Pembimbing:
dr. Bambang Herwindu, Sp.M
Disusun oleh:
Erihka Silvia Siregar 112022158
Kelopak mata atau palpebra berperan dalam melindungi bagian depan bola
mata dari kerusakan lokal. Selain itu, palpebra juga meregulasi cahaya yang masuk
ke mata, menyebarkan air mata ke seluruh kornea saat berkedip, juga dalam proses
pengaliran air mata, yaitu dalam pemompaan conjunctival sac dan lacrimal sac.3
Palpebra superior berbatas hingga ke alis, yang memisahkannya dengan dahi.
Palpebra inferior berbatas hingga ke bawah cekungan orbita tepat sebelum pipi,
membentuk lipatan dimana jaringan ikat longgar palpebra bertemu dengan jaringan
padat dari pipi.3
Sulkus palpebra superior dibentuk oleh perlekatan insersi superfisial dari serat
levator aponeurotik. Sulkus palpebral inferior, yang pada beberapa orang dibentuk
oleh jaringan ikat antara kulit dan muskulus orbicularis okuli. Semakin
bertambahnya usia bisa terdapat dua buah sulkus pada palpebral inferior yang
disebut sulkus nasojugal. Sulkus nasojugal berasal dari kulit yang yang tertambat
pada periosteum.3,4
Palpebra terdiri atas enam bidang jaringan utama. Dari superfisial ke
dalamterdapat lapis kulit, jaringan subkutan, lapis otot rangka (orbikularis okuli),
septum orbita dan tarsus, otot polos dan lapis membran mukosa (konjungtiva
pelpebrae).3,4
a. Kulit
Kulit kelopak mata lebih tipis dibandingkan kulit pada bagian tubuh
lainnya. Pada pemeriksaan mikroskopis kulit kelopak mata terdiri dari
banyak rambut halus, glandula sebasea dan kelenjar keringat
berukuran kecil. Bulu mata berbentuk melengkung, tebal serta
pendek dan terdapat lebih banyak palpebral superior. Folikel bulu mata
tersusun atas dua hingga tiga baris yang terletak pada sudut anterior
dari palpebra. Pada setiap folikel bulu mata bermuara glandula sebasea
Zeis. Di belakang dan diantara folikel terdapat glandula Moll yang
merupakan modifikasi dari kelenjar keringat.
b. Jaringan Subkutan
Jaringan subkutan merupakan jaringan ikat longgar yang tersusun atas
serabut elastic. Pada ras kaukasian hampir keseluruhan jaringan subkutan
dibentuk oleh lemak.
c. Muskulus Orbikularis Okuli
Fungsi otot ini adalah untuk menutup palpebra. Serat ototnya
mengelilingi fissura palpebra secara konsentris dan meluas sedikit
melewati tepian orbita. Sebagian serat berjalan ke pipi dan dahi. Bagian
otot yang terdapat di dalam palpebra dikenal sebagai bagian pratarsal;
bagian diatas septum orbitae adalah bagian praseptal. Segmen luar
palpebra disebut bagian orbita. Orbikularis okuli dipersarafi oleh nervus
facialis.
d. Tarsal dan septum orbita
Lempengan Tarsal, dibentuk dari jaringan fibrosa padat dan bertanggung
jawab dalam integritas struktural dari palpebra.Tarsal ditahan oleh septum
orbita yang melekat pada rima orbita pada seluruh lingkaran pembukaan
rongga orbita. Tiap tarsal berukuran panjang 29 mm dan ketebalan 1 mm.
Setiap tarsal memiliki 25 kelenjar sebaseus yang disebut meibomian, yang
tersebar secara vertikal. Salurannya terbuka pada batas posterior palpebra
hingga ke garis abu -abu tepat di depan batas mukokutaneus. Bagian
ujung medial dan lateral dari tarsal menempel pada rima orbita oleh
ligamen palpebra medial dan lateral.
e. Otot Polos
Otot polos membentuk bagian superior dan inferior dari lempengan
tarsal. Muskulus tarsal superior berlanjut dengan refraktor palpebra yaitu
muskulus levator palpebra superior yang berfungsi untuk membuka
palpebra. Muskulus tarsal inferior melekat pada bagian bawah dari
lempengan tarsal pada palpebra inferior dan berhubungan dengan
selubung kapsul muskulus rektus inferior yang merpakan refraktor
inferior utama di palpebra inferior. Otot polos dan refraktor palpebra
dipersarafi oleh saraf simpatis. Levator palpebra dan muskulus rektus
inferior dipersarafi oleh nervus oculomotoris.
f. Konjungtiva Palpebrae
Konjungtiva merupakan membran mukosa yang halus dan tembus cahaya.
Konjungtiva terletak berada pada forniks superior dan inferior hingga
permukaan anterior bola mata. Pada margin papebra hingga Kongjungtiva
palpebra kaya akan pembuluh darah sehingga memberikan penampakan
kemerahan atau warna merah muda.
Gambar 1. Penampang melintang palpebra superior
a. Kelenjar Meibom
Biasa juga dikenal sebagai kelenjar tarsal dan terdapat pada stroma
dari lempeng tarsal yang tersusun secara vertikal. Terdapat sekitar
30-40 kelenjar meibom pada palpebra superior dan 20-30 kelenjar
meibom pada palpebra inferior. Kelenjar meibom merupakan
kelenjar sebasea yang turut berkontribusi pada lapisan lipid pada
tear film dan ductus yang bermuara pada margin palpebra.
b. Kelenjar Zeiss
Kelenjar sebasea yang bermuara pada folikel bulu mata.
c. Kelenjar Moll
Merupakan kelenjar keringat di dekat folikel rambut. Bermuara pada
folikel rambut atau pada ductus kelenjar zeiss dan tidak bermuara
langsung ke permukaan kulit.
d. Wolfring kelenjar lakrimalis aksesori
Terdapat di sekitar batas atas dari lempeng tarsal.
Tepian palpebra dipisahkan oleh garis kelabu (batas mukokutan) menjadi tepian
anterior dan posterior. Tepian anterior terdiri dari bulu mata, glandula Zeiss dan
Moll. Glandula Zeiss adalah modifikasi kelenjar sebasea kecil yang bermuara dalam
folikel rambut pada dasar bulu mata. Glandula Moll adalah modifikasi kelenjar
keringat yang bermuara ke dalam satu baris dekat bulu mata. Tepian posterior
berkontak dengan bola mata, dan sepanjang tepian ini terdapat muara- muara kecil
dari kelenjar sebasesa yang telah dimodifikasi (glandula Meibom atau tarsal).3,4
Punktum lakrimalis terletak pada ujung medial dari tepian posterior palpebra.
Punktum ini berfungsi menghantarkan air mata ke bawah melalui kanalikulus terkait
ke sakus lakrimalis.3,4
Gambar 2. Kelenjar pada kelopak mata
Arteri karotis interna dan eksterna merupakan asal suplai dari arteri
palpebra. Arteri karotis interna berasal dari cabang terminal dari arteri
ophtalmikus dan arteri lakrimalis. Arteri karotis interna berperan melalui cabang-
cabang arteri fasialis, arteri temporal superfisial dan arteri infraorbita.3,4
Pembuluh limfatik dari palpebra superior dan inferior mengalir ke nodus
parotis superior. Kemudian dari nodus parotis superior melalui bagian medial
menuju ke nodus submandibular.3,4
b. Hordeolum internum
Hordeolum internum merupakan infeksi kelenjar Meibom yang
terletak di dalam tarsus dengan penonjolan terutama ke daerah kulit
konjungtiva tarsal. Hordeolum internum biasanya berukuran lebih
besar dibandingkan hordeolum eksternum. Pada hordeolum
internum, benjolan menonjol ke arah konjungtiva dan tidak ikut
bergerak dengan pergerakan kulit, serta jarang mengalami
supurasi dan tidak memecah sendiri.
- Eritema
a. Non farmakologi
b. Farmakologi
Antibiotik diindikasikan bila dengan kompres hangat selama 24 jam
tidak ada perbaikan dan bila proses peradangan menyebar ke sekitar
daerah hordeolum.4
1) Antibiotik topikal
Dapat diberikan Oksitatrasiklin salep mata atau salep
kloramphenikol setiap 8 jam. Apabila digunakan tetes mata
kloramfenikol sebanyak 1 tetes setiap 2 jam. Antibiotik topical
(salep oxytetrasiklin 3×1; salep kloramfenikol 3×1; tetes mata
kloramfenikol 12×1).
2) Antibiotik sistemik
Diberikan bila terdapat tanda-tanda bakterimia atau terdapat
tanda pembesaran kelenjar limfe di preauricular.4 Dapat diberika
antibiotic eritromicin 500 mg pada dewasa dan akan-anak
disesuaikan dengan berat badan. Dapat pula diberikan
dikloksasilin 4 kali sehari selama 3 hari. Antibiotik oral
(eritromisin 2x500mg atau dikloksasilin 4×1 selama 3 hari).
Sebagai terapi suportif dapat diberikan analgesic.
c. Tindakan Operatif
Bila dengan pengobatan tidak berespon dengan baik, maka
prosedur pembedahan mungkin diperlukan untuk membuat
drainase pada hordeolum.8
2.2.8 Komplikasi
Komplikasi dari hordeolum dapat berupa mata kering. Hal ini disebabkan
karena proses peradangan terjadi statis dan blockade dari glandula meibom yang
berfungsi menghasilkan tear film. Sehingga pasien akan datang dengan keluhan
tambahan berupa mata merah, mata terasa panas., mata seperti berpasir dan kering,
mata berair karena respon tubuh terhadap iritasi pada mata kering dan sensitif
terhadap sinar matahari.1,4
2.2.9 Prognosis
Prognosis umumnya baik, karena proses peradangan pada hordeolum
bisa mengalami penyembuhan dengan sendirinya, asalkan kebersihan daerah
mata tetap dijaga dan dilakukan kompres hangat pada mata yang sakit serta
terapi yang sesuai.1,7
2.2.10 Pencegahan
Pencegahan hordeolum dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan wajah
dan membiasakan mencuci tangan sebelum menyentuh wajah agar hordeolum tidak
mudah berulang, menjaga kebersihan peralatan make-up mata agar tidak
terkontaminasi oleh kuman, dan menggunakan kacamata pelindung jika bepergian di
daerah berdebu.4,6
PERIODE 11 DESEMBER 2023 – 13 JANUARI 2024
KEPANITERAAN KLINIK
STATUS ILMU PENYAKIT MATA
FKIK UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
SMF ILMU PENYAKIT MATA
RUMAH SEHAT RSUD TARAKAN, JAKARTA
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. SKW Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 47 tahun Agama : Islam
Pekerjaan : Tidak bekerja Pendidikan Terakhir : SMA
Alamat : Jl. Tiang bendera Status Pernikahan : Menikah
ANAMNESA
Diambil secara : Autoanamnesis
Pada tanggal : Rabu, 27 Desember pukul 09:00 WIB
Keluhan Utama : Bengkak pada kedua mata
Keluhan tambahan :-
STATUS OPTHALMOLOGIS
KETERANGAN OD OS
VISUS
Visus Naturalis - -
Koreksi 20/20 20/20
Addisi - -
Distansia Pupil -
KEDUDUKAN BOLA MATA
Eksoftalmus Tidak ada Tidak ada
Endoftalmus Tidak ada Tidak ada
Deviasi Tidak ada Tidak ada
Gerakan mata Baik ke segala arah Baik ke segala arah
SUPRA SILIA
Warna Hitam Hitam
RESUME
Pasien perempuan berusia 47 tahun datang dengan keluhan bengkak pada kedua mata dan
bengkak pada bagian nasal hidung pada kedua mata sejak 2 minggu yang lalu. Keluhan bengkak
pada mata pasien tidak diserati dengan keluhan mata merah (-), pandangan buram (-), mata berair
(-), mata gatal (-), mata terasa menggangjal (-), mata terasa ada benda asing (-), nyeri tekan (+).
Bengkak pada kelopak mata awalnya dirasakan kecil, dan lama kelamaan bengkak membesar
tetapi tidak mengganggu mengelihatan dari pasien. Pasien memiliki Riwayat penyakit SLE (+),
Diabetes melitus (+), Hipertensi (+). Riwayat operasi tidak ada. Tidak ada keluarga yang
mengalami keadaan serupa. Pasien menyangkal riwayat pemakaian make-up disekitar mata,
tidak memiliki alergi terhadap cuaca, makanan maupun obat-obatan. Merokok (-), alkohol (-).
Pada pemeriksaan didapatkan:
OD : edema pada palpebra superior dan inferior (+), terdapat benjolan kecil (hodeolum) pada
palpebra superior dan inferior (+)
OS : edema pada palpebra superior dan inferior (+), terdapat benjolan kecil (hodeolum) pada
palpebra superior dan inferior (+)
DIAGNOSIS KERJA
Hordeulum Internum Fase Supuratif
PENATALAKSANAAN
Farmakologi
1. Doxycycline 2x100 mg
2. Polydex od 6x1 ODS
Non-Farmakologi
1. Kompres air hangat
2. Tindakan operatif: insisi
EDUKASI
1. Menjelaskan pada pasien bahwa penyakit pasien tidak membahayakan
2. Menjelaskan pada pasien untuk sering mengkompres mata dengan air hangat
3. Menjelaskan pada pasien untuk menggunakan antibiotic sampai habis atau sesuai waktu
yang telah ditetapkan
4. Menjelaskan pada pasien untuk control kembali ke dokter sesuai waktu yang ditentukan,
untuk melihat perkembangan penyakit dari pasien
PROGNOSIS
ODS
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
KESIMPULAN