ANATOMI PALPEBRA
Palpebra superior dan inferior adalah modifikasi lipatan kulit yang dapat menutup dan
melindungi bola mata bagian anterior. Berkedip melindungi kornea dan konjungtiva dari
dehidrasi. Palpebra superior berakhir pada alis mata; palpebra inferior menyatu dengan pipi.
Palpebra terdiri atas lima bidang jaringan utama. Dari superfisial ke dalam terdapat lapis
kulit, lapis otot rangka (orbikularis okuli), jaringan areolar, jaringan fibrosa (tarsus), dan
lapis membran mukosa (konjungtiva pelpebrae).5
1. Kulit
Kulit pada palpebra berbeda dari kulit bagian lain tubuh karena tipis, longgar, dan elastis,
dengan sedikit folikel rambut, tanpa lemak subkutan.
3. Jaringan Areolar
Terdapat di bawah muskulus orbikularis okuli, berhubungan degan lapis subaponeurotik dari
kujlit kepala.
4. Tarsus
Struktur penyokong utama dari palpebra adalah lapis jaringan fibrosa padat yang disebut
tarsus superior dan inferior. Tarsus terdiri atas jaringan penyokong kelopak mata dengan
kelenjar Meibom (40 buah di kelopak atas dan 20 buah di kelopak bawah).
5. Konjungtiva Palpebrae
Bagian posterior palpebrae dilapisi selapis membran mukosa, konjungtiva palpebra, yang
melekat erat pada tarsus.
Tepian palpebra dipisahkan oleh garis kelabu (batas mukokutan) menjadi tepian anterior
dan posterior. Tepian anterior terdiri dari bulu mata, glandula Zeiss dan Moll. Glandula Zeiss
adalah modifikasi kelenjar sebasea kecil yang bermuara dalam folikel rambut pada dasar
bulu mata. Glandula Moll adalah modifikasi kelenjar keringat yang bermuara ke dalam satu
baris dekat bulu mata. Tepian posterior berkontak dengan bola mata, dan sepanjang tepian
ini terdapat muara-muara kecil dari kelenjar sebasesa yang telah dimodifikasi (glandula
Meibom atau tarsal)
Punktum lakrimalis terletak pada ujung medial dari tepian posterior palpebra. Punktum ini
berfungsi menghantarkan air mata ke bawah melalui kanalikulus terkait ke sakus lakrimalis.
Fisura palpebrae adalah ruang elips di antara kedua palpebra yang dibuka. Fisura ini
berakhir di kanthus medialis dan lateralis. Kanthus lateralis kira-kira 0,5 cm dari tepian
lateral orbita dan membentuk sudut tajam.
Septum orbitale adalah fascia di belakang bagian muskularis orbikularis yang terletak di
antara tepian orbita dan tarsus dan berfungsi sebagai sawar antara palpebra orbita. Septum
orbitale superius menyatu dengan tendo dari levator palpebra superior dan tarsus superior;
septum orbitale inferius menyatu dengan tarsus inferior.5
Retraktor palpebrae berfungsi membuka palpebra. Di palpebra superior, bagian otot rangka
adalah levator palpebra superioris, yang berasal dari apeks orbita dan berjalan ke depan
dan bercabang menjadi sebuah aponeurosis dan bagian yang lebih dalam yang mengandung
serat-serat otot polos dari muskulus Muller (tarsalis superior). Di palpebra inferior, retraktor
utama adalah muskulus rektus inferior, yang menjulurkan jaringan fibrosa untuk
membungkus meuskulus obliqus inferior dan berinsersio ke dalam batas bawah tarsus
inferior dan orbikularis okuli. Otot polos dari retraktor palpebrae disarafi oleh nervus
simpatis. Levator dan muskulus rektus inferior dipasok oleh nervus okulomotoris.
PENGERTIAN HORDEOLUM
Hordeolum adalah infeksi kelenjar pada palpebra. Bila kelenjar Meibom yang terkena, timbul
pembengkakan besar yang disebut hordeolum interna. Sedangkan hordeolum eksterna yang
lebih kecil dan lebih superfisial adalah infeksi kelenjar Zeiss atau Moll.
Hordeolum (Stye) adalah suatu infeksi pada satu atau beberapa kelenjar di tepi atau di
bawah kelopak mata.
Bisa terbentuk lebih dari 1 hordeolum pada saat yang bersamaan.
Hordeolum biasanya timbul dalam beberapa hari dan bisa sembuh secara spontan.
Hordeolum eksterna.
Hordeolum Interna.
ETIOLOGI
Infeksi akut pada kelenjar minyak di dalam kelopak mata yang disebabkan oleh bakteri dari
kulit (biasanya disebabkan oleh bakteri stafilokokkus ).
Staphylococcus aureus adalah agent infeksi pada 90-95% kasus hordeolum. Hordeolum
sama dengan jerawat pada kulit. Hordeolum kadang timbul besamaan dengan atau sesudah
blefaritis, hordeolum bisa timbul secara berulang.
FAKTOR RESIKO
1. Penyakit kronik.
2. Kesehatan atau daya tahan tubuh yang buruk.
3. Peradangan kelopak mata kronik, seperti Blefaritis.
4. Diabetes
5. Hiperlipidemia, termasuk hiperkolesterolemia.
6. Riwayat hordeolum sebelumnya
7. Higiene dan lingkungan yang tidak bersih
8. Kondisi kulit seperti dermatitis seboroik.
PATOFISIOLOGI
Pembentukan nanah terdapat dalam lumen kelenjar Bisa mengenai kelenjar Meibom, Zeis
dan Moll Apabila mengenai kelenjar Meibom, pembengkakan agak besar, disebut hordeolum
internum.
Penonjolan pada hordeolam ini mengarah kekulit kelopak mata atau kearah konjungtiva.
Kalau yang terkena kelenjar Zeis dan Moll; penonjolan kearah kulit palpebra, disebut
hordeolum ekstenum.
GEJALA KLINIS
Gejala subyektif dirasakan mengganjal pada kelopak mata rasa sakit yang bertambah kalau
menunduk, dan nyeri bila ditekan.
Gejala obyektif tampak suatu benjolan pada kelopak mata atas/bawah yang berwarna
merah dan sakit bila ditekan didekat pangkal bulu mata.
Secara umum gambaran ini sesuai dengan suatu abses kecil.
Hordeolum biasanya berawal sebagai kemerahan, nyeri bila ditekan dan nyeri pada tepi
kelopak mata. Mata mungkin berair, peka terhadap cahaya terang dan penderita merasa ada
sesuatu di matanya.
Biasanya hanya sebagian kecil daerah kelopak yang membengkak, meskipun kadang
seluruh kelopak membengkak. Di tengah daerah yang membengkak seringkali terlihat bintik
kecil yang berwarna kekuningan.
Bisa terbentuk abses (kantong nanah) yang cenderung pecah dan melepaskan sejumlah
nanah.
1. Hordeolum eksternum
Adalah infeksi yang terjadi dekat kelenjar zeis dan Moll,tempat keluarnya bulu mata(pada
batas palpebra dan bulu mata).
1. Hordeolum internum
Adalah infeksi pada kelenjar meibom sebasea. hordeolum yang terbentuk pada kelenjar
yang lebih dalam. Gejalanya lebih berat dan jarang pecah sendiri, karena itu biasanya
dokter akan menyayatnya supaya nanah keluar.
KOMPLIKASI
PENATALAKSANAAN
Biasanya hordeolum dapat sembuh dengan sendiri dalam waktu 5-7 hari.
Umum
1. Kompres hangat 4-6 kali sehari selama 15 menit tiap kalinya untuk membantu
drainase. Lakukan dengan mata tertutup.
2. Bersihkan kelopak mata dengan air bersih atau pun dengan sabun atau sampo yang
tidak menimbulkan iritasi, seperti sabun bayi. Hal ini dapat mempercepat proses
penyembuhan. Lakukan dengan mata tertutup.
3. Jangan menekan atau menusuk hordeolum, hal ini dapat menimbulkan infeksi yang
lebih serius.
4. Hindari pemakaian makeup pada mata, karena kemungkinan hal itu menjadi
penyebab infeksi.
5. Jangan memakai lensa kontak karena dapat menyebarkan infeksi ke kornea.
Obat
Antibiotik diindikasikan bila dengan kompres hangat selama 24 jam tidak ada perbaikan,
dan bila proses peradangan menyebar ke sekitar daerah hordeolum.
1. Antibiotik topikal.
Bacitracin atau tobramicin salep mata diberikan setiap 4 jam selama 7-10 hari.
Dapat juga diberikan eritromicin salep mata untuk kasus hordeolum eksterna dan
hordeolum interna ringan.
1. Antibiotik sistemik
Diberikan bila terdapat tanda-tanda bakterimia atau terdapat tanda pembesaran kelenjar
limfe di preauricular.
Pada kasus hordeolum internum dengan kasus yang sedang sampai berat. Dapat diberikan
cephalexin atau dicloxacilin 500 mg per oral 4 kali sehari selama 7 hari. Bila alergi penisilin
atau cephalosporin dapat diberikan clindamycin 300 mg oral 4 kali sehari selama 7 hari atau
klaritromycin 500 mg 2 kali sehari selama 7 hari.
Pembedahan
Bila dengan pengobatan tidak berespon dengan baik, maka prosedur pembedahan mungkin
diperlukan untuk membuat drainase pada hordeolum.
Pada insisi hordeolum terlebih dahulu diberikan anestesi topikal dengan pantokain tetes
mata. Dilakukan anestesi filtrasi dengan prokain atau lidokain di daerah hordeolum dan
dilakukan insisi yang bila:
Hordeolum internum dibuat insisi pada daerah fluktuasi pus, tegak lurus pada margo
palpebra.
Hordeolum eksternum dibuat insisi sejajar dengan margo palpebra.
Setelah dilakukan insisi, dilakukan ekskohleasi atau kuretase seluruh isi jaringan meradang
di dalam kantongnya dan kemudian diberikan salep antibiotik.
Tindakan prainsisi:
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Umur
Keluhan nyeri
1. Pemeriksaan fisik
Inspeksi: adanya tanda tanda radang,adanya oedema atau tonjolan interna/exsterna dan
adanya purulen atau nanah
1. Diagnosa Keperawatan
A. Gangguan rasa nyaman (nyeri) yang berhubungan dengan pembengkakan
pelpepra akibat proses peradangan yang ditandai dengan klien mengeluh nyeri
pada tepi kelopak mata, tepi kelopak mata merah, bengkak dan terdapat tonjolan.
B. Gangguan konsep diri (citra tubuh) yang berhubungan dengan perubahan
bentuk kelopak mata yang memengaruhi penampilan klien.
C. Resiko tinggi penyebaran infeksi berhubungan dengan kontak sekret dengan
mata sehat atau mata orang lain
D.
E. Intervensi keperawatan
i. Gangguan rasa nyaman (nyeri) yang berhubungan dengan
pembengkakan pelpepra akibat proses peradangan yang ditandai dengan
klien mengeluh nyeri pada tepi kelopak mata, tepi kelopak mata merah,
bengkak dan terdapat tonjolan.
Kriteria hasil : Nyeri berkurang, pasien merasa nyaman
1. Ajarkan klien cara melakukan kompres air hangat pada tepi palpebra dan beritahu
klien agar mengkompres tepi palpebral selama 20 menit, 3-4 kali sehari.
Rasional : Mempercepat supurasi sehingga material purulen dapat keluar dan nyeri reda.
1. Pada klien wanita, beritahu agar tidak memakai tata rias (khususnya tata rias mata)
untuk sementara.
Rasional : Mengurangi Iritasi.
1. Kolaborasi :
Antibiotika salep setiap 3 jam setelah pemberian kompres hangat.
Antibiotika sistemik yang diindikasikan jika terjadi selulitis.
Insisi. Rasional : Mengeluarkan (drainase) material purulen.
1. Gangguan konsep diri (citra tubuh) yang berhubungan dengan perubahan bentuk
kelopak mata yang memengaruhi penampilan klien.
Intervensi keperawatan
1. Resiko tinggi penyebaran infeksi berhubungan dengan kontak sekret dengan mata
sehat atau mata orang lain
Hasil Yang Diharapkan/ Kriteria Evaluasi
Pasien Akan :
Meningkatkan penyembuhan luka tepat waktu, bebas drainase purulen, eritema, dan
demam.
Tindakan/intervensi:
Bintitan atau timbilen atau dalam istilah kedokterannya disebut hordeolum bukanlah disebabkan
karena kebiasaan mengintip seperti yang sering disebut-sebut dalam mitos. Hordeolum adalah
infeksi atau peradangan pada kelenjar di tepi kelopak mata bagian atas maupun bagian bawah yang
disebabkan oleh bakteri, biasanya oleh kuman Stafilokokus (Staphylococcus aureus). Hordeolum
dapat timbul pada 1 kelenjar kelopak mata atau lebih. Kelenjar kelopak mata tersebut meliputi
kelenjar Meibom, kelenjar Zeis dan Moll.
Bintitan ini dalam Bahasa Sunda dikenal sebagai Turuwisen, yaitu berupa benjolan kecil pada
pinggir kelopak mata ini kerap disertai rasa gatal dan nyeri, yang kemudian dapat bertambah besar
layaknya bisul. Penyebabnya adalah peradangan muara kelenjar pada lapisan kelopak mata atas
maupun bawah dimana terdapat produksi cairan yang berguna untuk fungsi air mata dan keringat.
Apabila muara kelenjar itu tersumbat oleh kotoran seperti debu, make-up, dan lainnya; maka
timbulah bintitan. Peradangan ini bisa terjadi tanpa atau dengan adanya infeksi bakteri.
Penyakit ini dapat menyerang siapa saja, mulai anak-anak hingga orang tua. Disebutkan bahwa
angka kejadian pada usia dewasa lebih banyak dibanding anak-anak.
Tidak ada perbedaan angka kejadian (insidens rate) antara wanita dengan pria. Adakalanya
seseorang mudah banget mengalami timbilen (berulang). Ibaratnya, baru sembuh yang satu,
kemudian muncul lagi timbil di tempat yang lain.
Jenis Bintitan
Sesuai dengan kondisinya, hordeolum dibedakan menjadi dua; hordeolum eksternum (ada di luar)
dan hordeolum internum, (terjadi di dalam kelopak mata). Pada hordeolum eksternum, kuman
menempel di bulu mata, masuk melalui pori-pori dan bagian yang terkena adalah kelenjar zeiss dan
kelenjar moll yang letaknya memang berdekatan dengan pangkal bulu mata. Sedangkan pada
hordeolum internum terjadi pada kelenjar lemak sehingga bagian dalam kelopak mata akan
membengkak dan terinfeksi.
Biasanya hordeolum eksternum agak lebih kecil dan letaknya di sebelah luar, tepatnya di sekitar
bulu mata. Sedangkan hordeolum internum agak ke dalam dan lebih tebal serta besar sehingga
terasa mengganjal pada mata.
Selain dua jenis tersebut, ada juga bintitan kalazion; yang mengeras dan sudah tak aktif lagi.
Penyebabnya belum diketahui secara persis, tapi diduga karena gangguan sekresi kelenjar meibom.
Hal ini menyebabkan penyumbatan dan menimbulkan reaksi jaringan sekitarnya terhadap bahan-
bahan yang tertahan sehingga akan menimbulkan benjolan yang mengeras.
Ketiga jenis tersebut bisa dibedakan dari gejala yang muncul. Biasanya anak terkena hordeolum,
awalnya akan tampak suatu benjolan berwarna merah dan terasa sakit bila ditekan di dekat pangkal
bulu matanya. Sedangkan pada kalazion, muncul peradangan sangat ringan. Apabila kista atau
kantong ini cukup besar dapat menyebabkan kelopak mata menebal dan teraba suatu benjolan
keras di dalamnya sehingga akan menekan bola mata dan dapat menimbulkan gangguan atau
penurunan penglihatan.
Gejala Bintitan
Tanda-tanda hordeolum sangat mudah dikenali, yakni nampak adanya benjolan pada kelopak mata
bagian atas atau bawah, berwarna kemerahan. Adakalanya nampak bintik berwarna keputihan atau
kekuningan disertai dengan pembengkakan kelopak mata. Pada hordeolum interna, benjolan akan
nampak lebih jelas dengan membuka kelopak mata. Keluhan yang kerap dirasakan oleh penderita
hordeolum diantaranya rasa mengganjal pada kelopak mata, nyeri takan dan makin nyeri saat
menunduk. Kadang mata berair dan peka terhadap sinar. Hordeolum dapat membentuk abses di
kelopak mata dan pecah dengan mengeluarkan nanah.
Pengobatan Bintitan
Pada umumnya hordeolum dapat sembuh sendiri (self-limited) dalam 1-2 minggu. Namun tak jarang
memerlukan pengobatan secara khusus, obat topikal (salep atau tetes mata antibiotik) maupun
kombinasi dengan obat antibiotika oral (diminum).
Penggunaan dan pemilihan jenis antibiotika oral hanya atas rekomendasi dokter berdasarkan hasil
pemeriksaan. Adapun dosis antibiotika pada anak ditentukan berdasarkan berat badan sesuai
dengan masing-masing jenis antibiotika dan berat ringannya hordeolum. Obat-obat simptomatis
(mengurangi keluhan) dapat diberikan untuk meredakan keluhan nyeri, misalnya: asetaminofen,
asam mefenamat, ibuprofen, dan sejenisnya.
Memang pada awalnya infeksi hanya memerah. Saat itulah sel-sel darah putih yang berfungsi
menghancurkan kuman sedang aktif bekerja. Kalau kondisi tubuh kita sedang dalam keadaan
bagus, sel-sel darah akan dapat bekerja dengan baik sehingga kuman akan kalah dan dengan
sendirinya bintitan akan hilang. Tapi jika sel darah yang kalah, lama kelamaan akan melembek dan
menimbulkan nanah.
Memang jika didiamkan saja pun lama kelamaan bintitan akan membesar dan pecah sendiri.
Tapi, pecahnya bukan berarti telah sembuh, melainkan hanya bagian luarnya saja yang pecah,
isinya tidak ikut keluar sehingga akan meninggalkan bekas yang menonjol pada bagian yang pecah
tersebut.
Berbeda jika dilakukan insisi, karena prosesnya dilakukan melalui bagian dalam kelopak mata yang
panjangnya hanya berkisar 1 hingga 2 mm, kemudian baru dilakukan kuretase; pengeluaran isinya.
Tindakan ini tak akan menimbulkan bekas
Jaga kebersihan wajah dan membiasakan mencuci tangan sebelum menyentuh wajah agar
hordeolum tidak mudah berulang. Usap kelopak mata dengan lembut menggunakan washlap hangat
untuk membersihkan ekskresi kelenjar lemak. Jaga kebersihan peralatan make-up mata agar tidak
terkontaminasi oleh kuman. Gunakan kacamata pelindung jika bepergian di daerah berdebu.
Pelatihan UKS dan P3K pada Anak SD
UKS atau Usaha Kesehatan Sekolah seringkali dilupakan untu diajarkan pada murid-murid sekolah
dasar. Padahal, UKS sangat penting untuk membantu para siswa dan siswi untuk menumbuhkan
jiwa sosial dan kepemimpinan mereka. Usaha kesehatan sekolah atau UKS merupakan usaha yang
dilakukan sekolah untuk menolong murid dan juga warga sekolah yang sakit di kawasan lingkungan
sekolah. UKS biasanya dilakukan di ruang kesehatan suatu sekolah. Menurut Notoatmojo (2007),
pendidikan kesehatan dapat menghasilkan perubahan atau peningkatan dan akan berpengaruh pada
sikap dan perilaku. Perubahan pengetahuan, sikap danperilaku kesehatan dapat meningkatkan
ketrampilan dalam melaksanakan hidup sehat.
Sementara menurut Depkes RI (2006), Usaha Kesehatan Sekolah adalah wahana belajar mengajar
untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat, sehingga meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik yang harmonis dan optimal, agar menjadi sumber daya manusia yang
berkualitas. Pendidikan kesehatan juga diarahkan untuk membiasakan hidup sehat agar memiliki
pengetahuan, sikap, ketrampilan untuk melaksanakan prinsip hidup sehat, serta aktif berpartisipasi
dalam usaha kesehatan baik lingkungan sekolah, di lingkungan rumah tangga maupun lingkungan
masyarakat.
Ruang lingkup program Usaha Kesehatan sekolah tercermin dalam Tri Program Usaha Kesehatan
Sekolah (TRIAS UKS) yaitu penyelenggaraan pendidikan kesehatan, penyelenggaraan pelayanan
kesehatan dan pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat.
Tujuan diselenggarakannya program UKS, secara umum untuk meningkatkan kemampuan hidup
sehat dan derajat kesehatan peserta didik serta menciptakan lingkungan sehat sehingga
memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan anak yang harmonis dan optimal dalam rangka
pembentukan manusia Indonesia seutuhnya. Sedangkan tujuan khusus untuk memupuk kebiasaan
hidup sehat dan meningkatkan derajat kesehatan peserta didik yang mencakup :
3. Agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk melaksanakan
prinsip-prinsip hidup sehat serta berpartisipasi aktif dalam usaha peningkatan kesehatan di sekolah.
5. Meningkatkan daya tangkal dan daya hayat terhadap pengaruh buruk narkotika, rokok,
alkohol dan obat-obatan berbahaya lainnya.