Tri Prabowo,S.Kp,MSc
Faktor Risiko
• Kebakaran
– Pemadam kebakaran
– Pekerja Industri
– Penghuni rumah yang terbakar
• Paparan Kimia
– Pekerja industri
• Paparan Elektrik
– Elektrisi
– Pekerja (teknisi) elektrik
3 HAL PENTING
• Etiology/cause/penyebab
• Burn Depth/kedalaman/derajat
• Burn size/luas area
Kulit
• Organ tubuh yang paling luas
– Melindungi jaringan di bawahnya
– Regulasi suhu
– Beraksi sebagai pelindung air, menjaga cairan tubuh tetap di
dalam tubuh
– Organ sensori
• Superfisial
• Partial
thickness
• Full
thickness
Penilaian luka bakar
• Luka derajat I
Hanya lapisan luar kuli/ Kerusakan epitel minimal
( sebab: tersengat sinar matahari yg ringan, tertumpah teh/ kopi )
• Ciri-ciri :
– Kulit kemerah-merahan (pink) Penanganan :
– Agak bengkak dan lunak, tapi tidak ada bulla Disiram air dingin/ mengalir
– Nyeri tekan dan sakit selama 10 menit
– Biasanya sembuh dalam 2 - 7 hari Tidak memerlukan bantuan
medis bila tidak luas, sembuh
dalam 2-5 hari
Superficial Skin Burn
Image Berdasarkan
Derajat Luka bakar.
DERAJAT I ( SATU )
Jaringan terkena pada
kerusakan epitel
minimal.
Penyebab lazim
karena paparan sinar
matahari
Karakteristik,kering tdk
lepuh;merah
pink;memutih dng
tekanan
Ada Nyeri
Sembuh sekitar 5 hari
Luka Bakar Derajat 1
LUKA BAKAR DERAJAT 2
• Mengenai sebagaian
lapisan kulit dan
berbagai ukuran
dermis (misalnya
tersiram air panas)
• Gejala : Nyeri,
merah, kulit
membengkak, timbul
gelembung berisi
cariran pada kulit.
Penilaian luka bakar
• Luka derajat II
– Merusak setengah ketebalan kulit dan kurang dari 50% luas kulit (epidermis hingga
dermis bag luar), reaksi inflamasi disertai dg proses eksudasi
– Derajat II A : folikel rambut, kel keringat utuh; sembuh 10 – 14 hari
– Derajat II B : Profunda; mengenail seluruh dermis; sembuh dlm 1 bulan atau lebih
• Tanda :
Penanganan :
– Kulit luka berwarna merah pucat
Disiram air dingin/ mengalir
– Membentuk lepuh dan bengkak,
selama 10 menit
berisi cairan dan kulitnya kasar Bila dijaga kebersihannya,
– Nyeri sembuh dalam 1-4 minggu. Bila
– Bisa terdapat bulla luas kurang dari 9%, periksakan
ke dokter. Bila lebih dari 9%,
segera bawa ke rumah sakit
Partial Thickness Skin Burn
Luka Bakar Derajat Dua
DERAJAT II.A (DUA)
Jaringan terkena pada
epidermis,dermis
minimal.
Penyebab lazim
karena paparan
cahaya,cairan hangat
Karakteristik,basah;
pink atau
merah;lepuh;sebagian
memutih
Ada Nyeri,hypersensitif
Sembuh sekitar 21 hari
dng jaringan parut
minimal
DERAJAT II.B (DUA)
Jaringan terkena pada
keseluruhan
epidermis,sebagian
dermis
Penyebab lazim karena
benda panas,nyala
api,cedera radiasi
Karakteristik,kering;
pucat; berlilin;memutih
Sensitif terhadap
tekanan
Berkepanjangan;memb
entuk jaringan
hipertonik;pembentukan
kontraktur
Penilaian luka bakar Lanjutan..
• Tanda :
– Kulit tampak pucat berlilin, kadang hangus (abu abu)
– Tidak terasa nyeri (karena syaraf nyeri sudah rusak)
– Gelembung/ bulla tidak ada
• Penanganan :
Disiram air dingin/ mengalir selama 10 menit
• Umur
– Kurang dari 2 atau lebih dari 55 tahun
– Memiliki insidensi komplikasi yang lebih tinggi
• Konfigurasi luka bakar
– Luka bakar melingkar dapat menyebabkan oklusi total area
tersebut oleh karena edema
– Akan membatasi pernafasan jika mengelilingi dada
– Luka bakar pada daerah persendian dapat menyebabkan
kecacatan karena pembentukan skar
1. Metode Rule of Nine
< 10% TBSA pada 10-20% TBSA pada 20% TBSA pada
dewasa dewasa dewasa
<5% TBSA pada 5-10% TBSA pada >10% TBSA pada
pasien muda dan psien muda dan psien muda dan
tua tua tua
<2% luka bakar 2-5% luka bakar >5% luka bakar
seluruh lapisan seluruh lapisan seluruh lapisan
Kriteria luka bakar ringan
09/02/21
Luka Bakar Kimia
• Basa > Asam
• Berat ringanya tergantung lama kontak, konsentrasi
dan jumlah
• Segera bersihkan dgn menyemprot air 20-30 menit.
• Serbuk kimia disapu dulu
• Jgn gunakan penawarnya.
Luka bakar listrik
• Ciri-ciri :
– Biasanya ditemukan tidak sadar
– Luka bakar permukaan biasanya pada tempat masuknya listrik
– Merah dan bengkak sebelah dalam dan sekitar mata
– Mata yang cidera banyak mengeluarkan air mata
Electrical Burns
Electrical Burns
Circulation)
• Pertinent History
– How long ago?
– What care has been given?
– What burned with?
– Burned in closed space?
• Products of combustion present?
• How long exposed?
• Loss of consciousness?
– Past medical history?
Penilaian dan tatalaksana trauma termal
• Circulatory Status
– Burns do not cause rapid onset of hypovolemic shock
– If shock is present, look for other injuries
– Circumferential burns may cause decreased perfusion to
extremity
Penilaian dan tatalaksana trauma termal
• Other
– Assess Burn Surface Area & Associated Injuries
– Analgesia
– Avoid topical agents except as directed by local burn
centers
– Fluid Therapy
Penilaian dan tatalaksana trauma termal
• Fluid therapy
– Objective
• HR < 110/minute
• Normal sensorium (awake, alert, oriented)
• Urine output - 30-50 cc/hour (adult); 0.5-1 cc/kg/hr (pedi)
• Resuscitation formula’s provide estimates, adjust to individual
patient responses
– Start through burn if necessary, upper extremities preferred
– Monitor for Pulmonary Edema
Penilaian dan tatalaksana trauma termal
• Analgesia
– Morphine Sulfate
• 2-3 mg repeated q 10 minutes titrated to adequate ventilations and
blood pressure
• 0.1 mg/kg for pediatric
• May require large but tolerable total doses
Penilaian dan tatalaksana trauma termal
• Transport Considerations
– Appropriate Facility
• Burn Center or Not
– Factor to consider
• Burn Patient Severity Criteria
• Critical, Moderate, Minor Burn Criteria
• Confounding factors
• Transport resources
PERAWATAN LUKA DAN THERAPI
Perawatan luka bakar
– Cuci luka dengan cairan deterjen yang
mengandung desinfektan (cairan deterjen
yang mengandung desinfektan : NaCl = 1 :
100) kemudian dicuci ulang dengan NaCl
0,9% agar tidak tersisa residu antiseptik
– Biarkan bullae (lepuh) utuh (jangan dipecah
kecuali terdapat pada daerah sendi yang
dapat mengganggu gerakan)
– Selimuti pasien dengan selimut steril
(usahakan pasien tidak kedinginan sampai
siap dipindah ke ruang rawat khusus)
Pemberian obat – obatan (kolaborasi dokter)
– Antasida , H2 antagonis
– Roborantia (vitamin C, vitamin A)
– Analgetik
– Antibiotika
– Terapi cairan
Gangguan Perfusi
Sirkulasi jaringan me Cardiac Output Me
Jaringan me
Kebutuhan Plasma
pada kasus Luka Bakar
40-60 500-1700
60-80 1000-3000
>80 1500-3500
Baxter CR, Pathophysiology and treatment of burn and cold injury, in Hardy JD (ed) : Rhoads Textbook
of Surgery, 5th , ed. Philadelphia, LB Lippincott, 1977 )
KESEIMBANGAN CAIRAN
INTAKE + OUTPUT = 0
Keseimbangan cairan tubuh
Figure 27.3
REGULASI VOLUME CAIRAN ,OSMOLALITAS
KEHILANGAN CAIRAN/HIPOTONIK
( BERLEBIHAN )
SEKRESI ADH
CURAH JANTUNG RASA HAUS
2. Cairan Kristaloid
Cairan isotonik yang akan dan efektif karena cairan ini
memiliki osmolaritas sesuai dengan cairan tubuh dan tidak
mempengaruhi efek osmotik cairan,
cenderung meninggalkan kompartemen intravaskuler
( mengisi kompartemen intersisiel ).
Pada prinsipnya cairan kristaloid ditujukan untuk penggantian
cairan pada kompartemen ekstravaskuler.
KRISTALOID KOLOID
Cairan kristaloid adalah ion (garam) cairan koloid mengandung
dengan berat molekul rendah disertai
atau tanpa glukosa
zat-zat dengan berat
cepat seimbang dan terdistribusi ke molekul tinggi seperti protein
seluruh rongga cairan ekstraseluler atau polimer glukosa.
Kristaloid didominasi oleh cairan air menjaga tekanan onkotik
steril dengan elektrolit sehingga
mirip dengan kandungan mineral dari
koloid plasma dan sebagian
plasma darah manusia besar tetap berada di
Contoh: NaCl, RL intravaskular
cairan resusitasi awal pada pasien Contoh: Plasma,
dengan syok hemoragik dan septik,
pada pasien luka bakar, pada pasien
albumin,hetastarch atau
dengan cedera kepala untuk umum disebut HES, Dextran,
menjaga tekanan perfusi serebral, Gelatin
dan pada pasien yang menjalani
reseksi plasmapheresis maupun hati.
Penggantian Cairan ( Rumus )
1. Parkland/Baxter
Formula : 4 ml x kg BB x % ( Total Body
Surface Area /TBSA)
Cairan : Ringer laktat ( RL )
Waktu :
Hari pertama 8 jam pertama dan 16 jam
kedua ( 50% diberikan 8 jam pertama dan
25% 8 jam kedua dan 25% 8 jam ketiga )
Hari kedua Bervariasi, ditambahkan koloid
Pemantauan jumlah diuresis antara 0,5 -1
ml/kg BB/jam
2. Formula Brooke Army
Formula : 2 ml x kg BB x % ( Total Body
Surface Area /TBSA) + 2000 ml/24 jam
Cairan :
Koloid : 0,5 ml x kg BB x % TBSA
RL : 1,5 ml x kg BB x % TBSA
Glukosa ( Dextrose 5% ) dalam air 2000 ml
untuk kehilangan IWL
Waktu :
Hari pertama 8 jam pertama dan 16 jam
kedua ( 50% diberikan 8 jam pertama dan
sisanya 16 jam kedua
Hari kedua 50% dari cairan koloid dan
50% elektrolit; seluruh penggantian IWL
Pemantauan jumlah diusis antara > 50 ml/jam
3. Formula Evans
Formula : 2 ml x kg BB x % ( Total Body Surface Area
/TBSA) + 2000 ml/24 jam
Cairan :
Koloid : 1 ml x kg BB x % TBSA
Elektrolit ( Saline ) : 1,5 ml x kg BB x % TBSA
Glukosa ( Dextrose 5% ) dalam air 2000 ml untuk
kehilangan IWL
Waktu : 8 jam pertama dan 16 jam kedua
Hari pertama 8 jam pertama dan 16 jam kedua ( 50%
diberikan 8 jam pertama dan sisanya dalam 16
jam kedua
Hari kedua 50% dari cairan elektrolit dan koloid yang
diberikan pada hari sebelumnya; seluruh
penggantian IWL
Pemantauan jumlah diuresis antara 30-50 ml/jam
4. Formula Konsensus
Formula : 2-4 ml x kg BB x %
TBSA
Cairan : Ringer laktat ( RL )
Waktu : 8 jam pertama dan 16 jam
kedua
Formula Winski
Formul : 4 ml x kg BB x % ( Total
Body Surface Area /TBSA)
Cairan : Ringer laktat ( RL )
Waktu : 8 jam pertama dan 16 jam
kedua
SESUNGGUHNYA SESUDAH KESULITAN ITU ADA KEMUDAHAN.
Alam Nasyrah (94) : 5-6
WASSALAMUALAIKUM WR.WB