Pendahuluan
Hordeolum dapat diderita oleh ana-anak dan dewasa. Disebutkan bahwa angka kejadian
pada usia dewasa lebih banyak disbanding anak-anak. Hordeolum merupakan infeksi atau
peradangan pada kelenjar di tepi kelopak mata bagian atas maupun bagian bawah yang
disebabkan oleh bakteri, biasanya oleh kuman Staphylococcus aureus. Hordeolum dapat timbul
pada 1 atau lebih kelenjar kelopak mata. Gejala pada penderita hordeolum adalah adanya
benjolan pada kelopak mata disertai kemerahan dan terdapat nyeri. Yang dapat dilakukan untuk
mengurangi gejala pada penderita dapat dilakukan kompres mata atau dapat diberikan salep mata
antibiotik topikal. Insisi pada penderita hordeolum jarang dilakukan kecuali terdapat abses yang
membesar. Tidak menutup kemungkinan penderita yang telah sembuh dari penyakit hordeolum
dapat menderita penyakit tersebut di masa yang akan datang.
Skenario
Seorang laki-laki 32 tahun yang datang ke poliklinik dengan keluhan utama kelopak atas
mata kanan bengkak dan merah sejak 5 hari yang lalu, awalnya benjolan kecil yang gatal namun
lama-lama membesar disertai nyeri.
Anamnesis
Pada penderita hordeolum palpebra biasanya akan datang dengan keluhan kelopak yang
bengkak disertai rasa sakit. Gejala utama hordeolum adalah kelopak yang bengkak dengan rasa
sakit dan mengganjal, merah dan nyeri bila ditekan, serta perasaan tidak nyaman dan sensasi
terbakar pada kelopak mata.
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik oftamologis untuk penderita hordeolum palpebra adalah ditemukan
kelopak mata bengkak, merah, dan nyeri pada perabaan. Nanah dapat keluar dari pangkal rambut
(hordeolum eksternum). Apabila sudah terjadi abses dapat timbul undulasi.
Pemeriksaan Penunjang
1
3. Jaringan Areolar
Terdapat di bawah muskulus orbikularis okuli, berhubungan degan lapis subaponeurotik
dari kujlit kepala.
4. Tarsus
Struktur penyokong utama dari palpebra adalah lapis jaringan fibrosa padat yang disebut
tarsus superior dan inferior. Tarsus terdiri atas jaringan penyokong kelopak mata dengan kelenjar
Meibom (40 buah di kelopak atas dan 20 buah di kelopak bawah).
5. Konjungtiva Palpebrae
Bagian posterior palpebrae dilapisi selapis membran mukosa, konjungtiva palpebra, yang
melekat erat pada tarsus. Tepian palpebra dipisahkan oleh garis kelabu (batas mukokutan)
menjadi tepian anterior dan posterior. Tepian anterior terdiri dari bulu mata, glandula Zeiss dan
Moll. Glandula Zeiss adalah modifikasi kelenjar sebasea kecil yang bermuara dalam folikel
rambut pada dasar bulu mata. Glandula Moll adalah modifikasi kelenjar keringat yang bermuara
ke dalam satu baris dekat bulu mata. Tepian posterior berkontak dengan bola mata, dan
sepanjang tepian ini terdapat muara-muara kecil dari kelenjar sebasesa yang telah dimodifikasi
(glandula Meibom atau tarsal).
Punktum lakrimalis terletak pada ujung medial dari tepian posterior palpebra. Punktum ini
berfungsi menghantarkan air mata ke bawah melalui kanalikulus terkait ke sakus lakrimalis.
Fisura palpebrae adalah ruang elips di antara kedua palpebra yang dibuka. Fisura ini
berakhir di kanthus medialis dan lateralis. Kanthus lateralis kira-kira 0,5 cm dari tepian lateral
orbita dan membentuk sudut tajam.
Septum orbitale adalah fascia di belakang bagian muskularis orbikularis yang terletak di
antara tepian orbita dan tarsus dan berfungsi sebagai sawar antara palpebra orbita. Septum
orbitale superius menyatu dengan tendo dari levator palpebra superior dan tarsus superior;
septum orbitale inferius menyatu dengan tarsus inferior.1
3
Retraktor palpebrae berfungsi membuka palpebra. Di palpebra superior, bagian otot rangka
adalah levator palpebra superioris, yang berasal dari apeks orbita dan berjalan ke depan dan
bercabang menjadi sebuah aponeurosis dan bagian yang lebih dalam yang mengandung seratserat otot polos dari muskulus Muller (tarsalis superior). Di palpebra inferior, retraktor utama
adalah muskulus rektus inferior, yang menjulurkan jaringan fibrosa untuk membungkus
meuskulus obliqus inferior dan berinsersio ke dalam batas bawah tarsus inferior dan orbikularis
okuli. Otot polos dari retraktor palpebrae disarafi oleh nervus simpatis. Levator dan muskulus
rektus inferior dipasok oleh nervus okulomotoris.
Pembuluh darah yang memperdarahi palpebrae adalah a. Palpebra. Persarafan sensorik
kelopak mata atas didapatkan dari ramus frontal nervus V, sedang kelopak mata bawah oleh
cabang kedua nervus V.2
Diagnosis Banding
-
Kalazion
Radang granulomatosa yang timbul akibat proses inflamasi karena sumbatan pada kelenjar
meibom atau tersumbatnya sekresi kelenjar sebasea. Penyebabnya adalah bahan sebasea yang
terperangkap dalam kelenjar meibom dan zeis mendesak jaringan sekitarnya hingga
menyebabkan inflamasi granulomatosa kronik. Kalazion akan memberikan gejala adanya
benjolan pada kelopak mata, tidak hiperemi, tidak ada nyeri tekan dan adanya pesudoptosis.
-
Granuloma
Klasifikasi
Hordeolum dikenal dalam bentuk :
Hordeolum eksternum atau radang kelenjar zeis atau moll, dengan penonjolan terutama
ke daerah kulit kelopak. 1
Etiologi
Staphylococcus aureus adalah agent infeksi pada 90-95% kasus hordeolum.3,4
Patofisiologi
Hordeolum externum timbul dari blokade dan infeksi dari kelenjar Zeiss atau Moll.
Hordeolum internum timbul dari infeksi pada kelenjar Meibom yang terletak di dalam tarsus.
Obstruksi dari kelenjar-kelenjar ini memberikan reaksi pada tarsus dan jaringan sekitarnya.
Kedua tipe hordeolum dapat timbul dari komplikasi blefaritis.3-5
Gejala Klinis3,5
Tanda-tanda hordeolum sangat mudah dikenali, yaitu tampak adanya benjolan pada
kelopak mata bagian atas atau bawah, berwarna kemerahan dan nyeri. Hordeolum eksterna
adalah infeksi pada kelenjar Zeis dan kelenjar Moll. Benjolan nampak dari luar pada kulit
kelopak mata bagian luar (palpebra). Hordeolum interna adalah infeksi yang terjadi pada kelenjar
Meibom. Pada hordeolum interna ini benjolan mengarah ke konjungtiva (selaput kelopak mata
bagian dalam). Benjolan akan nampak lebih jelas dengan membuka kelopak mata. Hordeolum
internum biasanya berukuran lebih besar dibanding hordeolum eksternum.
Tanda klinis :
-
Pada stadium selulitis ditandai dengan adanya benjolan keras, kemerahan, lokal, nyeri,
edema, umumnya pada margo palpebral.
Pada stadium abses ditandai dengan adanya pus yang dapat terlihat berupa bintik kuning
atau putih pada kelopak mata pada silia yang terifeksi. Umumnya pembentukan
hordeolum tunggal, namun bisa lebih dari satu/multipel (hordeola).
Pseudoptosis atau ptosis dapat terjadi akibat bertambah beratnya kelopak mata sehingga
sukar diangkat.Pada pasien dengan hordeolum, kelenjar preaurikel kadang ditemukan
ikut membesar. Keluhan lain yang umumnya dirasakan oleh penderita hordeolum
diantaranya rasa mengganjal pada kelopak mata, nyeri tekan dan intensitas nyeri bertabah
bilapasien menunduk. Hordeolum dapat membentuk abses di kelopak mata dan pecah
dengan mengeluarkan nanah.
Pengobatan
Dapat dengan kompres air hangat 2-3 kali per hari sangat membantu pada stadium selulitis.
Ketika bintik pus sudah terbentuk dapat dilakukan evakuasi dengan epilasi pada silia yang
berkaitan.Insisi pembedahan jarang dilakukan kecuali pada abses yang besar. Antibiotik tetes (34 kali sehari) dan salep antibiotik (tetrasiklin atau kloramfenikol) sebaiknya diberikan setiap tiga
jam untuk mengontrol terjadinya infeksi. Obat anti inflamasi dan analgetik dapat diberikan untuk
mengurangi nyeri dan edema. Pada kasus tertentu yang jarang terjadi, hordeolum dapat
menyebabkan timbulnya selulitis preseptal sekunder sehingga dibutuhkan pemberian antibiotik
sistemik.Antibiotik sistemik dapat digunakan pula untuk kontrol segera infeksi.Pada hordeolum
rekuren, perlu dicari dan diterapi kondisi predisposisi yang berkaitan. Jika tidak ada perbaikan
kondisi dalam 48 jam, insisi dan drainase bahan purulent dapat diindikasikan. 7,8 Pada tindakan
pembedahan berupa insisi hordeolum terlebih dahulu diberikan anestesia topikal dengan
pantokain tetes mata. Dilakukan anestesi infiltrasi dengan prokain atau lidokain di daerah
hordeolum dan dilakukan insisi yang bila :
-
Hordeolum internum dibuat insisi pada daerah fluktuasi pus, tegak lurus pada margo
palpebra.
6
Setelah dilakukan insisi dilakukan ekskohleasi atau kuretase seluruh isi jaringan meradang
di dalam kantongnya dan kemudian diberi salep antibiotik.8
Komplikasi
Penyulit hordeolum adalah selulitis palpebra, yang merupakan radang jaringan ikat jarang
palpebra di depan septum orbita dan abses palpebra.
Prognosis
Hordeolum termasuk gangguan kelopak mata yang jinak, namun umumnya sering rekuren
biasanya sembuh spontan dalam waktu 1-2 minggu.8
Kesimpulan
Hordeolum merupakan nodul infeksi/inflamasi akut pada satu atau lebih kelenjar di
palpebra yang sering disebabkan bakteri Staphylococcus aureus. Ditandai dengan edema, merah,
sensasi panas dan nyeri pada nodul.
Daftar Pustaka
1.
2.
3.
4.
5.
Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata. Cet. II. Jakarta : Penerbit FKUI. 2015. h. 92 4.
McKinley Health Center. Sty (Hordeolum). Diunduh dari: www.mckinley.uic.edu. 2015.
Ming AS, Constable IJ, eds. Color Atlas of Ophthalmology 3rd Edition.
Kanski JJ. Clinical Ophthalmology A Synopsis. Butterworth-Heinemann, Boston, 2009.
Schlote T, Rohrbach J, Grueb M, Mielke J, eds. Pocket Atlas of Ophthalmology. New
Whitcher JP, eds. Vaughan & Asburys General Ophthalmology. California: McGrawHill; 2004. p. 78-81.