Anda di halaman 1dari 80

TRAUMA TERMAL

/LUKA BAKAR &


RESUSITASI CAIRAN
PADA LUKA BAKAR

Tri Prabowo,S.Kp,MSc
Faktor Risiko
• Kebakaran
– Pemadam kebakaran
– Pekerja Industri
– Penghuni rumah yang terbakar
• Paparan Kimia
– Pekerja industri
• Paparan Elektrik
– Elektrisi
– Pekerja (teknisi) elektrik
3 HAL PENTING

• Etiology/cause/penyebab
• Burn Depth/kedalaman/derajat
• Burn size/luas area
Kulit
• Organ tubuh yang paling luas
– Melindungi jaringan di bawahnya
– Regulasi suhu
– Beraksi sebagai pelindung air, menjaga cairan tubuh tetap di
dalam tubuh
– Organ sensori

• Trauma kulit yang mengakibatkan hilangnya integritas kulit bisa


menyebabkan:
– Infeksi
– Ketidakmampuan menjaga keseimbangan cairan
– Ketidakmampuan menjaga suhu tubuh
Kulit
• Dua lapisan
– Epidermis
– Dermis
Kulit
• Epidermis
– Sel-sel paling luar adalah sel-sel mati
– Beraksi sebagai pelindung dan membentuk
pelindung terhadap air
– Lapisan bagian dalam terbagi untuk
memproduksi stratum korneum dan juga
mengandung pigmen sebagai pelindung
sinar UV
Kulit
• Dermis
• Mengandung jaringan konektif yang kuat
• struktur- struktur khusus:
– Akhiran saraf
– Pembuluh darah
– Kelenjar keringat
– Kelenjar minyak
– Folikel rambut - produce hair from hair root or papilla
• Each follicle has a small muscle (arrectus pillorum) which can pull
the hair upright and cause goose flesh
TRAUMA
TRAUMA TERMAL
TERMAL /LUKA
/LUKA BAKAR
BAKAR
Trauma Termal
• Kemungkinan komplikasi
– Kehilangan cairan dan elektrolit 
Hipovolemia
– Hipotermia, Infeksi, Acidosis
  pelepasan katekolamin, vasokonstriksi
– Gagal ginjal atau gagal hati
– Pembentukan eschar
Trauma Termal

• Langkah penting dalam tata


laksana adalah untuk menentukan
kedalaman dan luas kerusakan,
dimana dan bagaimana pasien
seharusnya di tata laksana
Tipe-tipe Trauma Termal
• Luka Bakar
– Cedera kulit
– Trauma inhalasi
• Chemical burn
– Trauma kulit
– Trauma inhalasi
– Trauma membran mukosa
• Electrical burn
– Petir
• Luka Bakar radiasi  kontak dengan materi yang panas
Penilaian luka bakar
• Kepentingan : Memahami dan memilah derajat luka
bakar yang harus dirujuk/ dirawat oleh RS dan yang bisa
dirawat sendiri.
Klasifikasi Kedalaman

• Superfisial
• Partial
thickness
• Full
thickness
Penilaian luka bakar

• Luka derajat I
Hanya lapisan luar kuli/ Kerusakan epitel minimal
( sebab: tersengat sinar matahari yg ringan, tertumpah teh/ kopi )

• Ciri-ciri :
– Kulit kemerah-merahan (pink) Penanganan :
– Agak bengkak dan lunak, tapi tidak ada bulla Disiram air dingin/ mengalir
– Nyeri tekan dan sakit selama 10 menit
– Biasanya sembuh dalam 2 - 7 hari Tidak memerlukan bantuan
medis bila tidak luas, sembuh
dalam 2-5 hari
Superficial Skin Burn
Image Berdasarkan
Derajat Luka bakar.
DERAJAT I ( SATU )
Jaringan terkena pada
kerusakan epitel
minimal.
Penyebab lazim
karena paparan sinar
matahari
Karakteristik,kering tdk
lepuh;merah
pink;memutih dng
tekanan
Ada Nyeri
Sembuh sekitar 5 hari
Luka Bakar Derajat 1
LUKA BAKAR DERAJAT 2
• Mengenai sebagaian
lapisan kulit dan
berbagai ukuran
dermis (misalnya
tersiram air panas)
• Gejala : Nyeri,
merah, kulit
membengkak, timbul
gelembung berisi
cariran pada kulit.
Penilaian luka bakar
• Luka derajat II
– Merusak setengah ketebalan kulit dan kurang dari 50% luas kulit (epidermis hingga
dermis bag luar), reaksi inflamasi disertai dg proses eksudasi
– Derajat II A : folikel rambut, kel keringat utuh; sembuh 10 – 14 hari
– Derajat II B : Profunda; mengenail seluruh dermis; sembuh dlm 1 bulan atau lebih
• Tanda :
Penanganan :
– Kulit luka berwarna merah pucat
Disiram air dingin/ mengalir
– Membentuk lepuh dan bengkak,
selama 10 menit
berisi cairan dan kulitnya kasar Bila dijaga kebersihannya,
– Nyeri sembuh dalam 1-4 minggu. Bila
– Bisa terdapat bulla luas kurang dari 9%, periksakan
ke dokter. Bila lebih dari 9%,
segera bawa ke rumah sakit
Partial Thickness Skin Burn
Luka Bakar Derajat Dua
DERAJAT II.A (DUA)
Jaringan terkena pada
epidermis,dermis
minimal.
Penyebab lazim
karena paparan
cahaya,cairan hangat
Karakteristik,basah;
pink atau
merah;lepuh;sebagian
memutih
Ada Nyeri,hypersensitif
Sembuh sekitar 21 hari
dng jaringan parut
minimal
DERAJAT II.B (DUA)
Jaringan terkena pada
keseluruhan
epidermis,sebagian
dermis
Penyebab lazim karena
benda panas,nyala
api,cedera radiasi
Karakteristik,kering;
pucat; berlilin;memutih
Sensitif terhadap
tekanan
Berkepanjangan;memb
entuk jaringan
hipertonik;pembentukan
kontraktur
Penilaian luka bakar Lanjutan..

• Luka derajat III


Seluruh ketebalan kulit terbakar (seluruh lapisan). Bisa mengenai otot dan lapisan
lain.

• Tanda :
– Kulit tampak pucat berlilin, kadang hangus (abu abu)
– Tidak terasa nyeri (karena syaraf nyeri sudah rusak)
– Gelembung/ bulla tidak ada

• Penanganan :
Disiram air dingin/ mengalir selama 10 menit

SEGERA RUJUK KE RUMAH SAKIT !!


Full Thickness Skin Burn
LUKA BAKAR DERAJAT 3
• Meluas kelapisan
dermis, meliputi
jaringan adiposa
subkutan, fasia otot
dan tulang (misalnya
terbakar api)
• Gejala : Tidak nyeri,
Kaku dan putih/coklat,
tidak pucat atau hitam
dan kulit
membengkak.
DERAJAT III (tiga)
Jaringan terkena semua
yg diatas tadi dan bagian
lemak, subkutan;dpt
mengenai jaringan ikat
otot dan tulang.
Penyebab lazim karena
nyala api yang
berkepanjangan;listrik;kimi
a dan uap panas
Karakteristik,kulit
berkelupas,avaskular,Puc
at, kuning sampai coklat.
Sedikit nyeri
Tidak dapat beregenerasi
sendiri;membutuhkan
tandur kulit.
Luka Bakar Derajat 3
LUKA BAKAR DERAJAT 4
• Meluas ke seluruh
lapisan kulit, dan ke
dalam lapisan lemak,
otot dan tulang di
bawahnya
• Gejala : Tidak nyeri,
Hitam hangus,
kering, kaku.
BERDASARKAN PERSENTASE LUAS LUKA BAKAR
LUAS AREA

rule of nine infant


Terkadang sulit untuk
memperkirakan kedalaman yang
tepat pada fase akut. Beberapa
luka bakar derajat 2 akan berubah
menjadi derajat 3 jika terjadi
infeksi. Jika terdapat keragu-
raguan maka dianggap luka bakar
derajat 3
Keparahan pasien luka bakar

• Faktor-faktor yang dipertimbangkan


– Kedalaman atau klasifikasi
– Luas area luka bakar
– Usia : dewasa vs anak-anak
– Kondisi medis yang sebelumnya telah ada
– Trauma yang lain
• Trauma ledakan
• jatuh
• Kelemahan pernafasan
Keparahan pasien luka bakar

• Umur
– Kurang dari 2 atau lebih dari 55 tahun
– Memiliki insidensi komplikasi yang lebih tinggi
• Konfigurasi luka bakar
– Luka bakar melingkar dapat menyebabkan oklusi total area
tersebut oleh karena edema
– Akan membatasi pernafasan jika mengelilingi dada
– Luka bakar pada daerah persendian dapat menyebabkan
kecacatan karena pembentukan skar
1. Metode Rule of Nine

2. Metode Lund Bowner


– Berdasarkan area tubuh
– Berdasarkan usia

– Perlu waktu lama dalam perhitungan


– Hasilnya lebih akurat
Derajat Luka Bakar

Kriteria Tipe Luka Bakar

Minor/Ringan Moderate/Sedang Mayor/Berat

< 10% TBSA pada 10-20% TBSA pada 20% TBSA pada
dewasa dewasa dewasa
<5% TBSA pada 5-10% TBSA pada >10% TBSA pada
pasien muda dan psien muda dan psien muda dan
tua tua tua
<2% luka bakar 2-5% luka bakar >5% luka bakar
seluruh lapisan seluruh lapisan seluruh lapisan
Kriteria luka bakar ringan

• Derajat 3 : < 2% BSA (Body Surface


Area)
• Derajat 2 : < 15% BSA
<10% pediatric
• Derajat 1 : < 20% BSA
Kriteria luka bakar sedang

• Derajat 3 : 2-10% BSA


• Derajat 2 : 15-30% BSA
10-20% pediatric
• Selain tangan, wajah, kaki, dan atau
genital
• Tanpa faktor-faktor komplikasi
Kriteria luka bakar berat
• Derajat 3: > 10% BSA
• Derajat 2: > 30% BSA
>20% pediatric
• Luka bakar dengan trauma inhalasi
• Hands, face, feet, or genitalia
• Burns complicated by other trauma
• Underlying health problems  DM, PJK
• Electrical and deep chemical burns
PERTOLONGAN PERTAMA
• Lakukan prinsip dasar ABC
• Hentikan proses trauma bakar
• Singkirkan dr lingkungan berbahaya
• Kewaspadaan trauma jalan nafas pd trauma inhalasi udara panas
• Stabilisasi hemodinamik
• Kontrol penyulit
• Obat yg bisa digunakan:
- Silfer sulfadiazine (Burnazin, Dermazin)
- Neomycin sulfat (Bioplacenton, centabio)  kronik
- Radix Scutellariae (Mebo) redakan nyeri luka bakar
3C (Cool, Clear, Cover)
pada luka bakar
• Dinginkan Luka(Cool)
– Alirkan air selama 20 menit. Jika
luka bakar akibat bahan kimia,
dialirkan air sampai 1 jam.
– Jangan mengoleskan pasta gigi,
putih telur, kecap, mentega, dan
lain-lain.
• Bersihkan Luka(Clear)
– Singkirkan apapun yang dapat
membakar (yang tidak menempel).
– Lepas perhiasan (jika ada)
– Lepaskan pakaian yg
terkontaminasi bahan kimia
09/02/21
3C (Cool, Clear, Cover)
pada luka bakar
1. Dinginkan Luka(Cool)
– Alirkan air selama 20 menit. Jika
luka bakar akibat bahan kimia,
dialirkan air sampai 1 jam.
– Jangan mengoleskan pasta gigi,
putih telur, kecap, mentega, dan
lain-lain.
2. Bersihkan Luka(Clear)
– Singkirkan apapun yang dapat
membakar (yang tidak menempel).
– Lepas perhiasan (jika ada)
– Lepaskan pakaian yg
terkontaminasi bahan kimia
09/02/21
…….3C (Cool, Clear, Cover)
pada luka bakar
3. Tutup
Luka(Cover)
– Tutup luka dengan
balutan yang tidak
lengket dengan luka
– Jangan pecahkan
lepuhan

09/02/21
Luka Bakar Kimia
• Basa > Asam
• Berat ringanya tergantung lama kontak, konsentrasi
dan jumlah
• Segera bersihkan dgn menyemprot air 20-30 menit.
• Serbuk kimia disapu dulu
• Jgn gunakan penawarnya.
Luka bakar listrik

• Arus listrik sebesar 220-1000volt bisa mengakibatkan berhentinya


jantung dan nafas. Segera lakukan DRABC.
• Biasanya kulit permukaan tidak menunjukkan luka bakar, tapi
jaringan dibawahnya terbakar lebih berat

• Ciri-ciri :
– Biasanya ditemukan tidak sadar
– Luka bakar permukaan biasanya pada tempat masuknya listrik
– Merah dan bengkak sebelah dalam dan sekitar mata
– Mata yang cidera banyak mengeluarkan air mata
Electrical Burns
Electrical Burns

Entrance Wound Exit Wound


Pertolongan luka bakar listrik

• DRABC (Danger, Respiration, Airway, Breathing,

Circulation)

• Sirami bagian yang terluka/ terbakar dengan air dingin/

mengalir selama 10 menit

• Mata yang sakit dialiri air dingin minimal 10 menit, air

pembilas harus mengaliri kedua mata.

• Segera bawa ke rumah sakit


Indikasi Trauma Inhalasi
• Luka bakar yang mengenai wajah/leher
• Alis mata dan bulu hidung hangus
• Adanya timbunan karbon dan tanda peradangan
akut orofaring
• Sputum mengandung arang/karbon
• Suara serak
• Riwayat gangguan mengunyah
• Riwayat terkungkung dalam api
• Luka bakar kepala dan badan akibat ledakan
• Kadar karboksiHb > 10% setelah berada ditempat
kebakaran
KRITERIA MERUJUK(*)
• Derajat II dan III; > 10%, anak < 10 th dan > 50 th.
• Derajat II dan III; > 20 %, di luar usia tsb
• Derajat II dan III; mengenai wajah, mata, telinga, tangan, kaki,
genital, perineum, atau kulit2 sendi utama
• Derajat III; > 5% pd semua umur
• Luka bakar listrik
• Luka bakar kimia
• Trauma inhalasi
• Luka bakar dengan penyulit
Penilaian dan tatalaksana trauma termal

• Remove to safe area, if possible


• Stop the burning process
– Extinguish fire - cool smoldering areas
– Remove clothing and jewelry
– Cut around areas where clothing is stuck to skin
– Cool adherent substances (Tar, Plastic)
Penilaian dan tatalaksana trauma termal

• Pertinent History
– How long ago?
– What care has been given?
– What burned with?
– Burned in closed space?
• Products of combustion present?
• How long exposed?
• Loss of consciousness?
– Past medical history?
Penilaian dan tatalaksana trauma termal

• Airway and Breathing


– Assess for potential airway involvement
• soot or singing involving mouth, nose, hair, face, facial hair
• coughing, black sputum
• enclosed fire environment
– Assist ventilations as needed
– 100% oxygen via NRB if:
• Moderate or critical burn
• Patient unconscious
• Signs of possible airway burn/inhalation injury
• History of exposure to carbon monoxide or smoke
Penilaian dan tatalaksana trauma termal

• Airway and Breathing (cont)


– Respiratory rates are unreliable due to toxic combustion
product’s
• May cause depressant effects
– Be prepared to intubate early if patient has inhalation
injuries
• Prep early for RSI
Penilaian dan tatalaksana trauma termal

• Circulatory Status
– Burns do not cause rapid onset of hypovolemic shock
– If shock is present, look for other injuries
– Circumferential burns may cause decreased perfusion to
extremity
Penilaian dan tatalaksana trauma termal

• Other
– Assess Burn Surface Area & Associated Injuries
– Analgesia
– Avoid topical agents except as directed by local burn
centers
– Fluid Therapy
Penilaian dan tatalaksana trauma termal

• Consider Fluid Therapy for


– >10% BSA 30
– >15% BSA 20
– >30-50% BSA 10 with accompanying 20
• LR using Parkland Burn Formula
– 4 (2-4) cc/kg/% burn
– 1/2 in first 8 hours
– 1/2 over 2nd 16 hours
Penilaian dan tatalaksana trauma termal

• Fluid therapy
– Objective
• HR < 110/minute
• Normal sensorium (awake, alert, oriented)
• Urine output - 30-50 cc/hour (adult); 0.5-1 cc/kg/hr (pedi)
• Resuscitation formula’s provide estimates, adjust to individual
patient responses
– Start through burn if necessary, upper extremities preferred
– Monitor for Pulmonary Edema
Penilaian dan tatalaksana trauma termal

• Analgesia
– Morphine Sulfate
• 2-3 mg repeated q 10 minutes titrated to adequate ventilations and
blood pressure
• 0.1 mg/kg for pediatric
• May require large but tolerable total doses
Penilaian dan tatalaksana trauma termal

• Treat Burn Wound


– Low priority - After ABC’s and initiation of IV’s
– Do not rupture blisters
– Cover with sterile dressings
• Moist: Controversial, limit to small areas (<10%) or limit time of
application
• Dry: Use for larger areas due to concern for hypothermia
• Cover with burn sheet
– No “Goo” on burn unless directed by burn center
Penilaian dan tatalaksana trauma termal

• Transport Considerations
– Appropriate Facility
• Burn Center or Not
– Factor to consider
• Burn Patient Severity Criteria
• Critical, Moderate, Minor Burn Criteria
• Confounding factors
• Transport resources
PERAWATAN LUKA DAN THERAPI
Perawatan luka bakar
– Cuci luka dengan cairan deterjen yang
mengandung desinfektan (cairan deterjen
yang mengandung desinfektan : NaCl = 1 :
100) kemudian dicuci ulang dengan NaCl
0,9% agar tidak tersisa residu antiseptik
– Biarkan bullae (lepuh) utuh (jangan dipecah
kecuali terdapat pada daerah sendi yang
dapat mengganggu gerakan)
– Selimuti pasien dengan selimut steril
(usahakan pasien tidak kedinginan sampai
siap dipindah ke ruang rawat khusus)
Pemberian obat – obatan (kolaborasi dokter)
– Antasida , H2 antagonis
– Roborantia (vitamin C, vitamin A)
– Analgetik
– Antibiotika
– Terapi cairan

Pengaturan Suhu Tubuh (Pencegahan


hipothermi ): suhu kamar disesuaikan agar
suhu tubuh pasien 36 – 37 OC
RESUSITASI CAIRAN
Patofisologi Luka Bakar

Trauma  Luka Bakar Kerusakan jaringan lokal

Kadar Prosraglandin dlm Komplemen antibody terangsang (


darah me Prostaglandin me )

Pe vasodilatasi pembuluh darah Cairan dari intravaskuler masuk ke


perifer  permiabilitas kapiler me jaringan interstitiel ( Edema )

Defisit Volume Cairan Volume Darah menurun

Gangguan Perfusi
Sirkulasi jaringan me Cardiac Output Me
Jaringan me
Kebutuhan Plasma
pada kasus Luka Bakar

% Luas Luka Kebutuhan Plasma (ml ) Pada Berat Badan


Bakar 70 kg
20-40 0-500

40-60 500-1700

60-80 1000-3000

>80 1500-3500

Baxter CR, Pathophysiology and treatment of burn and cold injury, in Hardy JD (ed) : Rhoads Textbook
of Surgery, 5th , ed. Philadelphia, LB Lippincott, 1977 )
KESEIMBANGAN CAIRAN

INTAKE + OUTPUT = 0
Keseimbangan cairan tubuh

Figure 20-2: Water balance in the body


Pertukaran cairan

Figure 27.3
REGULASI VOLUME CAIRAN ,OSMOLALITAS
KEHILANGAN CAIRAN/HIPOTONIK
( BERLEBIHAN )

VOLUME PLASMA OSMOL PLASMA

SEKRESI ADH
CURAH JANTUNG RASA HAUS

TEK. DARAH URINE


ANGIO.I
RENIN
PERFUSI GINJAL REABSOPSI ION
ANGIO II
Na & AIR
AIR, Na DI FILTRASI S. ALDOSTERON
•VOLUME AIR
•OSMOLALITAS
Na, EKSKRESI AIR
Jenis Cairan yang Diberikan
1. Cairan Koloid
 Larutan dengan berat molekul tinggi,
 efeknya mempengaruhi tekanan osmotik. Karena sifat
semipermeabilitas kapiler,
 koloid cenderung tetap berada di dalam kompartemen
intravaskuler.
 Pada prinsipnya cairan koloid ditujukan untuk penggantian
cairan pada kompartemen intravaskuler.

2. Cairan Kristaloid
 Cairan isotonik yang akan dan efektif karena cairan ini
memiliki osmolaritas sesuai dengan cairan tubuh dan tidak
mempengaruhi efek osmotik cairan,
 cenderung meninggalkan kompartemen intravaskuler
( mengisi kompartemen intersisiel ).
 Pada prinsipnya cairan kristaloid ditujukan untuk penggantian
cairan pada kompartemen ekstravaskuler.
KRISTALOID KOLOID
 Cairan kristaloid adalah ion (garam)  cairan koloid mengandung
dengan berat molekul rendah disertai
atau tanpa glukosa
zat-zat dengan berat
 cepat seimbang dan terdistribusi ke molekul tinggi seperti protein
seluruh rongga cairan ekstraseluler atau polimer glukosa.
 Kristaloid didominasi oleh cairan air  menjaga tekanan onkotik
steril dengan elektrolit sehingga
mirip dengan kandungan mineral dari
koloid plasma dan sebagian
plasma darah manusia besar tetap berada di
 Contoh: NaCl, RL intravaskular
 cairan resusitasi awal pada pasien  Contoh: Plasma,
dengan syok hemoragik dan septik,
pada pasien luka bakar, pada pasien
albumin,hetastarch atau
dengan cedera kepala untuk umum disebut HES, Dextran,
menjaga tekanan perfusi serebral, Gelatin
dan pada pasien yang menjalani
reseksi plasmapheresis maupun hati.
Penggantian Cairan ( Rumus )
1. Parkland/Baxter
 Formula : 4 ml x kg BB x % ( Total Body
Surface Area /TBSA)
 Cairan : Ringer laktat ( RL )
 Waktu :
 Hari pertama  8 jam pertama dan 16 jam
kedua ( 50% diberikan 8 jam pertama dan
25% 8 jam kedua dan 25% 8 jam ketiga )
 Hari kedua  Bervariasi, ditambahkan koloid
 Pemantauan jumlah diuresis antara 0,5 -1
ml/kg BB/jam
2. Formula Brooke Army
 Formula : 2 ml x kg BB x % ( Total Body
Surface Area /TBSA) + 2000 ml/24 jam
 Cairan :
 Koloid : 0,5 ml x kg BB x % TBSA
 RL : 1,5 ml x kg BB x % TBSA
 Glukosa ( Dextrose 5% ) dalam air 2000 ml
untuk kehilangan IWL
 Waktu :
 Hari pertama  8 jam pertama dan 16 jam
kedua ( 50% diberikan 8 jam pertama dan
sisanya 16 jam kedua
 Hari kedua  50% dari cairan koloid dan
50% elektrolit; seluruh penggantian IWL
 Pemantauan jumlah diusis antara > 50 ml/jam
3. Formula Evans
 Formula : 2 ml x kg BB x % ( Total Body Surface Area
/TBSA) + 2000 ml/24 jam
 Cairan :
 Koloid : 1 ml x kg BB x % TBSA
 Elektrolit ( Saline ) : 1,5 ml x kg BB x % TBSA
 Glukosa ( Dextrose 5% ) dalam air 2000 ml untuk
kehilangan IWL
 Waktu : 8 jam pertama dan 16 jam kedua
 Hari pertama  8 jam pertama dan 16 jam kedua ( 50%
diberikan 8 jam pertama dan sisanya dalam 16
jam kedua
 Hari kedua  50% dari cairan elektrolit dan koloid yang
diberikan pada hari sebelumnya; seluruh
penggantian IWL
 Pemantauan jumlah diuresis antara 30-50 ml/jam
4. Formula Konsensus
 Formula : 2-4 ml x kg BB x %
TBSA
 Cairan : Ringer laktat ( RL )
 Waktu : 8 jam pertama dan 16 jam
kedua
Formula Winski
 Formul : 4 ml x kg BB x % ( Total
Body Surface Area /TBSA)
 Cairan : Ringer laktat ( RL )
 Waktu : 8 jam pertama dan 16 jam
kedua
SESUNGGUHNYA SESUDAH KESULITAN ITU ADA KEMUDAHAN.
Alam Nasyrah (94) : 5-6

WASSALAMUALAIKUM WR.WB

Anda mungkin juga menyukai