HORDEOLUM
Oleh:
Pembimbing :
2017
BAB 1
PENDAHULUAN
Kelopak mata adalah bagian mata yang sangat penting. Kelopak mata atau
kelenjar yang membentuk film air mata di depan kornea. Kelopak merupakan alat
menutup mata yang berguna untuk melindungi bola mata terhadap trauma, trauma
sinar dan pengeringan bula mata. 1 Penutupan kelopak mata berguna untuk
menyalurkan air mata ke seluruh permukaan mata dan memompa air mata melalui
macam, mulai dari tumor jinak sampai keganasan, proses inflamasi, infeksi,
Untungnya, kebanyakan dari kelainan kelopak mata tidak mengancam jiwa atau
Hordeolum adalah salah satu penyakit yang cukup sering terjadi pada
kelopak mata. Secara klinis kelainan ini sering sulit dibedakan dengan kalazion
kelopak mata. Bila kelenjar Meibom yang terkena disebut hordeolum internum,
sedangkan bila kelenjar Zeiss atau Moll yang terkena maka disebut hordeolum
eksternum.3 Gejalanya berupa kelopak yang bengkak dengan rasa sakit dan
terjadi pada semua umur, terutama orang-orang dengan taraf kesehatan yang
kurang.4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
palpebra), jaringan areolar subkutan, otot orbikularis, otot levator, septum orbita,
tarsus, dan konjungtiva yang berfungsi melindungi struktur mata. 3 Struktur kulit
palpebra sangat mudah digerakkan dan merupakan kulit paling tipis di antara kulit
di bagian tubuh yang lain karena tidak memiliki lemak pada jaringan areolar
subkutan.
Palpebra terdiri atas dua bagian yaitu palpebra superior dan palpebra
inferior.3 Palpebra superior memiliki otot levator palpebra superior yang berasal
dari apex orbita dan berinsersi pada lapisan kulit palpebra, permukaan anterior
lempeng tarsalis, dan konjungtiva forniks superior. 3 Palpebra superior lebih besar
superior ras kulit putih, merupakan tempat melekatnya serat-serat otot levator.
Alur ini lebih dangkal atau bahkan tidak ada pada palpebra Asia. Seiring dengan
orbita dan aponeurosis pada palpebra superior dan fascia kapsulopalpebra pada
palpebra inferior. Pada palpebra superior terdapat 2 kantung lemak yaitu di bagian
nasal dan sentral. Sedangkan pada palpebra inferior, terdapat 3 kantung lemak,
sudut orbikularis, dan epitel. Di sepanjang margo palpebra terdapat bulu mata
(silia) dan kelenjar yang merupakan proteksi terhadap permukaan okular. Bulu
mata tersusun atas 2-3 baris yang irregular dan terdapat sekitar 100 silia pada
yang berdekatan dengan silia dan kelenjar Moll yang merupakan kelenjar keringat
apokrin berdekatan dengan folikel rambut.7 Bagian tepi palpebra ditunjang oleh
tarsus, yaitu lempeng fibrosa kaku yang dihubungkan ke tepian orbita oleh tendo-
yaitu panjang sekitar 29 mm dan ketebalan 1 mm dengan lebar pada tarsus atas
sekitar 11 mm dan tarsus bawah 4 mm. Kelenjar Meibom atau glandula tarsalis
meibom yang terletak pada palpebra superior dan 20-30 pada palpebra inferior.5
fissure palpebra dan terbagi atas bagian orbita dan palpebra. Serat otot ini pendek
dan memiliki diameter terkecil diantara semua otot pada wajah. 8 Muskulus
orbikularis okuli melekat pada kulit yang permukaan dalamnya dipersarafi nervus
yang berfungsi menutup mata adalah suatu otot sirkular tanpa insersio di
temporal. Otot praseptal dan pratarsal memiliki caput medial superfisial dan
profundus yang berperan dalam pemompaan bola mata.5 Otot pratarsal yang
melekat erat pada kulit dan otot praseptal yang bersifat longgar sehingga
aponeurosis levator yang menyatu pada tarsus. Pada palpebra superior, septum
orbita mengalami fusi dengan aponeurosis levator sekitar 2-5 mm di atas tepi atas
tarsus pada ras non- Asia. Pada palpebra inferior, septum bergabung dengan fascia
kornea.3
2.2 Hordeolum
2.2.1 Definisi
Sedangkan hordeolum eksterna yang lebih kecil dan superfisial adalah infeksi
2.2.2 Epidemiologi
Tidak ada data pasti yang menunjukkan insidensi dan prevalensi dari hordeolum
kelopak mata yang paling sering ditemukan dalam praktek kedokteran. Insidensi
tidak bergantung pada ras dan jenis kelamin. Dapat mengenai semua usia, tapi
lebih sering pada orang dewasa, kemungkinan karena kombinasi dari beberapa
faktor seperti tingginya level androgen dan peningkatan insidensi meibomitis dan
2.2.3 Etiologi
Penyebab utama dari hordeolum adalah akibat infeksi dari bakteri
2.2.4 Klasifikasi
Ada dua tipe klinis hordeolum yaitu2
1. Hordeolum eksternum
Hordeolum eksternum merupakan infeksi pada kelenjar Zeiss atau Moll
dengan penonjolan terutama ke daerah kulit kelopak. Pada hordeolum eksternum,
nanah dapat keluar dari pangkal rambut. Tonjolannya ke arah kulit, ikut dengan
pergerakkan kulit dan mengalami supurasi, memecah sendiri ke arah kulit.
2. Hordeolum internum
Hordeolum internum merupakan infeksi kelenjar Meibom yang terletak di
dalam tarsus dengan penonjolan terutama ke daerah kulit konjungtiva tarsal.
Hordeolum internum biasanya berukuran lebih besar dibandingkan hordeolum
eksternum. Pada hordeolum internum, benjolan menonjol ke arah konjungtiva dan
tidak ikut bergerak dengan pergerakan kulit, serta jarang mengalami supurasi dan
tidak memecah sendiri.
pus dalam lumen kelenjar oleh infeksi Staphylococcus aureus. Biasanya mengenai
kelenjar Zeis dan Moll. Selanjutnya terjadi pengecilan lumen dan statis hasil
histologis akan tampak gambaran abses, dengan ditemukannya PMN dan debris
2.2.7 Diagnosis
Evaluasi awal pada pasien dengan gejala dan tanda-tanda yang kita curigai
karena itu, pasien akan datang dengan tampilan peradangan akut, seperti nyeri,
faktor risiko untuk hordeolum, seperti disfungsi kelenjar meibom, blepharitis, atau
rosacea.8
kelopak mata, yang dapat mengalami ruptur spontan dan drainase. Jika terdepat
edema maka akan sulit untuk meraba nodul diskrit. Nodul ini dapat unilateral atau
bilateral, tunggal atau ganda. Peradangan yang terkait dengan hordeola dapat
rosacea okular.
Atopik dermatitis
Biasanya tampak sisik, edemanya lebih kecil dibanding kontak
Gambar 2.8 Algoritma diagnosis banding kelopak mata bengkak dan merah11
2.2.9 Tatalaksana
Umumnya hordeolum dapat sembuh sendiri dalam waktu 5-7 hari. 5
a. Non farmakologi
1) Kompres hangat 4-6 kali sehari selama 15 menit tiap kalinya untuk
2) Bersihkan kelopak mata dengan air bersih atau pun dengan sabun
atau sampo yang tidak menimbulkan iritasi, seperti sabun bayi. Hal
tertutup.
kornea.
b. Farmakologi
1) Antibiotik topikal
2) Antibiotik sistemik
Pemberian terapi oral sistemik dengan eritromisin 500 mg pada
dewasa dan anak sesuai dengan berat badan atau dikloksasilin 4 kali
c. Pembedahan
hordeolum.
bila :
salep antibiotik.
2.2.10 Komplikasi
2.2.11 Prognosis
Prognosis umumnya baik, karena proses peradangan pada hordeolum bisa
tetap dijaga dan dilakukan kompres hangat pada mata yang sakit serta terapi yang
sesuai.8
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. AS
Umur : 20 tahun
Suku : Minang
Agama : Islam
Pekerjaan : Mahasiswa
Keluhan utama
Bengkak pada kelopak mata kiri sejak 2 hari yang lalu. Bengkak bewarna
Perasaan terkalang (+) pada mata kiri sejak 2 hari yang lalu
Keluhan gatal pada mata tidak ada
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Nadi : 80 kali/menit
Suhu : 370C
Status oftalmikus
Status Oftalmikus OD OS
Fundus :
- Media
- Papilla N.Optikus
Tidak diperiksa Tidak diperiksa
- P.darah
- Retina
- Makula
Hordeolum interna OS
Terapi
Edukasi
Obat
Pro: Nn AS (20th)
BAB 3
DISKUSI
Terapi yang diberikan kepada pasien adalah terapi umum dan khusus. Pada
terapi umum diberikan edukasi tentang perjalanan penyakit dan komplikasinya.
Selain itu juga diberikan edukasi untuk meningkatkan hygiene pasien, menjaga
kebersihan mata dengan menghindari menekan dan mengucek-kucek mata,
menghindari pemakaian make-up terlebih dahulu. Serta di lakukan kompres
hangat 3 x sehari selama 15 menit dalam kondisi mata tertutup. Sedangkan terapi
khusus diberikan kloramfenikol 1 % salep mata diaplikasikan 3 kali dalam sehari.
Serta diberikan paracetamol 500 mg untuk meredakan rasa nyeri pada mata.
DAFTAR PUSTAKA
4. Ilyas S. Kelainan kelopak dan jaringan orbita. Ilmu Penyakit Mata. Edisi
ke-3. Jakarta: Balai Penerbit FK UI; 2010.P. 89-97.
10. Panduan prektek klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan kesehatan primer.
Edisi revisi tahun 2014.
11. Papier A, David J, Tara JM. Differential Diagnosis of the Swollen Red
Eyelid. American Academy of Family Physicians. 2007. P1815-24.
http:www.aafp.org/afp/2007/1215/p1815.html=afp20071215p1815-tl
Accessed December 4, 2017.