Istilah yang digunakan adalah Gangguan Jiwa atau gangguan mental (mental disorder) tidak mengenal
istilah penyakit jiwa (mental illnes atau mental disease)
Seseorang dianggap normal bila :
Kesadaran akan identitas pribadinya dan mempunyai tujuan hidup
Sadar akan otonomi pribadinya
Aktif, produktif, & tekun dlm menyelesaikan tugas
Dpt menerima batas2 kesanggupan secara realistik
Dpt menghadapi stress & dpt bereaksi secara fleksibel, realistik & rasional
Mau melihat kenyataan & bersedia menyelesaikan masalah2
Mampu mengadakan hub heteroseksual yg memuaskan
Dpt menikmati kegembiraan dari pelbagai sumber.
GANGGUAN JIWA, di dapatkan :
Adanya Gejala Klinis yang bermakna, berupa :
o Sindrom atau Pola Perilaku
o Sindrom atau pola psikologik
Gejala klinis tersebut menimbulkan penderitaan (distress), a.l berupa rasa nyeri,tidak nyaman,
tidak tenteram, terganggu, disfungsi organ tubuh, dll.
Gejala klinis tersebut menimbulkan disabilitas dalam aktivitas kehidupan sehari-hari yang biasa
dan diperlukan untuk perawatan diri dan kelangsungan hidup (mandi, berpakaian, makan,
kebersihan diri, dll)
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL, Tujuan dari diagnosis Multiaksial :
Mencakup informasi yang komprehensif (Gangguan Jiwa, kondisi fisik umum, masalah
Psikososial dan lingkungan, taraf fungsi secara global), sehingga dapat membantu dalam :
o Perencanaan terapi
o Meramalkan outcome atau prognosis
Format yang mudah dan sistematik, sehingga dapat membantu dalam :
o Menata dan mengkomunikasikan informasi klinis
o Menangkap kompleksitas situasi klinis
o Menggambarkan heterogenitas individual dengan diagnosis klinis yang sama.
Memacu penggunaan Model bio-psiko-sosial dalam klinis, pendidikan dan penelitian
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL TERDIRI DARI 5 AKSIS :
1. Aksis I
:
o Gangguan klinis
o Kondisi lain yang menjadi Fokus
o Perhatian klinis
2. Aksis II
:
o Gangguan kepribadian
o Retardasi Mental
3. Aksis III
:
o Kondisi Medik Umum
4. Aksis IV
:
o Masalah Psikososial dan lingkungan
5. Aksis V
:
o Penilaian fungsi secara global
Kepribadian merupakan keseluruhan pola pikiran, perasaan, & prilaku yg sering digunakan oleh
seseorang dlm usaha adaptasi yg terus-menerus terhdp / pada hidupnya. Kepribadian menentukan :
Pola reaksi seseorang
1. Compos Mentis (15,14): kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua
pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya.
2. Apatis (13,12): keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan sekitarnya, sikapnya
acuh tak acuh.
3. Somnolen (Obtundasi, Letargi) (11,10): respon psikomotor yang lambat, mudah tertidur, namun
kesadaran dapat pulih bila dirangsang (mudah dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi, mampu
memberi jawaban verbal.
4. Delirium (9,8,7): gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu), memberontak, berteriak-teriak,
berhalusinasi, kadang berhayal.
5. Stupor (soporo koma) (6,5,4): keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada respon terhadap nyeri.
6. Coma (3): tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadap rangsangan apapun (tidak ada
respon kornea maupun reflek muntah, mungkin juga tidak ada respon pupil terhadap cahaya).
o Kesadaran berubah:
o Kesadaran berkabut:
Gejala Katatonia :
o Stupor : amat berkurangnya dlm reaktivitas trhadap lingkungan dan dlm gerakan spontan
o Mutisme : tidak berbicara sama sekali
o Gaduh gelisah : aktivitas motorik yg tak bertujuan dan tidak dipengaruhi oleh stimuli eksternal
o Posturing : mempertahankan posisi tubuh tertentu yg tidak wajar/aneh
o Negativisme : perlawanan terhadap semua perintah/upaya untuk menggerakan atau pergerakan ke
arah yg berlawanan
o Rigiditas : mempertahankan posisi tubuh yg kaku untuk melawan upaya menggerakkan dirinya
o Fleksibilitas cerea : mempertahankan anggota gerak dan tubuh dlm posisi yg dibentuk dari luar
Aktivitas motorik :
o Stereotipik : gerakan yg tidak bertujuan dan dilakukan berulang-ulang
o Grimas : mimik aneh dan berulang-ulang
o Mannerisme : gerakan atau lagak yg streotip dan teatral (seperti sedang bermain sandiwara)
o Ekopraksia : langsung meniru gerakan org lain pd saat melihatnya
o Ekolalia : langsung mengulangi/meniru apa yg dikatakan org lain
o Katapleksi : tonus otot menghilang dengan mendadak dan sejenak yg dpt disebabkan oleh
berbagai keadaan emosi.
o Tic : suatu gerakan motorik (yg lazimnya mencakup suatu kelompok otot khas tertentu) yg tdk
dibawah pengendalian, berlangsung cepat dan berulang-ulang, tidak berirama ataupun suatu hasil
vokal yg timbul mendadak dan tidak ada tujuannya yg nyata.
Sindrom psikosis :
o Hendaya berat dlm menilai realitas bermanifestasi dlm gejala: kesadaran diri (awareness), daya
nilai norma sosial (judgement), daya tilikan diri (insight) terganggu.
o Hendaya berat dlm fungsi- fungsi mental bermanifestasi dlm gejala : gangguan asosiasi pikiran
(inkoherensi), isi pikiran yg tdk wajar (waham), gangguan persepsi (halusinasi), gangguan
perasaan (tdk sesuai dgn siuasi), dan perilaku yg aneh atau tidak terkendali (disorganized).
o Hendaya berat dlm fungsi kehidupan sehari-hari, bermanifestasi dlm gejala : tdk mampu bekerja,
hubungan sosial dan melakukan kegiatan rutin.
Skizofrenia
o Teori Adolf Meyer : suatu reaksi yang salah, suatu maladaptasi, sehingga timbul disorganisasi
kepribadian dan lama kelamaan orang tersebut menjauhkan diri dari kenyataan (otisme).
o Teori Sigmund Freud, terdapat :
1. kelemahan ego, yang dapat timbul karena penyebab psikogenik ataupun somatik
2. superego dikesampingkan sehingga tidak bertenaga lagi dan Id yang berkuasa serta terjadi
suatu regresi ke fase narsisisme
3. kehilangan kapasitas untuk pemindahan (transference) sehingga terapi psikoanalitik tidak
mungkin.
o Teori Eugen Bleuler : jiwa yang terpecah belah, adanya keretakan atau disharmoni antara proses
berfikir, perasaan dan perbuatan. Bleuler membagi gejala Skizofrenia menjadi 2 kelompok yaitu
1. gejala primer (gangguan proses pikiran, gangguan emosi, gangguan kemauan dan otisme)
2. gejala sekunder (waham, halusinasi dan gejala katatonik atau gangguan psikomotorik yang
lain).
Skizofrenia : hiperaktivitas dopamine
Skizofrenia residual:
o Gejala negatif menonjol
o Ada riwayat satu episode psikotik di masa lampau
o Sudah melampaui kurun waktu 1 tahun
o Tidak terdapat dementia atau gangguan otak organik
Gangguan psikotik akut dan sementara :
o Onset akut (2 minggu atau kurang)
o Sindrom khas (polimorfik: beraneka ragam dan berubah cepat/ schizophrenia like: gejala skizofrenia
yg khas)
o Ada stress akut yg berkaitan
o Tidak diketahui berapa lama gangguan akan berlangsung
Anti psikotik
o Tipikal :
1. Phenothiazine
Rantai aliphatic :
o Chlorpromazine (largactil)
100 mg
150-600 mg/h
Untuk pasien yg gaduh gelisah, tdk bisa tidur
Chlorpromazin
inj 25 mg
o Levomepromazine
Rantai piperazine :
o Perphenazine
o Trifluoperazine (stelazine/stelosi) 5 mg
10-15 mg/h
o Fluphenazine
inj 25 mg/ml
25 mg/2-4 mgg
Rantai piperidine :
o Thioridazine
2. Butyrophenone
Haloperidol
0,5mg/1,5mg/5 mg
5-15 mg/h
Untuk pasien yg sudah tenang, untuk mengubah isi pikir (waham dan halusinasi menonjol)
o Lodomer
inj 5 mg
short acting
o Haldol decanoas
inj 50 mg
50 mg/2-4 mgg
long acting, untuk pasien yg tdk mau minum obat oral/tidak teratur minum obat.
3. Diphenylbutylpiperidine
Pimozide
o Atipikal :
Untuk pasien yg masih muda, menghindari efek antipsikotik tipikal seperti afek menjd tumpul
1. Benzamide
Sulpiride
2. Dibenzodiazepine
Clozapine (clozaril/clorilex)
25 mg/100 mg
25-100 mg/h
Efek EPS hampir tdk ada, untuk pasien yg tdk bisa mentolerir EPS
Olanzapine
5 mg/10 mg
10-20 mg/h
o Zyprexa
inj 10 mg
Quetiapine (seroquel)
25 /100/200 mg
50-400 mg/h
3. Benzisoxazole
Risperidone (risperdal)
1 mg, 2 mg, 3 mg
2-6 mg/h
Efek samping anti psikotik dan penanganannya
o Chorpromazine : hipotensi ortostatik: injeksi nor adrenalin
o Haloperidol : Ekstrapiramidal syndrome:
1. Reaksi distonia: kontraksi involunter otot dpt menyerang otot wajah, leher, lidah, rahang, atau
seluruh tubuh. Menyebabkan tortikolis, disarthri, dysphagia, opistotonus.
2. Akathisia : Manifestasi berupa keadaan gelisah, dpt bersifat:
Subjektif : pasien mengatakan bahwa ia tidak mampu untuk tetap tenang, tidur terganggu atau ggn
konsentraasi
Objektif : pasien menunjukkan kegelisahan melalui tindakan seperti mondar-mandir atau kaki selalu
digerakkan.
3. Parkinsonisme: tremor, bradikinesia, rigiditas
4. Tardive dyskinesia (irreversible): gerakan berulang involunter pd lidah, wajah, mulut/rahang dan
anggota gerak, dimana pd waktu tidur gejala tersebut menghilang.
trihexyphenidyl (artane) 3-4 x 2 mg/h atau inj sulfas atropin 0,5-0,75 mg IM atau inj diphenhidramine
o Neuroleptik malignant syndrome :
1. Suhu > 38o C (hyperpyrexia)
2. EPS berat (rigiditas)
Trazodone
Mirtazapine
Anxietas
Adanya perasaan cemas/khawatir yg dicetusakn oleh suatu siuasi atau objek yg jelas dari luar individu itu
sendiri, yg sebenarnya pd saat kejadian ini tidak membahayakan.
Agorafobia : anxietas yg timbul akibat dari situasi berikut : banyak orang/keramaian, tempat umum,
bepergian keluar rumah, dan bepergian sendirian.
Fobia sosial : anxietas yg timbul terbatas pd situasi sosial tertentu (outside the family circle)/ takut
bersosialisasi dgn orang-orang
Gangguan cemas menyeluruh: anxietas berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai
beberapa bulan dan tidak terbatas pd situasi khusus/tertentu saja.
Sindrom anxietas:
Ketegangan motorik:
Kedutan otot atau rasa gemetar
Otot tegang/kaku/pegel linu
Tidak bisa diam
Mudah menjadi lelah
Hiperaktivitas otonomik: Nafas pendek/terasa berat
Jantung berdebar-debar
Telapak tangan basah-dingin
Mulut kering
Kepala pusing/rasa melayang
Mual, mencret, perut tak enak
Muka panas/badan menggigil
Buang air kecil lebih sering
Sukar menelan/rasa tersumbat
Kewaspadaan berlebihan, Perasaan jd peka/mudah ngilu
Penangkapan berkurang Mudah terkejut/kaget
Sulit konsentrasi pikiran
Sukar tidur
Mudah tersinggung
Anti anxietas :
o Benzodiazepine
1. Diazepam (valium
2-5 mg
10-30 mg/h
2. Chlordiazepoxide
3. Bromazepam
4. Lorazepam (merlopam/ativan) 2 mg
2-3 x 1 mg/h
5. Prazepam
6. Oxazolam
7. Alprazolam (xanax)
0,25/0,5/1 mg
3 x 0,25-0,5 mg/h
Short acting, mudah menimbulkan ketergantungan
8. Clorazepate
9. Clobazam (frisium)
10 mg
2-3 x 10 mg/h
Long acting
o Non benzodiazepine
1. Buspirone
2. Sulpiride
3. Hydroxyzine
Obsesif kompulsif
Obsesif : pikiran yg disadari berasal dari diri sendiri yg tdk berhasil dilawan dan dilakukan berulangulang dan merupakan pengulangan yg tidak menyenangkan, apabila dilakukan tdk memberi kepuasan
atau kesenangan hanya sekedar perasaan lega.
Anti obsesif kompulsif
o Trisiklik
1. Clomipramine (anafranil)
25 mg
75-200 mg/h
o SSRI
1. Sertraline
2. Paroxetine
3. Fluvoxamine
4. Fluoxetine
5. Citalopram
Ganguan somatoform : Pasien menderita gejala-gejala fisik sebagai akibat dari stres psikologik.
1. Hipokondriasis: keluhan hanya pd satu organ
2. Gangguan Somatisasi: keluhan mencakup multi organ
3. Gangguan Konversi: adanya satu atau lebih gejala neurologis seperti paralisis, kebutaan, parestesia.
4. Gangguan Nyeri Somatoform
5. Gangguan Body Dysmorphic
Gangguan mental organik : gangguan mental yg berkaitan dgn penyakit/gangguan sistemik atau otak yg
dapat di diagnosis sendiri. Gambaran utama:
o Gangguan fungsi kognitif : daya ingat, daya pikir, daya belajar
o Gangguan sensorium : gangguan kesadaran dan perhatian
o Sindrom dgn manifestasi yg menonjol dlm bidang persepsi, isi pikiran dan suasana perasaan dan emosi
1. Demensia :
Adanya penurunan kemampuan daya ingat dan daya pikir yg mengganggu kegiatan harian
seseorang seperti mandi, makan, berpakaian, buang air besar dan kecil.
Tidak ada gangguan kesadaran
Gejala dan disabilitas sudah nyata paling sedikit 6 bulan
2. Delirium :
Gangguan kesadaran dan perhatian
Gangguan kognitif secara umum : hendaya daya ingat, daya pikir, disorientasi waktu, tempat,
orang, distorsi persepsi (ilusi dan halusinasi)
Gangguan psikomotor : hipo-hiperaktivitas, waktu bereaksi lebih panjang, arus pembicaraan
bertambah/berkurang
Gangguan siklus tidur bangun : insomnia, mimpi buruk
Gangguan emosional : depresi, anxietas, takut, lekas marah
Onset biasanya cepat, perjalanan penyakit hilang-timbul sepanjang hari, sudah berlangsung
kurang dari 6 bulan
Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif
1. Alkohol
2. Opioida
3. Kanabinoida
4. Sedative/hipnotik
5. Kokain
6. Stimulansia termasuk kafein
7. Halusinogen
8. Tembakau
9. Pelarut yg mudah menguap
10. Zat multipel dan zat psikoaktif lainnya
NAPZA : narkotika, psikotropika, dan zat adiktif.
Narkotika : obat yg bekerja secara selektif pd SSP dan mempunyai efek utama terhadap penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa dan mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri.
Psikotropika : obat yg bekerja secara selektif pd SSP dan mempunyai efek utama terhadap aktivitas
mental dan perilaku.
Zat adiktif : zat yg dapat menimbulkan sindrom ketergantungan :
Adanya keinginan yg amat kuat untuk menggunkaan zat secara terus-menurus
Kesulitan menguasai perilaku menggunakan zat
Penghentian atau pengurangan penggunaan zat menimbulkan keadaan putus zat