Anda di halaman 1dari 19

Luka Bakar

Pembimbing : dr. Frank B Kasim, Sp.BP-RE(K)

Oleh : Kelompok V1
M. Ridhansyah Nugarah Pohan - 190131111
Novri Angelina Tambunan - 190131127
Nurhari Setyoprawiro - 190131130
Prilly Tri Tania - 190131138
Rahel Imelda Panggabean - 190131143
ANATOMI
KULIT
FUNGSI KULIT
• Regulasi suhu tubuh
• Reservoir darah
• Proteksi
• Sensoris
• Ekskresi dan absorbs
• Sintesis vitamin D
DEFINISI DAN ETIOLOGI LUKA BAKAR
Kerusakan Kulit yang disebabkan oleh kontak dengan sumber panas

THERMAL CHEMICAL CHEMICAL RADIATION


KLASIFIKASI LUKA BAKAR
Luka Bakar Ringan Luka Bakar Sedang Luka Bakar Berat

• TSBA < 15% pada dewasa • TBSA 15–25% pada dewasa • TBSA ≥25%
• TSBA < 10% pada anak dengan kedalaman luka bakar • TBSA ≥20% pada anak usia dibawah
• Luka bakar full-thickness full thickness <10% 10 tahun dan dewasa usia diatas 40
tahun
dengan TBSA <2% (DEWASA & • TBSA 10-20% pada luka bakar
• TBSA ≥10% pada luka bakar full-
ANAK) tanpa mengenai daerah partial thickness pada pasien thickness
mata, telinga, wajah, tangan, anak dibawah 10 tahun dan • Semua luka bakar yang mengenai
kaki atau perineum dewasa usia diatas 40 tahun, daerah mata, wajah, telinga, tangan,
atau luka bakar full-thickness kaki, atau perineum yang dapat
<10% menyebabkan gangguan fungsi atau
• TBSA ≤10% pada luka bakar kosmetik.
full-thickness pada anak atau • Semua luka bakar listrik
dewasa tanpa masalah kosmetik • Semua luka bakar yang disertai
trauma berat atau trauma inhalasi
atau mengenai daerah mata,
• Semua pasien luka bakar dengan
wajah, telinga, tangan, kaki, kondisi buruk
atau perineum
DERAJAT KEDALAMAN LUKA BAKAR
2. Superficial partial-thickness
1. Superficial (First-degree)
(Second-degree)

• Epidermis • Mencakup ke papilar dermis


• kemerahan • Kemerahan
• Tidak ada bula • Bula
• Nyeri • Sangat nyeri
DERAJAT KEDALAMAN LUKA BAKAR
3. Deep partial-thickness
(Second-degree)
• Lapisan terbawah dermis
• Warna merah bebercak
• Bisa terdapat bula maupun tidak
• Tidak ada nyeri

4. Full Thickness
(Third-degree)
• Mencakup epidermis dan seluruh
dermis
• Bewarna putih , mengkilat atau hitam
• Tidak ada nyeri
• Bisa terdapat eskar
Tatalaksana (Primary Survey)
• Menggunakan alat pelindung diri (sarung tangan, goggle glass, dan baju pelindung
khusus).
• Primary Survey :
1. Airway (Patensi jalan nafas).
2. Breathing (Hipoksia, hiperventilasi, hipoventilasi, luka bakar melingkar pada dada,
oksigen).
3. Circulation (Tanda syok, nadi, tekanan darah, crt, luka bakar melingkar ekstremitas).
4. Disability (AVPU).
5. Exposure.
6. Fluid (Resusitasi cairan).
• Analgesia : Morfin iv 0,05 – 0,1 mg/kg, (anak), paracetamol cairan drip (tiap 6 jam)
dosis 10-15 mg /kgBB/kali.
• Test : X-ray (Lateral, Cervical, Thorax, Pelvis, lainnya sesuai indikasi).
• Tubes : NGT.
Secondary survey

A. Riwayat Penyakit B. Mekanisme trauma

• A (Allergies) : Riwayat alergi • Durasi paparan


• M (Medications) : Obat – obat yang di konsumsi • Jenis pakaian yang digunakan
• Suhu dan Kondisi air, jika
• P (Past illness) : Penyakit sebelum terjadi trauma
penyebab luka bakar adalah air
• L (Last meal) : Makan terakhir panas
• E (Events) : Peristiwa yang terjadi saat trauma
Tatalaksana Bedah Emergensi
1. Eskarotomi
• Insisi eskar yang melingkari dada atau ekstremitas.
• Indikasi : pada luka bakar yang mengenai seluruh ketebalan dermis
sehingga timbul edema yang dapat menjepit pembuluh darah (luka bakar
melingkar di ekstremitas dan dada).
2. Fasciotomi
• Indikasi : tanda-tanda sindroma kompartemen (terasa keras pada palpasi,
sensasi perifer menghilang secara progresif, nadi tidak teraba).
Tatalaksana Cairan
• Prinsip dari pemberian cairan pertama kali : pemberian elektrolit
dan cairan ekstraseluler yang hilang pada jaringan yang terbakar,
dan sel-sel tubuh.
• Ringer laktat untuk 48 jam setelah terkena luka bakar.
• Output urin adekuat : 0.5 - 1.5mL/kgBB/jam.
• Rumus menghitung kebutuhan cairan : Parkland, Brooke, Evans.
Rumus Parkland
• Pada waktu pasien mengalami trauma luka bakar, bukan saat pasien datang.
• Cairan RL, 50% total perhitungan cairan dibagi menjadi 2 tahap dalam waktu 24
jam pertama.
• Tahap 1 diberikan 8 jam dan tahap 2 diberikan 16 jam setelahnya.
A. 24 jam pertama :
• Dewasa : Cairan ringer laktat 4 ml/kg/% luka bakar.
• Anak-anak : Cairan ringer laktat 3 ml/kg/% luka bakar.
B. 24 jam berikutnya :
• Anak-anak : 100ml/kg untuk 10 kg pertama
• +50ml/kg untuk 10 kg kedua
• +20ml/kg untuk 10 berikutnya
Rumus Brooke
• 24 jam pertama :
Cairan RL 1,5 ml/kg/% luka bakar + koloid 0,5 ml/kg/% luka bakar +
2.000 ml dextrose 5%.
• 24 jam berikutnya :
Cairan RL 0.5 ml/kg/% luka bakar, koloid 0.25 ml/kg/% luka bakar
dan 2.000 ml dextrose 5%.
Rumus Evans
• 24 jam pertama :
Kristaloid 1 ml/kg/% burn + koloid 1 ml/kg/% luka bakar + 2.000 ml
glukosa dilarutkan dalam air.
• 24 jam berikutnya :
Kristaloid 1 ml/kg/% burn + koloid 1 ml/kg/% luka bakar + 2.000 ml
glukosa dilarutkan dalam air.
Tatalaksana Cairan
• Penilaian status hidrasi anak dengan luka bakar memerlukan evaluasi dan terapi yang
berkesinambungan.
• Luka bakar ringan (10-15%) luas permukaan tubuh : cairan rehidrasi oral atau cairan
rumatan intravena.
• Luka bakar luasnya > 15 % : cairan resusitasi dengan 2 jalur intravena.
• Pemberian cairan koloid pada resusitasi awal tidak dianjurkan karena akan
memperberat edema di jaringan.
• Pemberian albumin 5 % dapat dipertimbangkan setelah 24 jam pertama.
• Evaluasi (24 jam) untuk menghindari kelebihan cairan : memantau pengeluaran urin .
• Anak < 10 tahun : 1 mL/kgBB/jam.
• Anak > 10 tahun : 0,5 mL/kgBB/jam.
Komplikasi
Kriteria Rujukan
• Sebelum dilakukan transfer pasien, harus
dilakukan assessment segera dan stabilisasi
di rumah sakit yang terdekat.
• Tatalaksana awal mencakup survei primer dan
sekunder serta evaluasi pasien untuk
kemungkinan rujukan.
• Seluruh assessment dan tatalaksana yang
diberikan harus dicatat sebelum dilakukan
transfer pasien ke unit luka bakar.
• Lakukan komunikasi via telepon segera
dengan unit tujuan rujuk sebelum transfer
pasien.
• Sesuaikan dengan protokol rujukan masing-
masing rumah sakit.
Prognosis
• Cedera luka bakar adalah masalah yang signifikan dengan morbiditas dan
mortalitas tinggi.
• Luas luka bakar, adanya trauma inhalasi, dan usia adalah prediktor yang
dapat meningkatkan tingkat mortalitas pasien dengan luka bakar
• Beberapa pasien dapat disertai gangguan psikologi, dapat berupa
gangguan stres pasca-trauma (PTSD) ataupun depresi
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai