Anda di halaman 1dari 21

Definisi

Etiologi dan Patofisiologi


Kelompok 4 :
Klasifikasi TBC - Widiyasanti
Diagnosa - Winda Pratama
- Windi Astuti
Kasus - Wiryan Fitrah Adnien Utama
Terapi
Etiologi dan Klasifikasi
Definisi Patofisiologi TBC
Diagnosis Kasus Terapi

Dipiro, • Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi teratas yang menjadi


Talbert, Yee, pembunuh secara global. TB disebabkan oleh bakteri
Matzke, Mycobacterium tuberculosis yang dapat berkembang secara silent,
Wells, dan infeksi laten atau progresif, dan penyakit yang aktif
Posey, 2008

Yinski dan • Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi


Widiyanto, Mycobacterium tuberculosis complex. Bakteri ini juga dapat
2010 menyerang organ lain, menimbulkan tuberkulosis ekstra paru

Mansjoer,
Triyanti, Savitri,
• Tuberkulosis (TB) paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
Wardhani, dan
Setiowulan, Mycobacterium tuberculosis dengan gejala yang sangat bervariasi
2001
Klasifikasi
Definisi Etiologi dan TBC
Diagnosis Kasus Terapi
Patofisiologi

Mycobacterium
Tuberculosis Droplet terhirup 2-8 minggu setelah Basil TB,
Mengeluarkan terpapar bakteri,
masuk ke dalam memperbanyak
droplet M. makrofag akan
paru-paru dan diri di dalam
Tuberkulosis menyelubungi basil
menuju ke alveolus makrofag
M.Tuberkulosis (disebut
Pasien dengan BTA dengan granuloma)
(+) Batuk/ bersin

Jika bertahan hidup, Jika makrofag mati,


Sembuh dengan bakteri akan tersebar basil TB akan dapat
fokus Ghon melalui kanal limfatik terlepas bebas
Infeksi atau aliran darah
Primer

Reaktivasi
Bakteri Dorman Bakteri muncul
beberapa tahun Sembuh
kemudian

Sembuh
dengan
Reaksi Infeksi/inflamasi, fibrotik
membentuk kavitasi, dan
merusak parenkim
Klasifikasi
Definisi Etiologi dan TBC
Diagnosis Kasus Terapi
Patofisiologi

Lanjutan Reaksi Infeksi/inflamasi,


membentuk kavitasi, dan
merusak parenkim

• Peningkatan Kerusakan membran Perubahan


produksi sekret alveolar-kapiler cairan Reaksi
• Pecahnya pembuuh merusak pleura,
darah intrapleura sistematis
atelaktasis

Sesak, sianosis,
 Batuk produktif Sesak nafas, penggunaan otot Anoreksia, Lemah
 Batuk darah ekspansi toraks bantu nafas mual, BB
menurun

Ketidakefektifan Gangguan Pola nafas Intoleransi


pembersihan jalur pertukaran gas tidak efektif aktivitas
nafas

Perubahan
pemenuhan nutrisi
kurang dari kebutuhan
Etiologi dan
Definisi Patofisiologi Klasifikasi Diagnosis Kasus Terapi
TBC

Berdasar hasil pemeriksaan Tuberkulosis paru BTA (+)


dahak (BTA)
Tuberkulosis paru BTA (-)

Kategori 1 KASUS BARU


Berdasarkan
RIWAYAT KASUS KAMBUH (relaps)
PENGOBATAN
Kategori 2 KASUS PUTUS BEROBAT (DO)

KASUS GAGAL

Mono resistan (TB MR)


berdasarkan hasil Poli resistan (TB PR)
pemeriksaan uji
Multi drug resistan (TB MDR)
kepekaan obat
Resistan Rifampisin (TB RR):
Etiologi dan
Definisi Patofisiologi Klasifikasi Diagnosis Kasus Terapi
TBC

Klasifikasi berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya:


1) Pasien baru TB: adalah pasien yang belum pernah mendapatkan pengobatan TB
sebelumnya atau sudah pernah menelan OAT namun kurang dari 1 bulan (˂ dari
28 dosis).
2) Pasien yang pernah diobati TB: adalah pasien yang sebelumnya pernah menelan
OAT selama 1 bulan atau lebih (≥ dari 28 dosis).
Pasien ini selanjutnya diklasifikasikan berdasarkan hasil pengobatan TB terakhir,
yaitu:
• Pasien kambuh: adalah pasien TB yang pernah dinyatakan sembuh atau
pengobatan lengkap dan saat ini didiagnosis TB berdasarkan hasil pemeriksaan
bakteriologis atau klinis (baik karena benar-benar kambuh atau karena
reinfeksi).
• Pasien yang diobati kembali setelah gagal: adalah pasien TB yang pernah
diobati dan dinyatakan gagal pada pengobatan terakhir.
• Pasien yang diobati kembali setelah putus berobat (lost to follow-up):
adalah pasien yang pernah diobati dan dinyatakan lost to follow up (klasifikasi ini
sebelumnya dikenal sebagai pengobatan pasien setelah putus berobat /default).
• Lain-lain: adalah pasien TB yang pernah diobati namun hasil akhir pengobatan
sebelumnya tidak diketahui.
3) Pasien yang riwayat pengobatan sebelumnya tidak diketahui.
Etiologi dan
Definisi Patofisiologi Klasifikasi Diagnosis Kasus Terapi
TBC

Klasifikasi berdasarkan hasil pemeriksaan uji kepekaan


obat
Pengelompokan pasien disini berdasarkan hasil uji kepekaan contoh uji dari
Mycobacterium tuberculosis terhadap OAT dan dapat berupa :
• Mono resistan (TB MR): resistan terhadap salah satu jenis OAT lini pertama saja
• Poli resistan (TB PR): resistan terhadap lebih dari satu jenis OAT lini pertama
selain Isoniazid (H) dan Rifampisin (R) secara bersamaan
• Multi drug resistan (TB MDR): resistan terhadap Isoniazid (H) dan Rifampisin (R)
secara bersamaan
• Extensive drug resistan (TB XDR): adalah TB MDR yang sekaligus juga resistan
terhadap salah satu OAT golongan fluorokuinolon dan minimal salah satu dari OAT
lini kedua jenis suntikan (Kanamisin, Kapreomisin dan Amikasin)
• Resistan Rifampisin (TB RR): resistan terhadap Rifampisin dengan atau tanpa
resistensi terhadap OAT lain yang terdeteksi menggunakan metode genotip (tes
cepat) atau metode fenotip (konvensional).
Etiologi dan Klasifikasi
Definisi Patofisiologi TBC Kasus Terapi
Diagnosis

• Untuk pasien dewasa, melalui gejala klinis,


mikrobiologi, radiologi dan patologi klinik.
Penemuan BTA melalui pemeriksaan dahak
sec.mikroskopis, merupakan diagnosis
utama.
• Diagnosis TB paru pada anak didasarkan
pada: Gambaran klinik, Gambaran foto
rontgen dada, Uji Tuberkulin, Rx cepat BCG,
Pemeriksaan mikrobiologi dan serologi,
Respon terhadap pengobatan OAT.
Etiologi dan Klasifikasi
Definisi Diagnosis Terapi
Patofisiologi TBC
Kasus

Ny. Tina (36 th, 45 kg, 150 cm) sejak 1 bulan yang lalu
didiagnosa terkena TBC dan diberi terapi:

Tahap 1: Tahap 2:
R/ INH 300 mg no. LX
S.1dd1 tb R/ INH 300 mg no. XLVIII
R/ Rifampisin 450 mg no. LX S. 3 x seminggu 1 tb
S.1dd1 tb R/ Rifampisin 450 mg no.
R/ Pirazinamid 500 mg no. LX
XLVIII
S.1dd1 tb
R/ Ethambutol 250 mg no. LX S. 3 x seminggu 1 tb
S.1dd1 tb
Etiologi dan Klasifikasi
Definisi Diagnosis Terapi
Patofisiologi TBC
Kasus

Dari catatan rekam medik pasien diketahui bahwa:


Tanda vital pasien:
T = 39,0°C
TD = 120/80 mmHg
HR = 86 x/min
RR = 20 x/min

Hasil pemeriksaan laboratorium: Faal ginjal:


Faal Hati: BUN = 8,2 mg/dL
Bilirubin Direct = 0,20 mg/Dl SrCr = 0,7 mg/dL
Bilirubin total = 0,36 mg/dL Uric acid= 4,3 mg/dL
SGOT = 27 U/L Faal Gula darah:
SGPT = 28,5 U/L GDP = 78 mg/dL
Albumin = 4 gr/dL GD2JPP= 138 mg/dL
GDS = 120 mg/dL
Etiologi dan Klasifikasi
Definisi Diagnosis Terapi
Patofisiologi TBC
Kasus

Selama meminum obat tersebut, nyonya tina merasa tidak


nyaman saat berkemih karena urinnya berwarna merah.
Nyonya tina pun berhenti meminum obat selama 2 bulan.
Akibatnya batuk-batuk yang dialami bu Ani pun tak kunjung
sembuh dan semakin parah.
Etiologi dan Klasifikasi
Definisi Diagnosis Kasus
Patofisiologi TBC
Terapi

Panduan obat anti TB (OAT) pada TB paru

Kategori 1
Kategori 2
Pedoman nasional Pengendalian Tuberkulosis, KEMENKES RI 2014
DOSIS OBAT TBC

Dosis
Obat
Setiap hari Dua kali/minggu Tiga kali/minggu
5 mg/kg 15 mg/kg 15 mg/kg
Isoniazid
(maks. 300mg) (maks. 900mg) (maks. 900mg)
10 mg/kg 10 mg/kg 10 mg/kg
Rifampicin
(maks. 600mg) (maks. 600mg) (maks. 600mg)
15-30 mg/kg 50-70 mg/kg 50-70 mg/kg
Pirazinamid
(maks. 2 g) (maks. 4 g) (maks. 3 g)
15-30 mg/kg
Etambutol* 50 mg/kg 25-30 mg/kg
(maks. 2,5 g)
15 mg/kg 25-30 mg/kg 25-30 mg/kg
Streptomycin
(maks. 1 g) (maks. 1,5 g) (maks. 1 g)
SUBJEK

Nama : Ny.Tina
Usia : 36 th
Riwayat Pengobatan:
Selama meminum obat tersebut, bu Ani merasa
tidak nyaman saat berkemih karena urinnya
berwarna merah. Ibu Ani pun berhenti meminum
obat selama 2 bulan
OBJEKTIF
Berat Badan: 45 kg
Tinggi Badan: 150 cm

Tahap Intensif: Tahap Lanjutan:


R/ INH 300 mg no. LX R/ INH 300 mg no. XLVIII
S.1dd1 tb S. 3 x seminggu 1 tb
R/ Rifampisin 450 mg no. LX R/ Rifampisin 450 mg no. XLVIII
S.1dd1 tb S. 3 x seminggu 1 tb
R/ Pirazinamid 500 mg no. LX
S.1dd1 tb
R/ Ethambutol 250 mg no. LX
S.1dd1 tb
ASESSMENT
PENYAKIT SUBJEK OBJEK OBAT DRP
TBC Ny.Tina (36 th) Seperti TAHAP I
R. Pengobatan: diatas INH 300 mg
Selama minum obat
tersebut, bu Ani Rifampisin 450 mg
merasa tidak Pirazinamid 500 mg
nyaman saat
Ethambutol 250 mg
berkemih karena
urinnya berwarna TAHAP II
merah. Ibu Ani pun INH 300 mg Terapi sudah adekuat
berhenti meminum tapi pasien tidak
obat selama 2 bulan patuh karena efek
obat tidak disukai

Rifampisin 450 mg
PLANNING

• Pasien dikegorikan sebagai pasien putus


berobat
• Mendapatkan terapi Kategori II
:2(RHZE)S/5(RH)3E3
Tahap Intensif:
R/ INH 300 mg no. LX Tahap Lanjutan:
S.1dd1 tb R/ INH 300 mg no. LX
R/Rifampisin 450 mg no. LX S.1dd1 tb
S.1dd1 tb R/Rifampisin 450 mg no. LX
R/ Pirazinamid 500 mg no. CVIII S.1dd1 tb
S.3dd1 tb R/Ethambutol 250 mg no. CVIII
R/Ethambutol 250 mg no. CVIII S.3dd1 tb
S.3dd1 tb
R/ Streptomisin Inj 1 gr no. LX
NON FARMAKOLOGI

• Istirahat yang cukup


• Diet sehat, dianjurkan mengkonsumsi banyak lemak dan
vitamin A untuk membentuk jaringan lemak baru dan
meningkatkan sistem imun.
• Menjaga sanitasi/kebersihan lingkungan sekitar tempat
tinggal.
• Menjaga sirkulasi udara di dalam rumah agar selalu berganti
dengan udara yang baru.
• Berolahraga, seperti jalan santai di pagi hari.
• Mencegah penularan
• Memulihkan kondisi pasien
• Pembedahan untuk mengambil jaringan yang rusak permanen
MONITORING
• Monitoring hasil pemeriksaan sputum pada interval
waktu tertentu dalam pengobatan, biasanya pada akhir
bulan ke 2 (akhir bulan ke 3 untuk kasus pengobatan
ulang), akhir bulan ke 5 dan akhir pengobatan (awal
bulan ke 8)
• Monitoring pengambilan obat oleh penderita apakah
obatnya diambil sesuai jadwal, ditambah dengan
monitoring hasil pengobatan yaitu melalui pembiakan
sputum (pada awal bulan dan setelah pengobatan
lengkap)
• Dimonitor kadar asam urat, krn Pirazinamid
menghambat ekskresi asam urat dari ginjal sehingga
mengakibatkan hiperurikemia.
KIE

• Tidak perlu khawatir saat urine berwarna merah. Warna merah


tersebut terjadi karena proses metabolisme obat dan tidak
berbahaya.
• Penggunaan obat rifampisin dan INH diminum saat lambung
kosong agar penyerapan rifampisin dan INH lebih maksimal
yaitu 1 jam sebelum makan / 2 jam sesudah makan.
• Penyimpanan obat hindarkan dari panas dan cahaya langsung.
• Bila pasien lupa satu hari, jangan meminum dua kali pada hari
berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai