Randy Richter
Catatan Koas | Mata
Catatan :
Media refraksi kornea, aqueous humor, bilik mata depan, bilik mata
belakang, iris, pupil, lensa, corpus vitreous, dan retina
Skleritis Keratitis akut
Episkleritis Ulkus kornea
Pterigium Uveitis anterior
Konjungtivitis Glaukoma akut
Perdarahan subkonjungtiva Endoftalmitis
Pterigium
Dry eye
Terapi :
Terapi pada keratokonjungtivitis sicca (dry eye syndrome) :
Artificial tears 4x1 tetes (untuk kasus ringan)
Artificial tears 12x1 tetes (untuk kasus berat)
Nyeri Terapi :
Mata merah dan Berikan tetes mata pantokain 2%
berair sebanyak 1-2 tetes pada mata yang
Sensasi benda terkena benda asing
asing Gunakan kaca pembesar (lup) dalam
Fotofobia pengangkatan benda asing
Angkat benda asing menggunakan lidi
kapas atau jarum suntik ukuran 23-26 G
Arah pengambilan benda asing dilakukan
dari tengah ke tepi
Oleskan lidi kapas yang dibubuhkan
betadin pada tempat bekas benda asing
Berikan antibiotik topikal (salep atau tetes
mata) seperti kloramfenikol tetes mata 1
tetes tiap 2 jam selama 2 hari
Edukasi :
Tidak menggosok-gosok mata
Menggunakan alat/kacamata pelindung
saat bekerja
Bila keluhan memberat kontrol lagi
Pterygium pertumbuhan jaringan fibrovaskular subepitelial berbentuk
segitiga pada jaringan konjungtiva bulbar meliputi limbus hingga kornea
Etiologi respon terhadap faktor lingkungan seperti pejanan sinar matahari
(sinar UV), udara panas, angin, dan debu berupa degenerasi elastotik dan
hiperplasi jaringan
Etiologi : Etiologi :
Peradangan rekuren jinak dari Peradangan kronik dari sklera,
episklera termasuk kapsula Tenon sebagian besar kasus berhubungan
tanpa keterlibatan sklera di dengan penyakit sistemik terutama
bawahnya, idiopatik, berhubungan rheumatoid arthritis
dengan gout, rosacea, dan psoriasis
Tanda dan Gejala : Tanda dan Gejala :
Mata merah oleh karena Mata merah gradual
vasodilatasi Nyeri sedang berat hingga
Nyeri ringan saat penekanan kepala dan wajah yang
bola mata seringkali membangunkan
Sensasi benda asing pasien di pagi hari
Fotofobia
Lakrimasi
Pembuluh darah tidak mengecil
meskipun diberi vasokonstriktor
seperti fenilefrin 5%
Terapi : Terapi :
Vasokonstriktor topikal seperti Vasokonstriktor topikal seperti
fenilefrin 5% pembuluh fenilefrin 5% pembuluh
darah mengecil darah tidak mengecil
Kortikosteroid topikal Kortikosteroid topikal
Kompres dingin
“KORNEA”
XN Night blindness
X1A Conjunctival xerosis
X1B Bitot spot
X2 Corneal xerosis
X3A Corneal ulcer (<1/3 corneal)
X3B Keratomalasia (>1/3 corneal)
XS Corneal scar
XF Xerophtalmia fundus
XN atau X1A +
Beri kapsul
tanpa pernah
vitamin A dengan (-) (-)
sakit campak 3
dosis sesuai umu
bulan terakhir
Ada salah satu
gejala (X1B
Beri kapsul Beri kapsul Beri kapsul
sampai XF) +
vitamin A dengan vitamin A dengan vitamin A dengan
pernah sakit
dosis sesuai umur dosis sesuai umur dosis sesuai umur
campak 3 bulan
terakhir
Topikal :
Mydriatic-cyclopegic drugs (atropine sulfat, siklopentolat)
Kortikosteroid (dexametasone, betametasone, hidrokortison,
prednisolone)
Antibiotik
Sistemik :
Kortikosteroid
NSAIDs
Immunosupresan
“LENSA”
Katarak senilis kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu di
atas 50 tahun
Etiologi :
Faktor biologi (usia tua dan genetik)
Faktor fungsional (akibat akomodasi yang sangat kuat mempunyai efek
buruk terhadap serabut-serabut lensa
Faktor imunologik
Gangguan yang bersifat lokal pada lensa (gangguan nutrisi, gangguan
permeabilitas kapsul lensa, efek radiasi cahaya matahari)
Gangguan metabolisme umum
Penyulit Glaukoma dan Uveitis
Gejala :
Pandangan ganda
Penglihatan kabur seperti berkabut atau berasap dan warna lebih kuning
Mata tenang dan tidak ada gangguan lapang pandang
Penglihatan sangat membaik pada malam hari dan penglihatan dekat
membaik / miopisasi
Fotofobia, halo, glaring / pecah
Myopic shift peningkatan indeks refraksi lensa dan terjadi
perpindahan miopia pada refraksinya miopia lentikularis
Dilakukan
kapsulotomi Sama dengan
anterior ECCE tetapi
kemudian mengeluarkan
Sama dengan
Seluruh lensa sebagian kapsul nukleus dengan
ECCE tetapi
dikeluarkan anterior, nuklear cara menhancurkan
insisinya 1-2 mm
secara utuh dan korteks nuklear lalu
dari limbus
dikeluarkan diaspirasi dan
sehingga yang diirigasi bersama
tertinggal kapsul korteks
posterior
Mikroaneurisma, perdarahan
intraretinal (dot & blot hemorrhage
Non Proliferative Retinopati
dan flame shape hemorrhage),
Diabetika (NPDR)
hard exudate, cotton wool spot
(soft exudate)
Dibagi menjadi 5 :
Fokal
Difus
Makulopati Diabetika atau
Iskemia
Edema Diabetik Makular
Mixed
CSME (clinically significant
macular edema)
Preproliferatif Retinopati Nonproliferatif + soft & hard
Diabetika exudate
Proliferatif Retinopati Diabetika
Neovaskularisasi
(PDR)
Penyakit mata diabetik lanjut PDR + perdarahan vitreous
– –
Perubahan minimal pembuluh darah arteriol berupa sklerosis dan
penyempitan ringan Copper wire
Arteriol retina bertambah sempit, konstriksi setempat dan
sklerosis, dan gejala retinopati (-) Crossing sclerosis /
Arteriovenous nipping
Sklerosis arteriole, konstriksi setempat, gejala retinopati (+),
eksudat lunak Cotton wool spots, dan perdarahan retina
Flame shape hemorrhage
Grade 3 + neuroretinal edema + papiledema, penyempitan
arteriol menyeluruh dengan konstriksi setempat yang luas dan
sklerosis arteriol yang jelas
Oklusi arteri pucat
Oklusi vena perdarahan
Oklusi sentral terjadi pucat/perdarahan seluruh retina
Oklusi perifer/branch terjadi pucat/perdarahan sebagian retina
Terapi :
Antioksidan
Terapi laser
Photodynamic therapy (PDT)
Injeksi inhibitor VEGF intravitreal pegaptanib atau ranibizumab
“REFRAKSI”
1. Hipermetropia Absolut
Koreksi terendah untuk bisa melihat normal
Mata tidak dapat berakomodasi
Memerlukan kacamata lensa (+)
(dikasus S+ 2.00)
2. Hipermetropia Manifes
Absolut + Fakultatif
Koreksi terbesar untuk bisa melihat normal
Harus menggunakan kacamata lensa (+) dengan kekuatan
maksimal
(dikasus S+ 3.00)
3. Hipermetropia Fakultatif
Selisih manifes dan absolut
Mata masih memiliki daya akomodasi
Penggunaan kacamata lensa (+) akan membantu memperjelas
visus
(dikasus S+ 1.00)
4. Hipermetropia Total
Koreksi dari agen siklopegik
(dikasus S+ 2.50)
5. Hipermetropia Laten
Selisih total dengan manifes
(dikasus S+ 0.50)
Astigmatisma kelengkungan permukaan kornea atau lensa tidak rata
Sinar tidak difokuskan pada satu titik tetapi pada 2 garis titik yang
saling tegak lurus
Tipe :
- Regular (meridien utama konstan dan besar astigmat sama pada
setiap titik yang melalui pupil (saling tegak lurus)
1. With the rule meridien vertikal too steep, biasanya pada
anak-anak (seperti bola rugby berbaring)
contoh : C- 3.00 D x 180
2. Against the rule meridien horizontal too sheep, biasanya
pada orang dewasa (seperti bola rugby berdiri)
contoh : C- 3.00 D x 90
3. Oblique meridien utama tidak berada atau mendekati 90
atau 180
contoh : C- 3.00 D x 45
- Iregular (meridien utama dan besar astigmat berubah/berbeda pada
setiap titik yang melalui pupil tidak saling tegak lurus)
Koreksi lensa silinder (C+ / C-)
1. Astigmatisma miopia simpleks C-
2. Astigmatisma hipermetropia simpleks C+
3. Astigmatisma miopia kompositus S- C- (S>C)
4. Astigmatisma hipermetropia kompositus S+ C+ (S>C)
5. Astigmatisma mixtus S- C+ atau S+ C- (C>S)
“GANGGUAN SARAF”