Anda di halaman 1dari 40

Combustio

by
dr. Fazillah

SUPERVISOR
dr. Emrusmadi Sp.B
Pendahuluan
• Di Amerika, kasus luka bakar merupakan penyebab ketiga kematian kecelakaan 1,25 juta
orang dengan luka bakar datang ke Instalasi Gawat Darurat (IGD).

• Di Indonesia 2,5 juta luka bakar  200.000 penanganan rawat jalan


 100.000 pasien dirawat di rumah sakit.

• Rumah Sakit pusat Pertamina 33 - 53 penderita (rata-rata 40 penderita/tahun).


-luka Bakar Berat adalah berkisar 21%.

• medical record RSUP DR. M. Djamil Padang


• selama tahun 2006 terdapat 67 pasien luka bakar yang dirawat,
• tahun 2007 terdapat 84 pasien tahun 2008 terdapat 98 pasien
• tahun 2009 terdapat 84 pasien tahun 2010 terdapat 78 pasien .
• tahun 2011 dari bulan Januari sampai September mencapai 73 pasien.
Tinjauan Pustaka
• Luka Bakar
Luka bakar adalah cedera terhadap jaringan yang disebabkan oleh kontak dengan api,
uap panas, cairan panas, kimiawi (seperti, bahan-bahan korosif), barang-barang
elektrik (aliran listrik), energi elektromagnetik dan radian
Derajat Luka Bakar
Luka Bakar Derajat I
• Kerusakan terbatas pada
lapisan epidermis
(superfisial)
• kulit hiperemik berupa
eritem,
• tidak dijumpai bullae,
• terasa nyeri karena ujung-
ujung saraf sensorik
teriritasi.
• Biasanya sembuh dalam 5-7
hari dan dapat sembuh
secara sempurna.
• Contoh luka bakar derajat I
adalah sunburn.
Luka Bakar Derajat II
• Kerusakan meliputi
epidermis dan sebagian
dermis,
• berupa reaksi inflamasi
disertai proses eksudasi.
• Terdapat bullae, nyeri
karena ujung-ujung saraf
sensorik teriritasi.
• Dibedakan menjadi 2 bagian
– Derajat II dangkal/superfisial
(IIA)
– Derajat II dalam/deep (IIB)
Derajat II dangkal/superfisial
(IIA)
• Kerusakan mengenai bagian epidermis dan lapisan atas
dari corium/dermis.
• organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar sebasea
masih banyak.
• Penyembuhan terjadi secara spontan dalam waktu 10-14
hari tanpa terbentuk sikatrik.
• Gejala yang timbul adalah sangat nyeri, terdapat lepuhan
yang timbul beberapa menit, bula atau blister yang berisi
cairan eksudat yang keluar dari pembuluh darah akibat
permeabilitas dindingnya meningkat.
• Komplikasi jarang terjadi, terkadang timbul infeksi sekunder
pada luka.
Derajat II dalam/deep (IIB)
• Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis dan
sisa-sisa jaringan epitel hingga tinggal sedikit.
• Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar
keringat, kelenjar sebasea tinggal sedikit.
• Gejala yang timbul berupa rasa nyeri pada luka yang lebih
superfisial, warna merah muda, hipoestesia (rasa nyeri
sedikit), dan bula atau blister tidak karakteristik.
• Penyembuhan terjadi lebih lama dan disertai parut
hipertrofi. Biasanya penyembuhan terjadi dalam waktu lebih
dari satu bulan.
• Dapat berkembang menjadi full-thickness burn atau luka
bakar derajat III
Luka Bakar Derajat III
• Kerusakan meliputi seluruh tebal kulit dan
lapisan yang lebih dalam sampai mencapai
jaringan subkutan, otot dan tulang.
• Organ kulit mengalami kerusakan, tidak ada
lagi sisa elemen epitel.
• Tidak dijumpai bullae, kulit yang terbakar
berwarna abu-abu dan lebih pucat
sampai berwarna hitam kering.
• Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang
sensasi karena ujung-ujung saraf sensorik
rusak.
• Terjadi koagulasi protein dan epidermis dan
dermis yang dikenal sebagai escar, yang
dapat menyebabkan kompartemen sindrom.
• Penyembuhan terjadi lama karena tidak
terjadi epitelisasi spontan, pada kebanyakan
kasus untuk melindungi jaringan di bawah
kulit dilakukan skin graft
Luas Luka Bakar
• Estimasi Luas => Palmar Pasien
• Luas telapak tangan mewakili ± 1% luas
permukaan tubuh
• Dihitung hanya dhitung pada pasien
dengan derajat luka II (IIA & IIB) atau III
1. Rumus 9 atau Rule of Nine
2. “Rumus 10” untuk bayi
3. “Rumus 10-15-20” untuk anak.
Luas Luka Bakar
“Rule of Nine”
Luas Luka Bakar
“Lund and Browder”
Pembagian Luka Bakar
Luka Bakar Luka Bakar Luka Bakar
Sedang Berat
Ringan Derajat II-III > 20%;
• Luas < 15% Dewasa  Luas 15-25% Dewasa, Usia
• Derajat III < 10% < 10 tahun atau >50 tahun
Luas < 10% Anak & Usia
Lanjut Derajat II-III > 25% selain
• Luas < 2% Segala usia  Luas 10-20% Anak usia pada point pertama
(tidak mengenai muka, usia < 10 tahun/ Dewasa >
tangan, kaki, dan 40 tahun, Derajat III Mengenai; muka, telinga,
perineum) < 10% tangan, kaki, dan
perineum
 Derajat III < 10% Anak
Cedera Inhalasi;
maupun Dewasa
Tidak mengenai; muka, tanpa memperhitungkan
tangan, kaki & perineum luas luka bakar
Luka bakar listrik
tegangan tinggi
Disertai trauma lainnya
Pasien-pasien dengan
resiko tinggi
Zona Kerusakan Jaringan
Zona koagulasi, zona nekrosis
 Daerah yang langsung mengalami kerusakan
(koagulasi protein)
 Akan mengalami nekrosis beberapa saat
setelah kontak (zona nekrosis)
Zona statis
 Di luar/di sekitar zona koagulasi.
 Terjadi kerusakan endotel pembuluh darah
disertai kerusakan trombosit dan leukosit, -->
gangguam perfusi (no flow phenomena),
diikuti perubahan permeabilitas kapilar dan
respon inflamasi lokal.
 Proses berlangsung 12-24 jam pasca cedera
 mungkin berakhir dengan nekrosis jaringan.

Zona Hiperemi
 Daerah di luar zona statis,
 Reaksi vasodilatasi tanpa banyak melibatkan
reaksi selular.
 Dapat mengalami penyembuhan spontan,
atau berubah menjadi zona kedua bahkan
zona pertama.
Indikasi Rawat Inap
1. Luka bakar derajat III > 5%
2. Luka bakar derajat II > 10%
3. Luka bakar derajat II atau III yang melibatkan area kritis
(wajah, tangan, kaki, genitalia, perineum, kulit di atas
sendi utama)  risiko signifikan untuk masalah
kosmetik dan kecacatan fungsi
4. Luka bakar sirkumferensial di thoraks atau ekstremitas
5. Luka bakar signifikan akibat bahan kimia, listrik, petir,
adanya trauma mayor lainnya, atau adanya kondisi
medik signifikan yang telah ada sebelumnya
6. Adanya trauma inhalasi
Penatalaksanaan
1. Fase Akut
2. Fase Pasca Akut
ALGORITMA PENANGANAN LUKA BAKAR(COMBUSTIO)
PERTOLONGAN PERTAMA PASIEN LUKA BAKAR
Pasien Luka Bakar

Atasi Sumber Luka Bakar

Pindahkan Pasien Ketempat yang aman

Basahi dengan air dingin

Basahi area luka bakar dengan air dingin selama 30 menit untuk mencegah edema dan
meminimalisir kerusakan jaringan

Tutup area luka bakar dengan kain bersih  mencegah kehilangan panas tubuh
atau hipotermi

Bawa Ke Fasilitas Kesehatan


Tatalaksana di Rumah sakit

Nilai Luas Luka Bakar, Tipe dan PRIMARY Pasien Luka Bakar
Kedalaman Luka Bakar * SURVEY

Disability and Exsposure A B CDE Air way dan Breathing


•Periksa dan Catat GCS dan ukuran Pupil •Cek Patensi Jalan Nafas
•Periksa adanya tanda cidera kepala •Waspadai adanya cidera servikal
•Harus selalu dipikirkan kemungkinan •Curiga Luka Bakar Inhalasi Jika :
STABIL TIDAK STABIL
adanya keracunan CO, sianida dan bahan- -Luka Bakar Di Wajah, Leher dan
bahan lainnya. Tubuh Bagian Atas
•Suhu tubuh dipertahankan lebih dari Resusitasi Ulang -Nafas Cuping Hidung
36°C. - Sputum Kehitaman atau Rasa
Mengganjal Di Tenggorokan
SECONDARY SURVEY •Perubahan Suara Serak dan Batuk
Keras
Terapi Awal ** •Dispneu dan Stridor
•Kemerahan dan Pembengkakan di
PENANGANAN DI RUANGAN Tenggorokan
***
Circulation  Tanda-tanda deficit sirkulasi
•Takikardia
•Takipneu
•Penurunan Kesadaran
•CRT memanjang Bila didapatkan Gejala no.
•Akral Dingin 4,5 dan 6

Kebutuhan Cairan Syok  atasi syok


Konsul Anestesi
untuk Intubasi
****Dapat mengggunakan salah satu rumus :
•Formula Parkland
•Formula Evans

Survei Sekunder
• Penilaian luas luka bakar dan derajat kedalamannya.
Biasanya dihitung sebelum resusitasi cairan definitive
• NGT.
– Untuk dekompresi penderita yang mengalami ileus paralitik
dan untuk memasukkan makanan
• Cuci luka
– NaCl dan savlon, keringkan, olesi dengan salep (Dermazin)
kemudian rawat luka secara tertutup
• Pemeriksaan laboratorium darah dan Analisa Gas
Darah tiap 24 jam
• Pemberian analgetika dan antibiotika
** TERAPI AWAL
• Luka bakar harus steril agar penyembuhan luka lebih cepat dan cegah infeksi.
• Berikan profilaksis tetanus dosis 1500-3000 IU.
• Khusus pada luka bakar yang sangat kecil , seluruh bula di debridement. Eksisi
jaringan mati pada hari pertama.
• Setelah debridement, bersihkan luka bakar dengan chlorhexidine 0,25%, larutan
cetrimide 0.1%, atau antiseptik ringan berbahan dasar air lainnya.
• Jangan menggunakan larutan alkohol.
• Pembersihan luka akan menyebabkan hilangnya jaringan kulit, oleskan tipis-tipis krim
antibiotik (silver sulfadiazin).
• Balut luka dengan perban yang cukup tebal untuk mencegah penguapan.
• Pemberian Analgesik: Golongan opioid(morphi IV dosis ) dan non opioid(NSAIDs dan
Acetaminophen)
• Antibiotik Sistemik
• Pemasangan Kateter untuk control urin output
PENANGANAN DIRUANGAN
• Ganti perban setiap hari (jika memungkinkan 2 kali sehari) atau sebanyak yang
dibutuhkan untuk mencegah penguapan. Setiap kali mengganti, bersihkan jaringan
yang terkelupas.
• Amati luka untuk melihat perdarahan atau perubahan warna , yang megindikasikan
adanya infeksi.
• Demam bukanlah tanda yang bermakna, demam mungkin menetap hingga luka bakar
tertutup.
• Selulitis pada sekitar luka merupakan tanda adanya infeksi
• Berikan antibiotic sistemik pada kasus infeksi streptokokus hemolitikus atau septicemia
• Infeksi Pseudomonas aeruginosa dapat menyebabkan septikemia bahkan kematian
sehingga diberikan antibiotik golongan aminoglikosida secara sistemik.
• Perhatikan pemberian nutrisi. Pasien luka bakar membutuhkan banyak energi dan
protein untuk penyembuhan luka.
Resusitasi Cairan
Tujuan :
perfusi yang adekuat dan seimbang di
seluruh pembuluh darah vaskular
regional, Sehingga iskemia jaringan tidak
terjadi pada setiap organ sistemik.
Resusitasi Cairan
BAXTER

4cc x kgBB x %luka bakar

Separuh dari jumlah cairan diberikan dalam 8 jam pertama. Sisanya


diberikan dalam 16 jam berikutnya. Pada hari kedua diberikan setengah
jumlah cairan hari pertama. Pada hari ketiga diberikan setengah jumlah
cairan hari kedua.

EVANS

1. %luka bakar x kgBB x 1 cc NaCl per 24 jam


2. %luka bakar x kgBB x 1cc Plasma per 24 jam
3. 2.000 cc Glukosa 5% per 24 jam

Separuh dari jumlah 1+2+3 diberikan dalam 8 jam pertama. Sisanya


diberikan dalam 16 jam berikutnya. Pada hari kedua diberikan setengah
jumlah cairan hari pertama. Pada hari ketiga diberikan setengah jumlah
cairan hari kedua.
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan darah rutin dan kimia darah
• Urinalisis
• Pemeriksaan keseimbangan elektrolit
• Analisis gas darah
• Radiologi - jika ada indikasi ARDS
Identitas pasien
• Anamnesis
• Identitas Pribadi
• Nama : ny. A
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Usia :19 tahun
• Agama : Islam
• Alamat : kedurang
• Tanggal Masuk : 03-08-2018
•  
• Riwayat Perjalanan Penyakit
• Keluhan Utama : Luka Bakar
• Telaah : Os datang ke RS dengan keluahan luka bakar pada punggung lengan kiri telinga
dan dada kiri sejak ± 1 jam SMRS. Kejadian terjadi di ruang terbuka. Pasien mengatakan
terkena air panas saat hendak memasak.sesak (-),suara parau (-)
• RPT : -
• RPO : -
• Pemeriksaan Fisik
• Primary Survey
• Airway : Clear
• Breathing : Spontan, Respiratory Rate : 20 x/i
• Circulation : Akral Hangat, TD: 110/70 mmHg
• Disability : GCS 15
• Exposure : Stabil Lokalisasi
•  
• Secondary Survey
• Kepala / Leher : Jelaga (-), Luka bakar Grade II-A 1% di leher
• Thorax Anterior : Simetris, Vesikuler, luka bakar 1,5 % grade II-A
• Thorax Posterior: Luka bakar 13,5 grade II-A
• Abdomen : Dalam batas normal
• Ekstremitas : Superior (L) : luka bakar grade II 9 %
• Superior (R) : normal
• Inferior (L) : normal
• Inferior (R) : normal
Status Presens
Sensorium : Compos mentis
RR : 20 x/i
TD : 110/70 mmHg
HR : 84 x/I
Temp : 36.7ºC
  Hasil Laboratorium, WIB

Hematologi
Hemoglobin (HGB) g% 16.2 13.2-17.3
Eritrosit (RC) 106/ mm3 4.75 4.2-4.87
Leukosit (WBC) 103/ mm3 15.76 4.5- 11.0
Hematokrit % 43.50 43-49
Trombosit (PLT) 103/ mm3 219 150-450
KGD ad random mg/dL 134.7 <200
Albumin g/dL 4.4 3.5-5.0
RFT
Ureum mg/dL 31.9 <50
Kreatinin mg/dL 0.87 0,70-1,20
Diagnosa :combustion grade II
Penatalaksanaan : - IVFD RL = 4 x 60 Kg x 25% luka bakar = 6000cc
3000 cc untuk 8 jam pertama = 125 gtt/i
3000 cc untuk 16 jam berikutnya = 62,5 gtt/i
- Inj. Ceftriaxone 1 gr / 12 jam
- Inj. Ketorolac 30 mg / 12 jam
- Inj. Ranitidine 50 mg / 12 jam
 
• Rencana : Debridement

 
Kesimpulan
• Luka bakar adalah trauma yang disebabkan oleh termis, elektris, khemis dan
radiasi yang mengenai kulit, mukosa, dan jaringan yang lebih dalam.
• Beberapa penyebab luka bakar) adalah suhu tinggi, bahan kimia, sengatan
listrik, dan radiasi.
• Luka bakar diklasifikasikan berdasarkan kedalaman, luas permukaan, lokasi,
dan penyebab.
• Untuk mengatasi pasien dengan luka bakar yaitu dengan
– menghindari kontak dengan penyebab,
– menilai keadaan umum,
– perawatan luka,
– resusitasi cairan dan
– nutrisi yang adekuat
• Pasien diawasi dari gejala anemia, gagal ginjal akut, perdarahan lambung,
infeksi hingga sepsis.
Perawatan luka bakar
• Perawatan luka bakar tertutup
• Biasa digunakan antibiotik topikal yang langsung
pada luka bakar kemudian tutup dengan kasa
steril. Atau menggunakan kasa khusus yang
sudah ada antibiotiknya (sufratulle, daryantulle,
dll).
• Kasa pembalut harus ada daya serap dan diganti
tiap 8-24 jam, bila basah, berbau dan bila timbul
nyeri.
• Keuntungan: imobilisasi luka lebih sempurna
• Perawatan luka bakar terbuka
• Luka dibiarkan terbuka dan diharapkan
sembuh sendiri.
• Perawatan harus benar-benar steril.
• Bila terdapat pus, kompres dengan NaCl
0,9%.
• Keuntungan: luka mudah kering, bakteri
sukar berkembang biak, pengawasan luka
lebih mudah, tidak perlu ganti verban
Komplikasi luka bakar
• Infeksi: Merupakan masalah utama, jika
infeksi berat dapat terjadi sepsis. Jika
terjadi infeksi beri antibiotik spektrum luas
atau dalam bentuk kombinasi.
Kortikosteroid jangan diberikan karena
bersifat imunosupresif kecuali pada
keadaan tertentu misalnya edema laring
berat
• Curling’s Ulcer (tukak Curling): Merupakan
komplikasi serius, biasa muncul pada hari
ke – 5 – 10. Terjadi ulkus pada duodenum
atau lambung, kadang-kadang disertai
hematemesis. Antasida perlu diberikan
pada penderita luka bakar sedang hingga
berat
• Gangguan jalan napas: Komplikasi yang
biasanya sudah muncul pada hari ke-1.
Terjadi akibat inhalasi, aspirasi, edema
paru dan infeksi. Penanganannya dengan
membersihkan jalan napas, memberikan
oksigen trakeostomi, kortikosteroid dosis
tinggi dan antibiotik
• Konvulsi: Komplikasi paling unik terjadi
pada anak-anak disebabkan
ketidakseimbangan elektrolit, hipoksia,
infeksi, obat-obatan, sisanya tidak
diketahui.
• Lain-lain: Kontraktur, gangguan kosmetis

Anda mungkin juga menyukai