Anda di halaman 1dari 4

Komplikasi Luka Bakar

Bekas luka
Luka bakar bisa menyebabkan bekas luka dan juga keloid. Keloid adalah
pertumbuhan jaringan bekas luka yang berlebih di atas kulit. Luka bakar
ringan biasanya hanya meninggalkan bekas luka yang sedikit. Bekas luka
bisa dikurangi dengan menggunakan krim atau salep pada bekas luka
bakar dan juga memakai tabir surya.

Rendahnya volume darah


Luka bakar dapat merusak pembuluh darah dan menyebabkan hilangnya
cairan. Hal ini dapat menimbulkan rendahnya volume darah dalam tubuh.

Infeksi
Infeksi dapat terjadi jika bakteri mulai berkembang biak di luka yang
terbuka. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kebersihan luka melepuh
yang telah pecah.
Beberapa tanda terjadinya infeksi adalah ketika luka terasa lebih sakit atau
menjadi bau. Selain itu, Anda mungkin mengalami demam dan
pembengkakan pada kulit yang terinfeksi. Infeksi biasanya bisa diatasi
dengan antibiotik dan obat pereda rasa sakit. Segera periksakan ke dokter
jika Anda mencurigai luka telah terinfeksi.

Luka bakar yang terinfeksi bisa menyebabkan terjadinya sepsis dan


sindrom syok toksik. Sepsis dan sindrom syok toksik terjadi ketika infeksi
telah menyebar ke dalam darah, dan dapat menyebabkan kematian jika
tidak segera ditangani.

Masalah pernapasan
Menghirup udara panas atau asap bisa melukai saluran udara dan
menyebabkan kesulitan dalam bernapas. Menghirup asap bisa merusak
paru-paru dan menyebabkan kegagalan fungsi organ pernapasan.

Masalah tulang dan persendian


Luka bakar yang dalam bisa membatasi pergerakan tulang dan juga
persendian. Bekas luka bisa menyebabkan kontraktur. Kontraktur adalah
ketika kulit, otot, maupun urat memendek dan/atau mengencang.
Akibatnya, sendi tidak bisa digerakkan secara normal.

Sengatan panas
Sengatan panas adalah kondisi ketika suhu tubuh mencapai 40° celcius
atau lebih. Kondisi ini disebabkan oleh tubuh yang terlalu lama terkena
pajanan terhadap sinar matahari atau cuaca panas. Beberapa gejalanya
antara lain:
 Kelelahan yang parah.

 Kulit terlihat merah.

 Bernapas dengan cepat.

 Mual dan muntah-muntah.


 Pusing atau sakit kepala.
 Denyut jantung cepat.

 Menjadi linglung.
Jika mencurigai terjadi sengatan panas, pindahkan penderita ke tempat teduh.
Pastikan penderita minum banyak air dan longgarkan pakaian mereka.Coba
turunkan suhu tubuh penderita dengan kain yang telah dibasahkan dengan air
dingin. Sengatan panas merupakan kondisi darurat yang perlu segera ditangani di
rumah sakit.

Suhu tubuh sangat rendah


Jika sebagian besar kulit menjadi rusak karena terbakar, penderita bisa kehilangan
panas tubuh dan resiko terkena hipotermia akan meningkat.

Syok
Syok adalah kondisi berbahaya yang muncul ketika tubuh kekurangan pasokan
oksigen. Orang yang terkena luka bakar parah bisa mengalami syok. Beberapa
gejala syok adalah ketika wajah terlihat pucat, denyut jantung cepat, bernapas
cepat atau pendek, sering menguap, kulit terasa dingin dan bahkan pingsan.
Jika terjadi syok, segera antar ke rumah sakit. Baringkan penderita dan posisikan
kaki mereka lebih tinggi dari tubuh. Hangatkan suhu tubuh dengan memakai
selimut, usahakan untuk tidak menutupi bagian yang mengalami luka bakar.
Klasifikasi Luka Bakar

Berdasarkan Kedalaman
a. Derajat 1 (Luka Bakar Superfisial)
Luka bakar hanya mengenai epidermis, kulit kering, tanpa bulah, sembuh spontan
tanpa jaringan parut dalam waktu 5-10 hari.
b. Derajat II (Luka Bakar Dermis)
Luka bakar mencapai kedalaman dermis tetapi masih ada elemen epitel sehat yang
tersisa, yaitu sel epitel basal kelenjar sebesea, kelenjar rambut, pangkal rambut.
Dengan adanya sisa epitel; luka dapat sembuh sendiri dalam 2-3 minggu. Adanya
kerusakan pada kapiler dan ujung syaraf dari dermis membuat luka bakar II tampak
pucat dan nyeri dibanding luka bakar I. Bulah berisi cairan eksudat yang keluar dari
pembuluh darah karena permeabilitas dindingnya meninggi.
Luka bakar derajat II dibedakan menjadi:
1) Luka bakar derajat II dangkal, yaitu mengenai superficeral dari dermis,
penyembuhan terjadi secara spontan dalam 10-14 hari, terdapat jaringan parut
minimal.
2) Luka bakar derajat II dalam, yaitu kerusakan mengenai hampir seluruh bagian
dermis. Bila kerusakan lebih dalam mengenai dermis sehingga yang dirasakan nyeri.
Penyembuhan bergantung dari dermis yang memiliki kemampuan reproduksi sel-sel
kulit, penyembuhan terjadi lebih dari 1 bulan (FKUI, 2000). Bila mengalami infeksi,
gangguan suplai darah akan berkembang menjadi luka bakar ketebalan penuh (derajat
III). Penyembuhan yang lama membentuk jaringan hipertonik dan terjadi kontraktur
(Efendi, 1999).
c. Luka Bakar derajat II ketebalan penuh
Meliputi seluruh kulit dan mungkin subkutis/ organ yang lebih dalam. Tidak ada lagi
elemen epitel yang hidup yang tersisa yang memungkinkan penyembuhan dari dasar
luka. Karena itu untuk mendapat kesembuhan harus dilaksanakan cangkok kulit. Kulit
tampak pucat, abu –abu/ hitam dengan permukaan lebih rendah dari jaringan
disekeliling yang masih sehat, tidak ada bulah, tidak ada terasa nyeri sampai tulang.
2. Berat Luka Bakar
a. Ringan:
o Luka bakar derajat I
o Luka bakar derajat II seluas < 15%
o Luka bakar derat III seluas < 20%
o Luka bakar ringan tanpa komplikasi dapat berobat jalan
b. Sedang:
o Luka bakar derajat II seluas 10-15%
 Luka bakar derajat III seluas 5-10%
 Luka bakat derajat sedang sebaiknya dirawat untuk obervasi
c. Berat:
o Luka bakar derajat II seluas > 20%
o Luka bakar derajat II yang mengenai wajah, tangan, kaki, alat kelamin dan
persendian sekitar ketiak.
o Luka bakar derajat III seluas > 10%
o Luka bakar akibat listrik dengan tegangan > 1000 volt
o Luka bakar dengan komplikasi patah tulang kerusakan luas jaringan lunak atau gangguan jalan
nafas.
Klasifikasi Luka Bakar (FK UI, 1997).
1. Berat/Kritis/ Mayor apabila:
Derajat dengan luas >25% pada dewasa atau 20% pada anak
Derajat II 10% atau lebih
Terdapat luka bakar pada tangan, mata, telinga, kaki dan perenium.
Cedera listrik
Luka bakar disertai trauma jalan nafas/ jaringan lunak/ fraktur.
2. Sedang
Derajat II 15-20% pada dewasa atau 10-20% pada anak
Derajat III <10% (kecuali muka, kaki dan tangan)
3. Ringan/ Minor
Derajat II <15 pada dewasa atau <10 pada anak
Derajat III <2%.

REFERENSI

Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosa Keperawatan : Definis dan Klasifikasi 2012-2014.


Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Nurarif, Amin Hudan dan Hadri Kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan NANDA NIC_NOC. Yogyakarta : Penerbit Media Action

Semltzer dan Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8 Volume 3. Jakarta
: Penerbit Buku Kedokteran RGC.

Anda mungkin juga menyukai