan di era covid 19 dan
aturan yang berlaku. Kegiatan berlangsung lancar dan
sesuai protocol Kesehatan
Penyuluhan dilaksanakan di Posyandu Kel. Kambu pada
tanggal 15 April 2022, pukul 09.30-selesai WITA.
Peserta terdiri dari ibu hamil, Kader dan staf Puskesmas
Mokoau. Materi penyuluhan berupa anemia pada
kehamilan, diadakan diskusi interaktif dengan peserta.
Kegiatan ini tetap memperhatikan protokol kesehatan
terhadap infeksi virus COVID-19.
Kegiatan penyuluhan ditujukan bagi pengunjung
Posyandu. Kegiatan diawali dengan pembukaan yang
disampaikan oleh Petugas Puskesmas, mengenai
himbauan untuk tetap menjaga kebersihan, kemudian
dilanjutkan dengan penyuluhan oleh narasumber
mengenai “Upaya Peningkatan Pengetahuan
Masyarakat Mengenai Pencegahan Penyakit Kanker
payudara”. Mulai dari definisi, gejala klinis, faktor
resiko yang terkait insiden kanker payudara serta
pencegahan yang dapat dilakukan baik primer maupun
sekunder. Penyuluhan ini lebih ditekankan kepada cara
pencegahan dari kanker payudara, sehingga para
pengunjung akan lebih memahami pentingnya
pemeriksaan dini terutama terhadap orang yang
beresiko terkena kanker payudara. Kegiatan ini tetap
memperhatikan protokol kesehatan terhadap infeksi
virus COVID-19.
Penyuluhan diberikan kepada setiap pasien yang
datang berobat ke puskesmas mokoau, Selama
penyuluhan berlangsung, peserta menyimak dengan
antusias. Diharapakan dengan penyuluhan ini
masyarakat dapat lebih memahami bahwa penyakit
DBD ini merupakan penyakit berbasis lingkungan yang
dapat dicegah bila masyarakat peduli dan secara
bersama-sama aktif melakukan kegiatan
pemberantasan sarang nyamuk secara rutin.
Keterbatasan dari kegiatan penyuluhan ini adalah
penyuluhan ini tidak disediakan media penyuluhan
seperti leaflet atau powerpoint. Diharapkan
kedepannya penyuluhan mengenai DBD ini bisa disertai
dengan persiapan yang lebih baik dan media
penyuluhan visual yang lebih menarik agar masyarakat
bisa menyerap informasi lebih banyak dari materi yang
disampaikan. Kegiatan ini tetap memperhatikan
protokol kesehatan terhadap infeksi virus COVID-19.
Judul Kegiatan Identitas
NO
JAMBAN SEHAT Pasien puskesmas mokoau

1
PERILAKU HIDUP BERSIH Siswa-siswi SD Ibnu Abbas
DAN SEHAT

2
PENGELOLAAN SAMPAH

3
PERILAKU HIDUP BERSIH Siswa siswi SD IT AR RISALAH
DAN SEHAT

4
Pendidikan Keterampilan Pasien puskesmas mokoau
Hidup Sehat

Bahaya Merokok

6
Latar Belakang
KESLING
Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk pemb
kesehatan diarahkan untuk mencapai Indonesia Sehat, yaitu suatu keadaan dimana setiap orang hidup dalam lingku
sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat, mempunyai akses terhadap pelayanan kesehatan serta memiliki derajat k
yang setinggi-tingginya. Upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat secara tidak langsung akan meningkatkan
masyarakat. Peningkatan derajat kesehatan perlu dilakukan dengan serius diantaranya melalui peningkatan status g
penduduk, peningkatan akses pada pelayanan kesehatan dasar, subsidi di biaya pelayanan kesehatan, serta perbaik
keadaan lingkungan.
Bertambahnya penduduk yang tidak sebanding dengan area pemukiman membuat masalah pembuangan kotoran m
meningkat dilihat dari segi kesehatan masyarakat. Masalah pembuangan kotoran manusia merupakan masalah yang
untuk sedini mungkin di atasi karena kotoran manusia adalah sumber penyakit yang multi komplek. Perilaku buang
ke sungai, kebun, sawah, kolam dan tempat-tempat terbuka lainnya jelas sangat merugikan konsidi kesehatan masy
karena tinja di kenal sebagai media tempat hidupnya bakteri coli yang berpotensi menyebabkan terjadinya penyakit
muntaber, dan berbagai macam penyakit kulit lainnya.
Tinja adalah sumber pengembangan penyakit yang multi kompleks. Penyebaran penyakit yang bersumber pada tinja
melalui berbagai cara, tinja dapat mengkontaminasi makanan, minuman dan sayuran. Baik melalui tangan manusia
atau vektor. Tinja yang bisa mencemari air tanah yang menyebabkan penularan bibit penyakit. Penyakit-penyakit se
typus abdominalis, kolera, desentri, hepatitis dan berbagai jenis cacing, dapat disebarkan oleh tinja.
Tinja atau kotoran manusia merupakan media sebagai tempat berkembang dan berinduknya bibit penyakit menular
kuman/bakteri, virus dan cacing). Apabila tinja tersebut dibuang di sembarang tempat, misal kebun, kolam, sungai,
lain, maka bibit penyakit tersebut akan menyebar luas ke lingkungan, dan akhirnya akan masuk dalam tubuh manus
berisiko menimbulkan penyakit pada seseorang dan bahkan bahkan menjadi wabah penyakit pada masyarakat yang
luas, sehingga jamban merupakan sanitasi dasar penting yang harus dimiliki setiap masayarakat.
Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk pemb
kesehatan diarahkan untuk mencapai Indonesia Sehat, yaitu suatu keadaan dimana setiap orang hidup dalam lingku
sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat, mempunyai akses terhadap pelayanan kesehatan serta memiliki derajat k
yang setinggi-tingginya. Peningkatan derajat kesehatan perlu dilakukan dengan serius, salah satu diantaranya melalu
perbaikan keadaan lingkungan.
Salah satu lingkungan yang berpengaruh dalam masyarakat adalah sekolah. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) j
merupakan hal yang penting untuk diterapkan di sekolah. Murid, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasa
kesadaran sebagai hasil pembelajaran, wajib melakukan PHBS di lingkungan sekolah sehingga secara mandiri mamp
meningkatkan kesehatan, berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sekolah yang sehat dan mampu mencegah
Sekolah sebagai salah satu sasaran PHBS di tatanan institusi pendidikan, disebabkan karena banyaknya data yang
menyebutkan bahwa munculnya sebagian penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah ( 6-10 th) misalnya dia
kecacingan dan demam berdarah umumnya berasal dari sekolah.
Badan Kesehatan Dunia WHO (2017) menyebutkan bahwa setiap tahun terdapat 100.000 anak meninggal akibat dia
Sementara itu, data dari Departemen Kesehatan RI menyebutkan bahwa diantara 1000 penduduk terdapat 300 ana
terjangkit diare sepanjang tahun. Dan pada Angka kejadian kecacingan mencapai angka 40-60% (Depkes, 2005) seda
berdasarkan hasil survey yang lain, anak Indonesia yang menderita penyakit kecacingan angkanya rata-rata berada d
30% (Depkes, 2010).
Berdasarkan berbagai studi, dari 8 indikator PHBS yang ada ditatanan sekolah hanya ada 3 indikator yang sudah di
implementasikan dengan baik dan benar oleh semua siswa-siswi di sekolah. Ketiga indikator itu adalah membuang s
pada tempatnya, tidak merokok di sekolah, dan mengikuti olahraga rutin yang ada di sekolah, sedangkan 5 indikator
tidak terimplementasi dengan baik adalah mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun tidak terimplementasi ka
hanya mencuci tangan dengan air mengalir tetapi tidak menggunakan sabun, penggunakan jamban yang bersih dan
tidak terimplementasi dengan baik karena masih banyak anak yang tidak BAB maupun BAK di sekolah, jajan dikantin
yang sehat tidak terimplementasi dengan baik karena masih ada anak yang jajan di luar sekolah dan kantin sekolah j
menyediakan jajanan ringan, dan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan setiap 6 bulan tidak
terimplementasi dengan baik karena keterbatasan sarana dan prasarana, serta pemberantasan jentik nyamuk di sek
secara rutin tidak terimplementasi dengan baik karena masih banyak anak yang tidak piket maupun membiarkan ad
genangan air di tempat-tempat terbuka seperti pot bunga.
Sampah merupakan salah satu permasalahan yang patut untuk diperhatikan. Sampah merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari kehidupan manusia, karena pada dasarnya semua manusia pasti menghasilkan sampah. Sampah m
suatu buangan yang dihasilkan dari setiap aktivitas manusia. Volume peningkatan sampah sebanding dengan menin
tingkat konsumsi manusia. Manusia sebagai individu maupun sebagai warga masyarakat mempunyai kebutuhan yan
individual maupun kolektif, sehingga selalu ada upaya untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Aktifitas manusia dalam
mengelola sumber daya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya semakin beragam seiring dengan pertumbuhan jum
penduduk. Pertumbuhan jumlah penduduk telah mengakibatkan perubahan yang besar terhadap lingkungan hidup.
Peningkatan jumlah penduduk sebanding dengan peningkatan jumlah konsumsi yang mempengaruhi besarnya peni
volume sampah. Oleh sebab itu, masalah sampah merupakan masalah utama yang harus dipecahkan baik dalam jan
pendek, menengah maupun panjang.
Setiap aktifitas manusia secara pribadi maupun kelompok, dirumah, kantor, pasar, sekolah, maupun dimana saja aka
menghasilkan sampah, baik sampah organik maupun sampah anorganik. Dalam Undang-Undang Nomor 18 tahun 20
1 tentang sampah disebutkan bahwa sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat
padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak b
lagi dan dibuang kelingkungan. Sebagian besar orang menganggap sampah bukan merupakan masalah, padahal seti
sampah terus bertambah dan tanpa mengenal hari libur karena setiap makhluk terus menerus memproduksi sampa
hari sampah dihasilkan dari keluarga/rumah tangga, yang dari sisi kuantitas/jumlah biasanya menempati posisi terti
sampah rumah sakit dan industri yang sangat berbahaya, juga sampah dari tempat-tempat umum misalnya termina
tempat hiburan, sekolah, kantor, dan lain lain. Pemanfaatan sampah sampah harus diprioritaskan sebelum terjadiny
pencemaran lingkungan yang mengganggu kesehatan masyarakat. Maka perlu adanya pengelolaan sampah, pengelo
sampah memerlukan kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan
penanganan sampah.
Dalam Undang-undang RI Tahun 2008 Nomor 18 tentang, pengelolaan sampah disebutkan bahwa pengelolaan samp
bertujuan agar menjadikan sampah sebagai sumber daya. Berdasarkan tujuan inilah, maka pemerintah berupaya un
mengubah pola pikir masyarakat yang masih menggunakan sistem kumpul-angkut-buang sebagi solusi pengurangan
Pola pikir masyarakat diarahkan pada kegiatan pengurangan dan penanganan sampah. Pengurangan sampah melipu
kegiatan 3R yaitu reuse, reduce, dan recycle, sedangkan kegiatan penanganan sampah meliputi pemilahan, pengum
pengangkutan, pengolahan dan pemprosesan akhir.
Namun, kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah dan melakukan perilaku hidup bersih terkait sampah (buan
sembarangan, membakar sampah) masih cukup kurang. Padahal sampah merupakan masalah yang harus diselesaik
sampah dapat berdampak bagi kesehatan dan lingkungan. Kesadaran masyarakat salah satunya dipengaruhi oleh
pengetahuan. Pengetahuan dapat ditingkatkan melalui penyuluhan, baik secara individu maupun kelompok, untuk
meningkatkan pengetahuan kesehatan yang bertujuan untuk tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan
masyarakat dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan optimal. Oleh karena itu diperlukan adanya penyuluhan ke
Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk pemb
kesehatan diarahkan untuk mencapai Indonesia Sehat, yaitu suatu keadaan dimana setiap orang hidup dalam lingku
sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat, mempunyai akses terhadap pelayanan kesehatan serta memiliki derajat k
yang setinggi-tingginya. Peningkatan derajat kesehatan perlu dilakukan dengan serius, salah satu diantaranya melalu
perbaikan keadaan lingkungan.
Salah satu lingkungan yang berpengaruh dalam masyarakat adalah sekolah. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) j
merupakan hal yang penting untuk diterapkan di sekolah. Murid, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasa
kesadaran sebagai hasil pembelajaran, wajib melakukan PHBS di lingkungan sekolah sehingga secara mandiri mamp
meningkatkan kesehatan, berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sekolah yang sehat dan mampu mencegah
Sekolah sebagai salah satu sasaran PHBS di tatanan institusi pendidikan, disebabkan karena banyaknya data yang
menyebutkan bahwa munculnya sebagian penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah ( 6-10 th) misalnya dia
kecacingan dan demam berdarah umumnya berasal dari sekolah.
Badan Kesehatan Dunia WHO (2017) menyebutkan bahwa setiap tahun terdapat 100.000 anak meninggal akibat dia
Sementara itu, data dari Departemen Kesehatan RI menyebutkan bahwa diantara 1000 penduduk terdapat 300 ana
terjangkit diare sepanjang tahun. Dan pada Angka kejadian kecacingan mencapai angka 40-60% (Depkes, 2005) seda
berdasarkan hasil survey yang lain, anak Indonesia yang menderita penyakit kecacingan angkanya rata-rata berada d
30% (Depkes, 2010).
Berdasarkan berbagai studi, dari 8 indikator PHBS yang ada ditatanan sekolah hanya ada 3 indikator yang sudah di
implementasikan dengan baik dan benar oleh semua siswa-siswi di sekolah. Ketiga indikator itu adalah membuang s
pada tempatnya, tidak merokok di sekolah, dan mengikuti olahraga rutin yang ada di sekolah, sedangkan 5 indikator
tidak terimplementasi dengan baik adalah mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun tidak terimplementasi ka
hanya mencuci tangan dengan air mengalir tetapi tidak menggunakan sabun, penggunakan jamban yang bersih dan
tidak terimplementasi dengan baik karena masih banyak anak yang tidak BAB maupun BAK di sekolah, jajan dikantin
yang sehat tidak terimplementasi dengan baik karena masih ada anak yang jajan di luar sekolah dan kantin sekolah j
menyediakan jajanan ringan, dan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan setiap 6 bulan tidak
terimplementasi dengan baik karena keterbatasan sarana dan prasarana, serta pemberantasan jentik nyamuk di sek
secara rutin tidak terimplementasi dengan baik karena masih banyak anak yang tidak piket maupun membiarkan ad
genangan air di tempat-tempat terbuka seperti pot bunga.
Kesehatan adalah kebutuhan setiap manusia dalam menjalani kehidupannya. Kesehatan juga merupakan hal yang sa
penting karena tanpa kesehatan yang baik, maka setiap manusia akan sulit dalam melaksanakan aktivitas sehari-har
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Dalam tulisannya, Giriwijoyo (2012:8) berpendapat bahwa: “Kesehatan merupakan landasan/dasar kondisi fisik yang
diperlukan bagi keberhasilan melaksanakan pekerjaan.” Oleh karena itu, sehat merupakan pondasi bagi kehidupan s
manusia yang perlu dipelihara. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesehatan, dan salah satu faktor yang pal
mempengaruhi adalah perilaku. Perilaku yang sehat akan menunjang meningkatnya derajat kesehatan, hal ini dapat
dari banyaknya penyakit berbasis perilaku dan gaya hidup. Pendapat ini sejalan dengan pandangan Giriwijoyo dan S
(2012:18) yaitu “Bergeraklah untuk lebih hidup, jangan hanya bergerak karena masih hidup.”
Selain daripada itu kebiasaan pola makan yang sehat juga dapat menghindarkan diri kita dari banyak penyakit, diant
penyakit jantung, darah tinggi, stroke, kegemukan, diabetes dan lain-lain. Sebagaimana dikemukakan oleh Dewi (20
bahwa “Pola hidup sehat yang baik, teratur, dan selalu memperhatikan asupan gizi dalam setiap makanan.” Seiring
berkembangnya zaman, kesehatan menjadi hal yang kurang diperhatikan oleh masyarakat. Masyarakat terlalu sibuk
pekerjaannya dan terjebak dalam kebiasaan yang tidak sehat. Kebiasaan seperti duduk berlama-lama di kantor atau
fokus di tempat kerja tanpa aktifitas fisik yang rutin menjadi makanan sehari-hari. Oleh sebab itu, kesehatan menjad
dinomer duakan. Hal ini berdampak langsung kepada tingkat kesehatan masyarakat. Mereka yang tidak berperilaku
akan terganggu kesehatannya oleh berbagai penyakit.
Satu dari beberapa jenis gangguan kesehatan yang umum dialami masyarakat adalah kegemukan atau obesitas. Obe
adalah keadaan tubuh ketika berat badan bertambah karena timbunan lemak yang berlebih. Dalam situs wikipedia d
bahwa obesitas adalah suatu kondisi medis berupa kelebihan lemak tubuh yang terakumulasi sedemikian rupa sehin
menimbulkan dampak merugikan bagi kesehatan, yang kemudian menurunkan harapan hidup dan/atau meningkatk
masalah kesehatan.

Merokok merupakan salah satu masalah kesehatan karena tingkat penggunaannya masih tinggi di Indonesia. Data d
Kesehatan Dasar (Riskesdas) menyatakan bahwa terdapat peningkatan prevalensi merokok penduduk umur 10 Tahu
28,8% pada tahun 2013 menjadi 29,3% pada tahun 2018.

Pada saat sekarang ini, kebiasaan merokok tidak hanya menjadi masalah pada orang dewasa, namun juga semakin m
pada kalangan anak dan remaja. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya prevalensi merokok pada populasi usia 10
yakni sebesar 1,9% dari tahun 2013 (7,2%) ke tahun 2018 (9,1%) berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas
angka kenaikan ini tidak kecil karena terkait dengan masalah kesehatan yang harus dialami oleh anak remaja terseb
depannya. Anak-anak dan remaja di Indonesia perlu terus ditingkatkan kesadarannya tentang dampak bahaya dari
penggunaan rokok dan ''Bujukan'' rokok
Gambaran pelaksanaan

Sosialisasi dengan cara edukasi mengenai jamban sehat


dan PHBS terkait tinja diberikan kepada orangtua pasien di
poli anak. Edukasi dilakukan baik di puskesmas kepada
masyarakat yang datang untuk berobat, terutama pada
pasien yang datang dengan keluhan diare.
Penyuluhan tentang PHBS dilakukan di SD Ibnu Abbas
sebelum dilakukan vaksinasi, penyuluhan disampaikan
dalam bentuk ceramah pada siswa siswi SD. Kegiatan ini
berjalan dengan baik, dan tidak ada kendala saat kegiatan.
Penyuluhan tentang Pengelolaan Sampah dan PHBS terkait
Sampah yang disampaikan dalam bentuk edukasi dan
ceramah pada guru dan orangtua murid SD Ibnu Abbas.
Kegiatan ini berjalan dengan baik, dan tidak ada kendala
saat kegiatan.
Penyuluhan tentang PHBS dilakukan di SD IT AR RISALAH
sebelum dilakukan vaksinasi, penyuluhan disampaikan
dalam bentuk ceramah pada siswa siswi SD. Kegiatan ini
berjalan dengan baik, dan tidak ada kendala saat kegiatan.
Penyuluhan tentang PKHS yang disampaikan dalam media
presentasi. Penyuluhan dengan cara ceramah dan edukasi,
bila perlu dibantu dengan media presentasi dengan
memperhatikan protocol kesehatan di era COVID.
Diharapkan terjadi peningkatan pengetahuan pendidikan
keterampilan hidup sehat dan selektif dalam menentukan
pola hidup sehat yang benar

Penyuluhan mengenai bahaya merokok dilakukan di poli


kepada pasien yang datang dengan keluhan infeksi saluran
pernapasan akut. disampaikan dalam bentuk edukasi dan
ceramah. kegiatan ini berjalan dengan baik, dan tidak ada
kendala saat kegiatan.
JUMLAH Judul Kegiatan Identitas

Ny. AP; 38 tahun; G2P1A0 gravid 15 minggu; BB


45kg; TB 151cm;

5 Pemeriksaan ANC Pada Ibu


Hamil

Ny. NP ; 24tahun; G1P0A0 gravid 34 minggu.


Ny. SL ; 28tahun; G2P1A0 gravid 32 minggu
Ny. VI; 26tahun; G1P0A0 gravid 26minggu
Ny. NN; 30tahun; G3P2A0 gravid 28minggu
Ny. WS, 35Th, 77kg, TB 160cm

2
KB SUNTIK 3 BULAN

Ny. L, 24Th, 59kg TB159cm


KB IMPLAN Ny. M, 24Th, 54kg TB 158cm

1
Pemasangan IUD Ny. S, 30Th, 55Kg, TB 159cm

2
PENTINGNYA PEMBERIAN IMD Ny. NP ; 24tahun; G1P0A0 gravid 34 minggu.
dan ASI EKSKLUSIF

PENYULUHAN IMD DAN ASI Ny. SL ; 28tahun; G2P1A0 gravid 32 minggu


EKSKLUSIF PADA IBU HAMIL
KB pil kombinasi Ny. Y, 30Th, 54kg,

1
Latar Belakang
ANC-K1-K3
Pemeriksaan ANC (Antenatal Care) merupakan pemeriksaan kehamilan yang bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan fisik dan mental pada ibu hamil secara optimal, hingga mampu menghadapi masa persalinan,
nifas, menghadapi persiapan pemberian ASI secara eksklusif, serta kembalinya kesehatan alat reproduksi
dengan wajar. Pelayanan Kesehatan Masa Hamil bertujuan untuk memenuhi hak setiap ibu hamil
memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas sehingga mampu menjalani kehamilan dengan sehat,
bersalin dengan selamat, dan melahirkan bayi yang sehat dan berkualitas.

Pelayanan Kesehatan Masa Hamil dilakukan paling sedikit 6 (enam) kali selama masa kehamilan meliputi:
1 (satu) kali pada trimester pertama;
2 (dua) kali pada trimester kedua; dan
3 (tiga) kali pada trimester ketiga.

Pelayanan antenatal sesuai dengan standar sebagaimana dimaksud pada ayat (6) meliputi:
1.pengukuran berat badan dan tinggi badan;
2.pengukuran tekanan darah;
3.pengukuran lingkar lengan atas (LiLA);
4. pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri);
5. penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin;
6. pemberian imunisasi sesuai dengan status imunisasi;
7. pemberian tablet tambah darah minimal 90 (sembilan puluh) tablet;
8. tes laboratorium;
9. tata laksana/penanganan kasus; dan
10. temu wicara (konseling) dan penilaian kesehatan jiwa.

KB SUNTIK
Salah satu masalah terpenting yang dihadapi oleh negara berkembang, seperti di Indonesia yaitu
ledakan penduduk. Ledakan penduduk mengakibatkan laju pertumbuhan penduduk yang pesat hal
ini karena minimnya pengetahuan serta pola budaya pada masyarakat setempat. Pemerintah
Indonesia telah menerapkan program Keluarga Berencana (KB) yang dimulai sejak tahun 1968
dengan mendirikan Lembaga Keluarga Berencana Nasional (LKBN) yang kemudian dalam
perkembangannya menjadi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk
mengatasi kasus ledakan penduduk tersebut.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2014 menyatakan bahwa Program
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu strategi untuk mengurangi kematian ibu khususnya
ibu dengan kondisi 4T; terlalu muda melahirkan (dibawah usia 20 tahun), terlalu sering melahirkan,
terlalu dekat jarak kelahiran, dan terlalu tua melahirkan (diatas 35 tahun). KB merupakan salah
satu cara paling efektif untuk meningkatkan ketahanan keluarga, kesehatan dan keselamatan ibu,
anak, serta perempuan.
Salah satu jenis kontrasepsi efektif yang menjadi pilihan dan merupakan salah satu dari program
KB nasional ini adalah KB suntikan (injectables) dan merupakan salah satu alat kontrasepsi yang
berdaya kerja panjang (lama), yang tidak membutuhkan pemakaian setiap hari atau setiap akan
senggama tetapi tetap reversible. Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu metode
kontrasepsi yang baik adalah aman, dapat diandalkan, sederhana, murah dapat diterima orang
banyak, pemakaian jangka lama (continuation rate tinggi), namun sampai saat ini belum tersedia
satu metode kontrasepsi yang benar-benar 100% sempurna. Jika dibandingkan dengan metode KB
lainnya, jenis kontrasepsi suntik memiliki resiko kegagalan yang cukup tinggi berkisar antara 2-60
orang setiap 1000 pengguna.

KB IMPLAN
Salah satu masalah terpenting yang dihadapi oleh negara berkembang, seperti di Indonesia yaitu
ledakan penduduk. Ledakan penduduk mengakibatkan laju pertumbuhan penduduk yang pesat hal
ini karena minimnya pengetahuan serta pola budaya pada masyarakat setempat. Pemerintah
Indonesia telah menerapkan program Keluarga Berencana (KB) yang dimulai sejak tahun 1968
dengan mendirikan Lembaga Keluarga Berencana Nasional (LKBN) yang kemudian dalam
perkembangannya menjadi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk
mengatasi kasus ledakan penduduk tersebut.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2014 menyatakan bahwa Program
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu strategi untuk mengurangi kematian ibu khususnya
ibu dengan kondisi 4T; terlalu muda melahirkan (dibawah usia 20 tahun), terlalu sering melahirkan,
terlalu dekat jarak kelahiran, dan terlalu tua melahirkan (diatas 35 tahun). KB merupakan salah
satu cara paling efektif untuk meningkatkan ketahanan keluarga, kesehatan dan keselamatan ibu,
anak, serta perempuan.
Implant adalah metode kontrasepsi hormonal yang efektif, tidak permanen dan dapat mencegah
terjadinya kehamilan antara tiga sampai lima tahun. Implant merupakan alat kontrasepsi yang
dipasangkan di bawah kulit lengan atas yang berbentuk kapsul silastik yang lentur dimana di dalam
setiap kapsul berisi hormon levernorgestril yang dapat mencegah terjadinya kehamilan.
Kontrasepsi implant ini memiliki cara kerja menghambat terjadinya ovulasi, menyebabkan selaput
lendir endometrium tidak siap dalam menerima pembuahan (nidasi), mengentalkan lendir dan
menipiskan lapisan endometrium dengan efektivitas keberhasilan kontrasepsi implant sebesar 97-
99%

PASANG IUD
Salah satu masalah terpenting yang dihadapi oleh negara berkembang, seperti di Indonesia yaitu
ledakan penduduk. Ledakan penduduk mengakibatkan laju pertumbuhan penduduk yang pesat hal
ini karena minimnya pengetahuan serta pola budaya pada masyarakat setempat. Pemerintah
Indonesia telah menerapkan program Keluarga Berencana (KB) yang dimulai sejak tahun 1968
dengan mendirikan Lembaga Keluarga Berencana Nasional (LKBN) yang kemudian dalam
perkembangannya menjadi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk
mengatasi kasus ledakan penduduk tersebut.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2014 menyatakan bahwa Program
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu strategi untuk mengurangi kematian ibu khususnya
ibu dengan kondisi 4T; terlalu muda melahirkan (dibawah usia 20 tahun), terlalu sering melahirkan,
terlalu dekat jarak kelahiran, dan terlalu tua melahirkan (diatas 35 tahun). KB merupakan salah
satu cara paling efektif untuk meningkatkan ketahanan keluarga, kesehatan dan keselamatan ibu,
anak, serta perempuan.
IUD merupakan kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim yang terbuat dari bahan polietilen
dengan atau tanpa metal atau steroid. IUD sangat efektif untuk menjarangkan kehamilan
dibandingkan dengan metode kontrasepsi jangka panjang lainnya seperti implan, tubektomi, dan
vasektomi. IUD merupakan metode kontrasepsi jangka panjang yang paling banyak digunakan
dalam Program KB di Indonesia.Pengguna IUD di Indonesia mencapai 22,6% dari semua pengguna
metode kontrasepsi. Di samping keefektifan menggunakan IUD, terdapat beberapa kerugian
dalam penggunaannya, seperti perdarahan (spotting) antar menstruasi, nyeri haid yang berlebihan,
periode haid lebih lama, dan perdarahan berat pada waktu haid. Hal-hal tersebut memungkinkan
terjadinya anemia dan resiko lainnya.

IMD ASI EKSLUSIF


Pemberian air susu ibu (ASI) secara eksklusif pada bayi masih memprihatinkan. Menurut Data Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010, bayi yang mendapatkan ASI eksklusif di Indonesia hanya 15,3
persen. Rendahnya pemberian ASI bisa jadi ancaman serius bagi tumbuh kembang anak yang akan
mempengaruhi kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia di masa mendatang.
Menurut Dirjen Gizi dan KIA masalah utama masih rendahnya penggunaan ASI di Indonesia adalah
faktor sosial budaya, kurangnya pengetahuan ibu hamil, keluarga dan masyarakat akan pentingnya
ASI, serta jajaran kesehatan yang belum sepenuhnya mendukung Peningkatan Pemberian ASI (PP-
ASI). Penyakit diare masih menjadi penyebab utama kematian pada bayi. Persentasenya mencapai
12 persen karena tidak diberikan ASI, melainkan susu formula. Diare ini terjadi ka¬rena
terkontaminasi bakteri susu formula atau sanitasi yang buruk.
Masalah rendahnya pemberian ASI ini diperparah dengan gencarnya promosi susu formula dan
kurangnya dukungan dari masyarakat, termasuk institusi yang memperkerjakan perempuan yang
belum memberikan tempat dan kesempatan bagi ibu menyusui di tempat kerja (seperti ruang ASI).
Keberhasilan ibu menyusui untuk terus menyusui bayinya sangat ditentukan oleh dukungan dari
suami, keluarga, petugas kesehatan, masyarakat serta lingkungan kerja.
Rendahnya pemberian ASI merupakan ancaman bagi tumbuh kembang anak yang akan
berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan kualitas SDM secara umum. Oleh karena itu
diperlukan upaya optimal untuk mengkampanyekan manfaat pemberian ASI pada bayi disertai cara
menyusui yang benar dan cara memeras ASI.

Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan tunggal dan terbaik yang memenuhi semua kebutuhan tumbuh
kembang bayi sampai berusia 6 bulan. ASI yang pertama keluar, kolostrum, atau yang sering
disebut ‘cairan emas’ karena berwarna kekuningan, mengandung protein dan antibodi yang tidak
dapat diperoleh dari sumber lain termasuk susu formula.
Inisiasi Menyusu Dini (IMD), adalah proses membiarkan bayi dengan nalurinya sendiri dapat
menyusu segera dalam satu jam pertama setelah lahir, bersamaan dengan kontak kulit antara bayi
dengan kulit ibu. Bayi dibiarkan setidaknya selama satu jam di dada ibu, sampai dia menyusu
sendiri. Karena inisiatif untuk menyusu diserahkan pada bayi, maka istilah yang digunakan adalah
Inisiasi Menyusu Dini, bukan menyusui. Istilah menyusui lebih tepat digunakan pada ibu yang
melakukan kegiatan memberi ASI.
ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan tambahan lain pada bayi berumur nol sampai
enam bulan (6 x 30 hari). Hanya ASI satu-satunya makanan dan minuman yang diperlukan oleh
seorang bayi dalam enam bulan pertama. Tidak ada makanan atau minuman lain, termasuk air
putih, yang diperlukan selama periode ini. ASI adalah makanan yang bergizi dan berkalori tinggi,
yang mudah untuk dicerna. ASI memiliki kandungan yang membantu penyerapan nutrisi,
membantu perkembangan dan pertumbuhanan, juga mengandung sel-sel darah putih, anti-bodi,
anti-peradangan dan zat-zat biologi
aktif yang penting bagi tubuh bayi dan melindungi bayi dari berbagai penyakit.

KB PIL
Salah satu masalah terpenting yang dihadapi oleh negara berkembang, seperti di Indonesia yaitu
ledakan penduduk. Ledakan penduduk mengakibatkan laju pertumbuhan penduduk yang pesat hal
ini karena minimnya pengetahuan serta pola budaya pada masyarakat setempat. Pemerintah
Indonesia telah menerapkan program Keluarga Berencana (KB) yang dimulai sejak tahun 1968
dengan mendirikan Lembaga Keluarga Berencana Nasional (LKBN) yang kemudian dalam
perkembangannya menjadi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk
mengatasi kasus ledakan penduduk tersebut.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2014 menyatakan bahwa Program
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu strategi untuk mengurangi kematian ibu khususnya
ibu dengan kondisi 4T; terlalu muda melahirkan (dibawah usia 20 tahun), terlalu sering melahirkan,
terlalu dekat jarak kelahiran, dan terlalu tua melahirkan (diatas 35 tahun). KB merupakan salah
satu cara paling efektif untuk meningkatkan ketahanan keluarga, kesehatan dan keselamatan ibu,
anak, serta perempuan.
Pil merupakan salah satu alat kontrasepsi hormonal yang efektif untuk mencegah kehamilan dan
salah satu metode yang paling disukai karena kesuburan langsung kembali bila penggunaan
dihentikan. Ada dua macam kontrasepsi pil, yaitu: pil kombinasi dan pil progestin (pil mini).
Keberhasilan KB pil dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu dan kepatuhan dalam
mengkonsumsi pil KB.Mengingat kerja kontrasepsi oral yang multiple sulit untuk memahami
bagaimana kelalaian tidak mengkonsumsi satu atau dua pil dapat menyebabkan kehamilan
Gambaran pelaksanaan

Pelaksaan kegiatan ANC K1-K3 dilakukan di poli KIA puskesmas mokoau.


prosedur yang dilakukan berupa pengukuran tinggi badan saat
kunjungan pertama untuk mendeteksi faktor risiko pada bumil misalnnya
CPD, pemantauan berat badan untuk mendeteksi adanya gangguan
pertumbuhan janin, berikutnya pengukuran tekanan darah dan status
gizi dengan mengukur LILA pada pasien, pengukuran TFU (tinggi fundus
uteri) dan DJJ (setelah UK 24 minggu) untuk menilai kesejahteraan janin
atau ada tidaknya tanda tanda gawat janin, selanjutnya dilakukan
skrining status imunisasi TT, pemberian dan pemantauan konsumsi
tablet Fe (tidak diberikan ketika pasien mual sampai muntah),
pemeriksaan laboratorium (berupa golongan darah bagi yang belum
mengetahui golongan darahnya, Hb dan skrining HIV-HBsAg-Sifilis, serta
pemeriksaan lain yang sesuai dengan indikasi )dan terakhir tata
laksanana masalah yang ditemukan dan konseling.
Pasien merupakan ibu rumah tangga datang untuk suntik KB. Saat ini
pasien tidak ada keluhan. pasien mengatakan sudah menggunakan KB
suntik 3 bulan sejak kelahiran anak yang terakhir, sekitar 3 tahun yang
lalu. - Pasien terlebih dahulu mendaftar di loket pendaftaran dan
dipersilahkan menuju ke poli KIA untuk dilakukan pemeriksaan dari
anamnesis sampai pemeriksaan fisik pada pasien, Memberi injeksi KB
suntik DEPO dan memberi tahu kapan pasien control selanjutnya.
Kegiatan ini berjalan lancar, pasien dan pengantar diharuskan memakai
masker, pasien memahami apa yang sudah dijelaskan. - evaluasi berat
badan dan tekanan darah pada saat kontrol selanjutnya, jika berat badan
bertambah dan tekanan darah semakin tinggi maka sarankan KB non
hormonal.

Pasien merupakan ibu rumah tangga datang untuk suntik KB. Saat ini
pasien tidak ada keluhan. pasien mengatakan sudah menggunakan KB
suntik 3 bulan sekitar 1 tahun yang lalu. - Pasien terlebih dahulu
mendaftar di loket pendaftaran dan dipersilahkan menuju ke poli KIA
untuk dilakukan pemeriksaan dari anamnesis sampai pemeriksaan fisik
pada pasien, Memberi injeksi KB suntik DEPO dan memberi tahu kapan
pasien control selanjutnya. Kegiatan ini berjalan lancar, pasien dan
pengantar diharuskan memakai masker, pasien memahami apa yang
sudah dijelaskan. - evaluasi berat badan dan tekanan darah pada saat
kontrol selanjutnya, jika berat badan bertambah dan tekanan darah
semakin tinggi maka sarankan KB non hormonal.
Pasien merupakan pegawai honorer. Pasien mengatakan ingin
menggunakan KB jangka panjang namun tidak berani menggunakan KB
AKDR. saat ini anak pasien satu orang dan berusia 1 tahun. Setelah
berdiskusi dengan suaminya, dengan pertimbangan yang matang mereka
sepaka agar pasien menggunakan KB implan. Pasien terlebih dahulu
mendaftar di loket pendaftaran kemudian dipersilahkan menuju ke poli
KIA untuk dilakukan pemeriksaan dari anamnesis sampai pemeriksaan
fisik pada pasien, dilakukan informed consent untuk KB Implant, KIE KB
MKJP, melakukan pemasangan KB Inplant, melakukan skrining Sadanis,
KIE tanggal kunjungan ulang 7 Juni 2022, pemberian obat nyeri berupa
asam mefenamat 500mg 3x1
Pasien merupakan ibu rumah tangga datang untuk pemasangan IUD.
sebelumnya pasien hanya menggunakan kondom. pasien dipersilahkan
menuju ke poli KIA untuk dilakukan pemeriksaan dari anamnesis sampai
pemeriksaan fisik pada pasien, informed consent pemasangan IUD,
memasang IUD, menjelaskan hasil pemeriksaan, KIE efek samping
pemakaian IUD. kegiatan berjalan lancar dan pasien memahami apa yang
sudah dijelaskan. pasien diedukasi untuk kembali datang apabila ada
keluhan. evaluasi pendarahan dan nyeri perut saat haid.
Edukasi diberikan kepada ibu hamil yang berobat ke puskesmas mokoau
untuk meningkatkan pengetahuan mengenai ASI Eksklusif. Ibu diberi
penjelasan mengenai manfaat dan pentingnya Inisiasi Menyusui Dini dan
ASI eksklusif. Kegiatan ini berjalan dengan baik, pasien kooperatif dan
bisa diajak kerjasama

Penyuluhan berlangsung di puskesmas Mokoau jam 11.00. Ibu diberi


penjelasan mengenai manfaat dan pentingnya Inisiasi Menyusui Dini dan
ASI eksklusif. Kegiatan ini berjalan dengan baik, pasien kooperatif dan
bisa diajak kerjasama.
Pasien merupakan ibu rumah tangga datang untuk mengambil pil KB.
Saat ini pasien tidak ada keluhan. pasien mengatakan sudah
menggunakan pil KB sejak 2 tahun yang lalu. - Pasien terlebih dahulu
mendaftar di loket pendaftaran kemudian dipersilahkan menuju ke poli
KIA untuk dilakukan pemeriksaan dari anamnesis sampai pemeriksaan
fisik pada pasien dan memberikan pil KB kombinasi dan menjelaskan
tatacara minum pil KB yang benar. Kegiatan ini berjalan lancar, pasien
memahami apa yang sudah dijelaskan dan mengevaluasi cara minum
obat pasien pada saat kontrol selanjutnya apakah sudah sesuai atau
tidak.
JUMLAH Judul Kegiatan Identitas
MON
By. LS; 9 bulan; BB 7,3kg; PB
68,2cm

By. FK; 10 bulan; BB 8,3kg; PB


68,5cm

An. OP; 2 tahun 4 bulan; BB 10,5kg;


PB 83cm
Kegiatan monitoring
5 pemberian ASI Eksklusif pada
bayi/balita yang datang di
Posyandu Mekar Kel Mokoau

An. MAF; 2 tahun; BB 13,7kg; PB


89cm

An. MR; 3 tahun; BB 12,5kg; PB


94,2cm

S
Pemberian Makanan Nama : An. BAN
Tambahan Usia : 1 tahun 4 bulan
BB : 6,3kg
TB : 73cm
Status Gizi : Gizi buruk
Anak lahir normal, cukup bulan dan
sesuai masa kehamilan. Namun,
pasien memiliki riwayat mengalami
infeksi pada paru-paru yang cukup
lama sehingga menyebabkan
terjadinya perburukan gizi akibat
dari infeksi itu sendiri dan
kurangnya intake.

Pemberian Vitamin A Nama : By. AM


Usia : 5 bulan
BB : 8,4kg
2 TB : 69cm
Status Gizi : Gizi baik
Pada saat bulan pemberian
Vitamin A (Februari), By. AM tidak
datang ke Posyandu karena orang
tua yang tidak dapat
menyempatkan waktunya
mengantar anak ke posyandu,
sehingga pemberian Vitamin A
baru diberikan pada bulan
berikutnya.
Deteksi Dini Stunting Nama : An. M (Laki-laki)
Usia : 31 bulan (2 tahun 7 bulan)
BB : 9.7 kg
TB : 86 cm

Hasil Antropometri (Kurva WHO 2-


5 Tahun)
BB/U : -2SD s/d -3SD
(Underweight)
TB/U : > - 2SD (Stunted)
BB/TB : -2SD s/d -3SD (Gizi kurang)

Anak lahir normal, cukup bulan dan


sesuai masa kehamilan. Riwayat
ASI Eksklusif 6 bulan dan ASI +
MPASI hingga usia 2 tahun.
Merupakan anak kedua dari dua
bersaudara. Kedua orang tua
bekerja sebagai petani sehingga
sehari-hari dijaga oleh nenek. Anak
malas makan nasi dan bisa tidak
makan nasi sama sekali dalam
sehari. Anak juga malas minum
susu, selama ini hanya diberi susu
kental manis.

2
2
Deteksi Dini Stunting Nama : An. MF (Laki-laki)
Usia : 28 bulan (2 tahun 4 bulan)
BB : 10 kg
TB : 81 cm

Hasil Antropometri (Kurva WHO 2-


5 Tahun)
BB/U : -2SD s/d -3SD
(Underweight)
TB/U : > - 2SD (Stunted)
BB/TB : -2SD s/d +2SD (Gizi baik)

Anak lahir normal, cukup bulan dan


sesuai masa kehamilan. Riwayat
ASI Eksklusif 6 bulan hingga usia 2
tahun. Merupakan anak keempat
dari empat bersaudara. Kedua
orang tua bekerja sebagai petani
sehingga sehari-hari dijaga oleh
nenek dan kaka pertama. Anak
malas makan nasi dan minum susu,
anak hanya suka makan mie instan.
Riwayat mengalami infeksi pada
paru-paru saat berusia 11 bulan.
Latar Belakang
MONITORING BAYI/ANAK

Pemberian nutrisi pada awal kehidupan anak pasca dilahirkan memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Menurut WHO, sebanyak 60 % kasus kematian
anak di dunia disebabkan karena kekurangan nutrisi dan dua pertiganya diperkirakan disebabkan
oleh pemberian makanan yang tidak tepat selama tahun pertama (Acharya & Khanal, 2015). Salah
satu nutrisi yang tepat untuk bayi yang baru lahir ialah ASI eksklusif.
UNICEF dan WHO merekomendasikan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan untuk
mengurangi angka penyakit dan kematian pada anak (Kemenkes, 2014). Secara alamiah, bayi yang
baru lahir masih mendapat zat imunitas dari ibunya melalui plasenta, namun lama – kelamaan zat
tersebut kadarnya akan semakin berkurang sehingga diperlukan ASI eksklusif untuk membentuk
imunitas jangka panjang (Kapti, R. 2016). ASI adalah sumber makanan yang mengandung nutrisi
alami untuk bayi (Jackson & Nazar, 2006). ASI eksklusif merupakan sumber gizi yang ideal dengan
komposisi seimbang sesuai dengan kebutuhan bayi pada masa pertumbuhan (Mufdlilah, 2016)

SUPLEMENTASI GIZI
Masalah gizi dapat terjadi pada setiap siklus kehidupan, dimulai sejak janin. hingga menjadi bayi,
anak, dewasa sampai usia lanjut. Saat ini Indonesia menghadapi masalah gizi ganda yaitu gizi kurang
dalam bentuk Kurang energy Protein, kurang vitamin A, Anemia dan gangguan akibat kurang Iodium
dan gizi lebih berkaitan dengan timbulnya penyakit degenerative seperti Diabetes Mellitus,
jantung,hipertensi,dll. Masalah gizi kurang merupakan salah satu faktor penyebab kematian bayi.
Keadaan tersebut secara langsung disebabkan oleh asupan gizi yang kurang mencukupi gizi balita.
Oleh sebab itu untuk membantu mencukupi kebutuhan gizi masyarakat tentang anak balita,
pemerintah mengembangkan program Pemberian Makanan Tambahan (PMT).

Sasaran PMT Pemulihan adalah bayi umur 6-12 bulan dan anak umur 12-59 bulan yang menderita
kurang gizi dan dari keluarga miskin. Secara umum pemberian makanan tambahan bertujuan untuk
memperbaiki keadaan gizi pada anak golongan rawan gizi yang menderita kurang gizi, dan diberikan
dengan kriteria anak balita yang tiga kali berturut-turut tidak naik timbangannya serta yang berat
badannya pada KMS terletak dibawah garis merah. Pemberian makanan tambahan juga memiliki
tujuan untuk menambah energi dan zat gizi esensial. Sedangkan tujuan pemberian makanan
tambahan (PMT) pemulihan pada bayi dan balita gizi buruk, antara untuk memberikan makanan
tinggi energi, tinggi protein, dan cukup vitamin mineral secara bertahap, guna mencapai status gizi
yang optimal.

Vitamin A adalah zat gizi yang paling esensial, hal itu dikarenakan konsumsi makanan kita belum
mencukupi dan masih rendah sehingga harus dipenuhi dari luar. Kekurangan vitamin A (KVA) akan
meningkatkan kesakitan dan kematian, mudah terserang penyakit infeksi seperti diare, radang paru-
paru, pneumonia, dan akhirnya kematian. Akibat lain yang paling serius dari kekurangan vitamin A
(KVA) adalah rabun senja yaitu betuk lain dari xeropthalmia termasuk kerusakan kornea mata dan
kebutaan. Vitamin A bermanfaat untuk menurunkan angka kesakitan angka kematian, karena
vitamin A dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi seperti campak, diare,
dan ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) (Almatsier, 2009). Kelompok umur yang terutama mudah
mengalami kekurangan vitamin A adalah kelompok bayi usia 6 – 11 bulan dan kelompok anak balita
usia 12 – 59 bulan (1 – 5 tahun) (Pediatrik, 2006).

Pada balita vitamin A sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tulang dan gigi yang kuat, untuk
penglihatan yang normal, membantu memelihara kulit yang sehat dan mencegah lapisan mulut,
hidung, paru-paru dan saluran kencing dari kuman penyakit. Vitamin A yang diberikan pada balita
juga berfungsi untuk mengatur sistem kekebalan (immune system), dimana sistem kekebalan badan
ini membantu mencegah atau melawan penyakit dengan membuat sel darah putih yang
menghapuskan bakteri dan virus. Upaya perbaikan status vitamin A harus dimulai pada balita
terutama pada anak yang menderita kekurangan vitamin A (Depkes RI, 2009).

Strategi penanggulangan kekurangan vitamin A masih bertumpuh dengan cara pemberian kapsul
vitamin A dosis tinggi pada bayi (6 – 11 bulan) kapsul biru yang mengandung vitamin A 100.000 SI
diberikan sebanyak satu kali pada bulan Februari atau Agustus, balita (1 – 5 tahun) kapsul merah
yang mengandung vitamin A 200.000 SI diberikan setiap bulan Februari dan Agustus (Depkes, 2009).
STUNTING
Masalah balita pendek menggambarkan adanya masalah gizi kronis yang dipengaruhi dari kondisi
ibu/calon ibu, masa janin, masa bayi/balita, termasuk penyakit yang diderita selama masa balita.
Balita pendek/stunting adalah balita dengan status gizi berdasarkan panjang atau tinggi badan
menurut umurnya dengan standar baku WHO dan nilai z-score <-2D dan sangat pendek jika z-score
<-3SD Di seluruh dunia, diperkirakan sekitar 825 juta orang yang menderita gizi buruk pada tahun
2000-2002 dan 815 juta diantaranya hidup di negara berkembang. Berdasarkan Riskesdas,
persentase status gizi balita pendek dan sangat pendek mengalami peningkatan rerata tiap
tahunnya pada tahun 2010 (25,6%) dan tahun 2013 (37,2%). Menurut WHO, prevalensi balita
stunting menjadi masalah kesehatan jika prevalensinya 20% atau lebih. Dikarenakan persentase
balita pendek di Indonesia khususnya Sulawesi Selatan masih tinggi, sehingga menjadi masalah
kesehatan yang harus ditanggulangi.
Masalah balita pendek menggambarkan adanya masalah gizi kronis yang dipengaruhi dari kondisi
ibu/calon ibu, masa janin, masa bayi/balita, termasuk penyakit yang diderita selama masa balita.
Balita pendek/stunting adalah balita dengan status gizi berdasarkan panjang atau tinggi badan
menurut umurnya dengan standar baku WHO dan nilai z-score <-2D dan sangat pendek jika z-score
<-3SD Di seluruh dunia, diperkirakan sekitar 825 juta orang yang menderita gizi buruk pada tahun
2000-2002 dan 815 juta diantaranya hidup di negara berkembang. Berdasarkan Riskesdas,
persentase status gizi balita pendek dan sangat pendek mengalami peningkatan rerata tiap
tahunnya pada tahun 2010 (25,6%) dan tahun 2013 (37,2%). Menurut WHO, prevalensi balita
stunting menjadi masalah kesehatan jika prevalensinya 20% atau lebih. Dikarenakan persentase
balita pendek di Indonesia khususnya Sulawesi Selatan masih tinggi, sehingga menjadi masalah
kesehatan yang harus ditanggulangi.
Gambaran pelaksanaan

Kegiatan posyandu dimulai jam 09.00 pagi, total bayi dan balita yang
hadir berjumlah 20 orang. dokter internship puskesmas mokoau
melakukan monitoring pemberian ASI Eksklusif pada bayi/balita yang
datang di Posyandu Mekar. berdasarkan hasil wawancara, ibu
mengatakan by. LS diberikan ASI eksklusif selama 6 bulan. kegiatan ini
berjalan dengan baik, dan tidak ada kendala saat kegiatan

Kegiatan posyandu dimulai jam 09.00 pagi, total bayi dan balita yang
hadir berjumlah 20 orang. dokter internship puskesmas mokoau
melakukan monitoring pemberian ASI Eksklusif pada bayi/balita yang
datang di Posyandu Mekar. berdasarkan hasil wawancara, ibu
mengatakan by. FK diberikan ASI eksklusif selama 6 bulan. kegiatan ini
berjalan dengan baik, dan tidak ada kendala saat kegiatan

Kegiatan posyandu dimulai jam 09.00 pagi, total bayi dan balita yang
hadir berjumlah 20 orang. dokter internship puskesmas mokoau
melakukan monitoring pemberian ASI Eksklusif pada bayi/balita yang
datang di Posyandu Mekar. berdasarkan hasil wawancara, ibu
mengatakan an. OP diberikan ASI eksklusif selama 6 bulan. kegiatan ini
berjalan dengan baik, dan tidak ada kendala saat kegiatan

Kegiatan posyandu dimulai jam 09.00 pagi, total bayi dan balita yang
hadir berjumlah 20 orang. dokter internship puskesmas mokoau
melakukan monitoring pemberian ASI Eksklusif pada bayi/balita yang
datang di Posyandu Mekar. berdasarkan hasil wawancara, ibu
mengatakan an. MAF diberikan ASI eksklusif selama 6 bulan. kegiatan
ini berjalan dengan baik, dan tidak ada kendala saat kegiatan

Kegiatan posyandu dimulai jam 09.00 pagi, total bayi dan balita yang
hadir berjumlah 20 orang. dokter internship puskesmas mokoau
melakukan monitoring pemberian ASI Eksklusif pada bayi/balita yang
datang di Posyandu Mekar berdasarkan hasil wawancara, ibu
mengatakan an. MR diberikan ASI eksklusif selama 6 bulan. kegiatan
ini berjalan dengan baik, dan tidak ada kendala saat kegiatan
Kegiatan dimulai pada pukul 09.00 pagi, bertempat di rumah pasien
BTN Kendari Permai. Pemberian makanan tambahan diberikan kepada
an. BAN yang sebelumnya telah dilakukan pengukuran BB 6,3kg dan
TB 73cm yang dilakukan oleh kader posyandu dan petugas dari
Puskesmas Mokoau Kegiatan ini dihadiri oleh petugas puskesmas,
dokter internship, dan kedua orangtua anak yang bersangkutan. Hasil
pengukuran tersebut di interpretasikan sebagai gizi buruk, oleh sebab
itu An. BAN diberikan PMT oleh petugas dari Puskesmas Mokoau.
kegiatan ini berjalan dengan baik, dan tidak ada kendala saat kegiatan.
Anak yang bersangkutan telah dipantau sejak 2 bulan yang lalu dan
mulai mengalami perbaikan, namun masih akan tetap berada dalam
pemantauan tim Puskesmas Mokoau hingga masalah gizi yang dialami
dapat terselesaikan.

Kegiatan posyandu dimulai pada pukul 09.00 pagi, dihadiri oleh tim
posyandu Puskesmas Mokoau, dokter internship, dan total bayi dan
balita yang hadir di posyandu berjumlah 18 orang.
Pemberian vitamin A dengan dosis 100.000 IU (kapsul biru) kepada by.
AM. Sebelumnya dilakukan pengukuran antropometri menggunakan
alat ukur objektif dan didapatkan hasil BB 8,4 kg dan PB 69 cm (Gizi
baik) yang dilakukan oleh kader posyandu dan petugas dari puskesmas
Arungkeke. kegiatan ini berjalan dengan baik, dan tidak ada kendala
saat kegiatan.
Kegiatan posyandu dimulai jam 09.00 pagi diadakan di Posyandu
Kampala, dihadiri oleh tim posyandu PKM Arungkeke, kader Desa
Kampala, dokter internship, dan total bayi dan balita yang hadir di
posyandu berjumlah 23 orang.
Kegiatan yang dilakukan saat posyandu adalah pengukuran
antropometrik dengan menggunakan alat ukur objektif yaitu
pengukuran tinggi badan dan penimbangan, mencatat di KMS, edukasi
mengenai menu makanan, bahaya dan pencegahan stunting, serta
meningkatkan kesadaran ibu akan pentingnya melakukan pengukuran
& penimbangan setiap bulan di posyandu. Kegiatan ini berjalan
dengan baik, dan tidak ada kendala saat kegiatan.
Kegiatan posyandu dimulai jam 09.00 pagi dihadiri oleh tim posyandu
PKM Mokoau, dokter internship, dan total bayi dan balita yang hadir
di posyandu berjumlah 25 orang.
Kegiatan yang dilakukan saat posyandu adalah pengukuran
antropometrik dengan menggunakan alat ukur objektif yaitu
pengukuran tinggi badan dan penimbangan, mencatat di KMS, edukasi
mengenai menu makanan, bahaya dan pencegahan stunting, serta
meningkatkan kesadaran ibu akan pentingnya melakukan pengukuran
& penimbangan setiap bulan di posyandu. Kegiatan ini berjalan
dengan baik, dan tidak ada kendala saat kegiatan.
JUMLAH Judul Kegiatan

Kegiatan Vaksinasi Dasar di Posyandu Mekar

Kegiatan Vaksinasi BIAN di SD


Kegiatan Vaksinasi BIAN di SD

Vaksinasi COVID-19 di Puskesmas Mokoau

3
Kegiatan Tracing Penyakit Infeksi Menular
Seksual (IMS)

5
5 Tata Laksana Pasien TB Paru Kasus Baru di
Puskesmas Mokoau
Identitas
VAKSINASI DASAR/BIAS

By. KL; usia 10 bulan; BB 8,3kg; PB 68cm

By. NS; usia 4 bulan; BB 5kg; PB 59,5cm

By. MF; usia 3 bulan; BB 5,5kg; PB 56cm

Target peserta anak berumur 6-11 tahun di TK Ibnu


Abbas.
Target peserta anak berumur 6-11 tahun di SD IT AR
RISALAH

VAKSINASI COVID-1
An. MB; 26 tahun; alamat BTN Kendari Permai

TRACING PENYAKIT MEN


Ny.S ; 32thn ; BB 59kg TB 158cm

PENAPISAN TB

PENGOBATAN TB

Ny.L; 35thn; BB 49kg; TB 158cm


Tn. CH; 42thn; BB 65; TB 175cm

Ny. Y, 48th, 45kg, TB 157cm

Tn. h, 38th, 57kg, TB 165cm

Ny. S, 27th, 46kg


Latar Belakang
VAKSINASI DASAR/BIAS di SD
Pada masa awal kehidupannya, bayi sangat rentan terkena penyakit berbahaya, seperti penyakit saluran
pernapasan akut, Polio, kerusakan hati, Tetanus, Campak dan banyak lagi penyakit berbahaya lainnya. Anak yang
terkena penyakit-penyakit tersebut memiliki risiko kematian yang tinggi. Jika tidak sampai meninggal dunia,
serangan virus dan penyakit tersebut akan menyebabkan derita fisik dan mental berkepanjangan dan bahkan bias
menimbulkan cacat.

Tujuan imunisasi terutama untuk memberikan perlindungan terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi. Menurut Permenkes RI (2017), program imunisasi di Indonesia memiliki tujuan umum untuk
menurunkan angka kesakitan, kecacatan, dan kematian akibat Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
(PD3I). Sedangkan, tujuan khusus dari imunisasi ini diantaranya, tercapainya cakupan imunisasi dasar lengkap (IDL)
pada bayi sesuai target RPJMN (target tahun 2019 yaitu 93%), tercapainya Universal Child Immunization/UCI
(prosentase minimal 80% bayi yang mendapat IDL disuatu desa/kelurahan) di seluruh desa/kelurahan, dan
tercapainya reduksi, eliminasi, dan eradikasi penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
Imunisasi dasar merupakan imunisasi awal yang diberikan kepada bayi sebelum berusia satu tahun. Pada kondisi
ini, diharapkan sistem kekebalan tubuh dapat bekerja secara optimal. Setiap bayi (usia 0-11 bulan) diwajibkan
untuk mendapatkan imunisasi dasar lengkap yang terdiri dari 1 dosis Hepatitis B, 1 dosis BCG, 3 dosis DPT-HB-HiB, 4
dosis polio tetes, dan 1 dosis campak/MR (Kemenkes RI, 2018).

Salah satu upaya yang dilakukan untuk menurunkan angka kesakitan, kematian, kecacatan dari penyakit
menular dan penyakit tidak menular adalah imunisasi. Upaya imunisasi telah diselenggarakan di Indonesia
sejak tahun 1956. Mulai tahun 1977 upaya imunisasi dikembangkan menjadi progam pengembangan
imunisasi dalam rangka pencegahan penularan terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
(PD3I) yaitu tuberculosis, difteria, pertussis, campak, polio, tetanus dan hepatitis B. Sesuai dengan
keputusan menteri kesehatan republik indonesia Nomor 1611/MENKES/SK/XI/2005 tentang pedoman
penyelenggaraan imunisasi. Bulan imunisasi anak sekolah yang selanjutnya disebut BIAS adalah bentuk
operasional dari imunisasi lanjutan pada anak sekolah yang dilaksanakan pada bulan tertentu setiap
tahunnya dengan sasaran semua anak kelas 1,2 dan 3 di seluruh Indonesia. Pemberian imunisasi atau
vaksin kepada anak sekolah ini merupakan kebijakan pemerintah pusat yang harus dilaksanakan di
seluruh Indonesia.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk menurunkan angka kesakitan, kematian, kecacatan dari penyakit
menular dan penyakit tidak menular adalah imunisasi. Upaya imunisasi telah diselenggarakan di Indonesia
sejak tahun 1956. Mulai tahun 1977 upaya imunisasi dikembangkan menjadi progam pengembangan
imunisasi dalam rangka pencegahan penularan terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
(PD3I) yaitu tuberculosis, difteria, pertussis, campak, polio, tetanus dan hepatitis B. Sesuai dengan
keputusan menteri kesehatan republik indonesia Nomor 1611/MENKES/SK/XI/2005 tentang pedoman
penyelenggaraan imunisasi. Bulan imunisasi anak sekolah yang selanjutnya disebut BIAS adalah bentuk
operasional dari imunisasi lanjutan pada anak sekolah yang dilaksanakan pada bulan tertentu setiap
tahunnya dengan sasaran semua anak kelas 1,2 dan 3 di seluruh Indonesia. Pemberian imunisasi atau
vaksin kepada anak sekolah ini merupakan kebijakan pemerintah pusat yang harus dilaksanakan di
seluruh Indonesia.
VAKSINASI COVID-19

Covid-19 merupakan wabah penyakit yang baru-baru ini tersebar dan disebabkan oleh infeksi virus
bernama SARS-Cov-2. Gangguan Kesehatan yang ditimbulkan oleh Covid-19 ini mengakibatkan
penderitanya mengalami gangguan pernapasan. Infeksi Covid-19 dapat menular melalui percikan air liur
(droplet) yang dikeluarkan ketika orang yang terkonfirmasi Covid-19 mengalami bersin, batuk, maupun
berbicara. Transmisi Covid-19 yang sangat mudah ini lah yang kemudian menjadikan pertambahan kasus
positif Covid-19 kian hari kian melonjak. Dengan adanya pandemi Covid-19 ini, pemerintah menetapkan
kebijakan untuk membatasi segala kegiatan kemasyarakatan untuk mengurangi kemungkinan penularan
Covid-19 pada masyarakat. Pemerintah juga menetapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19
dengan 3M, yaitu mengenakan masker, mencuci tangan dengan sabun ataupun handsanitizer, serta
menjaga jarak aman sosialisasi minimal 1 meter. Kebijakan lain yang diterapkan oleh pemerintah untuk
mengurangi lonjakan kasus Covid-19 adalah memberikan vaksin Covid-19 kepada seluruh warga
Indonesia. Pemberian vaksin bertujuan untuk memunculkan respon kekebalan tubuh seseorang terhadap
serangan virus SARS-Cov-2 sehingga, tubuh dapat melawan infeksi virus Covid-19. Tentunya, sistem
kekebalan tubuh terhadap Covid19 setelah divaksin tidak serta merta dapat terbentuk secara instan,
protokol kesehatan 3M yang dicanangkan pemerintah haruslah tetap dilaksanakan untuk memberikan
perlindungan maksimal terhadap serangan Covid19 (Kemenkes R1, 2021).
TRACING PENYAKIT MENULAR
Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah penyakit yang penularannya terutama melalui hubungan seksual.
Sejak tahun 1998, istilah STD (Sexually Transmitted Disease) mulai berubah menjadi STI (Sexually
Transmitted Infection), agar dapat menjangkau penderita asimtomatik atau tanpa gejala. Menurut WHO
(2009), terdapat lebih kurang 30 jenis mikroba (bakteri, virus, dan parasit) yang dapat ditularkan melalui
hubungan seksual. Kondisi yang paling sering ditemukan adalah infeksi gonorrhoeae, chlamydia, syphilis,
trichomoniasis, chancroid, herpes genitalis, infeksi human immunodeficiency virus (HIV) dan hepatitis B.

Sifilis merupakan Infeksi Menular Seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Sifilis
bersifat kronik dan sistemik karena memiliki masa laten, dapat menyerang hampir semua alat tubuh,
menyerupai banyak penyakit, dan ditularkan dari ibu ke janin (Djuanda, 2015). Masa laten pada sifilis
tidak menunjukkan gejala klinis, namun pada pemeriksaan serologis menunjukkan hasil positif (Sanchez,
2008). Sifilis memiliki dampak besar bagi kesehatan seksual, kesehatan reproduksi, dan kehidupan sosial.

Secara global pada tahun 2008, jumlah orang dewasa yang terinfeksi sifilis adalah 36,4 juta dengan 10,6
juta infeksi baru setiap tahunnya (WHO, 2009). Daerah yang mempunyai tingkat penularan sifilis tertinggi
ialah sub-Sahara Afrika, Amerika Serikat, dan Asia Tenggara. Beberapa studi yang telah dilakukan di Afrika
menunjukkan bahwa terdapat 30% seropositif sifilis pada antenatal dan 50%-nya mengakibat kematian
bayi pada sifilis kongenital. Jumlah kasus baru sifilis di Asia Tenggara pada tahun 2008 adalah 3 juta (WHO,
2009). Insidens sifilis di Indonesia sebesar 0,61% (Djuanda, 2015).

Penularan sifilis berhubungan dengan perilaku seksual. Oleh karena itu perlunya tracing untuk
mengetahui riwayat penyebaran penyakit

PENAPISAN TB

PENGOBATAN TB

Mengacu pada WHO Global TB Report tahun 2020, 10 juta orang di dunia menderita tuberkulosis (TBC) dan menyebabkan 1,2 juta orang meninggal setiap
tahunnya. Indonesia merupakan salah satu negara dengan beban TBC tertinggi di dunia dengan perkiraan jumlah orang yang jatuh sakit akibat TBC mencapai
845.000 dengan angka kematian sebanyak 98.000 atau setara dengan 11 kematian/jam (WHO Global TB Report, 2020). Dari jumlah kasus tersebut, baru 67%
yang ditemukan dan diobati, sehingga terdapat sebanyak 283.000 pasien TBC yang belum diobati dan berisiko menjadi sumber penularan bagi orang
disekitarnya.
Angka prevalensi TBC Indonesia pada tahun 2014 sebesar 297 per 100.000 penduduk. Eliminasi TBC juga menjadi salah satu dari 3 fokus utama pemerintah di
bidang kesehatan selain penurunan stunting dan peningkatan cakupan dan mutu imunisasi. Visi yang dibangun terkait penyakit ini yaitu dunia bebas dari
tuberkulosis, nol kematian, penyakit, dan penderitaan yang disebabkan oleh TBC. Sedangkan di Permenkes Nomor 67 Tahun 2016 tentang Penanggulangan
Tuberkulosis menetapkan target program Penanggulangan TBC nasional yaitu eliminasi pada tahun 2035 dan Indonesia Bebas TBC Tahun 2050. Eliminasi TBC
adalah tercapainya jumlah kasus TBC 1 per 1.000.000 penduduk. Sementara tahun 2017 jumlah kasus TBC saat ini sebesar 254 per 100.000 atau 25,40 per 1
juta penduduk.
Ada 3 pilar dan komponen dalam penanggulangan TBC yaitu:
1. Integrasi layanan TBC berpusat pada pasien dan upaya pencegahan TBC.
2. Kebijakan dan sistem pendukung yang berani dan jelas.
3. Intensifikasi riset dan inovasi
Pengobatan dan skrining pasien TB merupakan salah implementasi dari poin/pilar yang pertama yang bisa digalakkan pada tingkat layanan primer puskesmas.
tahunnya. Indonesia merupakan salah satu negara dengan beban TBC tertinggi di dunia dengan perkiraan jumlah orang yang jatuh sakit akibat TBC mencapai
845.000 dengan angka kematian sebanyak 98.000 atau setara dengan 11 kematian/jam (WHO Global TB Report, 2020). Dari jumlah kasus tersebut, baru 67%
yang ditemukan dan diobati, sehingga terdapat sebanyak 283.000 pasien TBC yang belum diobati dan berisiko menjadi sumber penularan bagi orang
disekitarnya.
Angka prevalensi TBC Indonesia pada tahun 2014 sebesar 297 per 100.000 penduduk. Eliminasi TBC juga menjadi salah satu dari 3 fokus utama pemerintah di
bidang kesehatan selain penurunan stunting dan peningkatan cakupan dan mutu imunisasi. Visi yang dibangun terkait penyakit ini yaitu dunia bebas dari
tuberkulosis, nol kematian, penyakit, dan penderitaan yang disebabkan oleh TBC. Sedangkan di Permenkes Nomor 67 Tahun 2016 tentang Penanggulangan
Tuberkulosis menetapkan target program Penanggulangan TBC nasional yaitu eliminasi pada tahun 2035 dan Indonesia Bebas TBC Tahun 2050. Eliminasi TBC
adalah tercapainya jumlah kasus TBC 1 per 1.000.000 penduduk. Sementara tahun 2017 jumlah kasus TBC saat ini sebesar 254 per 100.000 atau 25,40 per 1
juta penduduk.
Ada 3 pilar dan komponen dalam penanggulangan TBC yaitu:
1. Integrasi layanan TBC berpusat pada pasien dan upaya pencegahan TBC.
2. Kebijakan dan sistem pendukung yang berani dan jelas.
3. Intensifikasi riset dan inovasi
Pengobatan dan skrining pasien TB merupakan salah implementasi dari poin/pilar yang pertama yang bisa digalakkan pada tingkat layanan primer puskesmas.

Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Sesuai data WHO Global Tuberculosis Report 2016,
Indonesia menempati posisi kedua dengan beban TBC tertinggi di dunia. Tren insiden kasus TBC di Indonesia tidak pernah menurun, masih banyak kasus yang
belum terjangkau dan terdeteksi, kalaupun terdeteksi dan telah diobati tetapi belum dilaporkan. TBC di Indonesia merupakan salah satu jenis penyakit
penyebab kematian nomor empat setelah penyakit stroke, diabetes dan hipertensi. Kasus penyakit TBC di Indonesia masih terbilang tinggi yakni mencapai
sekitar 450 ribu kasus setiap tahun dan kasus kematian akibat TBC sekitar 65 ribu orang.
Prevalensi kejadian TB berdasarkan diagnosis menunjukkan angka 4% dari jumlah penduduk, hal ini memperlihatkan bahwa dari setiap 100.000 penduduk yang
ada di Indonesia ternyata terdapat 400 orang yang telah didiagnosis menderita TB oleh tenaga kesehatan. Salah satu upaya yang dilakukan Kementerian
Kesehatan RI untuk mengendalikan penyakit TB yaitu dengan melakukan pengobatan namun berdasarkan data Kemenkes RI tahun 2013 menunjukkan bahwa
dari sebanyak 194.853 orang menderita TB paru di Indonesia dan tingkat kesembuhan untuk pasien TB paru hanya sebanyak 161.365 orang (82,80%) dengan
pengobatan lengkap hanya sebanyak 14.964 kasus (7,70%).
Gambaran pelaksanaan

Kegiatan posyandu dimulai jam 09.00 pagi diadakan di Posyandu Mekar, dihadiri oleh tim
posyandu PKM Mokoau, kader kelurahan Mokoau, dokter internship, dan total bayi dan balita
yang hadir di posyandu berjumlah 28 orang. By. KL diberi vaksin MR atau Measles and Rubella
sesuai usianya, vaksin MR yaitu vaksin untuk mencegah measles (campak) dan rubella (campak
Jerman). Setelah divaksin, ibu dari bayi diedukasi mengenai KIPI. Kegiatan ini berjalan dengan
baik, dan tidak ada kendala saat kegiatan.

Kegiatan posyandu dimulai jam 09.00 pagi diadakan di Posyandu Mekar, dihadiri oleh tim
posyandu PKM Mokoau, kader kelurahan mokoau, dokter internship, dan total bayi dan balita
yang hadir di posyandu berjumlah 28 orang. By. NS diberi vaksin DPT-HB-Hib 1, Polio 2. Vaksin
DPT-HB-HiB diberikan guna mencegah 6 penyakit, yakni Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B,
serta Pneumonia (radang paru) dan Meningitis (radang selaput otak) yang disebabkan infeksi
kuman Hib. Setelah divaksin, ibu dari bayi diedukasi mengenai KIPI. Kegiatan ini berjalan
dengan baik, dan tidak ada kendala saat kegiatan.

Kegiatan posyandu dimulai jam 09.00 pagi diadakan di Posyandu Mekar, dihadiri oleh tim
posyandu PKM Mokoau, kader kelurahan mokoau, dokter internship, dan total bayi dan balita
yang hadir di posyandu berjumlah 28 orang. By. MF diberi vaksin DPT-HB-Hib 1, Polio 2. Vaksin
DPT-HB-HiB diberikan guna mencegah 6 penyakit, yakni Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B,
serta Pneumonia (radang paru) dan Meningitis (radang selaput otak) yang disebabkan infeksi
kuman Hib. Setelah divaksin, ibu dari bayi diedukasi mengenai KIPI. Kegiatan ini berjalan
dengan baik, dan tidak ada kendala saat kegiatan.

Kegiatan BIAN dimulai jam 08.30 pagi yang diadakan di TK Ibnu Abbas, dihadiri oleh tim PKM
Mokoau dan dokter internship. Peserta datang dengan membawa kartu keluarga dan surat
persetujuan yang sudah ditanda tangani oleh orangtua, peserta dilakukan screening kesehatan
oleh dokter umum dan dilakukan imunisasi. Kegiatan ini berjalan dengan baik dan tidak ada
kendala saat kegiatan
Kegiatan BIAN dimulai jam 08.30 pagi yang diadakan di SD IT AR RISALAH, dihadiri oleh tim
PKM Mokoau dan dokter internship. Peserta datang dengan membawa kartu keluarga dan
surat persetujuan yang sudah ditanda tangani oleh orangtua, peserta dilakukan screening
kesehatan oleh dokter umum dan dilakukan imunisasi. Kegiatan ini berjalan dengan baik dan
tidak ada kendala saat kegiatan

Tim vaksinasi PKM Mokoau melakukan kegiatan vaksinasi yang dimulai pada jam 09.00 pagi.
Sebelum di vaksin, pasien di ukur tekanan darahnya dengan hasil 120/80mmHg dan suhu badan
36,2 C. setelah itu, dilakukan skrining oleh dokter internship dan dikatakan layak untuk
mendapat vaksin dosis ke-2 Pfizer. Kegiatan berjalan dengan lancar tanpa ada kejadian KIPI.
Total peserta yang divaksinasi 35 orang, dan peserta yang ditunda vaksin 1 orang
Kegiatan dilaksanakan di poliklinik KIA pada pukul 11.00 WITA. Kegiatan ini bertujuan untuk
mendeteksi penularan penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) berupa sifilis pada pasien ibu
hamil yang dinyatakan positif sifilis melalui pemeriksaan laboratorium VDRL dan Anti-syphilis.
Melalui kegiatan ini, maka selanjutnya suami pasien diminta untuk datang dan dilakukan
pemeriksaan VDRL dan anti-syphilis untuk mengetahui adanya penularan antara suami istri
tersebut. Setelah hasil pemeriksaan laboratorium dilakukan, didapatkan hasil bahwa suami
pasien juga menderita sifilis. Oleh karena itu maka selanjutnya dijadwalkan untuk menerima
penatalaksanaan berupa suntik penilisin G benzatin single dose.

Anamnesis, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang dilakukan di poli laboratorium PKM Mokoau. Dari
hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang (BTA(+)) dapat ditegakkan diagnosis bahwa pasien
merupakan TB Paru kasus baru. pasien pun kami tatalaksana dengan pemberian OAT kategori I fase intensif
dengan edukasi berupa durasi konsumsi obat, cara membuang dahak, interaksi dengan orang lain baik itu di
sekitar tempat tinggal ataupun tempat kerja dan efek samping obat, pasien juga dimotivasi untuk
penyembuhannya.
Anamnesis, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang dilakukan di poli laboratorium PKM Mokoau. Dari
hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang (BTA(+)) dapat ditegakkan diagnosis bahwa pasien
merupakan TB Paru kasus baru. pasien pun kami tatalaksana dengan pemberian OAT kategori I fase intensif
dengan edukasi berupa durasi konsumsi obat, cara membuang dahak, interaksi dengan orang lain baik itu di
sekitar tempat tinggal ataupun tempat kerja dan efek samping obat, pasien juga dimotivasi untuk
penyembuhannya.

Pasien merupakan ibu rumah tangga yang hidup dengan suami dan anak. Keluhan awal pasien berupa penurunan berat badan
dan batuk yang lama. Hasil pemeriksaan TCM reaktif. Saat ini tidak ada keluhan yang berarti. Pasien sudah minum obat rutin
sejak 2 bulan yang lalu. Proses Pelaksanaan, pasien terlebih dahulu mendaftar di loket pendaftaran kemudian dipersilahkan
menuju ke poli TB untuk dilakukan pemeriksaan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik, memberikan pengobatan yang sesuai
dengan fase penggunaan obat TB saat ini dan memberikan edukasi terkait penyakit TB, penyebab, gejala dan berapa lama
pengobatan yang harus dilakukan tanpa terputus oleh dokter dan perawat yang bertugas serta mengedukasi pasien untuk
kembali control saat obat habis atau muncul tanda bahaya dari efek samping penggunaan obat. Kegiatan ini berjalan lancar,
pasien dan pengantar diharuskan memakai masker, pasien mampu menjelaskan dengan benar tatacara penggunaan obat TB
yang benar dan efek samping dari obat dan pasien Cek BTA setelah selesai fase intensif sambil tetap melanjutkan OAT fase
lanjutan.

Anamnesis, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang dilakukan di poli laboratorium PKM Mokoau. Dari hasil anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang (BTA(+)) dapat ditegakkan diagnosis bahwa pasien merupakan TB Paru kasus
baru. pasien pun kami tatalaksana dengan pemberian OAT kategori I fase intensif dengan edukasi berupa durasi konsumsi obat,
cara membuang dahak, interaksi dengan orang lain baik itu di sekitar tempat tinggal ataupun tempat kerja dan efek samping
obat, pasien juga dimotivasi untuk penyembuhannya.

Pasien merupakan pasien terkonfirmasi TB positif sejak 4 bulan yang lalu. Pasien bekerja sebagai asisten rumah tangga. Keluhan
awal batuk lama disertai muntah darah. Saat ini pasien sudah memasuki fase lanjutan untuk konsumsi obat TB. Tidak keluhan
saat ini. Proses Pelaksanaan, pasien terlebih dahulu mendaftar di loket pendaftaran kemudian dipersilahkan menuju ke poli TB
untuk dilakukan pemeriksaan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik, memberikan pengobatan yang sesuai dengan fase
penggunaan obat TB saat ini dan memberikan edukasi terkait penyakit TB, penyebab, gejala dan berapa lama pengobatan yang
harus dilakukan tanpa terputus oleh dokter dan perawat yang bertugas serta mengedukasi pasien untuk kembali control saat
obat habis atau muncul tanda bahaya dari efek samping penggunaan obat. Kegiatan ini berjalan lancar, pasien dan pengantar
diharuskan memakai masker, pasien mampu menjelaskan dengan benar tatacara penggunaan obat TB yang benar dan efek
samping dari obat dan pasien Cek BTA setelah selesai fase intensif sambil tetap melanjutkan OAT fase lanjutan.
NO IDENTITAS
KODE
KEGIATAN
1
2
3
4
5
KODE
KEGIATAN
1
2
3
4
5
KODE
KEGIATAN
1
2
3
4
5
PENATALAKSANAAN
M

KEDA

KEB
RINGKASAN PENYAKIT
MEDIK

KEDARURATAN

KEBIDANAN
DIAGNOSIS
NO IDENTITAS
KODE
KEGIATAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
KODE
KEGIATAN
1
2
3
4
5
6
7
PENATALAKSANAAN
M

KEDA
RINGKASAN PENYAKIT
MEDIK

KEDARURATAN
DIAGNOSIS
NO IDENTITAS
KODE
KEGIATAN

KODE
KEGIATAN
PENATALAKSANAAN
M

KEDA
RINGKASAN PENYAKIT
MEDIK

KEDARURATAN
DIAGNOSIS

Anda mungkin juga menyukai