Randy Richter
Catatan Koas | Jantung dan Pembuluh Darah
1 Atrium kanan
2 Katup trikuspid
3 Katup pulmonal
4 Ventrikel kanan
5 Septum ventrikel
6 Atrium kiri
7 Katup aorta
8 Katup mitral
9 Atrium kiri
10 Vena pulmonal
11 Arteri pulmonal
12 Aorta
13 Vena cava
A Trunkus brachiocephalica
B Arteri karotis komunis sinistra
C Arteri subclavia sinistra
Darah dari vena cava superior & inferior mengisi atrium kanan + darah dari
vena pulmonalis mengisi atrium kiri (katup trikuspid & mitral tertutup) atrium
mulai berkontraksi + darah memasuki ventrikel (katup trikuspid & mitral terbuka)
ruang ventrikel terisi penuh oleh darah (katup trikuspid & mitral tertutup)
darah dari ventrikel kanan ke arteri pulmonalis & darah dari ventrikel kiri ke aorta
(katup aorta & pulmonal tertutup) ventrikel relaksasi atrium relaksasi
ventrikel kontraksi (katup aorta & pulmonal terbuka)
Fase 0 Na+ masuk kedalam Fase 0 Ca2+ masuk kedalam
sel (depolarisasi cepat), QRS sel
complex Fase 3 K+ keluar sel
Fase 1 K+ keluar sel (repolarisasi)
(repolarisasi awal) Fase 4 -65 mV, ada funny
Fase 2 Ca2+ masuk, K+ channel yang terbuka dengan
keluar sel (plateau), ST repolarisasi (depolarisasi
segmen spontan)
Fase 3 K+ keluar sel
(repolarisasi), T wave
Fase 4 -85 mV (resting
membrane)
Septal (Left anterior descending artery) V1-V2
Anteroseptal ( Left anterior descending artery) V1-V4
Lateral (Left circumflex artery) V5-V6, I, aVL
Inferior (Right coronary artery) II, III, aVF
Posterior V7-V9
Ventrikel kanan V3R, V4R
Irama Sinus
P wave (+) di lead II
P wave (-) di lead aVR
Semua gelombang P selalu diikuti QRS
Jarak R-R normal
PR interval 0,12-0,2 s
+ +
+
Lead I Lead aVF
+ - +
+ +
Lead I Lead aVF Lead II
+ - -
+ +
Lead I Lead aVF Lead II
- +
+
Lead I Lead aVF
- -
+
Lead I Lead aVF
Amplitudo (tinggi) P wave di lead II, Durasi (lebar) P wave di lead II, III,
III, aVF > 2,5 mm (> 2,5 kotak) aVF > 0,12 detik (> 3 kotak)
P pulmonal P mitral
Gelombang T normal :
- Sesuai dengan arah kompleks QRS
- Amplitudo normal biasanya 1/3 – 2/3 tinggi gelombang R
Abnormal gelombang T :
- Menandakan adanya iskemia / infark
- Menandakan adanya kelainan elektrolit
Normal gelombang U :
- Kurang dari 2 mm
- Tegak keatas kecuali di lead aVR
Abnormal gelombang U :
- Amplitudo > 2 mm atau lebih dari gelombang T hipokalemia
- Oksigen
- Pasang monitor / defibrilator
Epinephrine
Shock
ASAP
Shock
- Jika tidak ada tanda-tanda kembalinya sirkulasi spontan (ROSC), ke kotak nomor
10 atau 11
- Jika terjadi ROSC, ke perawatan pasca henti jantung
Pemanjangan PR Pemanjangan PR
Pemanjangan PR
interval semakin interval secara P dan R jalan
interval secara
lama, drop beat tetap, drop beat sendiri-sendiri
tetap
(+) (+)
Penurunan kesadaran ?
Tanda - tanda syok ?
Nyeri dada iskemik ?
Gagal jantung akut ?
Hipotensi ?
Dopamin IV infus :
2-20 mcg/kg/menit
Konsultasi ahli
Epinefrin IV infus : Pertimbangkan pacu jantung
2-10 mcg/menit transvena
Amniodaron IV :
Kardioversi Dosis inisial 150 mg IV dalam
QRS sempit reguler 50-100 J 10 menit, dapat diulang bila
QRS sempit ireguler 120-200 J terjadi VT kembali
QRS lebar reguler 100 J Diikusi dosis rumatan 1
QRS lebar ireguler defibrilasi mg/menit untuk 6 jam pertama
Adenosin Procainamide IV :
Dosis I 6 mg IV bolus cepat Dosis 20-50 mg/menit sampai
Dosis II 12 mg IV jika diperlukan aritmia menurun
Dosis III 12 mg IV bisa dipertimbangkan
Sinus takikardi Atrial ekstrasistol
Sinus bradikardi Atrial takikardi
Sinus aritmia Atrial flutter
Henti sinus Atrial fibrilasi
Sinus aritmia variasi pada interval P-P dan R-R (inspirasi meningkat,
ekspirasi menurun), PR interval konstan
Terjadi karena
Bagian dari ACS Nyeri dada tidak khas vasospasme tiba-tiba
pembuluh darah koroner
Gejala menurun ketika
Bersifat tumpul (tidak Bersifat tajam (dapat
diberi nitrat (nitrogliserin)
dapat ditunjuk) ditunjuk)
Terapi CCB, Nitrat
Lead I
Lead aVL
Lead V5
Lead V6
Lead II
Lead III
Lead aVF
Lead V1
Lead V2
Lead V3
Lead V4
Lead V1-V6
Dilakukan jika SpO2 <90%, gagal jantung akut,
nyeri dada menetap
Kontraindikasi absolut TD sistolik <90 mmHg
ISDN sublingual 2,5-15 mg; oral 15-80 mg/hari
dibagi 3 dosis; IV 1,25-5 mg/jam (vasodilator)
Isosorbid mononitrat 2 x 20 mg/hari
Nitrogliserin sublingual 0,3-1,5 mg sublingual; IV
5-200 mcg/menit
Loading dose 160-325 mg
Maintenance 75-100 mg/hari (antiplatelet)
Clopidogrel loading dose (300 mg), maintenance
(1 x 75 mg) (antiplatelet)
Ticagrelor loading dose (180 mg), maintenance (2
x 90 mg) (antiplatelet)
Bila nyeri tidak teratasi dengan 3x nitrat dosis 1-5
mg IV
Kardioselektif atenolol 50-200 mg/hari; bisoprolol 10
mg/hari; propanolol 2 x 20-80 mg/hari (inotropik -)
Onset <12 jam Reperfusi
Onset >12 jam Konservasi / Invasif
Utama Primary PCI (jika fasilitas ada)
Trombolisis/fibrinolitik dengan streptokinase atau
alteplase
Jika memakai metode trombolisis koterapi
antikoagulan (heparin unfractioned, enoksaparin,
fondaparinux)
PTCA (angioplasti koroner) jika mungkin
Konservatif ONACOM, antikoagulan
Jika mengancam jiwa reperfusi
Monitor dan observasi
EKG dan pemeriksaan enzim jantung serial dalam 12
jam
Fibrinolitik :
Streptokinase 1,5 juta U dalam 100 ml dextrose 5% atau larutan saline
0,9% dalam waktu 30-60 menit heparin IV selama 24-48 jam
Alteplase bolus 15 mg IV 0,75 mg/kg selama 30 menit, kemudian 0,5
mg/kg selama 60 menit, dosis total tidak lebih dari 100 mg heparin IV
selama 24-48 jam
Kontraindikasi fibrinolitik :
- Riwayat stroke perdarahan
- Tumor / massa intrakranial
- Stroke iskemik < 3 bulan
- Riwayat operasi intrakranial
- Riwayat trauma intrakranial
- Perdarahan diastesis
U prominen
T mendatar T meninggi dan lancip
Depresi segmen ST QRS melebar dan bersatu dengan T
T inverted P melandai dan hilang
PR memanjang
VSD
Overriding aorta
Aorta keluar dari ventrikel kanan
Stenosis pulmonal
Hipertrofi ventrikel kanan
Jari tabuh (clubbing finger), sianosis,
Sianosis, gagal tumbuh, gagal jantung
cyanotic spells, gagal tumbuh, Posisi
kongestif
squating (jongkok)
Foto thorax jantung seperti bentuk Foto thorax jantung seperti bentuk
sepatu (boot shape) + vaskularisasi telur yang ditidurkan (egg shape) +
paru menurun vaskularisasi paru meningkat
Hipertensi Primer = Hipertensi esensial 95% kasus hipertensi
Hipertensi Primer tidak disebabkan oleh penyakit yang mendasari
Hipertensi Primer etiologi genetik dan lingkungan
Obesitas ↑ volume intravaskular, CO, aktivitas RAAS
Intake garam berlebih
Alkohol ↑ katekolamin plasma
Merokok ↑ NE plasma
Polisitemia ↑ viskositas darah hipertensi
Penggunaan NSAID ↑ Tekanan darah 5 mmHg
Intake kalium rendah
Gagal Jantung ACE inhibitor + BB + diuretic + spironolactone
Post MI ACE inhibitor dan beta blocker
Diabetes ACE inhibitor/ARB, CCB, diuretik
CKD ACE inhibitor/ARB
Hamil Nifedipin, Metildopa
Edema
Bradikardi
Gangguan
90 mg Baik pada
pencernaan
2x/hari angina
AV block
Gagal jantung
Frekuensi urin
Sama seperti Baik pada
80 mg
diltiazem angina dan
3x/hari
Konstipasi aritmia
Edema
Palpitasi
Flushing
Sakit kepala
Baik pada
5 mg/hari Hipotensi
angina
Takikardi
Gangguan
pencernaan
Frekuensi urin
Batuk
6,25 – 25 mg 2x/hari
Hipotensi
Hiperkalemia
5 – 10 mg/hari
Angioedema Baik pada gagal
Perubahan rasa jantung
(lidah)
2,5 mg/hari
Kontraindikasi
pada kehamilan
Rekomendasi: 25 mg PO
atau SL 15-30 menit; 6-8 jam;
Captopril
Range dosis: 6,25-50 mg PO 10-20 menit SL 2-6 jam
Dosis maksimal: 50 mg PO
Rekomendasi: 0,1-0,2 mg PO
dilanjutkan dengan 0,05-0,1
Clonidine mg/jam sampai dengan efek 15-30 menit 2-8 jam
yang diinginkan
Dosis maksimal: 0,8 mg PO
Range dosis: 200-400 mg
PO, dapat diulang tiap 2-3
Labetalol 1-2 jam 2-12 jam
jam
Dosis maksimal: 1200 mg PO
Amlodipin Range dosis: 2,5-5 mg PO 1-2 jam 12-18 jam
↓ ↓ ↓
↓ ↓ ↓
Peningkatan tahanan vaskular kulit pucat, akral dingin, oliguria
Tonus saraf adrenergik meningkat takikardi, keringat banyak,
cemas, mual/muntah, diare
Hipoperfusi organ vital nyeri dada, sesak napas, penurunan
kesadaran
Fluid challenge dengan memberi cairan kristaloid atau koloid sejumlah 250-
500 ml dalam 20-30 menit, apabila membaik maka bisa jadi syok hipovolemik
Edema paru akut timbunan cairan di pembuluh darah dan parenkim
paru yang pada sebagian besar kasus disebabkan oleh gagal jantung
akut
Gagal jantung akut penurunan fungsi jantung mendadak dengan
atau tanpa didahului kelainan jantung
Tampak hilus melebar dan densitas Gambaran EKG dapat normal, atau
meningkat disertai tanda bendungan terdapat gambaran iskemia/infark
paru (batwing appearance) miokard, hipertrofi ventrikel kiri (LVH)
Fraksi ejeksi persentase selisih volume akhir diastolik dengan volume akhir
sistolik dibagi volume akhir diastolik
Edema pulmo akut Edema tungkai bawah
Kardiomegali Batuk-batuk pada malam hari
Hepatojugular refleks Sesak napas saat aktivitas
Distensi vena jugularis lebih dari sehari-hari
PND atau ortopnea Hepatomegali
Ronkhi Takikardi (>120 x/menit)
S3 gallop Efusi pleura
Pasien dengan penyakit jantung tanpa keterbatasan aktivitas.
Aktivitas sehari-hari tidak menyebabkan kelelahan, sesak napas
atau nyeri dada
Pasien dengan penyakit jantung dengan keterbatasan ringan pada
aktivitas fisik. Aktivitas biasa menyebabkan kelelahan, sesak napas
atau nyeri dada (menghilang saat istirahat), gejala timbul saat
aktivitas ringan
Pasien dengan penyakit jantung dengan keterbatasan pada
aktivitas fisik. Sedikit aktivitas menyebabkan kelelahan, sesak
napas, berdebar atau nyeri dada (menghilang saat istirahat),
gejala timbul saat aktivitas berat
Pasien dengan penyakit jantung dengan ketidakmampuan
melakukan aktivitas fisik. Keluhan masih dirasakan saat
istirahat. Jika melakukan aktivitas fisik rasa tidak nyaman
bertambah (tidak menghilang saat istirahat)
Adanya kongesti ?
Perfusi adekuat ?
- Vasodilator
- Diuretik - Inotropik
- Pertimbangkan vasopressor
- Diuretik (jika perfusi tertangani)
- Pertimbangkan sirkulasi mekanik
Tipe kardiak –
akumulasi cairan,
biasanya kongesti
- Vasodilator
- Diuretik
- Vasodilator - Pertimbangkan inotropik
- Diuretik
- Ultrafiltrasi
Dosis Inotropik / Vasopressor : Dosis Vasodilator :
Dobutamin 2-20 Nitrogliserin mulai 10-20
mcg/kg/menit mcg/menit, dinaikkan
Dopamin 3-5 mcg/kg/menit sampai 200 mcg/menit, hati-
(beta +); >5 mcg/kg/menit hati hipotensi dan nyeri
(beta +, vasopressor alfa +) kepala
Norepinefrin 0,2-1 Isosorbid dinitrat mulai 1
mcg/kg/menit mg/jam, dinaikkan sampai
Epinefrin 0,05-0,5 10 mg/jam
mcg/kg/menit
Kardiomegali
Hipertrofi ventrikel kanan
Deviasi aksis ke kanan
R/S rasio >1 pada lead I
P pulmonal pada lead II
Overload tekanan pada ventrikel kanan
Dilatasi ventrikel kanan
Septum menunjukkan flattening diastolik abnormal
Kardiomegali
Kelainan pembuluh darah hipertensi pulmonal
Analisa gas darah PaO2 <60 mmHg dan PaCO2 >50
mmHg
Manifestasi imunologi
Adanya faktor predisposisi jantung
glomerulonefritis, Osler node, Roth
atau intravenous drug user / IVDU
spot, Rheumatoid factor
Demam >380C
Manifestasi mikrobiologi kultur
Manifestasi vaskular emboli darah positif namun tidak memenuhi
arteri, infark paru, aneurisma mikotik, kriteria mayor atau hasil tes serologi
perdarahan intrakranial, perdarahan menunjukkan infeksi organisme tipikal
konjungtiva, janeway lesion, splinter endokarditis
haemorrhage
Definitif 2 kriteria mayor atau 1 kriteria mayor + 3 kriteria minor atau
5 kriteria minor
Possible 1 kriteria mayor + 1 kriteria minor atau 3 kriteria minor
Rejektif :
Terdapat bukti diagnosis lain penyebab EI, atau
Terdapat resolusi gejala klinis EI dengan pemberian terapi antibiotik
selama <4 hari, atau
Tidak ada bukti patologi EI pada pembedahan ataupun otopsi dengan
terapi antibiotik <4 hari, atau
Tidak memenuhi kriteria EI seperti diatas
Indikasi saat pembedahan jika ada
Terapi antibiotik jangka panjang komplikasi berat :
Lama pemberian selama 4-6 minggu Gagal jantung
Terapi antibiotik disesuaikan dengan Infeksi yang tidak bisa
hasil kultur, untuk awalnya diberikan terkontrol
yang broad-spectrum Pencegahan kejadian
tromboemboli
1. Tirah baring
2. Eradikasi mikroba Streptococcus grup A antibiotik
3. Karditis dan poliarthritis migrans antiinflamasi
4. Jika ada gagal jantung restriksi cairan, diuretik, ACE inhibitor, dan
digoxin
5. Chorea chlorpromazin, diazepam, atau haloperidol
6. Antibiotik untuk prevensi sekunder
CVI kelainan pembuluh darah vena tahap lanjut darah mengalir pada
pembuluh darah vena ekstremitas bawah tidak dapat kembali menuju ke
jantung dengan sempurna oleh karena disfungsi katup vena venous return
(vena saphena parva dan vena saphena magna)
Keluhan nyeri tungkai ketika kelelahan berdiri, bengkak pada kaki, kaki
cepat lelah, betis terasa kencang, jarang olahraga, merokok
Tatalaksana :
Stoking kompresi
Mengangkat kaki
Diuretik
Anti koagulan
Skleroterapi
Operasi
DVT kondisi dimana terbentuk bekuan dalam vena sekunder / vena dalam
oleh karena inflamasi / trauma dinding vena atau karena obstruksi vena
sebagian
Gejala :
Nyeri tekan pada tungkai atau betis bila terjadi di tungkai dan di lengan
atau leher jika mengenai ekstremitas atas biasanya akibat duduk
yang terlalu lama
Pembengkakan terlokalisir pada daerah yang terkena pitting edema
Perabaan kulit hangat dan kemerahan di sekitar DVT
Tanda :
Homan sign dorsofleksi pada kaki maka akan didapatkan
peningkatan rasa nyeri pada betis belakang
Pratt sign squeezing pada otot betis maka akan timbul peningkatan
rasa nyeri
Pemeriksaan penunjang :
D-dimer (gold standard)
Doppler ultrasound