Anda di halaman 1dari 16

Ilmu

Kesehatan
masyarakat
Randy Richter
Catatan Koas | Ilmu Kedokteran Komunitas

Puskesmas  fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya


kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya
Puskesmas  didirikan di setiap kecamatan, idealnya 1 puskesmas mencakup
30.000 penduduk

 >50% penduduk  >50% penduduk  Disebut juga


di sektor non di sektor agraris puskesmas
agraris (industri,  >5 km jarak dari kawasan sangat
dagang, jasa) RS terpencil
 <5 km jarak dari  <90% rumah  Berada di wilayah
RS memiliki listrik sulit dijangkau,
 >90% rumah  Terdapat akses rawan bencana,
memiliki listrik jalan dan atau berada di
 Terdapat akses transportasi pulau
jalan raya dan  >6 jam waktu
transportasi tempuh ke
ibukota
kabupaten
 Kesulitan
pemenuhan
bahan pokok dan
jaminan
kesehatan

1. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)


 Upaya promosi kesehatan  penyuluhan, sosialisasi program
 Upaya pencegahan penyakit menular (P2M)  surveillance,
imunisasi
 Upaya kesehatan lingkungan  air bersih, jamban, limbah,
sampah
 Upaya kesehatan ibu dan anak – keluarga berencana 
kunjungan ibu hamil, persalinan oleh bidan/dokter
 Upaya perbaikan gizi  distribusi MPASI, keluarga sadar gizi
2. Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
 Upaya penyembuhan penyakit dan pelayanan kesehatan 
poliklinik
3. Upaya Kesehatan Pengembangan
 Upaya kesehatan sekolah
 Upaya kesehatan olahraga
 Upaya perawatan kesehatan masyarakat
 Upaya kesehatan kerja
 Upaya kesehatan gigi dan mulut
 Upaya kesehatan jiwa
 Upaya kesehatan penglihatan
 Upaya kesehatan pendengaran
 Upaya kesehatan usia lanjut
 Upaya kesehatan tradisional

 Meningkatkan  Dibangun  Letak strategis


jangkauan ditengah dengan
pelayanan pemukiman puskesmas lain
puskesmas penduduk yang atau RS
 Tersedia sarana kepadatannya  Waktu tempuh ke
jalan dan dapat 3000 – 5000 jiwa, RS >2 jam
dilalui kendaraan dan/atau  Dapat dilalui
roda 4 atau roda pemekaran desa transportasi
2, atau kapal  Jarak lokasi umum
motor sesuai puskesmas
medan pembantu
dengan sarana
kesehatan lain 3-
5 km
 LB 1  LT 1  Laporan sentinel
Laporan kasus Data dasar  LB1S
penyakit puskesmas Data penyakit
 LB 2  LT 2 yang dapat
Laporan obat Data dicegah dengan
 LB 3 kepegawaian, imunisasi dan
Laporan gizi, termasuk bidan diare
KIA/KB, dan desa  LB2S
imunisasi  LT 3 Data KIA, gizi,
 LB 4 Data peralatan / ISPA, penyakit
Laporan kegiatan sarana akibat kerja
puskesmas puskesmas,  Laporan wabah &
puskesmas KLB
pembantu, dan menggunakan
puskesmas formulir W1 dan
keliling W2

Posyandu  bentuk upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM)


yang dikelola dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan dasar
Posyandu  idealnya 1 posyandu untuk 100 balita atau 1 posyandu untuk 1
RW

Frekuensi
<8 >8
penimbangan
Jumlah kader <5 >5
Cakupan dana
<50% >50%
sehat
Cakupan D/S <50% >50%
Cakupan
kumulatif <50% >50%
KIA/KB/imunisasi
Program
Tidak ada Ada
tambahan
 S  jumlah seluruh balita di wilayah posyandu
 K  jumlah balita yang terdaftar di posyandu terkait dan punya KMS
 D  jumlah balita yang datang ditimbang bulan ini
 N  jumlah balita dengan berat badan naik

 K/S  cakupan penimbangan


 D/S  tingkat partisipasi masyarakat
 D/K  kesinambungan penimbangan
 N/D  kecenderungan status gizi
 N/S  efektivitas kegiatan

S
K
D
N

 Oleh kader
 Pendaftaran ibu hamil, balita, dan ibu menyusui
 Oleh kader
 Penimbangan balita
 Oleh kader
 Pencatatan
 Mengisi KMS, nilai BB naik atau tidak
 Oleh kader
 Penyuluhan dan pelayanan tentang gizi
 Oleh petugas kesehatan
 Imunisasi
 Suplemen
 KB

 Pendaftaran
 Pencatatan
 Teknik wawancara terarah / anamnesis
 Pengukuran TB, BB dan IMT
 Pengukuran lingkar perut dan analisa lemak tubuh
 Pengukuran tekanan darah, gula, kolesterol dan
trigliserida darah
 Uji fungsi paru, IVA, pemeriksaan payudara, dan tes
amfetamin urin
 Konseling dan edukasi
 Tindak lanjut lainnya

 Ventilasi   >10 m dari  Dinding sumur


minimal 10% dari sumber air minimal sedalam
luas lantai  Tidak berbau 3m
ruangannya dengan  Tinggi bibir sumur
 Pencahayaan  menggunakan + 1 m dari lantai
seluruh bagian sistem leher  Sebaiknya sumur
ruangan dengan angsa (trench diberi
minimal intensitas latrine) penutup/atap
cahaya sekitar 60  Tidak mencemari  Adanya sarana
lux (tidak tanah sekitar pembuangan air
menyilaukan) dengan luas limbah
 Luas  minimum minimal 1x1 m,  Lantai sumur
8m2, atau 14m2 sudut kemiringan disemen / harus
orang pertama cukup kedap air,
9m2 setiap  Lantai kedap air mempunyai lebar
penghuni  Tersedia ventilasi disekeliling sumur
berikutnya + 1,5 m
(Depkes)
 Kepadatan rumah
 Rumusnya 
jumlah luas lantai
(m2) / jumlah
penghuni (orang)

 Memperlakukan pasien secara holistik (fisik,


mental, sosial)
 Preventif, kuratif, rehabilitatif
 Dilandasi hubungan jangka panjang dan
saling percaya
 Cost-effectiveness (risk and benefit)
 Kemampuan memilih penerapan teknologi
penunjang yang paling cocok dan murah
 Mempromosikan gaya hidup sehat
 Memberikan penjelasan dan edukasi yang
efektif
 Memberdayakan individu dan kelompok untuk
tetap hidup sehat
 Menempatkan dirinya sehingga mendapatkan
kepercayaan masyarakat
 Melaksanakan program sesuai dengan
kebutuhan masyarakat
 Mampu bekerja sama secara harmonis,
melakukan perencanaan, serta memanfaatkan
data-data kesehatan secara tepat
1. Primer
 Langsung dari promkes  ibu hamil
 Health promotion  semua orang sehat
 Specific protection  faktor risiko (+)
2. Sekunder
 Tokoh yang dihormati  kepala desa/kelurahan, tokoh agama
 Early diagnosis and prompt treatment  skrining
3. Tersier
 Pembuat keputusan  dinas kesehatan
 Disability limitation  penyakit (DM atau Penyakit jantung
koroner)
 Rehabilitation  komplikasi

Berpusat pada dokter


Berpusat pada pasien
Hubungan dokter-pasien paling buruk  tidak peduli
Hubungan dokter-pasien paling baik  sama-sama
peduli

Keluarga besar (nuclear family + paman, bibi,


keponakan, kakek/nenek) dalam satu rumah

Keluarga inti (suami, istri dan anak)


Suami dan istri + tanpa anak dalam satu rumah

Suami dan istri yang sudah tua + anak yang


sudah memisahkan diri

Duda/janda (karena cerai) lalu menikah kembali


dan membesarkan anak dari perkawinan
sebelumnya
Satu orang tua (ayah/ibu) + anak kandung
Kedua orangtua bekerja dikota berbeda, tetapi
salah satu kota sebagai tempat tinggal orangtua
dan orangtua yang bekerja diluar kota bisa
berkumpul saat weekend
Orang dewasa yang hidup sendiri (sebatang
kara) karena cerai atau ditinggal mati
Belum menikah (hidup bersama diluar ikatan
pernikahan)
Keluarga dengan orang tua tiri
Nuclear family + anak adopsi dalam waktu
sementara, pada saat orangtua anak tersebut
perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan
kembali keluarga aslinya

Prinsip-prinsip kedokteran keluarga Indonesia :


1. Pelayanan holistik (biopsikososial) dan komprehensif (promosi,
prevensi, kurasi, dan rehabilitasi)
2. Pelayanan kontinu/berkesinambungan (rekam medis tercatat baik)
3. Prevensi
4. Koordinasi (perawat dan dokter) dan kolaborasi (dokter A dan dokter B)
5. Integral keluarganya
6. Menjunjung tinggi etika dan hukum
7. Dapat diaudit dan dipertanggungjawabkan
8. Pelayanan mempertimbangkan lingkungan
9. Sadar biaya dan sadar mutu
Pemegang kontrak
(keluarga/ahli waris)
Sistem asuransi yang
berhak atas sejumlah
menjamin pengeluaran Hampir seluruh bentuk
uang sebagai ganti
orang yang asuransi lain, mobil,
premi yang telah
diasuransikan untuk rumah, dan lain-lain
dibayarkan oleh
keperluan kesehatan
pelanggan sampai ia
meninggal

Program jaminan hari tua,


jaminan pensiun, jaminan
kematian dan jaminan Asuransi kecelakaan
Bentuk peralihan dari
kecelakaan kerja bagi penumpang alat
PT. ASKES
seluruh pekerja Indonesia. angkutan umum
Bentuk peralihan dari PT.
JAMSOSTEK

Bentuk sistem
Bentuk sistem
pembiayaan per bulan
pembiayaan RS
dari BPJS kepada Bentuk sistem
“retrospektif” dimana
Fasilitas Kesehatan pembiayaan RS
pembayaran ditetapkan
Tingkat Pertama (FKTP) “prospektif” dimana total
setelah pelayanan
berdasarkan jumlah tarif pelayanan
diberikan dan berbentuk
peserta yang terdaftar kesehatan ditetapkan
rincian biaya dari
tanpa memperhitungkan sebelum pelayanan
masing-masing
jenis dan jumlah kesehatan diberikan
pelayanan yang
pelayanan kesehatan
diberikan
yang diberikan
JAMKESDA
JAMSOSTEK
/ PJKMU

Pegawai Individu Penerima


Pemerintah Pensiun

1. PNS pusat 1. Pengacara 1. PP PNS


2. PNS daerah 2. Akuntan 2. PP TNI
3. PNS 3. Arsitek 3. PP POLRI
diperbantukan 4. Dokter 4. PP Pejabat
4. TNI 5. Konsultan Negara
5. POLRI 6. Notaris
6. PJBT Negara 7. Penilai
7. Pegawai 8. Aktuaris Veteran, PK
pemerintah 9. Pemain musik /
non PNS pembawa 1. Veteran Tuvet
acara 2. Veteran Ntuvet
3. Perintis
Pegawai Non Kemerdekaan
Pemerintah

1. Investor
1. Pegawai BUMD
2. Pemberi
2. Pegawai BUMN kerja
3. Pegawai Swasta
3. Penerima
Pensiun
Hal yang perlu diperhatikan dari peserta BPJS :
 Jumlah istri + anak yang ditanggung pekerja penerima upah dan bukan
pekerja (5 orang maksimal)
 Iuran :
- PBI 42.000 per orang/bulan (sejak 1 Juli 2020)
- PNS, TNI, POLRI, pejabat dipotong daru gaji sebesar 5% (3% oleh
pemberi kerja dan 2% oleh peserta), untuk pekerja penerima upah
selain diatas 5% (4% oleh pemberi kerja dan 1% oleh peserta)
 Non-PBI (Pekerja Mandiri)
- Pekerja yang tidak menjadi subordinat/bawahan  tida mendapat
gaji tetap dari atasan
- Pendaftaran peserta pekerja mandiri tidak bisa dilakukan hanya
untuk 1 orang saja, melainkan harus mendaftarkan seluruh anggota
keluarga
- Iuran :
1. Kelas 1  Rp. 150.000/bulan
2. Kelas 2  Rp. 100.000/bulan
3. Kelas 3  Rp. 42.000/bulan
 Non-PBI (Bukan Pekerja)
- Digolongkan menjadi :
1. Penerima pensiun  pensiunan PNS, TNI dan POLRI
2. Veteran dan perintis kemerdekaan
3. Lainnya  investor dan pemberi kerja
4. Bukan pekerja yang tidak termasuk 3 golongan diatas namun
mampu membayar iuran
- Pekerja bukan penerima upah dan bukan pekerja  peserta dapat
mengikutsertakan anggota keluarga yang diinginkan (tidak terbatas)

1. Selain PBI, boleh minta naik kelas


2. Hanya boleh pindah 1 kali
3. Naik kelas maka bayar selisihnya
4. Jika ruang rawat penuh :
 Naik 1 kelas 3 hari, jika tidak bisa maka turun kelas
 Turun 1 kelas 3 hari, jika tidak bisa maka dirujuk ke RS lain
 Jika keenakan setelah 3 hari, maka bayar selisih
5. Pembayaran denda :
 Jika pasien saat dirawat baru diketahui BPJS tidak aktif karena
belum bayar premi  untuk kembali aktif harus membayar iuran
dan denda dalam 3x24 jam hari kerja atau sebelum pasien pulang
6. Klaim RS non BPJS  saat keadaan emergensi RS yang tidak bekerja
sama dengan BPJS boleh menerima pasien BPJS tanpa membebankan
biaya pada pasien. RS dapat mengajukan klaim ke BPJS paling lambat
15 hari setelah penanganan pasien
 Kecelakaan  Kecelakaan yang  Tabrakan 2 atau
tunggal yang terjadi dalam lebih kendaraan
tidak ditanggung hubungan kerja bermotor
oleh Jasa  Kecelakaan yang  Kecelakaan di
Raharja dan terjadi dalam angkutan umum
BPJS-TK perjalanan dari (termasuk kapal),
 Pasien memilih rumah menuju mayatnya
fasyankes yang tempat kerja atau ditemukan
bekerja sama sebaliknya ataupun tidak
dengan BPJS  Penyakit yang  Orang yang
 Didapatkan surat disebabkan oleh sedang diangkut
dari Jasa Raharja lingkungan kerja kendaraan
bahwa bermotor dan
kecelakaan ini mengalami
tidak ditanggung kecelakaan
oleh Jasa bukan karena
Raharja kesalahan
supirnya
 Kasus tabrak lari
yang sudah
terbukti

1. Rujukan Kasus 1. Rujukan Sarana dan Logistik


Keperluan diagnostik, Peminjaman peralatan fogging,
pengobatan, tindak medik peminjaman alat laboratorium
(operasi), dan lain-lain kesehatan, peminjaman alat
2. Rujukan Bahan Pemeriksaan audiovisual, bantuan obat, vaksin,
Spesimen untuk pemeriksaan bahan-bahan habis pakai
laboratorium yang lebih lengkap 2. Rujukan Tenaga
3. Rujukan Ilmu Pengetahuan Dukungan tenaga ahli untuk
Mendatangkan tenaga yang lebih penyelidikan KLB, bantuan
kompeten untuk melakukan penyelesaian masalah hukum
bimbingan tenaga puskesmas dan kesehatan, penanggulangan
atau menyelenggarakan bencana alam
pelayanan medik spesialis di 3. Rujukan Operasional
puskesmas Menyerahkan sepenuhnya
kewenangan dan tanggung jawab
penyelesaian masalah kesehatan
masyarakat (antara lain usaha
kesehatan sekolah, kepada dinas
kesehatan kabupaten/kota.
Rujukan operasional
diselenggarakan puskesmas tidak
mampu
Dokter yang Pasien Pada kondisi
merujuk tetap disarankan atau yang
memegang dirujuk pada membutuhkan
Rujukan untuk
tanggung jawab dokter lain, dan layanan spesialis
perawatan
atas pasien sejak saat itu, multidisiplin,
komprehensif
secara umum, dokter yang tanggung jawab
selama periode
namun merujuk merujuk tidak lagi pasien dipecah
tertentu
untuk memegang pada dua
permasalahan tanggung jawab spesialis atau
tertentu atas pasien lebih

 4 Spesialis dasar
 5 Spesialis penunjang
400 buah
 12 Spesialis lain
 13 Subspesialis
 4 Spesialis dasar
 4 Spesialis penunjang
200 buah
 8 Spesialis lain
 2 Subspesialis
 4 Spesialis dasar
100 buah
 4 Spesialis penunjang
 2 Spesialis dasar 50 buah
Patient safety (keselamatan pasien)  pasien bebas cedera yang tidak
seharusnya terjadi atau bebas dari bahaya yang potensial akan terjadi
(penyakit, cedera fisik/sosial/psikologis, cacat, kematian, dan lain-lain)

 Kondisi yang sangat berpotensi


untuk menimbulkan cedera, tetapi
belum terjadi insiden
 Contoh  kerusakan alat ventilator
 Insiden yang sudah terpapar ke
pasien, tetapi tidak menimbulkan
cedera
 Contoh  pasien minum
paracetamol dan tidak ada reaksi
apapun padahal dokter tidak
meresepkan obat paracetamol
 Terjadinya insiden yang belum
sampai terpapar ke pasien
 Contoh  Salah identitas pasien
namun diketahui sebelum dilakukan
tindakan/intervensi
 Insiden yang mengakibatkan cedera
pada pasien
 Contoh  tertusuk jarum suntik,
pasien jatuh
 Suatu KTD yang mengakibatkan
kematian atau cedera yang serius
 Contoh  operasi pada bagian
tubuh yang salah
 Peningkatan jumlah penyakit yang banyak, cepat dan
tiba-tiba dalam suatu populasi
 Contoh  Virus Ebola yang menyebar di negara-
negara Afrika Barat (hanya di negara-negara dalam
satu wilayah atau teritorial)
 Penyakit yang biasa terjadi di suatu populasi
 Contoh  Malaria di Papua (penyakit akan selalu
ada di daerah tersebut)
 Penyebaran penyakit yang terjadi cepat yang
mengenai seluruh dunia (area yang luas)
 Contoh  HIV/AIDS atau COVID-19
 Epidemik yang terjadi mendadak di area yang
terbatas secara geografis atau administratif
 Contoh  Keracunan makanan di kecamatan Melati
(dikecamatan / kelurahan)
 Penyakit yang terjadi secara tidak terlalu sering dan
tidak teratur
 Contoh  peyakit demam dengue / DBD
(dipengaruhi oleh musim)
Menurut Keputusan Dirjen N0. 451/91  dinyatakan KLB
(kejadian luar biasa) jika ada unsur :
 Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya
tidak ada atau tidak dikenal
 Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus-
menerus selama 3 kurun waktu berturut-turut (jam,
hari, minggu)
 Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2x lipat atau
lebih dibandingkan periode sebelumnya (jam, hari,
minggu, bulan, tahun)
 Jumlah penderita baru dalam satu bulan
menunjukkan kenaikan 2x lipat atau lebih bila
dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan
dalam tahun sebelumnya
 Contoh  KLB difteri

Anda mungkin juga menyukai